Beberapa Sahabat Rasulullah SAW Yang Dimakam kan di Indonesia

Jakarta – 1miliarsantri.net : Sejarah perjalanan perjuangan Islam sangat panjang hingga sampai ke benua asia termasuk Indonesia. Banyak sahabat Rasulullah SAW dan diantaranya para ulama besar di Mekkah, Yaman dan jazirah Arab lainnya di makam kan didaerah asal. Berbahagia lah terdapat beberapa Sahabat Rasulullah SAW yang dimakamkan di Indonesia.
Sahabat Nabi Muhammad yang dimakamkan di Indonesia konon berada di Barus, salah satu daerah pesisir di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Barus memang sudah diindetikkan dengan daerah penghasil kapur barus sejak peradaban kuno.
Sosok sahabat Nabi Muhammad SAW yang dimakam kan di Indonesia adalah Syaikh Mahmud yang berada di puncak Bukit Barus ini. Syaikh Mahmud dikenal sebagai sahabat Nabi yang pernah hijrah di Indonesia.
Sebuah literatur menyebutkan, Abdurrahman bin Muadz bin Jabal, dan putera-puteranya Syaikh Mahmud dan Ismail berdakwah dan wafat dimakamkan di Barus sekitar Tahun 625 M/4 Hijriyah. (Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah [Nusantara], 1929).
Abdurrahman bin Muadz datang dari Hadhramaut Yaman membawa putranya Mahmud untuk berdakwah ke Nusantara dan akhirnya menetap di Barus. Mereka datang ke Barus diperkirakan Tahun 625 M atau 4 Hijriyah.
Makam Syaikh Mahmud berada di atas Bukit Desa Pananggahan, Kecamatan Barus Utara. Pada batu nisannya tertulis nama Syaikh Mahmud Fil Hadratul Maut (Yaman) yang ditarikhkan Tahun 34 sampai 44 Hijriyah.
Selain Syaikh Mahmud, sahabat Nabi yang disebut-sebut pernah berdakwah ke Indonesia melalui Barus adalah Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu. Beliau singgah di Barus sebelum melanjutkan perjalanannya ke Cina pada tahun 616 M.
Setelah berdakwah di China, beliau kembali ke Madinah. Menurut riwayat, Sa’ad bin Abi Waqqash dimakamkan di pemakaman Baqi’ Madinah.
Apabila melihat uraian yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka selama masa itu nabi Muhammad benar-benar mencurahkan kecintaannya pada Indonesia. Terbukti masa itu ada dua sahabat yang turun langsung ke tanah Indonesia untuk berdakwah menyebarkan syiar Islam.
Keduanya yakni Syaikh Mahmud Fil Hadratul Maut dan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu. Keduanya merupakan sahabat nabi Muhammad yang juga sangat mencintai Rasulullah.
Panjang makam mencapai tujuh meter
Menurut keterangan Channel Muhibbin Auliya Barus, banyak makam-makam berukuran panjang di Barus. Ini bukan menunjukkan besar atau tingginya fisik orangnya. Tetapi lebih kepada maqom (derajat) keilmuannya. Sebab biasanya yang memakai tradisi ini adalah orang-orang sufi.
Sekalipun banyak yang menyakini Syaikh Mahmud adalah sahabat Nabi Muhammad, namun beberapa kontroversi pun masih terjadi.
Ada yang menyebutkan bahwa Syaikh Mahmud penyebar Islam di Barus bukanlah sahabat Nabi yang merupakan putra dari Abdurrahman bin Muadz bin Jabal. Beliau adalah seorang auliya penyebar Islam dari Hadhramaut Yaman yang datang ke Barus. Wallahu A’lam.
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu sendiri diketahui sebagai salah satu sahabat Nabi dari kaum Anshar dan duta besar Islam yang pertama dikirim Rasulullah SAW. Julukannya adalah “Abu Abdurahman”.
Muadz bin Jabal lahir di Madinah dan memeluk Islam pada usia 18 tahun. Rasulullah SAW pernah mengirimnya ke Yaman untuk berdakwah. Muadz bin Jabal wafat Tahun 18 Hijriyah pada usia 33 tahun (riwayat lain usia 38 tahun), ketika terjadi wabah di Syam. Kala itu beliau diutus ke Syam oleh khalifah Umar bin Khattab.
Disebutkan, beliau wafat dan tidak memiliki keturunan yang dapat meneruskan generasinya. Muadz memiliki seorang anak bernama Abdurrahman yang juga meninggal dunia karena terkena wabah. (Al-Istiaab, jilid 3 Halaman 1402).
Islam di Indonesia Pertama Kali Muncul di Barus
Di sini juga akan dijelaskan mengenai sejarah Kota Barus yang dikenal sebagai kota Islam tertua dan pintu masuknya Islam di Indonesia.
Di sini juga, bertepatan bertepatan hari Jumat 24 Maret 2017 lalu, Presiden Jokowi meresmikan tugu titik nol pusat peradaban Islam Nusantara di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Dalam literatur sejarah disebutkan bahwa Islam di Indonesia pertama kali muncul di Barus. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan makam tua di kawasan pemakaman Mahligai, Barus, pada abad ke-7. Di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat pada tahun 672 M atau 48 Hijriah, memperkuat adanya komunitas umat muslim pada masa itu.
Untuk diketahui juga sebelum kelahiran Nabi Muhammad sholallallahu ‘alihi wasallam pun pada Tahun 571 Masehi (Tahun Gajah), Kota Barus sudah dikenal dan menjadi jalur pedagangan para saudagar-saudagar dari berbagi penjuru dunia.
Bahkan pada masa Fir’aun (Raja Mesir) sekitar 7.000 tahun lalu mereka datang ke Barus untuk mengambil kapur Barus sebagai pengawet dan memumi jasad para Fir’aun Mesir yang meninggal supaya awet.
Barus ini juga dikenal sebagai pintu masuknya Islam di Indonesia. Barus berjarak sekitar 337 kilometer dari Kota Medan atau memakan waktu 6-7 jam perjalanan darat. Dari Kota Sibolga, perjalanan darat sekitar 2 jam.
Di daerah ini terdapat banyak makam aulia yang diyakini sebagai penyebar Islam pertama di Nusantara. Selain makam Syaikh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi (48 Hijriyah), terdapat sebuah makam berukuran tujuh meter yang disebut-sebut sebagai makam sahabat Nabi.
Makam yang terletak di puncak bukit ini sampai sekarang ramai diziarahi umat muslim. Pada nisan yang terbuat dari batu cadas itu tertulis nama Syaikh Mahmud Fil Hadratul Maut (Yaman) yang ditarikhkan Tahun 34 sampai 44 Hijriyah. Pada masa itu adalah kepemimpinan Khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhuma.
Di lokasi ini juga terdapat Makam Papan Tinggi itu yaitu lima makam lain yang menurut cerita adalah makam keturunan Syaikh Mahmud. Selain Makam Papan Tinggi, di Barus juga terdapat lebih dari 200 makam yang terletak di atas perbukitan Desa Dakka, Kecamatan Barus. (fq)