Orang Tua Siswa Bukan Tamu, Tapi Mitra Sejati Pendidikan

Surabaya – 1miliarsantri.net: Ketika membicarakan pendidikan, yang pertama kali terlintas dalam benak kita adalah sekolah, guru, dan kurikulum. Padahal, ada satu unsur penting yang sering kali dilupakan: orang tua. Di banyak sekolah, orang tua hanya dianggap sebagai “penonton” atau bahkan sekadar penyumbang dana. Padahal, dalam sistem pendidikan yang ideal, orang tua adalah mitra sejati. Mereka bukan tamu di gerbang sekolah, tapi bagian dari ekosistem pembelajaran anak.
Pendidikan Dimulai Dari Rumah
Pendidikan sejati dimulai jauh sebelum anak mengenal ruang kelas. Nilai-nilai pertama yang mereka serap berasal dari rumah: bagaimana bersikap, bagaimana berbicara, bagaimana menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, keterlibatan orang tua dalam pendidikan bukanlah tambahan, tetapi keharusan. Ketika orang tua dan sekolah berjalan dalam arah yang sama, proses belajar anak akan menjadi jauh lebih kuat, stabil, dan bermakna. Namun ketika keduanya saling bertolak belakang, maka anak akan kebingungan dalam menghadapi nilai-nilai yang kontradiktif.
Bentuk Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan tidak hanya sebatas menghadiri rapat wali murid atau membayar uang sekolah. Berikut beberapa bentuk konkret keterlibatan:
- Mendampingi proses belajar di rumah — Menyediakan waktu dan ruang untuk belajar, mendampingi PR, dan menjadi teman diskusi.
- Berkomunikasi rutin dengan Guru — Mengetahui perkembangan anak secara menyeluruh, bukan hanya saat ada masalah.
- Berpartisipasi dalam kegiatan sekolah — Seperti menjadi relawan, pembicara, atau fasilitator kegiatan tertentu.
- Menjadi teladan di rumah — Anak akan meniru bagaimana orang tuanya bersikap terhadap ilmu, guru, dan sekolah.
Manfaat Keterlibatan Orang Tua
Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang tua terlibat aktif dalam pendidikan anak:
- Anak lebih percaya diri dan memiliki motivasi belajar lebih tinggi.
- Tingkat kehadiran dan prestasi akademik meningkat.
- Perilaku anak lebih positif dan disiplin.
- Hubungan orang tua–anak menjadi lebih dekat dan hangat.
Hambatan Umum
Namun, tidak semua orang tua bisa serta-merta aktif dalam pendidikan anak. Beberapa hambatan umum antara lain:
- Kesibukan kerja — Orang tua merasa tidak punya cukup waktu.
- Kurangnya pengetahuan tentang pendidikan — Tidak semua orang tua tahu bagaimana cara mendampingi anak belajar.
- Jarak sosial antara orang tua dan sekolah — Beberapa sekolah terkesan tertutup atau kaku.

Peran Sekolah: Merangkul, Bukan Menghakimi
Sekolah punya peran besar dalam membangun budaya keterlibatan orang tua. Bukan dengan memaksa, tapi dengan merangkul. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan sekolah:
- Membangun komunikasi dua arah — Gunakan media yang mudah diakses, seperti WhatsApp, dashboard online, atau rapat daring.
- Mengadakan kelas parenting — Beri bekal kepada orang tua agar lebih percaya diri dalam mendampingi anak.
- Mengubah cara pandang guru — Guru bukan “pihak yang lebih tahu”, tapi mitra yang belajar bersama orang tua.
- Libatkan orang tua dalam pengambilan keputusan — Misalnya melalui forum sekolah atau komite orang tua.
Kisah Inspiratif: Sekolah yang Bersahabat dengan Orang Tua
Di salah satu sekolah dasar di Yogyakarta, keterlibatan orang tua bukan hal yang langka. Setiap bulan ada “Hari Orang Tua Masuk Kelas”, di mana orang tua boleh mengajar, mendongeng, atau sekadar duduk bersama anaknya. Hasilnya? Kedekatan anak dan orang tua meningkat, guru lebih memahami latar belakang siswa, dan suasana belajar menjadi lebih hangat.
Di sekolah lain di Bekasi, orang tua difasilitasi aplikasi khusus untuk memantau tugas, jadwal, dan nilai anak secara real time. Mereka bisa memberi komentar dan berdialog langsung dengan guru. Ini membuat hubungan sekolah-orang tua menjadi lebih cair dan harmonis.
Menuju Kolaborasi yang Ideal
Pendidikan bukan tanggung jawab sekolah saja. Bukan juga beban orang tua semata. Keduanya harus berjalan seiring, saling melengkapi, saling percaya.
Jika kita ingin membentuk generasi yang kuat secara akademik dan karakter, maka relasi antara sekolah dan orang tua harus dibangun di atas fondasi kolaborasi. Mari geser paradigma: dari “sekolah sebagai penyedia layanan” menjadi “sekolah sebagai rumah belajar bersama.”
Orang tua bukan tamu di dunia pendidikan. Mereka adalah mitra sejati yang perannya tidak tergantikan. Saat sekolah dan orang tua berjalan bersama, anak-anak akan menemukan pijakan yang kokoh untuk masa depannya.
Mari kita rawat kemitraan ini dengan komunikasi, kepercayaan, dan kolaborasi. Karena pendidikan yang baik lahir dari sinergi yang tulus antara rumah dan sekolah..**
Penulis : Andriko, S.Pd.I, M.Pd
Seorang pengelola lembaga pendidikan yang antusias dengan dunia digital, berpengalaman sejak 2013 di bidang digital marketing khususnya untuk pendidikan dan UMKM, serta aktif mengeksplorasi teknologi AI, pengembangan website, dan strategi konten kreatif di media sosial.
Editor : Toto Budiman dan Thamrin Humris
Foto Ilustrasi
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.