Kabar Gembira bagi Santri Indonesia: Gerbang Ilmu di Singapore College of Islamic Studies (SCIS) Terbuka Lebar!

Dengarkan Artikel Ini

Singapura – 1miliarsantri.net : Bagi para lulusan lembaga pendidikan Islam di Indonesia, khususnya dari pesantren, kabar gembira datang dari Singapura. Singapore College of Islamic Studies (SCIS) — sebuah institusi pendidikan tinggi Islam Singapura yang dirancang dengan visi jauh ke depan, kini siap menjadi mercusuar keilmuan Islam modern.

Dengan dibangunnya kampus baru di kawasan Rochor yang berdampingan dengan Singapore University of Social Sciences (SUSS), kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi Islam Singapura dengan pendekatan holistik semakin nyata.

Dalam pidato National Day Rally 2025, Perdana Menteri Lawrence Wong menegaskan:

“This way, students from both institutions can better interact with one another, enriching their campus lives. SCIS and SUSS will be housed in their own buildings, which will reflect their own unique identity and purpose.”

Pernyataan ini menegaskan bahwa keberadaan SCIS bukan hanya sebatas menambah infrastruktur pendidikan, melainkan membangun ekosistem akademik yang inklusif, modern, dan selaras dengan kebutuhan zaman.

Sumber foto: Mothership

SCIS: Wujud Mimpi dan Visi Pendidikan Islam Masa Depan

Pendirian SCIS merupakan puncak cita-cita komunitas Muslim Singapura: memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sendiri yang berdiri sejajar dengan universitas global. Selama ini, generasi muda muslim singapura banyak menempuh studi ke Mesir, Yordania, atau Timur Tengah. Kini, mereka memiliki rumah akademik yang kuat di tanah airnya, sekaligus berjejaring erat dengan pusat keilmuan dunia.

SCIS didesain untuk mengintegrasikan tradisi Islam dengan konteks modern. Dengan kurikulum interdisipliner, mahasiswa bukan hanya mendalami Al-Qur’an, hadits, dan fatwa, tetapi juga ilmu sosial, hukum, psikologi, ekonomi, hingga teknologi. Model pendidikan semacam ini menegaskan bahwa Islam tidak terpisah dari realitas sosial, melainkan hadir sebagai solusi atas tantangan zaman.

Peluang Kuliah Program Gelar Sarjana

SCIS akan mulai menerima kohort perdana pada 2028. Program sarjana terapan selama empat tahun ditujukan untuk mencetak generasi baru Asatizah, ulama dan pendidik agama yang siap terjun ke masyarakat.

Dua tahun pertama fokus pada ilmu-ilmu Islam dan sosial. Setelah itu, mahasiswa dapat memilih dua jalur besar:

  • Islamic Studies track: dengan spesialisasi seperti Fatwa Studies, Qur’anic Studies, dan Hadith Studies.
  • Social Sciences track: dengan fokus pada Social Work, Counselling, dan Psychology.

Menariknya, meski kursi utama ditujukan bagi siswa madrasah penuh waktu Singapura, SCIS juga membuka peluang bagi mahasiswa internasional dengan sertifikat setara. Artinya, lulusan pesantren Indonesia berpeluang besar untuk menjadi bagian dari angkatan perdana.

Jalur Pascasarjana dan Pengembangan Profesional

Selain sarjana, SCIS juga menghubungkan mahasiswa dengan program pascasarjana seperti Postgraduate Certificate in Islam in Contemporary Societies (PCICS) yang sudah berjalan sejak 2020. Lebih dari 350 siswa telah lulus dari program ini, yang menyeimbangkan ilmu agama dan sosial.

Kemitraan internasional memperkaya jalur akademik ini. SCIS bermitra dengan Al-Azhar University, University of Jordan, National University of Singapore (NUS), hingga Dar al-Ifta al-Misriyyah. Bagi santri Indonesia, ini bukan sekadar kuliah di Singapura, melainkan pintu gerbang menuju dunia akademik global.

Mengapa SCIS Pilihan Tepat bagi Santri Indonesia?

  1. Kesiapan Karir yang Luas
    Lulusan SCIS tidak hanya dipersiapkan sebagai Asatizah yang diakui (melalui Skema Pengakuan Asatizah/ARS Singapura), tetapi juga dibekali keterampilan praktis untuk berkarier di layanan sosial, konseling, kebijakan publik, hingga teknologi.
  2. Pendekatan Unik dan Kontekstual
    SCIS menawarkan pendidikan Islam dengan penekanan pada penerapan praktis dan pemahaman kontekstual. Ini sangat relevan bagi santri yang ingin berkontribusi di masyarakat yang beragam dan dinamis seperti Indonesia.
  3. Jaringan Internasional
    Kemitraan dengan universitas dan lembaga Islam terkemuka seperti Al-Azhar, University of Jordan, Al-Qarawiyyin, dan Dar al-Ifta al-Misriyyah memperkaya pengalaman belajar sekaligus membuka akses jaringan global.
  4. Fokus pada Karakter dan Kompetensi
    SCIS menekankan pembangunan moral, etika, serta keterampilan penting: berpikir kritis, riset, kolaborasi, pemecahan masalah, dan literasi media.
  5. Potensi Beasiswa
    Meskipun detail untuk mahasiswa internasional belum diumumkan, SCIS sudah memiliki Beasiswa Hifz bagi siswa madrasah. Hal ini menunjukkan komitmen untuk mendukung siswa berprestasi, yang mungkin kelak juga diperluas untuk mahasiswa luar negeri termasuk dari Indonesia.

Kelebihan Bagi Santri Indonesia Jika Kuliah di SCIS

Selain manfaat umum di atas, ada kelebihan tambahan yang memperkuat alasan santri Indonesia memilih SCIS:

  • Pengakuan Akademik dan Reputasi Internasional: gelar SCIS membuka akses lebih mudah ke jenjang S2 dan S3 di universitas dunia.
  • Lingkungan Multikultural: terbiasa menghadapi realitas masyarakat plural memperkaya keterampilan komunikasi lintas budaya.
  • Akses Fasilitas Modern: lokasi berdampingan dengan SUSS memberi peluang kolaborasi lintas disiplin.
  • Peluang Karier ASEAN dan Global: lulusan berkesempatan bekerja di lembaga pendidikan, sosial, konseling, riset, hingga institusi internasional.
  • Dekat Secara Geografis dan Budaya: Singapura hanya sejengkal dari tanah air, memudahkan akses keluarga sekaligus menjaga kedekatan budaya.

Baca juga : Pesantren Sebagai Wadah Pembentukan Karakter Santri

Penutup: Transformasi Pendidikan Islam Masa Depan

Kehadiran SCIS adalah tonggak sejarah pendidikan Islam di Asia Tenggara. Ia melambangkan transformasi dari ketergantungan eksternal ke kemandirian lokal, dari pendidikan tradisional ke pendekatan interdisipliner yang kontekstual.

Bagi santri Indonesia, kesempatan ini adalah pintu emas. Dengan fondasi akademik kuat, jejaring internasional, dan fasilitas modern, SCIS siap mencetak generasi ulama, cendekiawan, dan pemimpin Muslim yang bukan hanya pakar dalam ilmu agama, tetapi juga adaptif menghadapi kompleksitas global.

Sebagaimana ditegaskan PM Lawrence Wong, kampus ini akan menjadi ruang pertemuan lintas budaya, ilmu, dan iman:

“This way, students from both institutions can better interact with one another, enriching their campus lives.”

Kini, saatnya santri-santri terbaik Indonesia menatap Singapura — bukan sekadar sebagai tetangga dekat, tetapi sebagai gerbang menuju masa depan Islam dan Muslim yang berkelas dunia. (**)

Penulis : Abdullah al-Mustofa

Editor : Toto Budiman

Sumber :

Majlis Ugama Islam Singapura

Channel News Asia

The Straits Times


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca