Belajar Agama Lewat Ai dan Mengganti Peran Guru dengan Teknologi Canggih?

Dengarkan Artikel Ini

Situbondo – 1miliarsantri.net : Di era serba digital, hampir semua hal bisa kita pelajari lewat teknologi. Mulai dari cara memasak, berbisnis, hingga memahami konsep ilmiah yang rumit. Lalu muncul satu pertanyaan penting, bisakah belajar agama lewat AI?

Kini tinggal mengetik pertanyaan tentang tafsir ayat, sejarah nabi, atau tata cara ibadah, dan dalam hitungan detik, maka AI mampu memberikan jawaban lengkap. Terdengar praktis dan menawarkan kemudahan. Tetapi perlu kita renungkan bersama, apakah teknologi ini bisa benar-benar menggantikan peran guru agama?

Sebelum membahas soal peran guru agama bukan sekedar pengajar ilmu, mari kita pahami dulu mengapa banyak orang tertarik belajar agama lewat AI :

Pertama, aksesnya sangat cepat. Kita tidak perlu menunggu jadwal kajian atau mencari buku tebal. Cukup dengan buka aplikasi, tanyakan apa saja, dan jawabannya langsung muncul.

Kedua, AI mampu menyajikan informasi dalam berbagai bentuk teks, audio, bahkan video. Misalnya, kita ingin belajar tentang makna shalat atau sejarah penyebaran Islam, AI langsung bisa memberikan penjelasan dalam bahasa yang mudah dipahami. Bahkan, beberapa AI sudah dilengkapi terjemahan dan penjelasan mendalam dari berbagai sumber terpercaya.

Meskipun semua ini terdengar luar biasa, kita tetap perlu bijak dan selektif mencari sumber ilmu. Belajar agama bukan sekadar menghafal teori atau memahami fakta. Tapi ada nilai-nilai spiritual, adab, dan keteladanan yang hanya bisa kita dapatkan dari interaksi langsung dengan guru.

Apakah AI Bisa Menggantikan Peran Guru Agama?

Di sinilah pertanyaan besarnya, bisakah belajar agama lewat AI sepenuhnya menggantikan guru? Jawabannya, tidak. AI memang pintar, cepat tanggap, dan bisa diakses kapan saja, tapi ia tidak punya nurani, pengalaman hidup, atau kemampuan menuntun secara personal.

Guru agama bukan sekadar pengajar ilmu. Mereka juga menanamkan akhlak, memberi teladan, serta membuka ruang diskusi yang penuh ketulusan. Hal-hal ini sulit, bahkan mustahil, ditemukan lewat layar ponsel.

Selain itu, AI hanya alat bantu yang bergantung pada data. Jika data yang diproses benar, kita mendapat manfaat. Tetapi bila salah, tanpa bimbingan guru kita bisa keliru dalam memahami agama. Inilah sebabnya, walau teknologi membantu, peran guru tetap tidak tergantikan.

Lalu, bagaimana sebaiknya kita bersikap? Sederhana saja, gunakan AI sebagai pelengkap, bukan pengganti. Misalnya, kita bisa memakai AI untuk mencari referensi cepat, memahami istilah yang sulit, atau mendapatkan gambaran awal tentang suatu topik. Setelah itu, kita tetap harus memverifikasi dan mendalami materi tersebut dengan bertanya kepada guru, ustadz, atau sumber-sumber terpercaya.

Berikut ini adalah dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadis tentang keutamaan menuntut ilmu, terutama dari guru secara langsung yang bersanad, yaitu memiliki sanad (mata rantai keilmuan) yang bersambung hingga Rasulullah ﷺ. Meskipun tidak semua dalil secara eksplisit menyebut “bersanad”, namun konsep menuntut ilmu dari guru yang otoritatif dan terpercaya sangat ditekankan dalam Islam.

Dalil dari Al-Qur’an

1. Surah An-Nahl ayat 43

Artinya: “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

  • Makna : Ayat ini menjadi dasar pentingnya belajar dari ahli ilmu, yaitu orang yang memiliki kapasitas, keilmuan, dan sanad keilmuan yang benar. Dalam konteks pesantren dan keilmuan Islam, sanad adalah salah satu indikator seseorang termasuk “Ahludz Dzikr”.

2. Surah Az-Zumar ayat 9

Artinya : “Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”

  • Makna: Allah meninggikan derajat orang berilmu, dan ilmu itu harus diperoleh melalui jalur yang benar dan otentik — yaitu belajar langsung kepada guru yang bersanad, bukan hanya belajar otodidak atau dari sumber tak jelas.

Dalil dari Hadis Nabi ﷺ

1. Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim

“Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memahamkannya dalam urusan agama.”

  • Makna: Pemahaman agama (tafaqquh fiddin) tak bisa dilepaskan dari pembelajaran langsung kepada para ulama yang bersanad. Inilah metode yang diwariskan Nabi ﷺ kepada para sahabat, lalu kepada tabi’in, dan seterusnya.

2. Hadis tentang sanad (riwayat Muslim, Muqaddimah Shahih Muslim)

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

  • Makna: Ini adalah peringatan dari Nabi agar umat Islam berhati-hati dalam memilih guru. Guru yang bersanad (memiliki jalur keilmuan yang jelas dan terpercaya hingga Rasulullah) adalah jaminan otentisitas ilmu.

Penutup

AI seperti kamus atau ensiklopedia modern. Ia bisa menjadi jembatan yang memudahkan kita memahami suatu topik, tapi tetap butuh pendampingan untuk memastikan makna yang kita tangkap benar sesuai ajaran agama.

Selain itu, kita juga harus pandai memilah informasi. Tidak semua yang ada di internet itu termasuk yang diberikan AI terjamin akurat. Memiliki pengetahuan dasar agama dan kebiasaan untuk bertanya kepada yang lebih paham adalah kunci utama agar kita tidak tersesat di lautan informasi era digital.

Teknologi AI membawa kemudahan luar biasa. Pertanyaan seperti “bisakah belajar agama lewat AI?” memang layak kita renungkan di era ini. Jawabannya, tentu bisa dalam artian untuk membantu proses belajar. Namun, jika berbicara tentang menggantikan guru agama sepenuhnya, jawabannya tidak.

Belajar agama bukan hanya soal mengetahui hukum dan teori, tapi juga memahami hikmah, adab, dan teladan hidup yang diturunkan secara langsung dari guru kepada murid. AI tidak bisa menyalurkan itu semua karena ia hanya memproses data, bukan mengalami fase kehidupan.

Maka, bijaklah memanfaatkan AI. Gunakan ia sebatas asisten belajar setia menemani kita mencari informasi, tapi jangan pernah melupakan pentingnya peran guru. Kita bisa menikmati kemudahan teknologi tanpa harus kehilangan nilai luhur dalam proses belajar agama. Jangan sampai membuat kita lupa, bahwa guru adalah sumber hikmah dan keteladanan yang tidak tergantikan oleh mesin secanggih apa pun. (***)

Penulis : Iffah Faridatul Hasanah

Editor : Toto Budiman


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca