Walikota Tangerang Resmikan Masjid Jami An Najat

Tangerang – 1miliarsantri.net : Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, meresmikan Masjid Jami An-Najat yang berlokasi di Kelurahan Jurumudi Baru, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten. Arief berharap masjid yang dulunya mushalla ini nantinya dapat semakin meningkatkan semangat dan keistiqamahan masyarakat dalam menjalankan ibadahnya. “Alhamdulillah, di kesempatan yang berbahagia ini kita ikhtiar untuk menjadikan yang dulunya mushala Insya Allah sekarang menjadi Masjid Jami An’ Najat, terlebih seiring dengan meningkatnya kapasitas jemaah nantinya semoga semangat serta keimanan masyarakat dalam menjalankan ibadah shalat juga semakin meningkat,” terang nya kepada media, saat menghadiri peresmian Masjid Jami An-Najat yang berlokasi di Kelurahan Jurumudi Baru, Kecamatan Benda, Ahad (28/5/2023). Sebab, masjid merupakan pusat peradaban dan kemakmuran. Makanya harus terus dimakmurkan dan diramaikan, kalau bisa setiap salat fardhu lima waktu, jangan cuma pas jum’atan atau tarawih saja. Jangan sampai masjid udah bagus tapi jemaahnya sedikit,” ulasnya. Arief menambahkan, selain sebagai pusat peribadatan, masjid tersebut juga harus bisa menjadi pusat pemberdayaan umat sekaligus pusat kegiatan masyarakat baik kegiatan keagamaan maupun kegiatan sosial dan kemasyarakatan. “Makanya saya minta jadikan masjid ini nantinya sebagai pusat kegiatan masyarakat, sebagai pusat peradaban umat. Isi dan buat kegiatan-kegiatan maupun pelatihan-pelatihan yang melibatkan masyarakat sekitar,” tegasya. Selain tentunya sebagai pusat untuk berbagi kebaikan dan saling membantu untuk kesejahteraan sosial, ia meminta masjid harus bisa menjadi sarana untuk memperkuat silaturahmi dan kepedulian antar masyarakat, saling gotong royong. Sehingga dapat memperkuat tidak hanya ukhuwah islamiyah tetapi juga ukhuwah watoniyah. Untuk itu Arief berpesan kepada masyarakat agar senantiasa merawat dan menjaga kebersihan masjid yang nantinya akan menjadi pusat peribadatan sekaligus pusat peradaban agar masyarakat dapat merasa aman dan nyaman dalam beribadah dan berkegiatan di masjid tersebut. “Jaga kebersihan, ketertiban dan keberaturan . Sama seperti ketika kita menjalankan syarat sahnya salat kan harus bersih, wudhu dahulu, shafnya rapat dan rapi, teratur,” katanya. Apalagi, dia melanjutkan, nanti akan ditingkatkan menjadi dua lantai, diringgikan. Ia berharap lantai masjid yang ditinggikan juga derajat masyarakat di sini terutama yang rajin memakmurkan dan merawat masjid yang kita cintai sama-sama ini. (kim)

Read More

Kecantikan dan Kepintaran Ummu Salamah

Jakarta – 1miliarsantri.net : Salah satu istri Rasulullah SAW yang memiliki kecerdasan hampir menyerupai Aisyah adalah Ummu Salamah. Beliau memiliki nama asli Hindun binti Abu Umayyah bin Mughirah. Ayahnya Abu Umayyah, seorang pemuka Quraisy dan ibunya Atikah bintu Amir bin Rabi’ah. Ummu Salamah sebelum dipersunting Rasulullah, merupakan istri dari Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Makhzum al-Qurasyi atau lebih dikenal Abu Salamah. Dari pernikahannya, Ummu Salamah memiliki empat orang anak. Dikutip dari buku Ummahatul Mukminin para Istri Nabi karya Ahmad Sarwat, pada tahun 4 H, kesedihan melanda keluarga Ummu Salamah. Abu Salamah, suami tercinta meninggal dunia akibat luka yang pernah dideritanya usai Perang Uhud. Namun, dia tidak hanyut dalam kesedihannya. Dia teringat pesan Nabi SAW kepada suaminya, yang kemudian juga turut dihafalkan oleh Ummu Salamah satu doa ketika tertimpa musibah. إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ اللهم أجرني في مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Ya Allah, berikanlah pahala atas musibah yang menimpaku dan gantikanlah aku dengan yang lebih baik.” Karena siapa yang membaca doa ini akan Allah gantikan yang lebih baik. Ketika hendak berdoa, Ummu Salamah bergumam. “Saya diberi ganti yang lebih baik dari pada Abu Salamah? Akupun tetap membacanya, kemudian Allah gantikan suami untukku (dengan) Muhammad SAW dan Allah berikan pahala untuk musibahku.” “Kemudian Rasulullah SAW menjadi pengganti Abu Salamah untuknya.” (HR. Muslim 918). Ummu Salamah terkenal sebagai wanita cerdas, memberi saran suaminya dan mendukung dakwah suaminya. Lebih dari itu, beliau dikenal wanita yang menawan. Aisyah mengungkapkan isi hatinya terkait Ummu Salamah. “Ketika Rasulullah SAW menikahi Ummu Salamah, aku sangat sedih sekali. Karena banyak orang menyebut kecantikan Ummu Salamah. Akupun mendekatinya untuk bisa melihatnya. Setelah aku melihatnya, demi Allah, dia jauh-jauh lebih cantik dan lebih indah dari apa yang aku bayangkan. Akupun menceritakannya kepada Hafshah, mereka sepakat, kata Hafshah, “Tidak perlu cemas, demi Allah, itu hanya karena bawaan cemburu.” (Thabaqat Al-Kubro Ibn Sa’d, no. 9895) Ummu Salamah sama seperti halnya Aisyah, seorang wanita yang cerdas. Ummu Salamah meriwayatkan sekitar 13 hadits yang terdapat dalam shahih Bukhari dan Muslim. Ummu Salamah wafat tahun 59 H, ada yang mengatakan 62 H di usia 84 tahun. Ummu Salamah adalah istri Rasulullah SAW yang paling terakhir meninggal. Jenazah beliau dimakamkan di makam Baqi. (zen)

Read More

Usia Senja Tak Menyurutkan Niat Untuk Menjadi Imam Masjid di Papua

Sorong – 1miliarsantri.net : Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki moderasi beragama. Banyak nya penanaman nilai-nilainya, seperti toleransi, adil, serta anti kekerasan, telah dimiliki masyarakat negeri ini sejak dahulu. Nilai tersebut harus terus dirawat dan dipupuk agar kehidupan keberagamaan makin berkualitas. Hal ini pula yang menjadi pilihan hidup Ismael Umalelen, pria paruh baya yang mendiami Kampung Sailolof, Distrik Salawati Selatan, Sorong, Provinsi Papua Barat. Ismael tetap setia menjalankan tugas mulia, melayani warga kampung sekaligus menjadi imam masjid di kawasan tempat tinggal nya, meski usia sudah tidak muda lagi. Meski hidup jauh dari hiruk pikuk perkotaan, namun tak menyurutkan semangat pria asli Papua ini untuk terus menggaungkan semangat moderasi beragama. Baginya, hidup berdampingan, damai dan saling bersahabat merupakan cita-cita luhur, yang harus terus terjaga tanpa memandang perbedaan. “Hidup rukun dan damai antara umat Islam dan Kristen sangat dirasakan karena ada pertalian darah, satu leluhur dan satu keturunan sehingga kami tidak pernah mempersoalkan perbedaan, agama mereka, agama kita dianggap itu agama keluarga,” ucapnyal, Kampung ini pada masa lampau merupakan pusat Kerajaan Sailolof, salah satu kerajaan Islam di Kepulauan Raja Ampat. Sebagai sosok yang dipercayakan untuk melayani umat di kampungnya sendiri, Ismael memiliki cita-cita untuk menghantarkan warganya kedalam suasana hidup yang layak. Meski dirinya bertugas sebagai seorang Imam masjid, namun Ismael juga sangat peduli terhadap pendidikan khususnya bagi generasi muda asli Papua. “Kami sangat berharap Pemerintah dapat menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai serta tenaga kependidikan untuk melayani di wilayah-wilayah pinggiran,” harapnya. Tak hanya itu, penyelesaian pembangunan rumah-rumah ibadah baik Masjid maupun Gereja yang hingga kini belum tuntas, diharapkannya juga dapat menjadi perhatian bersama. “Ada rasa syukur atas perjumpaan dengan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat yang mau datang ke Distrik terjauh dari Kabupaten Sorong guna melihat langsung keadaan umat dan masyarakat,” ucapnya penuh syukur. Sementara itu, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Luksen Jems Mayor mengatakan, keinginan Ismael Umalelen merupakan aspirasi tulus dari masyarakat yang membutuhkan sentuhan tangan pemerintah. “Masyarakat membutuhkan kehadiran pemerintah karena mereka bagian dari bangsa dan negara ini,” sebut Luksen Jems Mayor. Sebagai bagian dari pemerintah, Luksen pun berkomitmen untuk bekerja dan menjalin silaturahmi agar lebih dekat dan mengetahui keinginan serta kebutuhan masyarakat. “Ini dilakukan sehingga memudahkan kita dalam merencanakan program yang dapat langsung menjawab kebutuhan mereka,” terang mantan Kasubbag Humas Kanwil Kemenag Provinsi Papua. Ia juga berharap para tokoh agama di Salawati Selatan bisa terus menjaga persatuan, persahabatan dan tali persaudaraan agar semua umat tetap hidup dalam suasana rukun dan harmonis. Di sisi lain, Ismael juga bangga dengan pembangunan gedung KUA yang baru. Kiranya gedung ini nantinya dapat menjadi tempat pelayanan bukan hanya mengurus pernikahan tetapi juga untuk pembinaan umat. Ismael pun berjanji akan senantiasa bekerja keras menjaga kerukunan antar umat beragama di daerahnya. “Saya akan setia melakukan tugas dan kewajiban saya sebagai imam masjid dan akan terus menebarkan pesan-pesan positif kepada warga,” tutupnya. (nuh)

Read More

Cahaya Nabi di Tiga Kota Suci

Jakarta – 1miliarsantri.net : Siapa yang tidak merindukan atau menginginkn dirinya bisa berkunjung ks Baitullah, sholat di Masjidil Haram, berziarah ke makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (SAW). Pastilah setiap muslim pasti merindukan dirinya bisa berziarah atau mengunjungi Baitullah (Ka’bah) di shalat di sana, baik saat musim haji, maupun di luar musim haji (umrah). Selain itu, umat Islam juga tentu berkeinginan berziarah ke makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (Saw) di Madinah, sekaligus shalat di Masjid Nabawi. Dalam sebuah hadits, Rasul SAW bersabda: “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh, kecuali ke tiga masjid. Yaitu masjidku (Masjid Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjid Al-Aqsa.” (HR. Muslim). Hadits tersebur ternyata menjadi motivasi bagi Iksan Malik, seorang anak muda yang juga hafiz Al-Quran, untuk mengunjungi tiga kota suci tersebut. Pria asal Palopo ini mempunyai keinginan untuk berkunjung ke tiga masjid dari ke tiga negara itu sangatlah tidak mudah baginya, terlebih dengan segala keterbatasan ekonomi yang dimiliki nya terutama dalam hal biaya, membuat perjuangan mewujudkan itu tidak gampang. “Iya, itu mimpi saya dan tentunya juga mimpi bagi setiap muslim, mengunjungi Makkah, Madinah, dan Yerusalem (Palestina). Mengunjungi ketiga masjid tersebut, yakni Masjid Nabawi, Masjidil Haram dan Masjid Al Aqsa, cuman tidak mudah untuk mewujudkan semua itu. Kadang banyak orang meragukannya. Namun, jika Allah ridha, maka tak ada yang tak mungkin, semuanya mudah bagi Allah,” urainya. Iksan menambahkan, kerinduan mengunjungi ke tiga kota itu selalu terbayang dalam ingatannya hingga akhirnya ia berusaha membiasakan keinginan tersebut untuk diwujudkan dalam doa-doanya. Perjuangan demi perjuangan dilakukannya agar mimpi mengunjungi tiga kota suci tersebut bisa berhasil. Setelah melewati berbagai ikhtiar dan doa, perjalanan itupun akhirnya terwujud. Walaupun kegagalan sering mewarnai perjalanan impian itu. “Alhamdulillah, kerinduan itu akhirnya Allah kabulkan, dan saya berkesempatan mengunjungi tiga masjid tersebut,” lanjutnya. Di Masjid Nabawi, lanjut Ikhsan, umat Islam dapat mengunjungi makam Rasulullah dan dua sahabatnya. Begitu pula di Kota Suci Makkah. Di Makkah, kita seolah menapaki jejak-jejak dakwah Rasulullah sebelum hijrah. Juga melihat indahnya Ka’bah, sekaligus berdoa di Multazam. Dan kota ketiga, yakni Palestina, kita akan mendapati bukti sejarah peristiwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam menerima wahyu dan naik ke Sidratul Muntaha. Bukan hanya itu, di Palestina, dirinya juga bisa menapaki jejak-jejak perjuangan Salahuddin Al Ayyubi dan para syuhada mempertahankan kiblat pertama umat muslim. Tak hanya sekadar berziarah, Iksan juga mengaku berbincang dengan warga Palestina, wilayah yang sering direbut oleh Isarel. Tak jarang, warga Palestina memberikan semangat untuk dirinya. “Mereka berpesan, “Masjid ini aman. Masjid ini dijaga oleh Allah Azza wa Jalla. Ajak saudara seiman lainnya dari segala penjuru untuk datang ke Masjidil Aqsa. Kami bahagia kalian datang ke sini,” tutur Ikhsan mengisahkan saat pertemuan dan berbincang dengan warga Palestinam Mungkin selama ini hanya kita mengetahui hal itu lewat buku dan ceramah pada dai. Tetapi jika kita bisa datang langsung berkunjung kesana, atau mungkin sudah pernah berkunjung tapi masih menyimpan kenangan, sehingga ada kerinduan untuk berkunjung kesana lagi. Perjalanan Iksan Malik ke tiga kota dan tiga masjid itu, ia tuangkan dalam bukunya berjudul “Mencari Cahaya Nabi di Tiga Kota Suci.” Berbagai kisah perjalanannya, baik suka maupun duka, dapat disimak dalam buku tersebut. Iksan yang juga pengasuh Tahfidz Online (TO) ini berpesan, “Jika kamu rindu ingin ke sana tapi belum ada kesempatan, bacalah dulu buku ini agar terobati sedikit rindumu itu serta terus berdoa dan berusaha agar Allah memantaskan kita untuk pergi ke sana.” (may)

Read More

Berprofesi Sebagai Penyadap Karet, Nenek Tukiratin Akhirnya Bisa Berangkat Haji

Batam – 1miliarsantri.net : Menunaikan Ibadah haji merupakan keinginan semua umat Islam dan tentu saja karena panggilan dari Allah SWT. Siapa saja bisa berangkat ke Tanah Suci Mekkah jika Allah sudah menghendaki nya. Seperti hal nya kisah salah satu jamaah tertua kloter 1 Emberkasi batam, Tukiratin Rais Kasan Salim. Dia adalah jemaah tertua kloter 1 Embarkasi Batam yang berusia 87 tahun dari Kabupaten Karimun. Kepada media dan petugas haji yang mendampingi saat di Asrama Haji Batam sebelum berangkat ke Tanah Suci, Tukiratin bercerita tentang upaya dan usaja yang dilakukan agar bisa menunaikan ibadah haji karena hal tersebut sudah menjadi keinginan nya sejak lama dan berharap sebelum wafat, Tukiratin bisa menikmati dan merasakan nikmatnya ibadah di Tanah Suci Makkah. “Alhamdulillah sehat, biasanya cuma tensi aja, ga ada sakit apa-apa,” jawab Tukiratin dengan wajah sumringah usai menunaikan Shalat Ashar di kamarnya, Kamis (25/5/2023). Nenek yang telah merantau di Kepulauan Riau sejak tahun 1963 ini sehari-hari nya Tukiratin berprofesi sebagai penyadap karet. Bertahun-tahun dia menabung untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, menjadi tamu Allah SWT. Setelah dirasa tabungannya cukup, Tukiratin mendaftar haji pada tahun 2017. “Daftar haji nya tahun 2017, dulunya saya kerja nyadap karet. Alhamdulillah perjalanan ke Batam lancar. Diantar sama anak-anak saya,” elas Tukiratin dengan wajah berseri-seri dan terpancar kegembiraan di raut wajahnya. Wanita yang tak henti mengucapkan syukur selama perbincangan berharap dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar, selamat dalam perjalanan berangkat ke Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air. “Semoga perjalanan ke Tanah Suci nanti lancar, balik dan pergi, tidak ada halangan apapun, lancar sampai tujuan, dan sampai di sana bisa menjalani apa yang disyaratkan (rukun haji),” harapnya dengan mata berkaca-kaca. (oki)

Read More

Buya Yahya : Orang Tua atau Wali Santri Harus Selektif Memilih Pondok Pesantren

Jakarta – 1miliarsantri.net : Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Prof Yahya Zainul Maarif (Buya Yahya) menyampaikan, para orang tua harus benar-benar selekti dalam mencari pondok pesantren untuk putra atau putri tercinta. Menurut Buya Yahya, ada beberapa rambu yang perlu diketahui para orang tua atau wali santri. Pondok pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pendidikan agama anak-anak kelak. “Pemilihan pondok pesantren yang tepat menjadi hal krusial. Rambu utama dalam memilih pondok pesantren adalah akidah yang benar yakni ahlus sunnah wal jamaah,” terang Buya Yahya. Akidah yang benar dan berlandaskan pada ahlus sunnah wal jamaah menjadi fondasi yang kokoh dalam pemilihan pondok pesantren. Pemahaman yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW dan generasi salafush shalih sangatlah penting. Salah satu hal yang sering menjadi pertimbangan orang tua adalah jarak antara rumah dan pondok pesantren. Buya Yahya menegaskan, jarak bukanlah masalah yang besar dalam memilih pondok pesantren yang tepat. Dia mencontohkan banyak santri dari berbagai daerah, baik dalam maupun luar negeri, dan mereka tetap merasa dekat dengan pondok pesantren yang mereka pilih. “Biarpun dekat, orang tua tetangga Pondok Al Bahjah tidak melihat anaknya setiap hari dan tetap mengikuti peraturan, kunjungan hanya dilakukan beberapa bulan sekali. Jadi, baik dekat maupun jauh, tidak ada masalah dengan Al Bahjah karena tidak dapat melihat anak setiap saat,” papar Buya Yahya. Selain itu, sisi penerapan akhlak juga menjadi faktor penting. Buya Yahya menekankan, pondok pesantren yang terlalu longgar dalam penerapan aturan dan peraturan dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. “Jika pondok terlalu longgar, anak kita mungkin tidak akan menjadi lebih baik karena peraturan yang ada sebelumnya membantu mereka menjadi lebih baik,” tambahnya. Namun, yang terpenting adalah menjaga kerinduan untuk membawa anak pada kebaikan dan kemuliaan. Jarak yang jauh tidaklah menjadi halangan yang signifikan. “Jangan terlalu memikirkan jarak yang jauh, yang penting anak Anda selamat dan baik. Sekarang, jarak sudah hampir tidak memiliki arti. Semoga Allah memudahkan Anda untuk membawa Putri Anda pada kemuliaan yang sesungguhnya,” tutup Buya Yahya. (wink)

Read More

Habib Muhammad bin Husein Al Habsyi : Santri Harus Bisa Jadi Profesional

Solo – 1miliarsantri.net : Seorang santri yang sudah lulus dari pondok pesantren tak harus jadi kyai, jadi juru dakwah tapi santri harus bisa meniti karir di bidang profesional seperti dokter atau doktor dalam suatu bidang keilmuan. Hal tersebut merupakan keinginan Pendakwah asal Solo, Jawa Tengah, Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi. Menurut nya, para santri mempunyai peluang untuk meniti karir di bidang profesional, seperti menjadi dokter ataupun doktor. Profesionalisme di suatu bidang membuat dakwah lebih mudah diterima di tengah masyarakat luas. “Dengan begitu, seorang santri setelah lulus dari pesantren, bisa menjadi orang yang bermanfaat di tengah masyarakat. Menjadi orang yang bermanfaat itu ditandai dengan mempunyai ilmu untuk menyelamatkan diri, untuk menyelamatkan keluarga, dan selanjutnya untuk menyelamatkan orang lain,” terangnya kepada 1miliarsantri.net, Senin (22/05/2023). Habib Muhammad memberikan alasan mengapa seorang santri harus memiliki kriteria atau kapasitas tersebut. Terkadang, masyarakat lebih mau mendengarkan ucapan dari seorang dokter dibandingkan apa yang disampaikan oleh ustadz dan habib. “Santri tidak harus jadi kyai, bisa juga menjadi dokter. Mohon maaf, dokter kalau memberikan ceramah itu bahkan lebih didengarkan ucapannya dibandingkan apa yang disampaikan ustadz ataupun habib. Kalau dokter, ada pasiennya sakit, kemudian dikasih tahu ‘shalat ya, nanti kamu bakalan sembuh’. Beda kalau datang ke selain dokter, pasti bakalan dibantah,” tukas Habib Muhammad. Oleh karena itu, Habib Muhammad mengingatkan kepada para santri agar giat dalam mengaji dan memperdalam keilmuan nya ketika masih berada di pesantren, karena santri memiliki amanat untuk menyebarkan ilmu yang telah didapatnya. “Maka dari itu, kalian para santri-santri itu punya amanat. Kalian harus ngaji yang giat, kemudian harus mengajarkan ilmu yang telah didapat,” tutur Habib Muhammad. Habib Muhammad menekankan kepada para santri tentang pentingnya mengaji. Dia mengaku selalu menekankan hal tersebut setiap kali mengisi ceramah. Dia ingin para santri gemar menuntut ilmu dengan cara mengaji kepada para ulama ataupun kiai. “Saya kalau ceramah, terutama pas di desa-desa sering menyampaikan ‘Bapak-ibu, pengajian akbar itu bagus, namun jangan sampai lupa untuk tetap mengaji’. Kenapa? karena beribadah itu harus dengan ilmu, tidak bisa jika tanpa ilmu,” ujar Habib Muhammad. Dia menegaskan, semua pekara dalam kehidupan manusia membutuhkan ilmu. Bahkan bukan hanya perkara akhirat, tapi perkara dunia pun membutuhkan ilmu. Maka itu, setiap muslim diwajibkan untuk terus belajar. “Jangankan ibadah, nyetir pun ada ilmunya, makanya ada kurus setir mobil. Masak juga ada ilmu, makanya ada sekolah tata boga. Itu semuanya pakai ilmu,” pungkas Habib Muhammad. (zen)

Read More

Gus Baha : Kekuatan Politik dan Ekonomi Harus Dimiliki Orang Islam

Jakarta – 1miliarsantri.net : Ulama ahli tafsir Qur’an dan beberapa Kitab asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menegaskan, umat Islam harus kuat secara ekonomi dan politik. Agar bisa menjalankan ajaran agama dengan aman dan nyaman, maka dua sektor tersebut perlu dikuatkan. Suami Ning Winda asal Pesantren Sidogiri, Pasuruan tersebut menyarankan kepada seluruh pemuda-pemuda Islam agar tidak bermalas-malasan. Umat Islam sebagai pemikul beban tanggung jawab generasi umat Islam di masa depan harus kuat secara ekonomi dan politik. “Karena ada hal yang tidak bisa diselesaikan dengan kalah, harus lewat kemenangan. Ketika menang secara ekonomi, maka bisa membuat aturan,” terang Gus Baha. Gus Baha mencontohkan, jika umat Islam menerima keadaan miskin dan kalah secara politik sebagai bentuk tawadhu dan qanaah tidak bisa diterapkan secara global. Itu karena ketika ada umat Islam sakit, butuh biaya beli obat dan rumah sakit, maka tdak akan bisa selesai dengan bersabar saja. “Terkadang sikap tawadhu dan miskin tidak menyelesaikan masalah kok. Semisal orang tua kita atau ada keluarga sakit, maka butuh biaya pengobatan. Masak bisa selesai dengan ucapan terima kasih atau Bismillah saja,” lanjut Gus Baha. Tawadhu dan miskin jangan dinikmati berlebihan sehingga rasa nyaman tersebut tidak menjadikan orang yang menang secara ekonomi dan politik. Umat Islam harus berada di posisi menang yakni kaya dan memiliki kekuasaan. “Menang itu baik, hanya saja jangan maksa dengan jadi teroris. Yang belum ditakdirkan menang secara ekonomi dan politik, jangan maksa. Tiru Wali Songo, caranya halus, tapi tepat sasaran,” tutur Gus Baha. Sikap tawadhu dan qanaah memang baik. Hanya saja sikap tersebut harus ditempatkan pada posisi yang tepat. Itu agar tidak merugikan umat Islam dan agama Islam khususnya. “Di Indonesia orang shalat nyaman, ngaji nyaman, tidak ada yang melarang. Sebab di antara ciri ridha Allah, agama dijadikan kuat. Posisi menang punya sisi penyebab datangnya ampunan Allah, karena membuat agama Allah bisa dilaksanakan dengan baik,” pungkasnya. (lim)

Read More

Wanita ini Hobi Sedekah hingga Miliaran Rupiah

Surabaya – 1miliarsantri.net : Beberapa waktu lalu beredar video seorang pengusaha asal Surabaya yang gemar sedekah hingga mencapai miliaran rupiah. Seorang muslimah beberapa hari ini viral di media sosial karena salah satu aset nya diwakafkan adalah sebuah hotel untuk dijadikan sekolah. Sontak saja sosok wanita bernama Siti Aisyah yang memiliki seorang putra dan dua orang putri ini menjadi sorotan netizen karena kebiasaannya berbagi berbeda dari kebiasaan orang lain. Meskji berdomisili di Jakarta, namun dia mengaku menjalankan amanah orang tua nya lebih enak di Surabaya dan beberapa kota Jawa Timur lain nya dan merasa belum ada apa-apanya jika dibanding dengan ibu nya. “Hotel sudah diwakafkan juga. Mangkanya saya bilang, saya ini belum apa-apanya dibandingkan dengan ibu saya. Sekarang jadi sekolah Khadijah plus, ibu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) yang nerima,” terang Aisyah. Pemilik resto Pecel Pincuk Surabaya didaerah Jemursari Surabaya yang juga ikut diwakafkan ini punya prinsip, dengan bersedekah dan rajin wakaf akan membuat hidup semakin bahagia. “Saya meyakini suatu teori kehidupan ini. Tapi saya tekankan, semakin kamu berbagi kamu semakin bahagia. Yang terpenting semua harus dilakukan atas dasar rasa ikhlas dan ketulusan hati. Sehingga, kebaikan pada nantinya juga akan selalu menghampiri,” tutur Aisyah. Hal ini dibenarkan Ketua Dai Muda Indonesia Jawa Timur (Jatim), Ahmad Fatoni. Fatoni menjelaskan jika bangunan itu sekarang dimanfaatkan untuk pesantren mahasiswa, untuk mencetak para dai muda, serta dijadikan kampus entrepreneur, guna membekali para dai muda, untuk meluruskan niat dakwah. Aisyah mengaku, kebiasaan bersedekah dan berwakaf didapat dari ajaran dan contoh kedua orang tuanya. Orang tuanya selalu menghajikan guru mengaji yang belum berhaji setiap tahun, sampai mewakafkah tanah dan harta. “Tanah di mana-mana, panggil…kasih. Anak-anaknya nggak ada yang dikasih (tanah). Anak harus berjuang, kata orang tua saya,” bebernya. Ia menegaskan, harta yang didapatnya itu merupakan titipan Allah untuk diberikan kepada yang membutuhkan. “Itu tugas kita. Allah menitipkan harta itu kan bukan buat beli kapal pesiar, tas Hermes (harga Rp1 miliar) walau bisa,” ungkap Aisyah. Aisyah juga mengaku tak punya alasan khusus mengapa sering mewakafkan hartanya yang mencapai miliaran rupiah. Ia meyakini, itu semua sudah jalan Sang Pencipta. Dia menularkan kebiasaan mulia ini kepada anak-anaknya. Hal itu terbukti, sang anak sempat meminta dirinya memberikan harta kepada seorang ustaz. Dia tak pernah merasa kehilangan harta meski kerap bersedekah dengan jumlah yang besar. Ia justru mendapatkan kebahagiaan karena selalu bisa berbagi segitu. “Itu menurut saya masih sangat kecil. Jadi rasa bahagia itu yang tidak ternilai dengan miliaran tadi, yang didatangkan oleh Allah. Setiap kita berbagi, bahagia itu selalu hadir,” sambung dia. Misalnya, ketika mewakafkan sebuah restoran yang nilainya puluhan miliar, dia mengakui hartanya senilai miliaran rupiah hilang, namun Aisyah merasa hartanya tidak pernah habis. “Kan sesuai janji Allah. Berbagi 1 diganti 10. Ada yang lebih dalam lagi Al Baqarah, 1 diganti 700 kali. Kenapa harus takut? Kenapa harus pelit di jalan Allah?,” terang Aisyah. Aisyah menuturkan daripada untuk belanja barang branded, dia memilih membelanjakan hartanya di jalan Allah. Aisyah mengumpamakan, jika harus memilih uang Rp1 miliar untuk membeli tas Hermes, maka justru akan menggunakan uang itu untuk membangun masjid. “Saya tidak punya tas branded, saya tidak punya. Sama sekali sekali tidak punya. Saya ingin dapat branded Allah saja, doakan,” ucap Aisyah. Ia kemudian menyinggung soal hotel yang diwakafkan untuk dijadikan sekolah. Siti Aisyah menceritakan, hotel yang dimaksud itu merupakan milik ibunya di Surabaya. Aisyah meyakini suatu teori kehidupan. Menurutnya, dengan bersedekah dan rajin wakaf akan membuat hidup semakin bahagia pula. “Tapi saya tekankan, semakin kamu berbagi kamu semakin bahagia,” tuturnya. Semua harus dilakukan atas dasar rasa ikhlas dan ketulusan hati. Sehingga kebaikan pada nantinya juga akan selalu menghampiri. Alasan yang menarik perhatian diungkap oleh Aisyah. Dia mengaku, motif utamanya mewakafkan hotel dan restorannya tersebut adalah rasa bosan memiliki banyak uang. “Saya bosan ustaz, banyak duit. Hahaha,” kelakarnya. “Dunia itu pasti akan kejar kita kata Allah. Itu adalah teori yang harus dipelajari, bagaimana agar bisa dikejar dunia. Di manapun saya berada, saya pegang apa, itu akan jadi duit,” tandas Aisyah. Siti Aisyah mengaku pernah gagal dengan pernikahan pertamanya. Namun kegagalan itu dijadikannya sebagai introspeksi diri dan bangkit. Menurutnya, kegagalan rumah tangganya itu karena ia tidak menjalani nasihat ibunya tentang kejujuran. “Ibu saya mendidik kejujuran diatas segala-galanya, itu terbukti di saya, rumah tangga pertama saya berantakan,” akunya. Setelah tiga tahun kemudian ia menikah lagi dan mengaku mendapatkan hidayah setelah dipanggil oleh ayahnya. “Ayah saya yang menekan saya, sini kamu, ini ayat Waman Yattaqillaha, Barang siapa bersungguh-sungguh akan diberi jalan keluar, diberi rezeki dari banyak penjuru. Tapi ada lanjutannya barang siapa kufur laknat Allah amat pedih, dengar itu remnya pakem,” pungkasnya. (zal)

Read More

Masjid Sheikh Zayed Mampu Mendongkrak Kunjungan Wisatawan di Solo

Solo – 1miliarsantri.net : Keberadaan Masjid Sheikh Zayed yang berada di kawasan Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar Solo, terutama untuk pengelola Penginapan. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencatat ada sekitar 3.953.914 wisatawan nusantara mengunjungi berbagai objek wisata pada libur Lebaran 2023 lalu. Sejumlah destinasi wisata favorit pun tercatat ramai dikunjungi wisatawan selama periode tersebut. Objek wisata yang paling banyak dikunjungi selama periode libur lebaran tersebut yakni Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, yakni dikunjungi sebanyak 310.000 orang. Bukan hanya sektor perhotelan, objek wisata religi tersebut juga mampu mendongkrak kunjungan di mal. PR Solo Grand Mall (SGM) Irenika Kusumaningrum mengatakan saat ini pengunjung pusat perbelanjaan modern tersebut makin beragam. “Tidak hanya dari dalam kota tetapi juga dari luar kota. Apalagi kalau ada kegiatantingkat nasional, makin banyak dan beragam pengunjung mal,” katanya. Disisi lain, Public Relations (PR) Swiss-Belhotel Solo Paulina mengatakan banyak tamu yang meminta kamar dengan pemandangan masjid. Oleh karena itu, sejak dua minggu lalu pihaknya menyediakan kamar dengan pemandangan tersebut. “Di hotel kami ada kamar baru dengan view masjid, ada deluxe dan grand deluxe. Kalau malam hari kan pemandangannya bagus, jadi tamu ingin menikmati itu,” katanya di Solo, Jumat (19/5/2023). Bahkan, selama dua minggu dioperasionalkan, dua tipe kamar tersebut selalu penuh tamu. “Selama dua minggu ini selalu full untuk grand deluxe dan deluxe, baru ke tipe kamar lain. Dari review internet juga banyak yang menyampaikan pengalamannya setelah stay di sana,” pungkasnya. (rin)

Read More