Ini Alasan Kenapa Gus Baha Tidak Pernah Berada di Podium Maupun Kursi

Ini Alasan Kenapa Gus Baha Tidak Pernah Berada di Podium Maupun Kursi

Rembang — 1miliarsantri.net : Kiai asal Rembang, Jawa Tengah dan sekaligus Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur Salim atau biasa disapa Gus Baha terlihat tidak pernah berada di atas podium saat mengisi pengajian. Banyak kalangan jamaah maupun pecinta dakwah Gus Baha menilai, jangankan di podium, di atas kursi pun jarang dilakukan nya. Hal ini dapat ditelusuri video-video Gus Baha yang berhasil diabadikan di hampir semua sosial media. Gus Baha mengatakan, memang tidak berkenan duduk di kursi saat mengisi pengajian, meski terdapat kondisi yang kadang ia sulit menolaknya, ‘memaksa’ harus berada di atas kursi, lebih tinggi dari jamaahnya. Dirinya mengaku hal itu memang permintaannya saat diundang orang-orang untuk mengisi majelis ilmu. “Betul ini, saya tidak sombong. Kenapa saya kalau ngaji tidak suka ada podium atau kursi?” terangnya dalam sebuah tayangan video Santri Gayeng yang dikutip Minggu (10/09/2023). Gus Baha menjelaskan bahwa dirinya ingin sejajar dengan jamaah atau pendengar yang hendak menggali ilmu Allah darinya. Pasalnya, mereka adalah umat Nabi Muhammad, satu status yang sama dengannya. “Saya sampaikan kepada pengeran, paling tidak Allah tahu hati saya jika saya ingin sejajar dengan umat Nabi Muhammad,” jelasnya. Gus Baha tidak melarang kiai atau ulama duduk lebih tinggi dari jamaahnya. Bahkan menurutnya hal itu adalah salah satu ciri khas ulama. Pernyataan ini kerap disampaikan Gus Baha kepada orang-orang yang bertanya terkait pilihannya yang tidak berkenan duduk di atas kursi dan di podium saat diundang menyampaikan ilmu. “Ya saya senang ketika ada kiai yang di atas, karena itu adalah ciri khas ulama yang ada di atas kursi. Tapi (untuk) saya sendiri “pengeran, yang mengaji ke saya itu umatnya Nabi Muhammad. Satu kelas saja. Mereka sanadnya sampai ke Nabi, saya juga, itu kan satu kelas”,” sambungnya. Sikap ini selalu ditanamkan Gus Baha sebagai pengingat pribadinya. Ia tidak harus berada di posisi lebih tinggi dengan memilih duduk di kursi saat berada di hadapan umat Nabi Muhammad yang sudah berusaha menimba ilmu. “Sebagai pengingat bahwa kami ini sederajat, maka saya tidak perlu duduk lebih tinggi dari mereka,” lanjutnya. Dengan alasan tersebut, pihak yang mengundang Gus Baha akhirnya memahami saat dirinya meminta tak perlu memakai kursi atau podium di lokasi pengajian. “Itu rata-rata kiai yang mengundang saya kalau dinasihati patuh, nanti tidak usah pakai podium. Ya gus, yang penting njenengan hadir,” pungkasnya. (kim) Baca juga :

Read More

MAN ICP Sabet Emas Ajang Kompetisi Sains Madrasah dan MYRES

Kendari — 1miliarsantri.net : Madrasah Aliayah Negeri Insan Cendekia Pekalongan (MAN ICP) menorehkan prestasi pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Nasional Tahun 2023 pada 2-7 September 2023 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Siswa MAN Insan Cendekia Pekalongan (ICP), Abimanyu Rahmawan Hidayat menyabet Emas untuk kategori bidang Biologi Terintegrasi. Malam penganugerahan sekaligus penutupan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) Tingkat Nasional Tahun 2023 ini dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Ri Prof. Dr. H. Nizar Ali Mewakili Menteri Agama RI, Nizar Ali menyampaikan kompetisi yang dilaksanakan berjenjang mulai dari Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional ini menjadi pengalaman tiap pribadi. Pengalaman itulah, yang akan membentuk karakter atau pribadi yang tangguh, unggul dan penuh perjuangan yang sungguh-sungguh. Proses pengalaman inilah modal utama sukses di masa depan. “Jangan lelah berproses, jangan capek, jangan berhenti menempa diri menjadi pribadi yang baik, berkarakter, berperilaku mulia,” pesan Nizar dalam sambutannya. Bagi MAN ICP, ini adalah prestasi yang kesekian kalinya diraih untuk ukuran sekolah yang masih dianggap baru berusia delapan tahun. “Untuk ukuran sekolah yang masih relatif muda, baru berusia delapan tahun, tentu ini sebagai sebuah kebanggan sekaligus pemicu danpemacu untuk terus bertahan dan bahkan meningkatkan kualitas baik bagi anak didik, guru, maupun institusi,” ujar Kepala Madrasah MAN IC Pekalongan, Khoirul Anam. Bagi Abim, demikian Abimanyu akrab disapa, kompetisi dan prestasi ini menjadi pengalaman yang sangat luar biasa. “Berjuang mulai dari tingkat kota hingga bisa mencapai tingkat nasional dan akhirnya membawa pulang medali emas, semua terbayarkan disini,” ujar Abim siswa kelas XII asal Wonogiri didampingi ibu kandungnya Sarwiyanti. Pada event MYRES, MAN ICP juga memperoleh Juara 1 Medalis Emas pada kategori Ilmu Keagamaan. Pemenangnya adalah Khalila Anisykurlillah dan Asyla Khisan. Keduanya siswa XII yang melakukan penelitian dengan judul “Al Bisyru : Perancangan Aplikasi Generalized Anxiety Disorder (GAD) Berdasarkan Tinjauan QS. Al-Ra’ad Ayat 28”. “Keberhasilan Tim MYRES menjadi juara 1 medali Emas ini sebagai prestasi yang pertama kalinya berhasil menyumbangkan medalis Emas pada kompetesi bidang penelitian”, ujar Tapsirudin, guru pembimbing Khalila dan Asyla. (bay) Baca juga :

Read More

Santri Pesantren Al Hikmah 2 Brebes Juara Runner Up Kompetisi Internasional Debat Bahasa Arab di Qatar

Jakarta — 1miliarsantri.net : Prestasi santri Indonesia kembali teruji di kancah internasional. Kali ini santri Madrasah Aliyah (MA) Pesantren Al Hikmah 2 (Malhikdua), Brebes menjadi runner up perhelatan International School Debating Championship 2023 (ISDC). Ajang ini berlangsung di Education City Doha, Qatar, 2-4 September 2023. ISDC 2023 adalah kompetisi debat Bahasa Arab kasta tertinggi dalam kancah internasional yang diadakan oleh Qatar Debate yang merupakan bagian dari Qatar Foundation. Delegasi Malhikdua berangkat ke Doha setelah lolos babak penyisihan yang digelar secara daring, 6 – 7 Mei 2023 lalu. Delegasi yang diturunkan Malhikdua terdiri atas empat siswa dan satu guru pembimbing. Mereka mewakili Indonesia pada kompetisi tersebut. Pada Semi Final, Indonesia masuk pada kategori penutur Bahasa Asing/Arabic as Foreign Language (AFL) bersama Malaysia, Singapura, dan Kazakhstan. Namun demikian, dalam kategori ini, para peserta masih bisa berjumpa dengan negara penutur asli/native. Pada babak pertama, Indonesia bertemu dengan Tunisia sebagai negara penutur asli. Tim Indonesia harus mengakui keunggulan tim Tunisia. Pada ronde kedua dan ketiga, Indonesia berhasil mengalahkan tim Malaysia dan Singapura sehingga mengantarkannya ke Final. Babak Final diikuti oleh tim Indonesia dan Singapura. Sebab, tim dari dua negara inilah yang mendapatkan nilai tertinggi pada babak sebelumnya. Indonesia dengan perolehan nilai tertinggi dan Singapura urutan kedua. Tema debat yang diangkat pada babak final berhubungan dengan teknologi digital dan politik. Persisnya, berkenaan larangan bagi perusahaan sosial media untuk menyediakan akun-akun para pejabat dan politikus. Mosi ini baru diberikan 20 menit sebelum debat dimulai. Sehingga, kedua tim harus jeli dalam menelaah dan menganalisis sesuai dengan problematika internasional dari sisi perpolitikan yang terjadi saat ini. Hasilnya, wakil Indonesia harus puas dengan perolehan runner up, meski Singapura sempat dikalahkan pada semifinal. “Hasil ini merupakan kerja sama tim yang sangat luar biasa sehingga bisa sampai final. Ini juga tidak terlepas dari upaya para siswa dan dewan guru Malhikdua, baik ikhitar lahir maupun batin. Kami cukup puas dan bangga dengan perolehan ini,” terang Sutanto, Lc guru pembimbing melalui pesan singkat dari Doha, Kamis (07/09/2023). Guru lulusan Universitas Al Azhar Cairo tersebut juga menuturkan bahwa keikutsertaan Malhikdua dalam kompetisi ini merupakan mimpi besar Malhikdua dari tahun 2017. Sebelumnya, tim Malhikdua meraih posisi III pada Debat Bahasa Arab Tingkat ASEAN di International Islamic University Malaysia (IIUM) di Kuala Lumpur Malaysia. “Malhikdua selalu punya mimpi besar, salah satunya prestasi internasional yang perlu dicapai dalam bidang bahasa, di samping prestasi internasional bidang sains dan teknologi. Prestasi yang lahir dari Qatar ini akan menjadi batu loncatan untuk bisa terus meraih prestasi lainnya. Kami tidak akan berhenti untuk bermimpi, walaupun saat ini baru bisa di runner up,” lanjutnya. Mewakili Tim Debat Malhikdua, Ajid Maulana Izza mengaku bahwa kompetisi ini mempunyai feedback yang sangat banyak sekali. “Ini pertama kalinya saya berpergian ke luar negeri. Dan sekali ke luar negeri tidak tanggung-tanggung menjadi wakil Indonesia di Doha Qatar. Wah, Qatar negara Timur Tengah sangat maju sekali bidang pendidikan dan teknologinya, paling tidak ini memotivasi kami selaku siswa Program Keagamaan untuk bisa studi lanjut di universitas Qatar atau Timur Tengah lainnya. Saya dan teman-teman tetap merasa bangga atas capaian ini, membawa harum bangsa Indonesia di ajang bergengsi Internasional,” kenangnya. (wink) Baca juga :

Read More

Memuliakan Tamu, “Adab Bagi Tuan Rumah”

Bekasi — 1miliarsantri.net : Bertamu merupakan bagian dari memelihara silaturahmi. Secara etimologis, silaturahmi dan silaturahim adalah dua kata yang semakna. Kedunya berasal dari bahasa Arab yang berarti jalinan kasih sayang, hubungan kasih sayang, dan yang semakna dengan keduanya. Silaturahim adalah bahasa agama (secara ontologis) untuk menunjukkan jalinan kasih sayang diantara sanak saudara yang masih ada hubungan darah. Seperti anak kepada orangtua, adik kepada kakak, keponakan kepada paman, cucu kepada kakek-nenek. Sedangkan silaturahmi adalah bahasa pergaulan yang sudah menjadi bahasa Indonesia dan diserap dari bahasa Arab. Kata ini menujukkan makna persaudaraan dan persahabatan yang dibangun melintasi batas hubungan darah. Seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan mengimani wajibnya memelihara silaturahmi dan memuliakan tamu, sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan kedudukannya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ “Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari). Islam memberikan panduan dalam bentuk adab memuliakan tamu dan adab bertamu sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihiwassallam. Adab yang perlu diperhatikan oleh tuan rumah, Pertama, mengundang tamu, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, tidak mengundang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا,وَلاَ يَأْكُلُ طَعَامَك َإِلاَّ تَقِيٌّ “Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Kedua, mengundang tamu dari semua golongan, tanpa mengkhususkan golongan tertentu, misal hanya mengundang orang kaya (mampu) saja tanpa mengundang orang tidak mampu (miskin), sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ ، وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim). Ketiga, disunahkan mengucapkan selamat datang kepada tamu, sebagaimana dalam hadits Nabi, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, مَرْحَبًا بِالْوَفْدِ الَّذِينَ جَاءُوا غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ نَدَامَى “Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari). Keempat, menyediakan hidangan sesuai dengan kemampuannya, namun tetap berupaya menyediakan makanan dan minuman yang terbaik yang tidak menyulitkannya dan berlebih-lebihan, serta mendekatkan hidangan kepada tamu. Allah ta’ala berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya: فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ “Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?’” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27). Kelima, melayani tamu dengan ikhlas, mengajaknya berbincang-bincang dengan tutur kata yang sopan, menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri, yang menunjukkan kemuliaan akhlak tuan rumah. Keenam, masa menjamu tamu adalah tiga hari, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, الضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ وَجَائِزَتُهُ يَوْمٌ وَلَيَْلَةٌ وَلاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ قاَلُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يُؤْثِمَهُ؟ قَالَ :يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْئَ لَهُ يقْرِيْهِ بِهِ “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.” Ketujuh, hantarkan tamu yang akan pulang hingga kedepan rumah, atau hingga menuju kendaraan yang akan ditumpanginya, serta ucapkan kata-kata perpisahan yang baik yang mencerminkan kemuliaan akhlak dan keikhlasan dalam memuliakan tamu. (tah/012)

Read More

Perbedaan Halal Haram Produk Wine atau Minuman Berfermentasi

Jakarta — 1miliarsantri.net : Klaim halal produk wine Nabidz lewat jalur Self Declare memunculkan polemik di masyarakat. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Halal Corner pun melakukan uji lab untuk membuktikan ada atau tidaknya kadar alkohol dalam jus buah tersebut. Hasil uji laboratorium membuktikan produk jus buah bermerek Nabidz termasuk dalam golongan khmar. Produk ini mengandung kadar alkohol-etanol 8,84 persen yang menempatkannya sebagai minuman beralkohol golongan B. Terkait kasus tersebut, publik pun tertarik untuk memperhatikan proses pembuatan suatu produk yang berkaitan dengan status kehalalannya. Mengutip laman Halal Corner, Senin (04/09/2023), minuman merek Nabidz terdaftar sebagai produk jus atau sari buah anggur. Namun dalam pembuatannya ternyata melalui proses fermentasi. Di mana penetapan status kehalalannya tidak diperkenankan melalui mekanisme Self Declare. Minuman fermentasi dihasilkan dari proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme seperti ragi atau bakteri untuk mengubah gula menjadi alkohol atau asam. Terkait produk Nabidz, mayoritas orang mengira produk fermentasi tersebut sama dengan minuman nabidz atau nabeez, kesukaan Rasulullah SAW Padahal, minuman nabeez favorit Nabi Muhammad SAW dibuat dari buah kurma yang direndam dengan air. Seperti dijelaskan oleh Aisyah radhiyallahu’anhu, “Kami biasa membuat perasan untuk Rasulullah di dalam air minum yang bertali di atasnya, kami membuat rendaman di pagi hari dan meminumnya di sore hari, atau membuat rendaman di sore hari lalu meminumnya di pagi hari.” [H.R. Muslim]. Berdasarkan hadits tersebut, nabidz atau nabeez kurma dibuat dengan merendam kurma selama beberapa jam saja. Minuman ini bermanfaat untuk memperbaiki sistem pencernaan tubuh, meningkatkan asupan nutrisi seperti vitamin dan mineral, dan membantu membuang racun dalam tubuh. Meski begitu, umat Muslim harus cermat dengan proses pembuatan nabidz atau nabeez ini. Sebab, buah atau sari buah akan cepat terfementasi dalam waktu 24 hingga 48 jam hingga mengubah gula menjadi alkohol. Karena itu, dalam membuat nabeez, terlebih dari buah-buahan yang mengandung banyak gula, hindari durasi waktu yang panjang. Sebab, dikhawatirkan akan terjadi fermentasi yang mengubah gula menjadi alkohol. Sehingga status kehalalan nabeez berubah menjadi haram. Merujuk Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 10 Tahun 2018, dinyatakan produk minuman hasil fermentasi bukan khamr yang mengandung alkohol-etanol lebih dari 0,5 persen berstatus hukum haram. Sementara khamr merujuk pada minuman yang memabukkan. Umumnya, khamr terbuat dari anggur, gandum, barley atau biji-bijian lain yang mengandung gula. Kemudian diolah melalui proses fermentasi yang mengubah gula menjadi alkohol-etanol dengan bantuan ragi Saccharomyces cerevisia. Disebutkan dalam salah satu hadits dari Abdullah bin Umar yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, “Setiap minuman yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr adalah haram.” Minuman yang dikategorikan sebagai khamr adalah bila dalam minuman tersebut mengandung etanol minimal 1 persen. Jadi produk minuman fermentasi anggur bermerek Nabidz bukanlah produk nabidz atau nabeez yang disunnahkan Rasulullah. (rid) Baca juga :

Read More

Ungkapan Jomblo fi Sabilillah Bagi Kalangan Remaja

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Kelihatannya seperti bercanda, tapi itu benar adanya. Jomblo fi Sabilillah awalnya hanya ‘plesetan’ di kalangan anak muda dari frasa Jihad Fi Sabilillah. Namun, jika dikaji lebih dalam, buat anak muda menjomlo adalah jihad tersendiri. Tentu tidak mudah memutuskan menjadi jomlo di kala remaja atau teman seusia berpacaran, nobar ke bioskop dengan pasangan, menguji adrenalin ke taman bermain bersama kekasih, atau berjalan berduaan. Belum lagi, muncul berbagai meme atau ungkapan yang memojokkan kaum ‘jombloer’. “Sandal aja punya pasangan, masak kamu enggak!” Itu baru dari segi tekanan sosial atau stimulasi dari luar. Dari dalam diri juga, setiap manusia yang sudah baligh mempunyai keinginan untuk mempunyai pasangan. Allah SWT berfirman, dalam surah ar-Rum: 30, “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” Maka itu, memilih menjomlo dalam arti tidak berpacaran sebelum menikah adalah jihad yang tidak mudah bagi remaja dan pemuda Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata: ‘Rasulullah saw bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barang siapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang siapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu (mengekang hawa nafsu seksual)’.” (Muttafaq ‘Alaih). Hadis ini secara implisit menunjukkan, mempunyai pasangan adalah kebutuhan karena itu dianjurkan untuk segera menikah. Dan jika tidak mampu dianjurkan puasa. Dengan kata lain tanpa puasa, tetap bersabar tanpa ada pasangan adalah tantangan yang tidak mudah. Pacaran? Tentu sangat tidak dianjurkan karena justru akan menstimulasi kecenderungan yang ada. Menjadi jomblo fi sabilillah adalah berbeda dengan menjomblo karena keadaan. Jomblo karena nasib terjadi karena memang tidak bisa mempunyai pacar, nembak ditolak, suka sosok tertentu tidak berani mendekat. Akan tetapi, jomblo fi sabilillah adalah pemuda yang punya kemampuan untuk punya pacar, punya modal berpacaran, tapi menolak melakukannya karena takut berdosa dan memilih langsung menikah pada waktunya. Mereka yang memilih tetap menjomblo, mendekati diri pada kriteria tujuh golongan yang dilindungi Allah. “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh’. Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” Ternyata banyak tanggapan dari kalangan remaja yang cukup menunjukkan spirit bagaimana memahami konsep jomblo ini, seperti : “Aku memilih jomblo fii sabilillah daripada jatuh ke pelukan yang salah.” “Lebih baik jomblo lalu menuju pelaminan daripada pacaran tanpa kepastian.” “Menjomblo adalah ibadah jika diniatkan menghindari dosa.” “Perjuangkan kejombloanmu demi jodoh terbaikmu.” “Jagalah iman, tuk dapat jodoh idaman. Bukan lewat pacaran.” “Gak jantan kalo cuma pacaran, ayo halalkan!” Dari beberapa slogan tersebut terlihat, buat sebagian besar lelaki, menjomblo adalah cara menjauhkan dari perzinaan dan dosa. Bagi perempuan, mereka lebih memilih kepastian. Jadi, daripada pacaran lebih baik langsung ke pelaminan. Sambil menanti bersiap, ber-jomblo fi sabilillah dahulu. (yus) Baca juga :

Read More

Bagaimana Hukum Wudlu didalam Toilet

Jakarta — 1miliarsantri.net : Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Mubaligh muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan penjelasan mengenai dasar hukum berwudhu di dalam toilet. Menurutnya, idealnya memang tempat wudhu berpisah dengan toilet. Hal itu karena saat seseorang wudhu dia menyertakan berbagai macam kalimat-kalimat toyyibah (doa), baik sebelum maupun setelah wudhu. Sebelum seseorang mengambil wudhu, seseorang mengucapkan kalimat basmalah sebagai awal mula dalam mengerjakan segala hal kebaikan. “(Kalimat basmalah) juga sebagai ekspresi ungkapan gambaran atas niat yang kita tujukan utuh untuk mendapatkan ridho Allah SWT,” terang UAH saat menjawab pertanyaan dalam kajian daring, Sabtu (02/09/2023). Setelah mengambil wudhu, seseorang juga diajarkan untuk berdoa dengan mengucapkan syahadat. Itu sebagai bentuk permintaan agar dapat masuk dalam golongan orang yang bertaubat dan menyucikan diri, serta menjadi bagian orang-orang saleh. “Nah kalimat-kalimat toyyibah di atas kan merupakan permohonan doa dalam kebaikan yang juga menyebut asma-asma mulia yang tidak diutarakan saat kita berada di dalam toilet,” ungkap UAH Toilet merupakan tempat untuk menyalurkan atau membuang hadas kecil maupun besar. Sementara, wudhu ditujukan agar seseorang menyucikan dirinya dari hadas kecil dan besar. “Karena itu saat masuk toilet kita akan berdoa memohon lindungan kepada Allah dari godaan godaan setan yang berkumpul di tempat-tempat yang buruk. Kemudian ketika keluar kita akan beristighfar memohon ampunan,” lanjutnya. Oleh karena itu, UAH menjelaskan lebih baik jika tempat wudhu terpisah dengan toilet. Hal ini bertujuan agar seseorang dapat menjalankan hal-hal yang mengiringi (doa) bisa dilakukan dengan suci. Lalu, bagaimana jika lahan rumah terbatas sehingga sulit membuat tempat wudhu terpisah dari toilet? “Bila pun memang keadaannya tidak memungkinkan dan hanya ada itu, maka tidak ada masalah. Karena ada kaidah yang juga mengatakan dalam kondisi yang mendesak atau kondisi yang tidak biasa itu membolehkan bahkan yang terlarang pun,” tutur UAH. UAH menerangkan, dalam Islam sendiri, tidak ada larangan tertentu untuk wudhu di dalam toilet. Hal demikian, sifatnya tidak terlarang namun juga punya sifat tidak disukai atau makruh. “Jadi berdoa sebelum dan setelah wudhu bisa dilafalkan di luar toilet,” imbuhnya. Dia lalu menyampaikan sebuah hadis yang tercantum di Sunan Abu Dawud nomor 1367. Diriwayatkan dari hadist Ibnu Abbas bahwa, beliau menyampaikan sebuah kisah Nabi SAW saat berada di kediaman sayyidah Maimunah. Malamnya Rasulullah SAW bangun bangkit dari tidurnya, duduk dulu menghilangkan bekas ngantuk, kemudian beliau pergi ke tempat tertutup. Menurut penjelasan UAH, tidak disebutkan tempat tertutup yang seperti apa. Akan tetapi, yang pasti saat Rasulullah SAW keluar dari tempat tersebut, beliau sudah dalam keadaan berwudhu. “Keterangan-keterangan tentang seputar wudhu Nabi dan bangkit di malam hari itu disertakan dengan janabat. Artinya di kondisi tertentu kan mandi dalam mandi itu ada proses wudhu. Ini menunjukkan kesan bahwa tidak ada hukum spesifik haram mengerjakan wudhu di dalamnya. Tapi lebih disukai kalau hanya wudhu bisa dikerjakan di tempat terpisah,” pungkasnya. (yan)

Read More

Penceramah Ulung itu Bernama Ibnu Sam’un

Surabaya — 1miliarsantri.net : Seantero kota Baghdad ketika nasa Kekhalifahan Abbasiyah selalu menunggu kata demi kata bijak yang disampaikan tokoh kharismatik Abu al-Husayn bin Sam’un atau yang dikenal dengan sapaan Ibnu Sam’un (912-997). Rangkaian kata yang diucapkan seakan bermantera. Dalam sekejap, kerumunan massa terbentuk dan larut dalam untaian kata yang disampaikan sang tokoh. Para sejarawan menyanjungnya sebagai ulama besar pertama yang sangat menguasai seni berceramah. George Makdisi melalui uraiannya dalam Cita Humanisme Islam, mengungkapkan, besarnya pengaruh Ibnu Sam’un membuat ceramah-ceramah yang ia lakukan menarik minat para ulama dan tokoh di Baghdad pada masa itu. Sebagian besar ceramah yang ia sampaikan dikumpulkan. Sangat disayangkan, telah banyak kumpulan tersebut yang hilang. Hanya tersisa beberapa fragmen atau penggalan-penggalan naskah. Berkat Ibnu Sam’un, ujar Makdisi, seni berceremah mendapat pijakan kuat sebagai sebuah bidang khusus yang dikaji cendekiawan dan ulama Muslim. Seni berceramah juga menjadi mata pelajaran khusus yang diajarkan halaqah atau kelompok belajar di masjid maupun di perguruan tinggi. “Garis pengaruh seni berceramah di kalangan pengikut Ibnu Hanbal dimulai oleh Ibnu Sam’un,” jelas Makdisi. Proses pewarisan keahlian berceramah ini terus berlanjut hingga masa Ibnu al-Jawzi pada abad ke-12. Cendekiawan Muslim, al-Khatib menjuluki Ibnu Sam’un dengan panggilan syekh, imam besar, dan orator ulung. Selain karena ceramah-ceramahnya yang terkenal, Ibnu Sam’un pun menguasai bidang tasawuf dan kalam. Al-Khatib menyatakan, Ibnu Sam’un memberikan banyak panduan dan menjadi acuan yang sangat tepat soal etika serta berbagian ilmu lainnya. Di samping itu, kata-kata bijak dan pembangkit moral Ibnu Sam’un sangat ditunggu-tunggu khalayak. Hal ini disampaikan sejawatnya, bernama Abu Muhammad al-Sunni. Abu Muhammad mengisahkan pula momen-momen penting pada saat Ibnu Sam’un masih remaja. Menurut dia, Ibnu Sam’un sejak semula memang berkeinginan menjadi seorang ahli agama. Cita-citanya itu juga disampaikan kepada ibunya. Suatu hari, Ibnu Sam’un berkata kepada ibunya bahwa ia akan menunaikan haji. Ibunya bertanya, “Apakah engkau memiliki cukup uang untuk biaya bepergian ke Tanah Suci?” Kemudian, sang ibu tertidur. Tak lama kemudian, dia terbangun dan berkata pada Ibnu Sam’un. “Oh anakku, pergilah engkau ke Tanah Suci, karena sesungguhnya aku telah bertemu Rasulullah dalam mimpiku dan ia meminta membiarkanmu pergi.” Jadilah Ibnu Sam’un berangkat ke Tanah Suci setelah menjual koleksi bukunya. Di sisi lain, Ibnu Sam’un memiliki sejumlah guru ternama. Al-Khatib mengatakan, Ibnu Sam’un memiliki guru hadis bernama Ibnu Abi Dawud. Menurut Ibnu Asakir, guru paling penting dalam catatan intelektualitas dan spiritual Ibnu Sam’un adalah Abu al-Hasan al-Asyari. Ibnu Sam’un tak hanya dikenal dengan kemampuannya dalam seni berceramah. Namun, ia memiliki keteguhan hati dan memiliki keinginan kuat tetap menyampaikan kebenaran. Meski ia harus berurusan dengan penguasa. Pada suatu masa, Khalifah Adud al-Dawlah melontarkan gagasan. Khalifah berniat menghentikan ceramah dan khutbah di masjid dan jalan-jalan di Kota Baghdad. Langkah ini bermula dari ketegangan antara Suni dan Syiah. Ia menilai, ceramah yang disampaikan penceramah dari kedua kelompok itu telah mematik ketegangan di tengah masyarakat. Ibnu Sam’un menentang niatan itu. Ia pun terus menggemakan ceramahnya yang menarik perhatian banyak orang. Akibatnya, ia dipanggil ke istana. Ia tak gentar dan memenuhi panggilan tersebut dan malah meluluhkan hati sang khalifah dengan nasihat-nasihat yang menyentuh hatinya. Menurut Ibnu Sam’un pesan-pesan agama harus tetap disampaikan kepada masyarakat meski harus berhadapan dengan kekuasaan. Dalam buku Kisah Orang-orang Zalim, Muhammad Abduh mengatakan bahwa Ibnu Sam’un adalah seorang laki-laki yang tidak dapat diam untuk terus mengatakan kebenaran. Termasuk ketika dia dibawa ke istana karena dianggap melanggar perintah Khalifah Adud al-Dawlah. Khalifah mengutus Syukur al-Adhudi untuk mencari dan membawa Ibnu Sam’un. Saat bertemu ulama tersebut, Syukur mendapati bahwa Ibnu Sam’un sangatlah berwibawa dan saleh. Syukur merasakan kesucian Ibnu Sam’un. Sesampai di hadapan Ibnu Sam’un, Syukur menyampaikan instruksi khalifah dan disanggupi oleh Ibnu Sam’un. Tokoh ini, dipertemukan dengan khalifah di dalam ruang pribadinya. Khalifah sedang duduk seorang diri. Dan tanpa sungkan, Ibnu Sam’un segera membacakan Alquran yaitu surat Hud ayat 102 dan Yunus ayat 14. Lalu, mengalirlah serangkaian nasihat Ibnu Sam’un kepada khalifah. “Nasihatnya sangat menyentuh, sehingga air mata khalifah jatuh bercucuran,” papar Abduh dalam bukunya. Tak lama setelah Ibnu Sam’un keluar, khalifah pun memerintahkan Syukur untuk memberikan hadiah kepada Ibnu Sam’un. Ibnu Sam’un mendapatkan hadiah berupa uang sebesar 3.000 dirham dan sepuluh helai pakaian baru. Khalifah dikisahkan pula sempat menawarkan salah seorang budak perempuannya kepada Ibnu Sam’un untuk dijadikan istri. Semua kalangan juga menaruh hormat pada Ibnu Sam’un. Dalam ceramahnya, Ibnu Sam’un selalu mendorong umat untuk terus mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW. Ada sejumlah penekanan yang sering ia tekankan saat berceramah, yaitu menghindari perselisihan antarumat Islam, berlaku adil, menghindari kesalahan, dan tidak mencela orang lain yang melakukan kesalahan. Ibnu Sam’un berpandangan agar setiap orang untuk selalu memperbaiki kesalahan yang pernah dibuatnya, menurunkan ego pribadi, mempererat ukhuwah, dan menjauhi permusuhan. (had)

Read More

Pemerintah Indonesia Dongkrak Sektor Pariwisata Dengan Wisata Halal

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam beberapa tahun terakhir, populasi Muslim tumbuh sangat cepat, membuka peluang besar bagi industri pariwisata. Populasi Muslim global diperkirakan akan mencapai 2,3 miliar pada tahun 2030, mewakili sekitar 27% dari total populasi dunia. Tidak hanya jumlahnya yang meningkat, wisatawan Muslim juga dikenal memiliki kapasitas pengeluaran yang relatif tinggi. Oleh karena itu, pelaku bisnis di industri pariwisata perlu mengenali dan memanfaatkan potensi pasar ini. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, telah diakui sebagai salah satu tujuan pariwisata Muslim. Pada tahun 2023, Indonesia meraih peringkat pertama dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) yang disusun oleh Mastercard-Crescent Rating. GMTI merupakan indeks perjalanan Muslim global yang mengklasifikasikan dan menilai negara-negara berdasarkan kinerja mereka dalam menyambut pasar perjalanan Muslim. Keberhasilan dalam GMTI 2023 menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil menciptakan lingkungan yang ramah dan sesuai dengan kebutuhan wisatawan Muslim. Dalam upaya peningkatan potensi pariwisata di Indonesia, Anwar Muhammad Foundation (AMF) akan berpartisipasi dalam acara Geofest 2023. Geofest merupakan serangkaian acara yang mencakup forum pemuda, konferensi internasional, pameran, lokakarya, dan kunjungan wisata. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengembangkan potensi geowisata di Indonesia agar dapat bersaing secara global. Geofest 2023 merupakan kegiatan kolaborasi antara Rinjani-Lombok dan Belitung UNESCO Global Geoparks (UGGp), dua destinasi geowisata unggulan Indonesia. AMF akan berpartisipasi secara khusus dalam konferensi internasional dengan tema “Archipelago, Marine, and Geotourism Development for Livable Planet“. Dalam konferensi ini, AMF dan PT Mitra Rekayasa Keberlanjutan (Mirekel) akan mengirim delegasinya untuk menyampaikan gagasan tentang salah subtema konferensi yaitu Wisata Halal. Wisata Halal adalah jenis pariwisata yang mengikuti prinsip-prinsip syariah Islam. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap permintaan wisatawan Muslim yang ingin menjalani gaya hidup sesuai dengan aturan agama saat bepergian. Wisata Halal mencakup berbagai aspek, termasuk akomodasi, makanan dan minuman, aktivitas rekreasi, serta kegiatan budaya. Wisata Halal bertujuan untuk memberikan pengalaman yang sesuai dengan nilai Islam serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan Muslim. Artikel jurnal yang akan diusung oleh AMF dalam Geofest 2023 meliputi 3 topik menarik. Salah satu topik membahas pembelajaran yang diperoleh Indonesia dalam membangkitkan wisata halal sebagai respons terhadap pandemi COVID-19. Dalam beberapa tahun terakhir, peringkat Indonesia dalam GMTI terus meningkat. Hal ini menjadi indikasi keberhasilan upaya Indonesia dalam mengembangkan wisata halal seiring perkembangan zaman. Topik kedua akan membandingkan Indonesia, Malaysia, dan Turki yang secara konsisten menduduki peringkat tiga besar GMTI selama beberapa tahun berturut-turut. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan keberhasilan ketiga negara dalam mengembangkan potensi wisata halal. Lebih lanjut, topik ini dapat memberikan inspirasi bagi pengembangan wisata halal di Indonesia. Topik artikel jurnal ketiga membahas upaya pengembangan geowisata yang ramah muslim di Indonesia berdasarkan performa GMTI. Gagasan ini mengusung perspektif Environmental, Social, and Governance (ESG). Melalui partisipasinya dalam konferensi internasional Geofest, AMF berharap dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan wisata halal dan geowisata di Indonesia. Melalui pengembangan berkelanjutan, AMF berkomitmen untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata muslim terbaik di dunia. Dalam era yang semakin kompetitif, AMF percaya bahwa pengembangan wisata halal dan geowisata adalah langkah strategis dalam memajukan industri pariwisata Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dan terus berinovasi, Indonesia dapat menjadi tujuan yang tak tergantikan bagi wisatawan muslim global. (Iin) Baca juga :

Read More

Viral Siswa SD Sholat Berjamaah didalam Gerbong Kereta Api

Blitar — 1miliarsantri.net : Sebuah video rombongan siswa SD Blitar sedang melakukan shalat berjamaah di gerbong kereta viral di media sosial (medsos). Dalam video yang beredar tersebut nampak para siswa berjajar di lorong gerbong. Nampak dalam video juga beberapa siswi mengenakan mukena juga ikut berjamaah dari bangku mereka. Para siswi ini mengikuti gerakan imam saat sujud. Tidak ada keterangan dalam unggahan video itu. “Adem dipandang,” tulis akun @kajianmuswarah Sementara narasi dalam video itu tertulis rasa syukur sang guru melihat pemandangan anak didiknya sholat berjemaah. “Melihat pemandangan ini saat jadi guru sedang capek-capeknya -tanda love,” tulisnya. Video itu bahkan sudah ditonton lebih dari 1,5 juta kali degan ribuan komentar netizen. Banyak di antara netizen yang mengaku merinding melihat momen ini. “Terharu dan merindin campur aduk. Semoga anak2 kami menjadi anak sholeh dan sholehah ya Allah,” tulis @agen*** “Yakinlah gurunya yak akna pernah melihat muridnya keleat batas karena aama slelau jadi pegangan mereka,” kata @Aku* “MasyaAllah terharu lihat kaya gini, apalagi saat perjalanan, semoga Allah selalu menjaga keselamatan guru2 dan anak2 soleh+sholelah ini,” ujar @818* (cak) Baca juga :

Read More