Seribu Petugas Siap Layani Puncak Ibadah Haji

Mekah — 1miliarsantri.net : Jumlah jamaah haji Indonesia yang berangkat ke Tanah Suci tahun 2024 ini berjumlah 141 ribu jamaah. Sebanyak 75 persen jamaah kini sudsh tiba di Makkah dan menunggu untuk mengikuti rangkaian ibadah pada puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Armuzna, Harun Arrasyid mengatakan, untuk memaksimalkan pelayanan jamaah pada puncak haji, pihaknya akan mengerahkan seribu lebih petugas haji ke Armuzna. “Lebih dari seribu petugas akan ditempatkan di Armuzna untuk melayani jamaah. Petugas harus sigap, mulai sekarang sudah dipupuk kesiapan mentalnya,” ujar Harun saat diwawancara di Kantor Daker Makkah, Sabtu (8/6/2024). Menurutnya, seribu lebih petugas ini nantinya kan ditempatkan di lokasi-lokasi yang akan dipadati jamaah haji ketika Wukuf di Arafah, mabit di Muzadalifah dan Mina. Kasie Perlindungan Jamaah (Linjam) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi ini menuturkan, skenario saat puncak haji nanti menekankan pelayanan dan perlindungan maksimal untuk jamaah haji. Petugas di antaranya akan ditempatkan di Pos Mina, pos rute, jalur jamarat dan tenda-tenda maah. Sebagian petugas juga akan menempati pos Mobile Crisis Rescue (MCR) yang harus sigap menangani jamaah yang kelelahan atau ada yang sakit saat puncak musim haji itu. Dia pun mengungkapkan tantangan pelayanan di Armuzna tahun ini. Menurut dia, tantangannya di antaranya adalah jarak antara tenda dengan jamarat yang cukup jauh, yang mana dapat memunculkan potensi jamaah kelelahan. Namun, Harun berharap agar semua skenario yang disiapkannya bisa berjalan baik. Puncak Haji akan dimulai sejak 9 Dzulhijjah yang diperkirakan jatuh pada 15 Juni mendatang. Kepala Daerah Kerja (Kadaker Makkah), Khalilulrahman mengatakan, saat ini persiapan layanan di Armuzna sudah maksimal. Pihaknya secara juga telah menyiapkan segala sesuatu agar layanan saat puncak haji bisa maksimal. “Seiring waktu yang semakin dekat dengan puncak haji di arafah, maka kami dari daker Makkah sudah mempersiapkan beberapa persiapan untuk pelayanan jamaah haji selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina,” jelas Khalil. Dia menambahkan, jumlah sumber daya manusia yang akan jadi pelayan jamaah haji berasal tim kesehatan, pembimbing ibadah hingga layanan safari wukuf untuk lansia. Meski petugas sudah maksimal dipersiapkan, ia meminta agar jamaah tetap harus jaga diri. “Kami mohon lagi kepada jamaah haji agar memperbanyak ibadah di pemondokan masing-masing dan mengurangi aktivitas-aktivias amaliyah yang tidak penting yang tidak berkaitan dengan ibadah,” pungkas Pengurus MUI DKI Jakarta ini. (drus) Baca juga :

Read More

Muhammadiyah Tarik Dana Rp13 Triliun, Begini Tanggapan BSI

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pimpinan Pusat (PP) Muhamadiyah secara resmi mengumumkan penarikan dana persyarikatan yang disimpan di BSI. Dana sebesar Rp13 triliun itu akan dialihkan. Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Wisnu Sunandar menekankan bahwa BSI berkomitmen untuk selalu melayani dan mengembangkan ekonomi umat. “BSI senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam,” kata Wisnu Sunandar dalam keterangan tertulis yabg diterima 1miliarsantri.bet, Junat (7/6/2024). Wisnu menegaskan BSI akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. “Terkait pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder dalam upaya mengembangkan berbagai sektor ekonomi umat. Terlebih bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung ekonomi bangsa,” tambahnya. Wisnu mengatakan, BSI terus berkomitmen menjadi lembaga perbankan yang melayani segala lini masyarakat, baik institusi maupun perorangan. “BSI berupaya menjadi bank yang modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah,” terang Wisnu. Selain menggandeng PP Muhammadiyah, BSI sebelumnya juga menjalin kerja sama dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dan Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) dalam penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah bersubsidi KPR Sejahtera FLPP kepada pegawai di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Diketahui, PP Muhammadiyah memutuskan untuk mengalihkan dana dan menginstruksikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk ikut memindahkan dananya dari BSI. (wink) Baca juga :

Read More

Masjid Aisyah Jadi Tempat Favorite Pengambilan Miqot

Mekah — 1miliarsantri.net : Miqot adalah batas tempat bagi jamaah untuk memulai ibadah haji atau umrah. Jika ingin melakukan umrah lagi, jamaah haji yang tinggal di Mekah harus menuju titik miqat yang berada di luar Tanah Haram. Ada tiga titik tempat yang kerap dituju jamaah haji Indonesia ketika akan miqat di daerah yang berada di luar Tanah Haram, yaitu Masjid Aisyah di Tan’im, Masjid Ji’ranah, dan Masjid Hudaibiyah. Lokasi Miqat pertama yakni Masjid Aisyah yang berada di daerah Tan’im. Jarak antara masjid ini dengan Masjidil Haram sekitar tujuh kilometer. Jika berangkat dari wilayah Syisyah, hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke masjid ini. Masjid ini selalu ramai dipenuhi jamaah calon haji yang akan melaksanakan ibadah umrah sunnah, termasuk jamaah asal Indonesia. Masjid Tan’im mempunyai dua menara setinggi 50 meter, area yang ditumbuhi rerumputan dan taman. Di sekitar taman, tampak bangunan setinggi tiga meter lebih yang menjadi pembatas antara tanah Haram dan tempat miqat Tan’im. Di bagian atasnya terdapat tulisan “Haram Ends Here”. Jamaah laki-laki yang mengambil miqat di Masjid Aisyah ini rata-rata sudah memakai pakaian ihram. Setelah salat dan niat ihram, mereka baru kemudian menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah. Menurut pembimbing ibadah Daker Mekkah KH Miftah Faqih, masjid ini menjadi tempat istri Nabi Muhammad Saw Sayyidah Aisyah melakukan miqat pada 632 Masehi. Karena itu, masjid ini dinamakan Masjid Aisyah Ummul Mukminin. Sejarah mencatat, saat itu Rasulullah SAW bersama Aisyah dan sahabatnya akan melaksanakan Haji Wada’ dari Madinah. Rombongan haji yang dipimpin Rasulullah itu pun mengambil Miqat di daerah Bir Ali, kecuali Aisyah. Karena, Aisyah pada waktu itu masih dalam kondisi haid. “Namun Sayyidah Aisyah tidak ikut (Miqat), langsung ikut saja ke Makkah menjalani semua prosesi-prosesi kecuali tawaf,” ujar Kiai Miftah kepada 1miliarsantri.net, Kamis (6/6/2024). Begitu sampai di Makkah, Sayyidah Aisyah kemudian melapor kepada Rasulullah bahwa dirinya telah suci. Lalu, Rasulullah menyuruh Aisyah untuk mengambil Miqat yang terdekat dari pintu masuk Ka’bah. Dengan ditemani saudaranya yang bernama Abdurrahman bin Abu Bakar, Aisyah pun pergi ke daerah Tan’im untuk niat ihram. “Maka Tan’im di sini akhirnya menjadi miqat yang diambil oleh Aisyah pada tahun 9 Hijriah. Rasulullah sendiri tidak pernah miqat di Tan’im. “Yang miqat di sini adalah Aisyah,” ucap Kiai Miftah. Maka, lanjut dia, dalam sejarahnya daerah Tan’im ini dulunya sering disebut sebagai miqat umrah perempuan. Sementara, Masjid Ji’ronah yang berada di sebelah timur laut Kota Makkah, menjadi tempat miqat laki-laki. Jadi umroh sughro itu miqatnya di Tan’im, ada mikot qubro itu adanya di Ji’ronah,” jelas Ketua PBNU asal Gresik ini. Dengan padatnya jamaah di musim haji ini dan ketatnya peraturan pemerintah Arab Saudi untuk masuk Makkah, Kiai Miftah mengimbau jamaah Indonesia untuk mengambil miqat di Masjid Aisyah saja. “Kenapa? Karema aksesnya lebih gampang dan tentunya lebih murah. Dan jarak dari Masjidil Haram itu hanya 7,5 kilometer,” ujar Kiai Miftah. Meskipun Rasulullah tidak pernah mengambil miqat di Tan’im, tambah dia, tapi beliaulah yang mengintruksikan kepada Aisyah untuk mengambil miqat di daerah ini. “Dan ini sudah bisa menjadi landasan hukum sah dan tidaknya. Jadi ambil miqat di sini untuk umrah itu sah, tidak usah diragukan lagi,” pungkasnya. (drus) Baca juga :

Read More

Buya Hamka dan KH Idham Chalid Saling Menghormati Tata Cara Ibadah yang Berbeda

Jakarta — 1miliarsantri.net : Suatu ketika di masa lalu, perjalanan haji masih menggunakan kapal laut. Pada waktu itu, terjadilah kisah yang sangat bisa diteladani oleh umat Islam dalam menjaga kerukunan dan persatuan. Di atas kapal laut tersebut, ada dua ulama terkemuka yakni pemimpin Nahdlatul Ulama (NU) KH Idham Cholid dan pemimpin Muhammadiyah Buya Hamka. Keduanya, dikisahkan melaksanakan sholat Subuh berjamaah dalam satu ruangan dalam perjalanan ke Tanah Suci. Pada waktu itu, yang menjadi imam adalah KH Idham Cholid. Namun, para jamaah Nadhlatul Ulama heran saat KH Idham Cholid yang biasa membaca doa qunut saat sholat Subuh, tapi kali itu tidak membaca doa qunut. Ternyata, hal itu dilakukan KH Idham Cholid karena Buya Hamka sebagai pengikut Muhammadiyah menjadi makmumnya. Sebagaimana diketahui, Buya Hamka tidak membaca doa qunut saat sholat Subuh. Hal yang menakjubkan, saat Buya Hamka giliran menjadi imam sholat Subuh, juga membaca doa qunut. Gliran para pengikut Muhammadiyah yang merasa heran. Hal itu dilakukan Buya Hamka karena KH Idham Cholid dan sebagian pengikut NU menjadi makmumnya. Demikian praktik keagamaan yang dilakukan kedua ulama besar dari Indonesia, keduanya menunjukan akhlak Alquran, akhlak yang penuh dengan ilmu dan kebijaksanaan. KH Idham Cholid dan Buya Hamka saling menghormati perbedaan. KH Idham Cholid dan Buya Hamka tidak merasa paling benar sendiri, tidak menyalahkan yang lain, apalagi membid’ahkan dan mengkafirkan Muslim lain yang dianggap berbeda. Keduanya orang berilmu yang bisa melihat perbedaan dengan ilmu dan kebijaksanaan. Sebagaimana disampaikan Ustaz Adi Hidayat (UAH) soal hukum musik. UAH menyampaikan tentang hukum musik dałam Islam, menyampaikan terlebih dahulu bagaimana sikapnya secara pribadi terhadap musik. Kemudian UAH menambahkan, terkait hukum musik, mesti jujur disampaikan bagaimana pandangan ulama tentang hukum itu. Walaupun punya sikap berbeda terhadap pandangan ulama tersebut, hukum harus tetap disampaikan. UAH menjelaskan bahwa hukum mengenai musik menurut pandangan ulama ada tiga aspek. Ada yang mengharamkan musik secara mutlak, ada yang menghalalkan musik secara mutlak, dan ada yang menghalalkan musik dengan catatan. UAH menjelaskan ada pendapat ulama yang menghalalkan musik dengan catatan, dan ada yang mengharamkan. Dalam hal ini, UAH tidak membid’ahkan dan mengkafirkan ulama yang menghalalkan musik dengan catatan. Sebelumnya, Ustaz Derry Sulaiman juga memberikan tanggapan kepada pendakwah atau penceramah yang kerap membid’ahkan dan mengkafirkan Muslim lain yang memiliki amalan berbeda. Menurutnya dakwah seharusnya membuat orang kafir menjadi Muslim, bukan mengkafirkan Muslim. Ustaz Derry mengatakan, dakwah ini adalah kerjanya Nabi-Nabi, kerja baginda Rasulullah SAW. Mestinya dengan dakwah itu, orang bermusuhan menjadi berdamai, dan orang-orang yang berperang menjadi saudara. Bukan membuat orang yang bersaudara jadi perang atau membuat orang damai jadi bermusuhan. “Jadi hari ini ada orang yang berdakwah dengan cara yang tidak hikmah, tugas mereka mestinya mengislamkan orang kafir tapi justru sebaliknya mengkafirkan orang Islam,” terang Ustaz Derry kepada 1miliarsantri.net, Rabu (5/6/2024). Ustaz Derry mengatakan, jadi ada oknum-oknum penceramah yang membid’ahkan dan mengkafirkan umat Islam lain. Tapi umat Islam sekarang sudah mulai cerdas, umat Islam sudah tahu di mana dakwah yang menyejukkan dan dakwah yang menenangkan. Ustaz Derry, mesti dakwah itu membuat iman seseorang naik, bukan darah seseorang naik. Jadi pesan-pesannya, dakwah itu mestinya mengajak, bicarakan obat, bukan bicarakan penyakit. “Dakwah itu, mestinya menyalakan cahaya, bukan mencacimaki kegelapan,” pungkas Ustaz Derry. (yan) Baca juga :

Read More

Barang yang Dilarang Masuk di Masjidil Haram

Makkah — 1miliarsantri.net : Masjidil Haram adalah masjid suci yang berada di Kota Mekkah, Arab Saudi. Selain sebagai arah kiblat, Masjidil Haram merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Di awal tahun, Otoritas Masjidil Haram mengeluarkan kebijakan baru untuk menjamin keamanan dan kenyamanan jamaah. Aturan tersebut membatasi barang-barang yang boleh dibawa masuk ke Masjidil Haram. Pengawas Departemen Gerbang Masjidil Haram, Saif Al Salami, mengumumkan sejumlah benda yang tidak boleh atau dilarang masuk ke dalam masjid suci. Berikut daftar barang yang dilarang masuk ke Masjidil Haram, yaitu: Otoritas Masjidil Haram tidak membolehkan jamaah atau pengunjung mengonsumi makanan dan minuman, kecuali kopi, kurma, dan air. Jamaah atau pengunjung dilarang membawa makanan lengkap atau camilan ke dalam masjid. Aturan ini diterapkan untuk membantu menjaga kebersihan dan memastikan jamaah nyaman dan fokus dalam beribadah. Segala sesuatu yang tajam dilarang keras. Gunting, pisau, dan alat pemotong lainnya tidak diperbolehkan. Selain antisipasi keselamatan jamaah, ada juga aspek spiritual yang dipertimbangkan. Otoritas terkait juga melarang jamaah atau pengunjung membawa cairan yang mudah terbakar seperti parfum atau kaleng aerosol. Kebijakan ini sebagai upaya menekan risiko kebakaran di tempat suci Masjidil Haram. Jamaah disarankan untuk tidak membawa masuk tas dan koper berukuran besar ke dalam Masjidil Haram. Selain ruang yang terbatas, membawa barang berukuran besar dapat menjadi hambatan dan menyulitkan jamaah lain untuk bergerak. Pastikan Anda membawa barang-barang penting saja saat masuk ke Masjidil Haram. Namun bila Anda berniat bermalam atau membawa barang berharga, disediakan fasilitas penyimpanan di sekitar lokasi. Pastikan jamaah untuk tidak membawa masuk stroller atau kereta bayi ke dalam Masjidil Haram. Banyaknya jamaah atau peziarah di dalam masjid dapat menyulitkan Anda saat membawa kereta dorong. Pertimbangkan untuk menggunakan gendongan bayi demi kenyamanan dan menjaga anak tetap dekat. Pastikan sebelum berangkat ke Masjidil Haram, jamaah memeriksa kembali barang-barang yang perlu dibawa atau cukup disimpah di hotel saja. Manfaatkan momen ke Masjidil Haram untuk fokus pada hal yang benar-benar penting yaitu perjalanan spiritual Anda. Dengan sadar dan bersiap, Anda akan membantu menjaga suasana damai yang menjadikan situs suci ini begitu istimewa. (drus) Baca juga :

Read More

Tim ITS Kembangkan Aplikasi MeccaBot Untuk Jamaah Haji

Surabaya — 1miliarsantri.net : Tim dari Program Studi (Prodi) Inovasi Digital di bawah Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengenalkan pengembangan sebuah aplikasi bernama MeccaBot. Aplikasi ini diluncurkan setelah penyempurnaan dari inovasi sebelumnya, yakni Mecca WABot menjadi aplikasi mobile MeccaBot. Ketua tim Ir Achmad Holil Noor Ali MKom menyampaikan bahwa penyempurnaan aplikasi ini dilandasi atas beberapa masukan pengguna Mecca WABot yang sebelumnya hanya lewat bot WhatsApp (WA). Aplikasi mobile MeccaBot ini sudah terintegrasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI, sehingga doa saat ibadah sudah ditujukan untuk semua golongan. “Karena sebelumnya banyak pengguna dari berbagai golongan dan doa ibadahnya berbeda-beda, jadi kami integrasikan di aplikasi mobile ini,” terang Holil kepada 1miliarsantri.net, Senin (3/6/2024). Holil menambahkan jika aplikasi MeccaBot ini akhirnya juga bisa menjawab keresahan jemaah yang sering tersesat saat menjalankan ibadah. Di aplikasi ini sekarang sudah bisa menjadi penanda titik awal jemaah hanya dengan swafoto (selfie) yang bisa diakses lewat bot, sehingga mereka tidak perlu tersesat saat ingin kembali ke tempat awal. “Foto ini nanti bisa kembali dilihat jemaah dan dapat dipilih setiap kali mereka ingin kembali ke tempat tersebut,” terang Kepala Prodi Inovasi Digital ITS tersebut. Tak hanya itu, MeccaBot kini juga bisa diakses dalam bahasa Inggris, sehingga memungkinkan untuk jemaah haji dan umrah internasional bisa turut mengakses dan memanfaatkan teknologi aplikasi ini. “Karena sebelumnya di Mecca WA Bot hanya tersedia untuk bahasa Indonesia, kini kami mengembangkan agar jemaah seluruh dunia bisa menggunakan juga,” tambahnya. Menurut Holil, fitur-fitur lain yang ada pada aplikasi MeccaBot ini juga lebih banyak. Di antara adalah fitur panduan umrah dengan pengembangan terdapat lokasi halte transportasi umum di Mekkah, fitur amalan yang dapat dilakukan saat ibadah, fitur petunjuk lokasi tempat ziarah, napak tilas Rasulullah, kawasan dan hotel, tempat oleh-oleh, rute perjalanan, dan masih masih banyak lagi. Meskipun aplikasi ini akhirnya banyak melakukan pengembangan, namun MeccaBot tetap dapat diakses tanpa menyita banyak ruang penyimpanan. Besar penyimpanan dari aplikasi ini nantinya hanya 50 megabyte. “Karena aplikasi ini ditujukan untuk mempermudah ibadah seluruh kalangan, kami tidak ingin hanya karena ruang penyimpanan mereka di HP yang terbatas jadinya kesulitan dalam mengakses,” ungkapnya. Aplikasi MeccaBot ini sekarang sedang dalam tahap verifikasi rilis di platform Playstore. Ketika aplikasi ini nantinya rilis, maka pada saat itu juga seluruh jemaah ibadah haji dan umrah di seluruh dunia bisa mendownload dan menggunakan aplikasi ini secara langsung. “Kami ingin seluruh jemaah dapat menggunakan aplikasi ini saat beribadah, dan bisa memberikan saran pada kolom yang telah tersedia di aplikasi untuk evaluasi kami ke depannya,” tutur Holil. Tim pengembangan aplikasi yang dipimpin Holil ini beranggotakan para mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS yakni Luthfi Hakim Irawan, Fathia Rahmanisa Dzakiyyarani, Hanny, dan Kahfin Ilham, serta dosen Departemen Sistem Informasi ITS Rizal Risnanda Hutama SKom MKom. Tim ini telah berhasil mendapat dana inkubator ITS untuk mengembangkan aplikasi tersebut menjadi sebuah perusahaan startup. “Dana ini akan kami maksimalkan untuk pengembangan aplikasi yang lebih luas,” pungkas Holil optimistis. (har) Baca juga :

Read More

Perketat Masuknya Haji Ilegal Masuk Makkah, Arab Saudi Lakukan Pemeriksaan di Lima Titik

Mekah — 1miliarsantri.net : Pemerintah Arab Saudi memperketat masuknya jamaah calon haji (Calhaj) Indonesia yang akan menuju Makkah untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji. Setidaknya ada lima titik check point (pos pemeriksaan) yang harus dilalui jamaah yang datang dari Madinah maupun Jeddah. Pemerintah Arab Saudi memperketat jalur masuk Makkah itu untuk mengantisipasi kedatangan jamaah haji ilegal yang tidak memiliki visa haji. Sehingga, proses ibadah pada puncak haji nanti bisa berjalan dengan aman dan lancar. Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Nasrullah Jasam mengatakan, jamaah yang datang dari Jeddah akan melewati dua titik check point. “Kalau dari Jeddah ke Makkah ini ada dua (check point). Jadi, pertama di Shumaisi. Dan yang kedua yang pas biasa cek orang umroh itu, di daerah Zaidi,” terang Nasurullah saat dikonfirmasi di Kantor Daker Makkah, Ahad (2/6/2024). Nasrullah sendiri hampir setiap hari melakukan perjalanan dari Jeddah ke Makkah. Menurut dia, pihak keamanaan Arab Saudi juga selalu melakukan pemeriksaan terhadap dirinya. “Hampir tiap hari saya ke Makkah. Itu di Shumaisi itu ada check point rutin dari pemerintah Arab Saudi. Karena saya punya tasreh murur untuk izin masuk Makkah, itu bukan hanya diperlihatkan kertasnya saja, tapi dicocokkan dengan alat yang mereka punya,” ucap dia. Jika surat izin yang dibawanya itu sesuai dengan alat tersebut, maka baru bisa lewat menuju Makkah. Jika tidak cocok, kata dia, maka biasanya akan dibelokkan ke luar area itu. “Jadi kami pun yang di Arab Saudi itu ketika masuk ke Makkah, itu mendapatkan pemeriksaan yang cukup ketat, dan tiap hari diperiksa,” kata Nasrullah. Sementara itu, untuk jalur Madinah-Makkah lebih ketat lagi. Karena, jamaah harus melewati tiga kali check point, yaitu di daerah setelah Dzul Hulaifah (Bir Ali), pertengahan jalur Madinah-Makkah, dan di daerah Jumum. “Kalau dari Madinah, malah sejak ngambil Miqat di Bir Ali sudah dicek. Belum lagi nanti beberapa check point, mungkin kalau gak salah ada tiga,” pungkasnya. (dul) Baca juga :

Read More

Fakta Sejarah Dua Bukit Safa Marwah

Makkah — 1miliarsantri.net : Bagi yang pernah melaksanakan haji dan umrah, tentu tidak asing dengan dua bukit yang berada di sisi sebelah timur Masjidil Haram yang juga termasuk salah satu tempat dalam rangkaian ibadah haji dan umrah, yaitu bukit Shafa dan Marwa. Dua bukit ini ternyata memiliki sejumlah fakta menarik, apa saja fakta menarik itu ? Berada di sebelah timur Masjidil Haram dengan jarak sekitar 130 meter dari Ka’bah, ternyata bukit Shafa awalnya bersambung dengan bukit Abu Qubays, di sisi selatan dan bukit Marwa berjarak sekitar 300 meter dari Ka’bah bersambung dengan bukit Qa’ayqa’an, berhadapan dengan bukit Shafa ada di sebelah utaranya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Ka’bah terletak di lembah tandus yang dipenuhi dengan bukit dan pasir, seperti halnya yang bisa disaksikan di Makkah. Bukit Shafa dan Marwa kemudian dipisahkan dari bukit lainnya ketika adanya perluasan Masjidil Haram pertama oleh Kerajaan Arab Saudi pada sekitar tahun 1955-1956, dan menjadikan keduanya menjadi satu bagian dari Masjidil Haram. Antara kedua bukit itu, terdapat jalan untuk melakukan Sa’i yang lazim disebut sebagai Mas’a. Kata “shafa” berasal dari kata shafa’ atau shafwan atau shafwa’ yang identik dengan makna “lembut” atau “murni”, sedangkan dalam kaitannya dengan penamaan bukit ini, mengandung makna sebagai bukit bebatuan yang besar, keras, dan halus, bercampur dengan kerikil dan pasir. Sedangkan kata “marwa” setidaknya memiliki dua asal kata dengan dua versi sejarah penamaan yang berbeda, yaitu mar’ah (wanita) karena mengenang ibunda Isma’il, yaitu Hajar yang berjuang mencari air untuk putranya. Versi lain adalah bahwa kata “Marwa” berasal dari kata “marwu” yang merujuk pada perbukitan dengan batu berwarna putih atau terang. Beberapa sumber mengungkap bahwa batu-batu dari bukit Marwa dahulu bisa digunakan sebagai pemantik api. Shafa-Marwa dan Darul Arqam Di masa lalu, bukit Shafa dan Marwa memang tidak banyak ditinggali oleh penduduk Makkah karena keduanya adalah bebatuan keras yang sulit untuk dibangunkan rumah. Akan tetapi para penduduk Makkah banyak yang bertempat tinggal di bawah kedua bukit itu, salah satunya adalah rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam atau yang biasa disebut sebagai Dar al-Arqam yang terletak di bawah bukit Shafa. Darul Arqam atau Rumah al-Arqam merupakan tempat berkumpulnya Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam– dan para sahabat ketika periode dakwah pertama atau secara sembunyi-sembunyi, di dalamnya diajarkan pokok-pokok ajaran Islam dan menjadi tempat Umar bin Khaththab masuk Islam. Karena fungsi itulah, nama Darul Arqam menjadi salah satu program kaderisasi di Muhammadiyah, bahkan menjadi nama khas di beberapa masjid dan pesantren Muhammadiyah. Di atas bukit Shafa pula, bermula dakwah secara terang-terangan, ketika Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– berseru “Ya Shobahah” dan berorasi di hadapan kaum Quraisy, dan saat itu pula Nabi juga mendapat penolakan dari Abu Lahab, pamannya sendiri. (zid) Baca juga :

Read More

Masjid Al-Bina Masjid yang Full Experiences

Jakarta — 1miliarsantri.net : Masjid Al-Bina yang berdiri kokoh di area pintu satu Gelora Bung Karno, adalah bentuk sisi lain dari sebuah religiusitas kawasan sport di pusat tengah kota. Kawasan yang hijau itu menjadi tampak Islami dan penuh kedamaian. Di lengkapi dengan area parkir yang luas, dan dikelilingi pepohonan yang menjadi lebih asri membuat masyarakat yang sedang berolahraga tidak perlu khawatir ketika harus break untuk menjalankan ibadah sholat. Bukan hanya mereka yang sedang berolahraga, bagi kalangan pekerja di perkantoran atau pun yang sedang jalan-jalan ke mal sekitar senayan, menjadi lebih nyaman untuk berniat sholat karena ada fasilitas tempat sholat yang terbuka di area strategis di pinggir jalan Asia Afrika. Ini bukti keramahan Jakarta dan relegiusitas Jakarta. Masjid yang didirikan pada 14 Desember 2001, termasuk masjid yang menyenangkan. Fasilitas toilet sangat bersih, fasilitas tempat wudhu yang cukup banyak, dan didukung dengan kapasitas air yang sangat cukup, sehingga saat mengambil air wudhu merasa segar dan puas. Begitu pun saat berada di dalam masjid, mendapatkan suasana sejuk sehingga mendekatkan ibadah menjadi lebih khusuk. Saat berdoa dan dzikir pun merasa ingin berlama lama. Sekilas, dessain Masjid Al-Bina seperti desain masjid-masjid di Turki. Bangunannya berdenah persegi. Sedangkan bagian atap segi delapan dengan kubah dome yang tidak terlalu tinggi.. Selain itu, masjid ini juga dilengkapi dengan menara-menara yang bercorak biru, sehingga menguatkan persepsi masjid di Turki. Hal lain yang mungkin tidak disadari, tangga naik ke masjid, dibuat berjumlah 17 tangga, yang menggambarkan jumlah rakaat sholat lima waktu. Hanya, memang tangga tangga tersebut memberi kesan tinggi. Ada baiknya dari pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) memikirkan fasilitas tambahan berupa lift, agar jamaah yang udzur tidak terlalu kesulitan untuk menaiki tangga. Namun, secara umum Masjid Al-Bina, berhasil memberikan kesan yang memuaskan bagi setiap pribadi yang sudah mencoba sholat di masjid tersebut. Mengapa? Ada pengalaman-pengalaman yang didapatkan selain sholat. Bisa dibuktikan sendiri, ketika pertama kali ke Masjid Al-Bina, tentu pandangan mata akan tertuju ke mana-mana. Melihat taman-taman hijau di sekitar masjid, melihat fasilitas olahraga yang lengkap dan juga bisa memandangi Gedung Gedung yang tinggi. Jadi, Masjid Al-Bina bisa disebut masjid yang full experiences. (fat) Baca juga :

Read More

Pulau Kecil ini Sangat Bergantung Kehidupan pada AI

Malta — 1miliarsantri.net : Malta adalah sebuah pulau kecil di Laut Mediterania, sangat bergantung pada teknologi AI (Artificial Intelegence). Dunia usaha, universitas, dan pemerintah menggunakan AI sebagai cara untuk mengotomatisasi tugas, meningkatkan pendidikan, dan bahkan mengatasi kemacetan lalu lintas pada jam sibuk. Negara ini memiliki populasi lebih dari 500.000 jiwa, namun sudah memiliki 56 startup AI, menurut pelacak startup Tracxn Technologies. Itu berarti 1 startup untuk setiap 9.500 orang. Sementara itu, Amerika Serikat, yang memiliki populasi lebih dari 330 juta jiwa, memiliki sekitar 24.000 startup AI berdasarkan hitungan Tracxn. Atau 1 untuk setiap 14.000 penduduk. Negara ini telah lama menjadi berita utama sebagai tempat menarik bagi wisatawan kaya. Program “paspor emas” yang memberikan kewarganegaraan kepada orang asing yang kaya dengan imbalan menginvestasikan sejumlah uang di negara tersebut merupakan program paspor asing kedua yang paling banyak dicari oleh orang Amerika pada tahun lalu. Mereka juga mulai mengucurkan dana untuk kecerdasan buatan sebelum perlombaan senjata AI yang dipicu oleh ChatGPT dimulai. Pada tahun 2019, Malta menguraikan visinya untuk menjadi “Landasan Peluncuran AI Terbaik” pada tahun 2030. Tujuannya adalah agar Malta menjadi “tempat di mana perusahaan dan pengusaha lokal dan asing dapat mengembangkan, membuat prototipe, menguji, dan menskalakan AI, dan pada akhirnya memamerkan nilai inovasi mereka di seluruh negara yang siap untuk diadopsi.” AI akan menjadi “batu loncatan dari Malta ke dunia”. Upaya-upaya tersebut sempat terhenti antara pandemi dan pergantian pemerintahan politik. Kini, berdasarkan Undang-Undang AI Uni Eropa — undang-undang AI yang berlaku umum di kawasan ini, yang melarang kasus penggunaan yang tidak dapat diterima — Malta sedang menyusun strategi AI baru. Demikian ssperti dikutip dari Bloomberg. Pihak-pihak yang menjadi pusat upaya baru ini berfokus pada penerapan teknologi secara aman. Mereka mengembangkan inisiatif untuk memerangi perpindahan pekerjaan dan kerangka etika, misalnya. Pandangan ke depan dalam menyadari pentingnya AI telah membuat Malta unggul dalam bidang AI, dan Malta terus menjadi pemimpin dalam industri ini hingga sekrang.” Alexiei Dingli, seorang profesor kecerdasan buatan di Universitas Malta, yang memimpin penelitian di Malta upaya, termasuk proyek kemacetan lalu lintas, kepada Bloomberg. (run) Baca juga :

Read More