Sapi Milik Warga Ponorogo Dibeli SBY Seharga Rp 100 juta

Ponorogo — 1miliarsantri.net : Danang Saputra (28), peternak asal Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengaku bangga dan terkesan karena dua ekor sapi peliharaannya dibeli dengan harga hampir Rp 100 juta oleh mantan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Saya tidak menyangka ternyata yang beli Pak SBY,” ucap Danang dengan nada bersemangat saat ditemui 1miliarsantri.net, Senin (17/6/2024). Sapi milik Danang dipilih karena memiliki bobot di atas 1 ton. Sapi tersebut berjenis limousine cross dan limousine full, serta diberi nama Werkudara dan Antasena. Wekudara memiliki bobot seberat satu ton lebih 35 kilogram dan satu ton lebih lima kilogram. Dua sapi yang dibeli SBY sudah ditandai. Walaupun sudah dibeli, Danang masih melakukan perawatan rutin. Termasuk memberikan makanan yang bernutrisi bagi sapi. Danang menceritakan bagaimana sapi miliknya dipilih SBY untuk dijadikan hewan kurban. Pada awal Juni lalu dirinya mendapatkan telepon dari salah seorang yang mengaku dari Pacitan, saat itu pria tersebut menanyakan harga sapi yang dijualnya. Dia menjelaskan bahwa dua sapinya dihargai nyaris Rp100 juta oleh SBY. “Nggak tahu kalau yang telepon itu utusan dari Pak SBY, baru dua hari kemarin dibayar dan baru tahu ternyata dibeli Pak SBY,” pungkasnya. (dik) Baca juga :

Read More

Tips Mendengarkan Khutbah Arafah di Radio

Mekah — 1miliarsantri.net : Jamaah haji yang berada di Padang Arafah dan ingin mendengarkan Khutbah Arafah tidak perlu khawatir tidak mengerti. Jamaah bisa mendengarkan Khutbah Arafah dalam bahasa Indonesia. Jamaah haji sekarang bisa membuka channel radio FM 96.200 MHz. Selain itu jamaah juga bisa mendengarkan khutbah Masjidil Arafah melalui link https://manaratalharamain.gov.sa/arafa/ Tips mendengarkan terjemahan khutbah Arafah: Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi Mahbub Maafi Ramadhan menyebutkan kegiatan jemaah haji saat di Arafah mengikuti kegiatan Rasulullah SAW ketika berhaji. Saat Rasulullah melakukan wukuf haji wada’, Rasul menyampaikan khutbah ketika waktu zawal tiba. Setelahnya, Rasul menjamak Sholat Dzuhur dan Ashar. Karena itu dengan meniru kegiatan wukuf nabi, jamaah haji akan mendengarkan khutbah wukuf di Arafah. Setelah itu, jamaah haji akan melaksanakan salat Dzuhur dan Ashar dengan jamak taqdim, yaitu melaksanakan Sholat Dzuhur dan Ashar pada waktu Dzuhur. ”Setelah mendengarkan khutbah wukuf, jamaah melaksanakan Sholat Dzuhur dan Ashar dengan cara jamak taqdim,” terang Kiai Mahbub. (drus) Baca juga :

Read More

Sebanyak 27 Ribu Bus Disiapkan Untuk Transportasi Jamaah Haji

Mekah — 1miliarsantri.net : Kementerian Transportasi dan Logistik Arab Saudi menyiapkan sebanyak 27 ribu bus sebagai salah satu sarana angkutan darat bagi seluruh jamaah haji selama puncak Musim Haji 1445 Hijriah. “Kami punya transportasi darat dengan bus. Lebih dari 27.000 bus disiapkan untuk mengangkut jamaah ke Masjidil Haram,” terang Menteri Transportasi dan Logistik Arab Saudi Saleh bin Nasser Al-Jasser, di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (15/6/2024). Dia memperkirakan, dalam satu waktu, puluhan ribu bus tersebut mampu mengangkut sekitar 1,2 juta jamaah sekaligus. “Jika seluruh armada ini dibariskan, maka (panjangnya) bisa dari Jeddah dan Makkah, itu berarti armada yang sangat besar,” lanjutnya. Selain bus, menurut Saleh Al-Jasser, kereta cepat Haramain yang menghubungkan kota suci Makkah dan Madinah melalui Jeddah juga siap mengangkut sekitar 3.000 penumpang sekali jalan dengan kecepatan 300 km per jam. Pemerintah Arab Saudi, kata Al-Jasser, telah menyiapkan berbagai moda transportasi dan layanan logistik mulai dari angkutan udara, laut, hingga kereta api dengan melibatkan lebih dari 47 ribu pekerja. “Transportasi udara memiliki persentase terbesar dalam pengangkutan jamaah haji luar negeri. Lebih dari 90 persen datang melalui udara dari berbagai negara di dunia,” sambungnya. Selain itu, kata Saleh Al-Jasser, kementeriannya juga menciptakan berbagai inovasi baru untuk meningkatkan kenyamanan jamaah haji, mulai dari jalan berbahan karet di Arafah, hingga sistem pemantau elektronik bus. “Sistem pemantauan elektronik untuk bus, agar bus tidak mogok dalam hitungan detik. Banyak ide-ide baru yang kami coba lalu evaluasi untuk melayani jamaah haji,” pungkasnya. (drus) Baca juga :

Read More

Seluruh Jamaah Haji Sudah Diberangkatkan ke Arafah

Mekah — 1miliarsantri.net : Jamaah haji Indonesia mulai diberangkat secara bertahap ke Arafah untuk melaksanakan puncak haji, Jumat (14/6/2024). Jamaah dari sejumlah kloter sudah sampai di Arafah dan mulai memenuhi tenda-tenda sejak Jumat siang. PPIH Arab Saudi membuat skema perjalanan jamaah selama puncak haji pada 8 Zulhijah 1445 H/14 Juni 2024 hingga 13 Zulhijah/19 Juni 2024. Kepala Satuan Operasional Armuzna, Harun Ar-Rasyid mengatakan, ada tiga gelombang keberangkatan jamaah haji Indonesia dari Makkah ke Arafah pada 8 Zulhijah 1445 H atau 14 Juni 2024. “Skema dan skenario ini khusus untuk jamaah haji reguler yang tidak ikut dalam skema murur di Muzdalifah maupun safari wukuf. Trip pertama yakni pada pukul 07.00 – 11.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Lalu trip kedua pada pukul 11.30-16.00 WAS. Dan trip ketiga pada pukul 16.30 – 21.30 WAS,” terang Harun di Makkah, Sabtu (15/6/2024). Harun menjelaskan, saat jamaah akan naik ke bus akan ada petugas yang memindai smart card setiap jamaah. Setelah semua naik akan dihitung dan dipastikan jamaahnya sesuai dengan manifest. Baru kemudian pintu bus disegel dengan stiker dan diberangkatkan ke Arafah. Setibanya di Arafah, telah disiapkan tenda-tenda yang dibagi ke dalam 73 maktab. Segel di pintu bus baru dibuka di depan maktab. Jamaah menempati tenda-tenda yang telah disediakan sesuai dengan kloter dan rombongannya. Selanjutnya, jamaah akan menginap satu malam di Arafah. Pada 9 Zulhijah 1445 atau 15 Juni 2024, jamaah akan mengikuti wukuf. “Waktu wukuf di Arafah dimulai saat tergelincirnya matahari atau saat duhur hingga terbit fajar. Satuan Operasional Armuzna akan membimbing jemaah untuk bergerak ke Muzdalifah secara bertahap mulai 9 Zulhijah, setelah Magrib. Pergerakan jamaah dari Arafah ke Muzdalifah sudah diatur dimulai pukul 19.00 Waktu Arab Saudi,” lanjut Harun Jamaah akan menjalani mabit hingga melewati tengah malam di Muzdalifah. Pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina sudah dimulai pada pukul 23.30 WAS atau menjelang pergantian hari ke tanggal 10 Zulhijah 1445 H atau 15 Juni 2024. “Jamaah akan bergerak ke Mina menggunakan bus Taraddudi yang telah disediakan,” imbuhnya. Di Mina nantinya telah disiagakan petugas yang menyambut para jamaah yang tiba dari Muzdalifah. Jamaah langsung diarahkan ke tenda masing-masing sesuai dengan maktabnya. Prosedur pemeriksaan smart card tetap dilakukan setiap kali dilakukan pergerakan jamaah. Jamaah akan bermalam di Mina untuk persiapan lontar jumrah di Jamarat. “Kami membentuk pos-pos di rute Jamarat untuk memantau pergerakan jamaah yang akan melontar jumrah, baik itu di lantai 3 yang ada di Mina maupun di lantai bawah atau dasar yang menuju Makkah,” pungkasnya. (drus) Baca juga :

Read More

Mahasiswa Indonesia yang Jadi Penerjemah Khutbah Jumat di Masjid Nabawi

Madinah — 1miliarsantri.net : Empat Warga Negara Indonesia (WNI) dipercaya Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menjadi penerjemah khutbah Sholat Jumat di Masjid Nabawi, Madinah. Dzakwan Aisy Fajar Azhari salah seorang di antaranya yang sudah tiga tahun menjadi penerjemah di Masjid Nabawi. Ditemui di sela-sela aktivitasnya di Masjid Nabawi, pria beristri tersebut menuturkan, jamaah haji dan umroh dari Indonesia tidak perlu khawatir tidak mengerti arti dari khutbah Jumat di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram. Sebab, jamaah bisa mendengarkan khutbah tersebut dalam bahasa Indonesia secara live melalui melalui radio, aplikasi, dan website. Jamaah bisa mendengarkan khutbah Jumat di Masjid Nabawi lewat radio di frekuensi 99.0 FM dan di Masjidil Haram di frekuensi 90.50. Sementara untuk aplikasi ada Mixir dan website di alamat https://manaratalharamain.gov.sa. Mahasiswa asal Indonesia di Universitas Islam Madinah (UIM) ini mengungkapkan, tiga rekannya yang juga menjadi penerjemah di Masjid Nabawi adalah Haris Hermawan (mahasiswa S3 Jurusan Manajemen Pendidikan), Hanif Husin Achmad (mahasiswa S2 Jurusan Usul Fikih), dan Hirzi Sasmaya (mahasiswa S2 Jurusan Fikih). “Yang di Makkah ada 1 orang yang non mahasiswa,” ujar Dzakwan kepada 1miliarsantri.net, Jumat (14/6/2024). Program translator khutbah Jumat ini sudah berlangsung selama 10 tahunan, tetapi untuk untuk Bahasa Indonesia dimulai 7 tahun lalu. Mahasiswa S2 Jurusan Ilmu Hadis ini bercerita, awalnya khutbah tersebut menjadi satu bagian dengan pengisi kajian berbahasa Indonesia. Ustadz Firanda Andirja juga merupakan salah seorang yang pernah menjadi pengisi kajian berbahasa Indonesia sekaligus penerjemah khutbah Jumat. Saat menerjemahkan khutbah, Dzakwan berada di salah satu ruangan di dekat pintu 9 Masjid Nabawi yang dipakai sebagai ruang translator. Ruangan lantai pertama untuk Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Hausa, Bahasa Mandarin, dan Bahasa Persia. Sedangkan ruangan di lantai dua untuk Bahasa Urdu, Bahasa Prancis, Bahasa Turki, Bahasa Bangali, dan Bahasa Rusia. “Setiap ruangan berukuran 15×15 meter. Di dalam ruangan itu dibuat kubikel seperti ruangan kerja redaksi di sebuah media massa,” papar pria asal Karanganyar, Jawa Tengah ini. Masing-masing penerjemah mendapat satu bagian kubikel. Biasanya, kata dia, para penerjemah sudah mendapat naskah khutbah satu hari sebelumnya atau pada Kamis. Mereka lalu membuat naskah versi terjemahan. Namun sering pula mereka mendapatkan salinan revisi khutbah Jumat beberapa jam sebelum Sholat Jumat berlangsung. Di Masjid Nabawi ada 10 khatib tetap yang sekaligus menjadi imam sholat fardhu. Khatib Jumat di Masjid Nabawi memang selalu membawa teks, tetapi disebut Dzakwan, terkadang ada improvisasi dari khatib. “Jadi yang disampaikan tidak ada di naskah. Ada yang puitis juga,” sambungnya. Saat bertugas, Dzakwan menggunakan laptop dan mikrofon serta memakai headset. Laptop, kata mahasiswa yang sudah 7 tahun tinggal di Madinah itu, dipakai untuk mencari ayat yang kadang-kadang tidak ada dalam teks tapi dibaca oleh khatib. “Bisa jadi ada improvisasi, khatib mengutip ayat yang tidak ada dalam naskah khutbah. Saya harus segera searching agar tidak salah dalam menerjemahkan ayat,” lanjut bapak satu anak itu. Pria berusia 27 tahun ini kuliah S1 dan S2 jurusan hadits di UIM. Pria 27 tahun itu berasal dari Karanganyar, Jawa Tengah. Orang tuanya wiraswasta dan sangat peduli pendidikan. Ayah dan ibunya pernah sekolah di Pendidikan Guru Agama (PGA). Ayahnya juga lulusan UIN Walisongo, Semarang. Setelah menyelesaikan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah di Karanganyar, Dzakwan dikirim orang tuanya ke Pondok Pesantren Imam Bukhori, Karanganyar. Setelah lulus Madrasah Aliyah, Dzakwan mendaftar ke UIM. Tugas Dzakwan dan tiga mahasiswa lainnya tidak hanya menerjemahkan khutbah Jumat, tetapi juga menerjemahkan khutbah Sholat Idul Fitri, Sholat Idul Adha, dan pernah juga khutbah Sholat Istisqa (minta hujan). “Kami juga menerjemahkan buklet dan pengumuman-pengumuman di Masjid Nabawi,” terang Dzakwan. Di dalam masjid juga ada layar informasi yang berbahasa Indonesia yang juga hasil kerja Dzakwan dan kawan-kawan. Ia kini terdaftar sebagai karyawan Direktorat Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Lembaga itu di bawah badan independen di bawah Kerajaan Arab Saudi yang bertugas mengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Setiap bulannya mereka mendapatkan gaji. Namun, dia enggan menyebutkan jumlahnya meskipun lebih besar daripada uang sakunya sebagai mahasiswa. “Lumayanlah,” kata Dzakwan yang tinggal di daerah Al Iskan, Madinah. Berkah berkuliah di Madinah juga mengantarkannya menemukan belahan jiwa. Dzakwan menikahi istrinya, Intan Prameswari yang juga bekerja di Masjid Nabawi. “Istri saya awalnya kuliah di Institut Nabawi, setelah lulus dia bekerja di Masjid Nabawi. Tugasnya menerima setoran (hafalan quran) dari santri secara online,” pungkas Dzakwan. (dul) Baca juga :

Read More

Perbedaan Hari Raya Idul Adha Indonesia dan Saudi

Madinah — 1miliarsantri.net : Hari Raya Idul Adha 1445 H tinggal menghitung hari. Berbeda dengan Indonesia, hari Raya Idul Adha di Arab Saudi jatuh pada tanggal 16 Juni 2024. Pemerintah RI melalui Kementarian Agama (Kemenag) telah menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H pada Sabtu 8 Juni 2024. Maka, dengan ditetapkannya awal Dzulhijjah 1445 H itu, Hari Raya Idul Adha 1445 H di Tanah Air terjadi pada Senin 17 Juni 2024. Dengan demikian, Da’iratul Ahillah Makamah Tinggi Arab Saudi menyatakan, wukuf jamaah haji jatuh pada 9 Zulhijjah 1445 di Arafah atau bertepatan dengan hari Sabtu 15 Juni 2024. Sementara, Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H di Arab Saudi bertepatan dengan hari Ahad, 16 Juni 2024. Wukuf di Arafah hari Sabtu 9 Dzulhijjah 1445 H sesuai kalender Ummul Qura yang bertepatan dengan 15 Juni ‘Haziran’. Idul Adha yang terberkati jatuh pada Ahad setelahnya,” kata keputusan Badan Hilal Mahkamah Tinggi KSA terkait awal Dzulhijjah 1445 H. Dengan demikian, perayaan Hari Raya Idul Adha antara Arab Saudi dengan Indonesia berbeda 1 hari. Sebab, Idul Adha di Indonesia jatuh pada Senin 17 Juni 2024. Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki mengatakan, berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria MABIMS, serta adanya laporan hilal terlihat, disepakati bahwa 1 Zulhijjah tahun 1445 H jatuh pada hari Sabtu, 8 Juni 2024. “Dan hari raya Idul Adha jatuh pada Senin 17 Juni 2024,” terangnya kepada 1miliarsantri.net, Kamis (13/6/2024). Dia berharap, dengan hasil sidang isbat ini, seluruh umat Islam di Indonesia dapat merayakan Idul Adha bersama-sama. Hanya saja,, perlu diketahui oleh seluruh masyarakat, jika di kemudian hari ada perbedaan dalam melaksanakan ibadah yang berkaitan dengan Idul Adha, maka diharapkan semuanya bisa mengedepankan harmoni dan toleransi serta tidak menonjolkan perbedaan yang ada. Wamenag menjelaskan, bahwa keputusan penetapan 1 Zulhijjah 1445 H didasarkan dari data posisi hilal di seluruh Indonesia. Yaitu, ketinggian hilal berkisar antara 7° 15,82′ hingga 10° 41,09′ dan sudut elongasinya 11° 34,83′ hingga 13° 14,47’. (wink) Baca juga :

Read More

Pemerintah Saudi Tetapkan Wukuf dan Idul Adha

Mekah — 1miliarsantri.net : Badan Hisab (Da’iratul Ahillah) dan Rukyat Mahkamah Tinggi Kerajaan Arab Saudi (KSA) menyatakan, puncak haji yakni wukuf di Arofaj, jatuh pada 9 Dzulhijjah 1445 H atau bertepatan dengan hari Sabtu, 15 Juni 2024. Sementara Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H jatuh bertepatan dengan hari Ahad, 16 Juni 2024. Penetapan puncak haji 9 Dzulhijjah 1445 H dan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H didasarkan pada kalender Ummul Qura, penanggalan resmi KSA untuk menentukan pergantian bulan qamariyah/hijriyah. Penetapan puncak haji 9 Dzulhijjah 1445 H dan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 H tidak dapat dilepaskan dari penetapan awal bulan Dzulhijjah 1445 H Badan Hisab dan Rukyat Mahkamah Tinggi KSA itu sendiri. Badan Hisab dan Rukyat Mahkamah Tinggi KSA menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh bertepatan dengan hari Jumat, 7 Juni 2024. Penetapan 1 Dzulhijjah 1445 H didasarkan pada kalender Ummul Qura. Badan Hisab dan Rukyat Mahkamah Tinggi KSA mengumumkan awal bulan Dzulhijjah 1445 H setelah melakukan sidang itsbat pada Kamis 29 Dzulqa’dah 1445 H (6/6/2024) sore waktu Arab Saudi (WAS). “Hari Jumat, 1 Dzulhijjah 1445 H sesuai kalender Ummul Qura yang bertepatan dengan 7 Juni ‘Haziran’ 2024 M, yaitu awal bulan Dzulhijjah. Wukuf di Arafah hari Sabtu, 9 Dzulhijjah 1445 H sesuai kalender Ummul Qura yang bertepatan dengan 15 Juni ‘Haziran’. Idul Adha yang diberkati jatuh pada Ahad setelahnya,” tulis putusan Badan Hisab dan Rukyat Mahkamah Tinggi KSA terkait awal Dzulhijjah 1445 H. Mahkamah Tinggi KSA menetapkan awal Dzulhijjah berdasarkan aktivitas rukyatul hilal dan ketetapan badan Hisab dan Rukyat Mahkamah Tinggi KSA terkait awal bulan Dzulqa’dah 1445 H yang jatuh bertepatan dengan Kamis, 9 Mei 2024 sesuai dengan hasil aktivitas rukyatul hilal ketika itu. Berdasarkan kesaksian orang yang dapat dipercaya atas hilal Dzulhijjah 1445 H, Badan Hisab dan Rukyat Mahkamah Tinggi KSA menyatakan bahwa 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh bertepatan dengan hari Jumat, 7 Juni 2024. Berdasarkan kesaksian rukyatul hilal itu juga, Badan Hisab dan Rukyat Mahkamah Tinggi KSA menyatakan wukuf jamaah haji pada 9 Dzulhijjah 1445 di Arafah jatuh bertepatan dengan hari Sabtu, 15 Juni 2024. Sedangkan Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1445 H jatuh bertepatan dengan Ahad, 16 Juni 2024. Mahkamah Tinggi KSA mengakhiri maklumatnya dengan mendoakan otoritas Tanah Haram yang telah melayani para tamu Allah, dan mendoakan segenap umat Islam agar tetap di jalan yang diridhai-Nya. Mahkamah Tinggi KSA berdoa semoga Allah menerima amal saleh umat Islam dan mengampuni dosa mereka, memelihara keselamatan para jamaah haji, memudahkan pelaksanaan manasik haji, dan menerima ibadah haji jamaah. Sesungguhnya Dia maha dekat dan pengabul doa. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya. (drus) Baca juga :

Read More

Jelang Puncak Haji, Jamaah Sudah Wajib Berihram dan Niat Haji

Mekah — 1miliarsantri.net : Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan memberangkatkan jamaah haji ke Arafah untuk memulai rangkaian puncak haji pada 14 Juni 2024 atau 8 Zulhijjah 1445 H, dimulai pukul 07.00 WAS. Sebelum berangkat ke Arafah setiap jamaah harus memastikan dirinya sudah berihram dan niat haji di hotel masing-masing. Merujuk Tuntunan Manasik Haji bagi Lansia yang diterbitkan Kementerian Agama, Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda menyampaikan, pelaksanaan niat ihram haji setelah jemaah bersuci, disunahkan membersihkan badan dengan mandi dan berwudhu, memotong kuku, memakai wangi-wangian. “Lalu berpakaian ihram, dilanjutkan dengan melaksanakan salat sunat ihram dan berniat haji. Khusus bagi jamaah haji lansia, yang lemah atau sakit maka dianjurkan untuk melakukan niat ihram haji disertai Isytirat (ihram bersyarat) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi halangan yang menyulitkan terlaksananya ibadah haji,” terang Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Selasa (11/6/2024). Setelah mengucapkan niat ihram haji, Widi melanjutkan, jemaah dianjurkan berdzikir, dengan membaca talbiyah selama perjalanan dari Makkah ke Arafah, serta bershalawat. Untuk pakaian ihram lansia, kata Widi, khususnya bagi jamaah laki laki perlu melatih diri dengan bimbingan pembimbing ibadah kloter bagaimana memakai pakaian ihram yang nyaman dan sah menurut fikih, seperti menggunakan ikat pinggang atau sabuk di atas pusar, lalu digulung kain ihram hingga sabuk tidak terlihat dan menggunakan kain ihram yang nyaman serta tidak mengekang gerakan kaki dan tangan. Dijelaskan Widi, mengingat jamaah haji lansia mudah melupakan hal-hal yang diharamkan saat memakai baju ihram, seperti mengganti baju ihram dengan baju biasa. Dalam konteks ini, ujar dia, jika lansia lupa sedang berihram atau tidak mengetahui hal-hal yang diharamkan saat berihram, maka tidak wajib membayar fidyah. “Ini pendapat mazhab Syafi’i dan Hambali,” ucapnya. Widi menambahkan, untuk pemantapan manasik haji, selain mendalami secara mandiri melalui buku-buku dan referensi yang dapat diunduh di aplikasi superapps Pusaka Kementerian Agama, jemaah dapat bertanya dan konsultasi manasik haji kepada pembimbing ibadah yang mendampingi di hotel atau sektor. Ia mengatakan, menjelang puncak haji mendatang, tepatnya pada tanggal 5 Zulhijah atau 11 Juni 2024, bus shalawat sementara akan berhenti beroperasi. Karenanya, mulai tanggal 5 sampai 8 Zulhijah atau saat jamaah mulai diberangkatkan ke Arafah, seluruh aktivitas ibadah jemaah dilakukan di hotel. “Jamaah dapat beristirahat penuh dan mempersiapkan diri menjalani rangkaian puncak haji,” sambungnya. Selain itu, ujar Widi menambahkan, jamaah yang mengikuti program Murur, yaitu mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah setelah menjalani wukuf di Arafah tidak perlu khawatir bagaimana memperoleh batu kerikil untuk lontar jumrah. “PPIH akan membekali jamaah batu kerikil sejak jemaah ada di Arafah. Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Jumlah tersebut cukup untuk keperluan lontar Jumrah Aqobah hingga selesai Nafar Tsani,” pungkasnya. (drus) Baca juga :

Read More

Ijazah Kyai Gontor Kepada Santrinya

Jakarta — 1miliarsantri.net : Suatu ketika seorang santri berstatus guru cukup senior sowan ke Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH. Hasan Abdullah Sahal mohon ijin sekaligus minta doa melanjutkan kuliah S2 ke Pakistan. Kiai Hasan langsung merestui sembari berkata, pergilah ke Pakistan dengan membawa sepatu bolamu. Santri terkejut mendengar pesan Kiai Hasan. “Tapi Ustadz, saya pergi ke Pakistan untuk menuntut ilmu,” kata santri. Kiai Hasan kembali menjawab “Wes to, gowoen sepatu bolamu (sudahlah bawa sepatu bolamu),” kata Kiai Hasan. Datang lagi santri kedua di waktu berbeda sowan ke Kiai Hasan untuk ijin pulang melanjutkan kuliah ke IAIN Bandung setelah menyelesaikan masa pengabdian di Gontor. Santri ini pun mendapat pesan yang sama dari Sang Kiai. “Lanjutkan main bola di Jawa Barat,” kata Kiai Hasan. Selang beberapa tahun dua orang santri ini kembali ke Gontor setelah menyelesaikan pendidikan. Santri pertama sukses raih gelar S2 di Pakistan dan bercerita sering diajak orang keliling Pakistan karena kehebatannya main bola. Sementara santri kedua mengaku mendapat banyak kemudahan selama di Bandung karena keahliannya main bola. “Dengan sepakbola, sekat-sekat yang sulit ditembus akan terbuka dengan mudah. Santri yang punya keahlian sepakbola harus tetap main bola. Begitu cara Gontor mendidik,” kata Kiai Hasan. Kisah ini terungkap ketia Kiai Hasan menyampaikan sambutan dalam acara opening DGS Annual Match yang dihadiri Foruma Olahragawan Darussalam (FORDA) di lapangan utama PMDG, Jumat (7/6/2024). Dalam tradisi pesantren hubungan antara Kiai dan Santri akan selalu melekat hingga akhir hayat. Tradisi sowan, silaturahmi sering dilakukan untuk meminta doa dan restu dari Kiai. Ada sebuah istilah di kalangan pesantren, meminta Ijazah kepada Kiai. Ijazah Kiai adalah satu bentuk perizinan dari para Kiai kepada para santri untuk mengamalkan satu amalan yang bermanfaat yang berkenaan dengan masalah-masalah duniawi atau masalah-masalah ukhrowiyah. Biasanya Ijazah ini dalam bentuk wirid, dzikir atau puasa dalam waktu tertentu yang harus dilakukan penerima ijazah. Bisa jadi perintah bawa sepatu bola dan main bola dalam kisah di atas adalah ijazah Kiai Hasan kepada santrinya. Ijazah nya sebuah amalan agar main bola. Dalam tradisi Gontor meminta doa Kiai sering dilakukan alumninya, Kiai biasanya membalas doakan kami juga. Inilah tradisi Gontor, saling mendoakan yang dilakukan dua arah bukan hanya dari Kiai ke santri tapi juga dari santri ke Kiai, karena kita semua menyadari hamba yang saling mendoakan akan cepat dikabulkan hajatnya oleh Allah SWT. (yan) Baca juga :

Read More

Din Syamsudin : Pemberian Konsensi Tambang, Jebakan Pemerintah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Din Syamsuddin, menyuarakan keberatannya terhadap rencana pemberian konsesi izin tambang untuk ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Dalam pernyataannya, Din menyebut tawaran tersebut sebagai jebakan. “Sistem Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan kontrak karya adalah sistem kolonial Belanda yang dilanggengkan melalui UU Pertambangan terbaru, dan berpotensi disalahgunakan untuk korupsi,” tegas Din yang dikutip Senin (10/6/2024). Din berpendapat bahwa sistem IUP tidak sesuai dengan konstitusi, dan pemberian konsesi tambang kepada NU dan Muhammadiyah tidak seimbang dengan jasa kedua ormas tersebut kepada bangsa dan negara. Sebagai warga Muhammadiyah, Din mengusulkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menolak tawaran pemberian konsesi tambang dari Pemerintah. Menurutnya, langkah ini perlu diambil untuk menghindari kemungkinan pelanggaran hukum dan penyalahgunaan wewenang. Polemik ini muncul dalam konteks rencana Pemerintah untuk memberikan konsesi tambang kepada NU dan Muhammadiyah sebagai bentuk apresiasi terhadap peran kedua ormas tersebut dalam pembangunan nasional. Namun, kebijakan ini menuai kontroversi dan mendapat kritik dari berbagai kalangan, termasuk Din Syamsuddin. Sebelumnya, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyatakan, bahwa pengelolaan tambang untuk ormas keagamaan merupakan wewenang pemerintah. “Kemungkinan Ormas Keagamaan mengelola tambang tidak otomatis karena harus memenuhi persyaratan,” jelas Mu’ti pada Ahad (2/6/2024) lalu. Mu’ti juga menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada pembicaraan Pemerintah dengan Muhammadiyah terkait dengan kemungkinan pengelolaan tambang. Mu’ti juga menekankan bahwa Muhammadiyah tidak akan tergesa-gesa dan mengukur kemampuan diri agar pengelolaan tambang tidak menimbulkan masalah bagi organisasi, masyarakat, bangsa, dan juga negara. “Kalau ada penawaran resmi Pemerintah kepada Muhammadiyah akan dibahas dengan seksama,” pungkas Mu’ti. (wink) Baca juga :

Read More