Kemenhub Siapkan 32.130 Unit Bus Untuk Musim Mudik Nataru

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kementerian Perhubungan telah menyiapkan sarana dan prasarana antara lain 32.130 unit bus dengan jumlah kapasitas 1,2 juta penumpang di 113 terminal (tipe A). Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, infrastruktur transportasi siap melayani mobilitas masyarakaat saar musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. “Dalam rangka mendukung kelancaran dan animo masyarakat yang akan berpergian saat nataru, Kemenhub menyiapkan sarana dan prasarana transportasi,” terang Dudy. Dia merinci, untuk sektor transportasi laut tersedia 764 unit kapal laut dengan jumlah kapasitas 60.000 di 110 pelabuhan. Kemudian ada 159 unit kapal penyeberangan dengan jumlah kapasitas 2,1 juta, 11 lintas pelabuhan penyeberangan, 29 dermaga moveable bridge, 2 dermaga Ponton serta 17 dermaga Plengsengan. Sementara, Kereta Api akan disediakan sebanyak 2.683 perjalanan kereta api dengan jumlah kapasitas 4,1 juta dengan prasarana di jaringan jalur kereta api Sumatera, Jawa, serta Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk layanan penerbangan udara disiapkan sebanyak 417 unit pesawat dengan jumlah kapasitas 8 juta serta 56 bandara. Menhub menjelaskan, pada angkutan darat telah disediakan kantong parkir dan buffer zone di akses ke pelabuhan penyeberangan, pemberlakuan delaying system, pemberian izin insidentil perusahaan otobus, pemberlakuan contra flow, serta kategorisasi kondisi antrean di pelabuhan penyeberangan. Pada angkutan laut telah disiapkan kapal navigasi dan patroli untuk tanggap darurat kejadian luar biasa, protokol tanggap darurat penanganan kejadian tidak terduga, serta buffer area dalam kawasan pelabuhan dan penyiapan pelabuhan alternatif. Pada angkutan udara disiapkan informasi dan koordinasi penanganan dampak aktivitas vulkanik, kategorisasi kompensasi dan ganti rugi keterlambatan penerbangan, serta penanganan kemacetan traffic darat pada akses ke bandara. Sementara itu, pada angkutan kereta api diselenggarakan Daerah Pemantauan Khusus (Dapsus) beserta personel dan sarana standby, kesiapan alat material untuk siaga (AMUS) di beberapa titik, serta sosialisasi dan penyiagaan personel Kemenhub pada perlintasan. sebidang yang rawan macet. (Iin) Baca juga :

Read More

Pria 100 Tahun Nikahi Wanita 102 Tahun

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sepasang suami istri dari Philadelphia telah memecahkan Rekor Dunia Guinness dengan menjadi pasangan pengantin baru tertua di dunia. Bernie Littman, berusia 100 tahun, dan Marjorie Fiterman, berusia 102 tahun, menikah awal tahun ini, dengan total usia gabungan mereka yang luar biasa, yaitu 202 tahun dan 271 hari, sebagaimana dikonfirmasi pada tanggal 3 Desember oleh Guinness World Records. Kisah cinta pasangan yang berusia seratus tahun ini dimulai di sebuah fasilitas perawatan lansia di Philadelphia, tempat mereka berdua tinggal. Mereka bertemu sembilan tahun lalu di sebuah pesta kostum yang diadakan di lantai mereka dan dengan cepat mengembangkan hubungan romantis. Perjalanan mereka bersama mencapai puncaknya dalam sebuah upacara pernikahan yang diadakan pada tanggal 19 Mei, di fasilitas yang sama tempat hubungan mereka dimulai. Baik Bernie maupun Marjorie telah menjalani kehidupan yang kaya dan memuaskan, telah menikah dengan pasangan mereka masing-masing selama lebih dari enam dekade sebelum menjadi janda. Meskipun kuliah di University of Pennsylvania secara bersamaan di masa muda mereka, mereka tidak pernah bertemu sampai takdir mempertemukan mereka di tahun-tahun terakhir mereka. Bernie menjadi seorang insinyur, sementara Marjorie mengejar karier sebagai seorang guru. Saat mengumumkan pernikahan para centenarian tersebut, cucu perempuan Littman, Sarah Sicherman, mengatakan kepada Jewish Chronicle, “Dengan begitu banyak kesedihan (dan) ketakutan di dunia, senang rasanya bisa berbagi sesuatu yang membawa kegembiraan bagi orang lain.” Dia berbagi dalam sebuah unggahan: “Hari ini kakek saya yang berusia 100 tahun menikahi pacarnya yang berusia 102 tahun. Bernie Littman dan Marjorie Fiterman tinggal di lantai yang sama di fasilitas tempat tinggal senior di Philadelphia. Mereka berdua telah menikah selama lebih dari 60 tahun dengan pasangan pertama mereka dan menemukan cinta lagi pada usia 100 tahun!” Rabbi Adam Wohlberg, yang meresmikan pernikahan tersebut, mengatakan kepada Fox News, “Sebagian besar pasangan yang saya nikahi akhir-akhir ini bertemu di semacam aplikasi kencan. Saya lebih suka cara lama. Anda tinggal di gedung yang sama, Anda bertemu satu sama lain, dan Anda jatuh cinta.” Ikatan pasangan itu semakin erat melalui makan bersama dan partisipasi aktif mereka dalam berbagai acara komunitas, termasuk produksi teater. Bernie mengaitkan umur panjang dan kebahagiaannya dengan kecintaannya pada membaca dan terus mendapatkan informasi, sementara Marjorie menganggap buttermilk sebagai rahasia umur panjangnya. Upacara pernikahan itu merupakan acara pribadi, yang dihadiri oleh empat generasi keluarga Bernie. Diselenggarakan di bawah chuppah tradisional Yahudi di fasilitas tempat tinggal lansia mereka, pasangan itu mengucapkan janji pernikahan di hadapan orang-orang terkasih dan simpatisan. Baik Bernie maupun Marjorie diantar ke upacara pernikahan dengan kursi roda mereka, berseri-seri karena kegembiraan saat mereka memulai babak baru ini bersama. (Iin) Baca juga :

Read More

Perjalanan Muhammadiyah Menghadapi 3 Front

Jakarta — 1miliarsantri.net : Muhammadiyah kini tengah memperingati milad yang ke-112. Organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini lahir pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan 18 November 1912 M. Bagaimana sejatinya gambaran masa lalu perjuangan salah satu ormas terbesar di Indonesia yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini? Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan mengatakan di masa lalu, sebelum gerakan pembaruan dilakukan Kiai Ahmad Dahlan, ajaran Islam itu misterius, penuh mistik, tahyul, gugon tuhon, hanya terkait persoalan sesudah mati. “Selain itu, tidak setiap orang bebas memperoleh pembelajaran ajaran Islam karena memperolehnya memerlukan persyaratan yang rumit,” ujar Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan dalam tulisannya berjudul “Kiai Ahmad Dahlan Mengganti Jimat, Dukun, dan Yang Keramat Dengan Ilmu Pengetahuan Basis Pencerahan Umat Bagi Pemihakan Terhadap Si Ma’un” dalam buku “KH Ahmad Dahlan (1868-1923)”. Buku ini diterbitkan Museum Kebangkitan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. Abdul Munir Mulkan adalah Guru Besar tetap UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Guru Besar Emiritus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Menurut Abdul Munir kala itu, dunia sosial pemeluk Islam dipenuhi selimut tebal jimat, perdukunan, benda dan orang keramat, serta kisah-kisah membingungkan sehingga hubungan sosial antar pemeluk Islam sulit dikoordinasikan. Tiap orang lebih sibuk dengan diri sendiri tanpa pemimpin yang memberi arah, bahkan cenderung saling bertikai. Pembaruan Kiai Ahmad Dahlan, membuat ajaran Islam menjadi sederhana. Tiap orang bisa dengan mudah memperoleh sumber belajar dengan guru yang setiap saat siap bersedia mendatangi tempat-tempat umat tinggal, melalui apa yang disebut tabligh (pengajian), sekarang dikenal sebagai majlis taklim. Kiai Ahmad Dahlan memulai membuka kegiatan tabligh menjadi kegiatan terbuka, bisa dilakukan siapa saja asal bersedia. Gerakan yang dikembangkan Kiai Ahmad Dahlan membuat ajaran Islam menjadi agama rakyat bagi si Ma’un (orang pinggiran) sekaligus berfungsi bagi pemecahan persoalan kehidupan yang dihadapi umat dalam kehidupan sehari-hari. Peran sentral Kiai Ahmad Dahlan dalam perkembangan Muhammadiyah, sebagai pendiri, juga dalam kaitan dengan pembaruan keagamaan Islam, dilukiskan dalam catatan budayawan, Kuntowijoyo. Sejarawan yang budayawan ini, menyatakan tentang apa dan bagaimana warisan Kiai Ahmad Dahlan. Gambarannya tentang sosok Kiai Ahmad Dahlan berikut bisa dijadikan dasar melihat peran sentral Kiai Ahmad Dahlan dalam pembaruan keagamaan Islam. Juga tentang strategi mengembangkan pembaruan keagamaan tersebut. Kuntowijoyo mengatakan kenyataan sejarah yang sering dilupakan oleh para pengikut Muhammadiyah (dan “musuh-musuhnya”) ialah bahwa KH Ahmad Dahlan sangat toleran dengan praktik keagamaan zamannya, sehingga ia dapat diterima semua golongan. “Sebagai seorang santri, ia menjadi pengurus BO (Boedi Oetomo), mengajar agama untuk murid-murid Kweekschool, dan dengan mudah bergaul dengan orang-orang BO yang pasti dari golongan priyayi yang cenderung abangan,” tulis Kuntowijoyo. Terbukti pada 1914, ia bermaksud mendirikan sekolah Muhammadiyah di Karangkajen, Yogyakarta, teman-temannya di BO meminjamkan uang dan menyediakan diri menjadi penjamin supaya ia dapat meminjam uang dari bank (Darmo Kondo, 12 Des 1914). Akan tetapi, lanjut Kuntowijoyo, orang hanya mengingatnya sebagai tokoh pemurnian Islam yang konsekuen dengan gagasannya. Namun, rupanya Islam murni hanya berlaku bagi dirinya sendiri dan orang-orang yang sepaham, tetapi tidak untuk orang lain. Kuntowijoyo menyebut pada waktu itu, Muhammadiyah menghadapi tiga front, yaitu modernisme, tradisionalisme, dan Jawaisme. Modernisme sudah dijawab dengan pendirian sekolah-sekolah (termasik HIS met de Qur’an dan Scakelshool di Wuluhan itu), kepanduan, dan voluntary association lainnya. Mengenai model jawaban terhadap tradisionalisme, KH Ahmad Dahlan menggunakan tabligh (penyampaian) dengan mengunjungi murid-muridnya, lebih daripada menunggu mereka datang. Padahal waktu itu “guru mencari murid” adalah aib sosial-budaya. KH Ahmad Dahlan yang menjadi Ketua Hoofd-Bestuur Muhammadiyah, beberapa tahun kemudian bermukim di Makkah, relatif cukup umur (lahir 1868), khatib Mesjid Besar Kesultanan, anggota pengadilan agama Kesultanan, penasehat agama CSI, dan sebenarnya sudah berhak menjadi guru yang didatangi murid. Akan tetapi tidak, ia memilih mengunjungi para muridnya. Penampilannya tidak lebih dari guru mengaji masa kini. Surat kabar yag terbit di Solo, Bromartani, pada 2 Zulkaidah (?) 1915 memberitakan bahwa ia mengajar anak-anak perempuan di Solo, kemudian 8 September 1915 dia dikabarkan mengantar murid-murid berekreasi di Sri Wedari.” Saat itu, “Tabligh yang sekarang tampak sebagai perbuatan biasa, pada waktu itu adalah perbuatan yang luar biasa. Setidaknya tabligh mempunyai dua implikasi, yaitu perlawanan tak langsung terhadap idolatri (pemujaan tokoh) ulama dan perlawanan tak langsung terhadap mistifikasi agama (agama dibuat misterius). Seperti diketahui pada waktu itu kedudukan ulama dalam masyarakat sangat tinggi. Mereka adalah mediator antara manusia dan Tuhan, elite agama dalam masyarakat, dan guru yang menyampaikan agama. …maka kedudukan sebagai mediator itulah yang terancam oleh kegiatan tabligh. Tabligh menjadikan penyampai agama sebagai orang sehari-hari yang tidak keramat. Kegiatan menyiarkan agama telah dibuat kemanungsan, kekeramatan ulama badhar (batal) oleh tabligh. Monopoli ulama atas agama, yang dimungkinkan oleh budaya lisan, dihilangkan oleh tabligh.” Selanjutnya tabligh juga merupakan perlawanan tak langsung terhadap mistifikasi agama, yaitu pengaburan agama, agama dianggap misterius, tinggi, dan adiluhung yang hanya patut diajarkan oleh orang-orang terpilih (tuanku, guru, kiai, tuan guru). Dengan tabligh agama yang semula misterius menjadi agama yang sederhana, terbuka, dan accesible bagi setiap orang. Agama yang semula bersifat esoteris-mistis milik kaum virtuosi (spsialis) menjadi agama etis rasional milik orang awam.” Menghadapi Jawaisme KH Ahmad Dahlan menggunakan metode positive action (…mengedepankan amar makruf) dan tidak secara frontal menyerangnya (nahi munkar). Dalam Suwara Muhammadiyah Tahun 1, Nomor 2, 1915 dalam artikel tentang macam-macam salat sunnah, ia menyebutkan bahwa keberuntungan (begjo, rahayu) itu semata-mata karena kehendak Tuhan, dan salat sunah adalah salah satu jalan meraihnya. Itu berarti bahwa keberuntungan tidak disebabkan oleh pesugihan (jimat kaya), minta-minta di kuburan keramat, dan memelihara tuyul. Itu berarti pula sebuah demitologisasi, karena mitos-mitos ditolak. Rupanya ia sadar betul bahwa cita-cita kemajuan yang waktu itu sedang populer akan mendapat tempat, sehingga tahayul diberantas selanjutnya dengan sendirinya hilang. Perhatian utama Muhammadiyah di awal kebangunannya terletak pada usaha terkait pemberdayaan dan pemihakan kaum fakir-miskin dari kaum pinggiran atau mustadl’afin, si Ma’un. Hampir seluruh kegiatannya dalam bidang pendidikan, tabligh, kesehatan dan kepustakaan terfokus pada pemberdayaan dan pemihakan terhadap kaum fakir-miskin atau si Ma’un tersebut. Baru dalam perkembangannya di kemudian hari, usaha tersebut tampak kurang lagi menjadi perhatian utama, berbeda dari fokus gerakan ini pada periode generasi pendirinya, yaitu pada masa Kiai Ahmad Dahlan. Kegiatan dan fokus gerakan Muhammadiyah di awal kebangunannya tersebut di atas adalah respons terhadap kenyataan objektif kehidupan umat pemeluk Islam dan warga negeri Hindia Timur…

Read More

Dianjurkan Minum Minuman Herbal selama Musim Hujan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Fitri Hudayani mengatakan bahwa musim hujan dapat dijadikan waktu yang baik untuk mengonsumsi minuman herbal alami yang bermanfaat bagi sistem imunitas tubuh. “Saat hujan kita cenderung senang mengonsumsi minuman hangat. Hal ini dapat dimanfaatkan juga untuk mengonsumsi minuman herbal yang alami,” terang Fitri. Kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan menjaga kesehatan, salah satunya adalah mengonsumsi makanan yang sehat dan benar. Misalnya membuat minuman hangat dari rebusan herbal berupa jahe, sereh, kayu manis atau temulawak. Seluruh herbal dapat membantu menghangatkan tubuh. Di sisi lain, aroma yang dihasilkan saat herbal itu diseduh dapat memberikan efek tenang pada tubuh maupun pikiran. “Semua bahan tersebut merupakan antioksidan yang dapat membantu menjaga kesehatan tubuh,” sambung Fitri. Cara pembuatannya pun perlu memperhatikan banyak jumlah gula yang ditambahkan ke dalam minuman. Fitri menganjurkan sebaiknya masyarakat mengganti gula dengan bahan yang lebih alami seperti madu. (Iin) Baca juga :

Read More

Kolintang Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda ke-16 yang Diakui UNESCO

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam momen yang bersejarah dan membanggakan bagi Indonesia, Kolintang, alat musik tradisional khas Minahasa, Sulawesi Utara, secara resmi diakui sebagai bagian dari Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO. Hal ini diumumkan dalam sidang ke-19 the Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay, 5 Desember 2024, jam 22.00 WIB. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam pidatonya secara virtual menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang berkontribusi atas pencapaian ini. “Kolintang bukan sekadar alat musik, melainkan simbol harmoni, persatuan, dan kreativitas masyarakat Indonesia. Pengakuan ini adalah bukti komitmen kita bersama dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa,” terang Menteri Fadli Zon. Pengakuan ini juga mencerminkan nilai lintas budaya yang dimiliki Kolintang, yang memiliki kemiripan dengan Balafon, alat musik tradisional dari Mali, Burkina Faso, dan Côte d’Ivoire di Afrika Barat. Kolaborasi Indonesia dengan ketiga negara tersebut menjadi bukti bahwa musik tradisional mampu menjembatani perbedaan geografis dan budaya. “Meski berasal dari tradisi yang berbeda, Kolintang dan Balafon menunjukkan bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat menyatukan kita dalam ritme dan kreativitas bersama di tengah perbedaan,” tambahnya. Menteri Fadli Zon juga menyampaikan rasa hormat dan banggsa kepada seluruh komunitas Kolintang di Indonesia, mulai dari musisi, pengrajin, hingga praktisi budaya yang selama ini telah bekerja keras menjaga keberlanjutan alat musik ini. “Kami berterima kasih atas dedikasi Anda semua dalam memastikan Kolintang tetap hidup dan terus menginspirasi generasi mendatang,” lanjutnya. Pengakuan oleh UNESCO ini juga membawa tanggung jawab besar untuk terus melestarikan dan mempromosikan Kolintang di kancah nasional maupun internasional. Menteri Fadli Zon menekankan bahwa warisan budaya ini harus menjadi jembatan dialog antarbudaya dan penghubung antara generasi. “Kami berharap pengakuan ini dapat meningkatkan kesadaran global akan pentingnya warisan budaya takbenda, serta mempererat kerja sama lintas negara dalam upaya pelestarian Kolintang dan Balafon,” ungkapnya. Pengakuan Kolintang mencakup lima domain penting Warisan Budaya Takbenda: tradisi lisan, seni pertunjukan, praktik sosial dan ritual, pengetahuan ekologis, dan kerajinan tradisional. Lebih dari itu, Kolintang diharapkan menjadi katalisator perubahan yang mampu melampaui batas geografis, budaya, dan bahasa, serta mendukung pencapaian Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. “Kementerian Kebudayaan siap mendukung dan berkomitmen untuk bekerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat dalam upaya pemajuan, pengembangan, dan pembinaan kebudayaan, khususnya dalam konteks Warisan Budaya Takbenda, serta mendorong ekosistem kebudayaan yang inklusif,” tutup Menteri Kebudayaan Fadli Zon. (Iin) Baca juga :

Read More

Konsep Welas Asih KH Ahmad Dahlan

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Muhammadiyah kini tengah memperingati milad yang ke-112. Organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini lahir pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan 18 November 1912 M lalu. Bagaimana sejatinya gambaran masa lalu perjuangan salah satu ormas terbesar di Indonesia yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini? Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan mengatakan di masa lalu, sebelum gerakan pembaruan dilakukan Kiai Ahmad Dahlan, ajaran Islam itu misterius, penuh mistik, tahyul, gugon tuhon, hanya terkait persoalan sesudah mati. “Selain itu, tidak setiap orang bebas memperoleh pembelajaran ajaran Islam karena memperolehnya memerlukan persyaratan yang rumit,” ujar Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan dalam tulisannya berjudul “Kiai Ahmad Dahlan Mengganti Jimat, Dukun, dan Yang Keramat Dengan Ilmu Pengetahuan Basis Pencerahan Umat Bagi Pemihakan Terhadap Si Ma’un” dalam buku “KH Ahmad Dahlan (1868-1923)”. Buku ini diterbitkan Museum Kebangkitan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. Abdul Munir Mulkan adalah Guru Besar tetap UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Guru Besar Emiritus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Menurut Abdul Munir kala itu, dunia sosial pemeluk Islam dipenuhi selimut tebal jimat, perdukunan, benda dan orang keramat, serta kisah-kisah membingungkan sehingga hubungan sosial antar pemeluk Islam sulit dikoordinasikan. Tiap orang lebih sibuk dengan diri sendiri tanpa pemimpin yang memberi arah, bahkan cenderung saling bertikai. Pembaruan Kiai Ahmad Dahlan, membuat ajaran Islam menjadi sederhana. Tiap orang bisa dengan mudah memperoleh sumber belajar dengan guru yang setiap saat siap bersedia mendatangi tempat-tempat umat tinggal, melalui apa yang disebut tabligh (pengajian), sekarang dikenal sebagai majlis taklim. Kiai Ahmad Dahlan memulai membuka kegiatan tabligh menjadi kegiatan terbuka, bisa dilakukan siapa saja asal bersedia. Gerakan yang dikembangkan Kiai Ahmad Dahlan membuat ajaran Islam menjadi agama rakyat bagi si Ma’un (orang pinggiran) sekaligus berfungsi bagi pemecahan persoalan kehidupan yang dihadapi umat dalam kehidupan sehari-hari. Peran sentral Kiai Ahmad Dahlan dalam perkembangan Muhammadiyah, sebagai pendiri, juga dalam kaitan dengan pembaruan keagamaan Islam, dilukiskan dalam catatan budayawan, Kuntowijoyo. Sejarawan yang budayawan ini, menyatakan tentang apa dan bagaimana warisan Kiai Ahmad Dahlan. Gambarannya tentang sosok Kiai Ahmad Dahlan berikut bisa dijadikan dasar melihat peran sentral Kiai Ahmad Dahlan dalam pembaruan keagamaan Islam. Juga tentang strategi mengembangkan pembaruan keagamaan tersebut. Kuntowijoyo mengatakan kenyataan sejarah yang sering dilupakan oleh para pengikut Muhammadiyah (dan “musuh-musuhnya”) ialah bahwa KH Ahmad Dahlan sangat toleran dengan praktik keagamaan zamannya, sehingga ia dapat diterima semua golongan. “Sebagai seorang santri, ia menjadi pengurus BO (Boedi Oetomo), mengajar agama untuk murid-murid Kweekschool, dan dengan mudah bergaul dengan orang-orang BO yang pasti dari golongan priyayi yang cenderung abangan,” tulis Kuntowijoyo. Terbukti pada 1914, ia bermaksud mendirikan sekolah Muhammadiyah di Karangkajen, Yogyakarta, teman-temannya di BO meminjamkan uang dan menyediakan diri menjadi penjamin supaya ia dapat meminjam uang dari bank (Darmo Kondo, 12 Des 1914). Akan tetapi, lanjut Kuntowijoyo, orang hanya mengingatnya sebagai tokoh pemurnian Islam yang konsekuen dengan gagasannya. Namun, rupanya Islam murni hanya berlaku bagi dirinya sendiri dan orang-orang yang sepaham, tetapi tidak untuk orang lain. Kuntowijoyo menyebut pada waktu itu, Muhammadiyah menghadapi tiga front, yaitu modernisme, tradisionalisme, dan Jawaisme. Modernisme sudah dijawab dengan pendirian sekolah-sekolah (termasik HIS met de Qur’an dan Scakelshool di Wuluhan itu), kepanduan, dan voluntary association lainnya. Mengenai model jawaban terhadap tradisionalisme, KH Ahmad Dahlan menggunakan tabligh (penyampaian) dengan mengunjungi murid-muridnya, lebih daripada menunggu mereka datang. Padahal waktu itu “guru mencari murid” adalah aib sosial-budaya. KH Ahmad Dahlan yang menjadi Ketua Hoofd-Bestuur Muhammadiyah, beberapa tahun kemudian bermukim di Makkah, relatif cukup umur (lahir 1868), khatib Mesjid Besar Kesultanan, anggota pengadilan agama Kesultanan, penasehat agama CSI, dan sebenarnya sudah berhak menjadi guru yang didatangi murid. Akan tetapi tidak, ia memilih mengunjungi para muridnya. Penampilannya tidak lebih dari guru mengaji masa kini. Surat kabar yag terbit di Solo, Bromartani, pada 2 Zulkaidah (?) 1915 memberitakan bahwa ia mengajar anak-anak perempuan di Solo, kemudian 8 September 1915 dia dikabarkan mengantar murid-murid berekreasi di Sri Wedari.” Saat itu, “Tabligh yang sekarang tampak sebagai perbuatan biasa, pada waktu itu adalah perbuatan yang luar biasa. Setidaknya tabligh mempunyai dua implikasi, yaitu perlawanan tak langsung terhadap idolatri (pemujaan tokoh) ulama dan perlawanan tak langsung terhadap mistifikasi agama (agama dibuat misterius). Seperti diketahui pada waktu itu kedudukan ulama dalam masyarakat sangat tinggi. Mereka adalah mediator antara manusia dan Tuhan, elite agama dalam masyarakat, dan guru yang menyampaikan agama. …maka kedudukan sebagai mediator itulah yang terancam oleh kegiatan tabligh. Tabligh menjadikan penyampai agama sebagai orang sehari-hari yang tidak keramat. Kegiatan menyiarkan agama telah dibuat kemanungsan, kekeramatan ulama badhar (batal) oleh tabligh. Monopoli ulama atas agama, yang dimungkinkan oleh budaya lisan, dihilangkan oleh tabligh.” Selanjutnya tabligh juga merupakan perlawanan tak langsung terhadap mistifikasi agama, yaitu pengaburan agama, agama dianggap misterius, tinggi, dan adiluhung yang hanya patut diajarkan oleh orang-orang terpilih (tuanku, guru, kiai, tuan guru). Dengan tabligh agama yang semula misterius menjadi agama yang sederhana, terbuka, dan accesible bagi setiap orang. Agama yang semula bersifat esoteris-mistis milik kaum virtuosi (spsialis) menjadi agama etis rasional milik orang awam.” Menghadapi Jawaisme KH Ahmad Dahlan menggunakan metode positive action (…mengedepankan amar makruf) dan tidak secara frontal menyerangnya (nahi munkar). Dalam Suwara Muhammadiyah Tahun 1, Nomor 2, 1915 dalam artikel tentang macam-macam salat sunnah, ia menyebutkan bahwa keberuntungan (begjo, rahayu) itu semata-mata karena kehendak Tuhan, dan salat sunah adalah salah satu jalan meraihnya. Itu berarti bahwa keberuntungan tidak disebabkan oleh pesugihan (jimat kaya), minta-minta di kuburan keramat, dan memelihara tuyul. Itu berarti pula sebuah demitologisasi, karena mitos-mitos ditolak. Rupanya ia sadar betul bahwa cita-cita kemajuan yang waktu itu sedang populer akan mendapat tempat, sehingga tahayul diberantas selanjutnya dengan sendirinya hilang. Perhatian utama Muhammadiyah di awal kebangunannya terletak pada usaha terkait pemberdayaan dan pemihakan kaum fakir-miskin dari kaum pinggiran atau mustadl’afin, si Ma’un. Hampir seluruh kegiatannya dalam bidang pendidikan, tabligh, kesehatan dan kepustakaan terfokus pada pemberdayaan dan pemihakan terhadap kaum fakir-miskin atau si Ma’un tersebut. Baru dalam perkembangannya di kemudian hari, usaha tersebut tampak kurang lagi menjadi perhatian utama, berbeda dari fokus gerakan ini pada periode generasi pendirinya, yaitu pada masa Kiai Ahmad Dahlan. Kegiatan dan fokus gerakan Muhammadiyah di awal kebangunannya tersebut di atas adalah respons terhadap kenyataan objektif kehidupan umat pemeluk Islam dan warga negeri Hindia…

Read More

TasteAtlas Memilih Ayam Penyet Sebagai Hidangan Terfavourite

Jakarta — 1miliarsantri.net : Berbangga lah kita sebagai orang Indonesia. Pasalnya, TasteAtlas merilis daftar 10 hidangan ayam terbaik dari berbagai negara. Dua di antaranya yang dirilis Desember 2024 berasal dari Indonesia: Ayam goreng Indonesia dan Ayam Penyet Jawa. Kedua hidangan khas Indonesia itu, baru-baru ini mendapatkan pengakuan internasional, dan kini menempati peringkat kelima dan 9 di antara sepuluh jenis ayam goreng terbaik di seluruh dunia, menurut Taste Atlas, panduan kuliner internasional daring yang berpusat di Zagreb, Kroasia. Daftar ini menampilkan resep ayam goreng terbaik dari seluruh dunia, menempatkan Ayam Goreng dan Ayam Penyet bersama hidangan terkenal lainnya seperti Ayam Goreng Korea, yang dikenal sebagai Chikin dan Karaage dari Jepang. Beberapa hidangan Asia populer yang berhasil masuk dalam 10 besar termasuk ayam goreng renyah Cina, yang dikenal sebagai Zhaziji dan ayam popcorn Taiwan. Ayam Penyet yang berada di urutan ke-9, terdiri dari potongan ayam goreng yang disajikan dengan balutan sambal. Kata ‘penyet’ dari nama hidangan ini berarti menekan atau memenyet, untuk membuat daging lebih empuk. Ayam penyet berasal dari Jawa Timur, kemudian menyebar ke berbagai daerah lainnya di Indonesia. Hidangan ini kini mudah dijumpai di banyak daerah, baik di restoran kaki lima maupun di restoran bintang lima. Untuk membuat ayam penyet, ayam terlebih dahulu dimarinasi dengan berbagai bumbu, kemudian direbus hingga empuk. Kemudian, ayam digoreng hingga matang, lalu ayam dipenyet dengan sambalnya. Hidangan ini disajikan dengan sambal tambahan di sampingnya, biasanya disertai dengan sayuran segar, tempe, tahu, dan nasi. Ayam penyet terasa begitu lezat, apalagi jika disantap dengan sepiring nasi hangat. Daging ayamnya begitu empuk, karena telah direbus terlebih dahulu dan kemudian dipenyet dengan sambal. Sambal ayam penyet sedikit berbeda dari sambal lainnya, biasanya sambalnya terasa lebih pedas. Soal harga, kuliner ini cukup terjangkau. Tergantung lokasi, harganya bisa sekitar Rp25.000,00 hingga Rp30.000,00 per porsi, atau bahkan bisa lebih murah lagi. (Iin) Baca juga :

Read More

Profil Syekh Muhammad Hisham Kabbani Meninggal Dunia

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ulama sufi, Syekh Muhammad Hisham Kabbani meninggal dunia pada Kamis (5/12/2024). Syekh Muhammad Hisham Kabbani merupakan merupakan seorang ulama muslim yang dikenal di seluruh dunia. Ucapan belasungkawa datang dari berbagai penjuru dunia. Salah satunya dari ulama Pakistan, Dr. Muhammad Tahirul Al-Qadri, melalui akun X-nya @TahirulQadri. Disebutkan, Syekh Muhammad Hisham adalah sosok ulama yang sangat disegani. Siapa sebenarnya Syekh Muhammad Hisham Kabbani? Berikut profilnya. Syekh Muhammad Hisham al-Kabbani lahir pada 13 Safar 1364 atau 28 Januari 1945 dikenal seorang Sufi Muslim yang memiliki pengaruh besar di kalangan komunitas Lebanon-Amerika. Syekh Kabbani selalu menekankan pentingnya membangun ketahanan masyarakat dalam menghadapi ekstremisme kekerasan. Ia menyampaikan pesan ini kepada para pemimpin Muslim di berbagai negara, mulai dari Afghanistan hingga Inggris. Pendekatan tegasnya dalam mengkritik ekstremisme pernah menimbulkan kontroversi di kalangan sebagian Muslim Amerika. Syekh Kabbani menyelesaikan pendidikan sarjana di bidang teknik kimia di Universitas Amerika, Beirut, Lebanon. Beliau kemudian melanjutkan studi kedokteran di Belgia, sebelum akhirnya mempelajari hukum di Fakultas Hukum Universitas Damaskus, Suriah. Di sisi lain, perjalanan spiritualnya yang mendalam membuatnya memimpin thariqat Naqsyabandiyah Haqqani di Amerika Serikat. Sebagai seorang pemimpin Muslim di negara besar seperti Amerika, Syekh Kabbani sering terlibat dalam aktivitas dakwah internasional. Ia pernah menjadi pembicara dan menghadiri berbagai pertemuan internasional di negara-negara seperti Spanyol, Malaysia, dan Indonesia. Pada tahun 2003, Syekh Kabbani menghadiri acara besar bersama ribuan Muslim di Masjid Istiqlal Jakarta. Pada tahun 2012, Royal Islamic Strategic Studies Centre mengakui pengaruhnya dengan memasukkan namanya ke dalam daftar 500 Muslim paling berpengaruh di dunia. Keluarga Al-Kabbani dikenal sebagai salah satu keluarga Muslim tertua yang berasal dari Beirut. Menurut para ahli genealogi, garis keturunan keluarga ini dapat ditelusuri hingga Sayyidina Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Keluarga ini awalnya bermigrasi dari Mesir dan Hijaz ke Irak, sebelum sebagian anggota keluarga akhirnya menetap di wilayah Syam Besar. Beberapa dari mereka pernah berjuang di bawah kepemimpinan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi. Sejak menetap di Beirut, keluarga ini memiliki pengaruh besar, dengan sejumlah anggota keluarga yang pernah menjabat sebagai menteri dan anggota parlemen di pemerintahan. (rid) Baca juga :

Read More

Haedar Nashir Luncurkan Buku ‘Gerakan Islam Berkemajuan’

Jakarta — 1miliarsantri.net : Bertepatan dengan malam ramah tamah Tanwir dan resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir meluncurkan karya terbarunya. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tersebut, buku setebal 700-an halaman ini diselesaikannya selama satu tahun. Seperti tampak pada judulnya, Gerakan Islam Berkemajuan, karya ini menelaah secara ilmiah dan komprehensif topik Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan. Menurut Haedar, sejak awal organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan itu telah menjadi contoh utama dari Islam Berkemajuan. “Buku ini cukup tebal. Dan memang saya maksudkan untuk mengulas Islam Berkemajuan. Muhammadiyah tidak hanya merepresentasikan Risalah Islam Berkemajuan, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Saya menulis (draf) buku ini di berbagai kesempatan, terutama saat perjalanan. Di kereta, di bandara ketika ada delay, saya manfaatkan waktu untuk menulis. Makanya saya paling suka kalau delay,” terang Haedar Nashur sambil tersenyum. Gerakan Islam Berkemajuan, menurut Haedar, ditulis dengan pendekatan akademis, seperti halnya sebuah disertasi. Harapannya, karya ini dapat menjawab banyak pertanyaan mengenai paradigma Islam Berkemajuan. Tagline “Islam Berkemajuan” pertama kali diusung dalam Muktamar Muhammadiyah ke-46 pada tahun 2010 di Yogyakarta. Sejak itu, ungkapan ini telah menjadi diskursus publik. Selain Gerakan Islam Berkemajuan, buku tentang Buya Anwar Abbas juga diluncurkan dalam kesempatan ini. Buku yang disusun Sudarnoto Abdul Hakim itu berjudul Respons Anak Kampung untuk Umat, Bangsa dan Dunia. Menurut Buya Anwar, karya ini merangkum percik-percik pemikirannya tentang berbagai topik keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan. Umumnya, itu semua merupakan respons terhadap pelbagai pertanyaan yang pernah diajukan wartawan kepadanya. Seperti diketahui, ekonom kelahiran Sumatra Barat ini kerap menjadi narasumber pemberitaan media-media nasional, baik dalam kapasitasnya sebagai ketua PP Muhammadiyah maupun Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Buku ini isinya adalah pernyataan saya terkait masalah umat, bangsa dan dunia. Umumnya menjawab pertanyaan dari wartawan,” pungkas Buya Anwar. (wink) Baca juga :

Read More

Mayor Teddy Tegur Gus Miftah Untuk Minta Maaf

Jakarta — 1miliarsantri.net : Penceramah kondang Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah meminta maaf atas ucapannya yang kasar kepada penjual es. Dia mengucapkan kata tak pantas ketika ada penjual es di tengah pengajian yang dipimpinnya, hingga video itu viral di berbagai kanal media sosial (medsos). “Dengan kerendahan hati saya minta maaf atas kekhilafan saya. Saya memang sering bercanda dengan siapa pun, maka untuk itu atas candaan kepada yang bersangkutan saya akan meminta maaf secara langsung, semoga dibukakan pintu maaf untuk saya,” ucap Gus Miftah dalam video dikutip Jumat (6/12/2024). Gus Miftah merasa ucapannya memang berlebihan ketika menegur penjual es yang keliling di tengah jamaah saat ia berceramah. “Kemudian yang kedua, saya minta maaf atas kegaduhan ini yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat mungkin berlebihan,” katanya. Selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Gus Miftah mengungkapkan, ia juga sudah mendapat teguran dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Inf Teddy Indra Wijaya. Karena alasan itulah, ia meminta maaf setulus-tulusnya kepada masyarakat. “Saya berjanji ke depan, bakal lebih hati-hati dalam berbicara di depan masyarakat. Ini juga merupakan instropeksi bagi saya untuk berhati-hati berbicara di depan publik dan masyarakat saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab yang hari ini berada di Kupang,” ungkal Gus Miftah Video ceramah Gus Miftah yang viral saat menyebut penjual es teh manis di pengajian ternyata menyita perhatian banyak pihak. Termasuk, dari partai Gerindra melalui akun resmi Instagramnya @Gerindra. “Dengan segala kerendahan hati, mimin minta Gus @gusmiftah untuk minta maaf ke Bapak Penjual Es. Apa yang Gus lakukan tidak sesuai dengan apa yang Pak @Prabowo inginkan dan ajarkan. Terima Kasih,” tulis akun @gerindra. Di dalam unggahannya akun @gerindra mengunggah sebuah video yang menunjukkan kecintaan Prabowo pada wong cilik. “Saya ingatkan ini. Saya sangat hormat kepada pedagang kaki lima, tukang ojol, tukang bakso. Si pedagang kaki lima itu tiap hari keluar, keringat untuk anak istrinya. Mereka itu mulia, jujur, dan halal. Itu yang kita hormati,” kata Prabowo dalam video itu. Video pengajian Gus Miftah tersebut viral di media sosial. Pasalnya, dai yang kini menjadi Utusan Khusus Presiden tersebut menyebut pedagang es dengan kata-kata gobl*k. Alhasil, ia pun dikecam warganet karena dianggap tidak memberi contoh baik ke masyarakat. (rid) Baca juga :

Read More