Gudang Garam Bangkrut! Sejarah Panjang Dari Kretek Rumahan hingga Konglomerasi Nasional!

Gudang Garam
Dengarkan Artikel Ini

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Siapa yang tidak pernah mendengar nama Gudang Garam? Perusahaan rokok legendaris asal Kediri ini bukan sekadar merek, melainkan simbol dari perjalanan bisnis keluarga yang sukses menjadi raksasa nasional. Dimulai dari usaha rumahan, kini Gudang Garam berdiri sejajar dengan perusahaan besar lain di Indonesia. Sejarah panjang, strategi bisnis, hingga kisah kejayaan dan tantangan yang dihadapi, membuat perjalanan Gudang Garam selalu menarik untuk diulas lebih dalam.

Sejarah Berdirinya Gudang Garam

Untuk memahami besarnya nama Gudang Garam saat ini, kamu perlu melihat kembali awal perjalanannya. Didirikan oleh Surya Wonowidjojo pada tahun 1956, perusahaan ini awalnya hanya memproduksi kretek kelobot secara sederhana. Produk rokok tersebut ternyata diterima dengan sangat baik di pasaran. Tidak lama kemudian, nama usahanya berganti menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam pada tahun 1958. Dari sinilah perjalanan panjang Gudang Garam sebagai perusahaan resmi dimulai. Sejak generasi pertama hingga kini diteruskan oleh generasi kedua, bisnis keluarga ini mampu bertahan menghadapi dinamika industri rokok di Indonesia.

Baca juga: Tulis Ucapan Menyentuh! Presiden FIFA dan Erick Tohir Ternyata Sahabatan!

Masa Kejayaan Gudang Garam

Ketika bicara soal masa kejayaan Gudang Garam, dekade 1980-an hingga 2019 bisa disebut sebagai periode emasnya. Perusahaan ini bukan hanya memiliki pabrik raksasa dengan luas lebih dari 200 hektare, tetapi juga mencetak laba hingga triliunan rupiah setiap tahunnya. Produk legendaris seperti Surya bahkan menjadi ikon yang tetap populer sampai sekarang. Saat itu, saham Gudang Garam di pasar modal juga sempat menyentuh hampir Rp 90.000 per lembar. Dengan dividen tinggi dan keuntungan konsisten, perusahaan ini menjadi incaran investor di dalam maupun luar negeri.

Diversifikasi Bisnis Gudang Garam

Perjalanan Gudang Garam tidak berhenti di industri rokok saja. Di bawah kepemimpinan Susilo Wonowidjojo, perusahaan ini mulai merambah ke sektor infrastruktur. Melalui anak perusahaan PT Surya Kerta Agung, mereka mengelola jalan tol. Tidak hanya itu, Gudang Garam juga membangun Bandara Dhoho Kediri lewat PT Surya Dhoho Investama. Langkah ini menunjukkan bagaimana Gudang Garam berupaya menjaga keberlangsungan bisnis di tengah tantangan besar industri rokok.

Baca juga: Daftar 30 Pemain yang Dipanggil Patrick Kluivert untuk Laga di Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tantangan Gudang Garam di Era Sekarang

Meski memiliki sejarah cemerlang, kondisi Gudang Garam saat ini tidak sekuat dulu. Kenaikan cukai rokok, penurunan daya beli, hingga maraknya peredaran rokok ilegal membuat laba perusahaan anjlok. Jika pada 2019 perusahaan bisa mencetak keuntungan Rp 10,8 triliun, pada 2024 angkanya terjun bebas menjadi Rp 980,8 miliar. Bahkan semester pertama 2025, laba hanya menyentuh Rp 117 miliar. Kondisi ini menunjukkan bahwa Gudang Garam perlu strategi baru agar tetap relevan di tengah persaingan.

Sejarah panjang dan kejayaan Gudang Garam membuktikan bahwa perusahaan ini pernah menjadi salah satu konglomerasi terkuat di Indonesia. Namun, tantangan masa kini menuntut inovasi yang lebih berani. Apakah Gudang Garam bisa kembali mengulang masa kejayaannya atau justru harus bertransformasi ke arah bisnis lain? Waktu yang akan menjawab, namun satu hal pasti: nama Gudang Garam tetap menjadi bagian penting dari sejarah industri nasional.

Penulis : Ainun Maghfiroh

Editor : Thamrin Humris

Sumber foto: wartaekonomi.com

Sumber berita: https://money.kompas.com/read/2025/09/07/081309426/era-kejayaan-gudang-garam?utm_source=newsshowcase&utm_medium=gnews&utm_campaign=CDAqEAgAKgcICjCI4f8KMJX4-QIwjLm9BA&utm_content=rundown


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca