Semua Bukti Jelas Memperlihatkan dan Israel Akui Telah Membunuh Rakyatnya Sendiri pada Festival Musik 7 Oktober

Tel Aviv — 1miliarsantri.net : Pasukan zionis Israel terbukti telah membunuh beberapa warganya sendiri saat berlangsung nya festival musik yang dihadiri ribuan warga Israel pada 7 Oktober. Hal tersebut dinyatakan menurut penyelidikan polisi Israel yang menyelidiki festival musik Nova di dekat perbatasan Gaza, Haaretz, Selasa (21/11/2023).
Dengan kata lain, Israel telah berbohong dan telah menggunakan serangan kejutan 7 Oktober oleh Hamas sebagai alasan untuk melanjutkan pengeboman tanpa henti di daerah Gaza, yang sejauh ini telah merenggut nyawa sekitar 13.300 warga Gaza, Palestina.
Laporan menyebutkan, sebuah helikopter tempur Israel dikirim dari pangkalan Ramat David untuk menargetkan para pejuang Hamas yang telah menyeberangi perbatasan dari Gaza ke Israel. Helikopter ini menjalankan misi Operasi Badai Al Aqsa yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana menewaskan total 364 orang warga Israel.
Namun, sebuah sumber kepolisian kini telah mengkonfirmasi bahwa helikopter tersebut juga menembaki dan menewaskan beberapa pemukim Israel yang menghadiri festival musik tersebut. Pengakuan ini menandai pengakuan pertama bahwa pasukan pendudukan Israel (IOF) bertanggung jawab atas sebagian kematian di festival tersebut.
Sebelumnya militer Israel telah menentang tuduhan itu, dan menyebut semua kematian korban adalah akibat dari pembunuhan yang disengaja yang didalangi oleh kelompok Hamas. Sedangkan laporan-laporan sebelumnya di media Israel telah mengisyaratkan bahwa pasukan Israel yang telah menyebabkan jatuhnya korban sipil warga Israel yang berada di dekat perbatasan Gaza.
Di Be’eri, sebuah pemukiman yang dekat dengan perbatasan, pasukan Israel membunuh warga sipil Israel dan pejuang Hamas dengan peluru tank ketika mereka menanggapi serangan Hamas.
Skenario serupa terjadi di Sderot, di mana para pejuang Hamas menguasai kantor polisi setempat dan mendorong pasukan Israel untuk menembakkan peluru tank, yang mengakibatkan beberapa korban di kedua belah pihak.
Haaretz juga melaporkan “penilaian yang berkembang di pihak keamanan” bahwa para pejuang yang menargetkan festival tersebut “tidak mengetahui sebelumnya tentang festival Nova yang diadakan di dekat Kibbutz Re’im. Dan pihak Hamas baru memutuskan untuk datang ke tempat itu setelah mengetahui bahwa sebuah acara massal sedang berlangsung di sana.”
Sedangkan pejabat keamanan senior Israel percaya bahwa para pejuang Hamas mengetahui keberadaan festival tersebut melalui pesawat tanpa awak dan mengarahkan para pejuangnya ke lokasi dengan menggunakan sistem komunikasi mereka, menurut Haaretz.
Sebuah video dari kamera tubuh seorang pejuang Hamas yang tertangkap mendukung penilaian sebelumnya, karena ia terdengar bertanya kepada seorang warga Israel yang tertangkap untuk meminta petunjuk arah untuk mencapai festival tersebut.
Sedangkan unsur yang mendukung teori bahwa Hamas sudah mengetahui festival ini adalah bahwa para pejuang Hamas pertama tiba di festival Nova dari arah jalan 232, bukan dari arah pagar perbatasan Gaza, seperti yang diasumsikan sebelumnya.
Penyelidikan atas insiden festival Nova telah meninggalkan ketidakpastian tentang rincian korban yang tepat antara yang disebabkan oleh Hamas dan yang disebabkan oleh tentara Israel sendiri. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang penolakan pasukan Israel untuk bernegosiasi dalam pembebasan tawanan, yang menambah kerumitan tentang pihak mana yang bertanggung jawab atas kematian pada tanggal 7 Oktober.
Awalnya, Israel mengklaim bahwa Hamas membunuh 1.400 warga Israel selama serangan 7 Oktober, kemudian merevisi jumlah tersebut menjadi 1.200 orang. Juru bicara Israel, Mark Regev, mengakui adanya kesalahan, dengan menyatakan bahwa 200 korban yang diduga adalah pejuang Hamas atau warga Palestina yang pada awalnya diasumsikan sebagai warga Israel karena luka bakar yang parah.
Dalam sebuah wawancara dengan MSNBC baru-baru ini, Regev mengatakan, “Kami membuat kesalahan. Sebenarnya ada mayat-mayat yang terbakar sangat parah sehingga kami mengira itu adalah mayat kami, namun pada akhirnya ternyata mereka adalah Hamas.”
Rezim Israel telah menggunakan serangan 7 Oktober oleh Hamas sebagai alasan untuk melanjutkan pemboman tanpa henti di daerah kantong Gaza, yang sejauh ini telah merenggut nyawa setidaknya 13.300 warga Palestina, termasuk 5000an anak-anak.
Sebanyak 26 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak lagi beroperasi karena kerusakan akibat serangan udara Israel atau kekurangan bahan bakar. Rumah sakit yang tersisa “beroperasi dengan kapasitas melebihi maksimum”, Wafa melaporkan.
Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila mengatakan bahwa Israel “melakukan genosida terhadap seluruh sistem perawatan kesehatan di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit, dokter, dan pasien.”
“Di manakah sikap para dokter dan tenaga kesehatan profesional di seluruh dunia terhadap kekejaman yang dilakukan terhadap rekan-rekan mereka di sektor kesehatan Palestina di Gaza dan Tepi Barat? Mereka dulunya adalah rekan-rekan Anda di Amerika Serikat, Eropa, Rusia, dan negara-negara Arab,” ujar Alkaila dalam sebuah konferensi pers di Ramallah.
Pada hari Sabtu (18/11/2023), tentara Israel memberikan waktu satu jam kepada ratusan pasien di rumah sakit Al Shifa untuk mengungsi. Sumber-sumber medis mengatakan kepada Wafa bahwa 150 pasien yang sakit kritis, lebih dari 30 bayi prematur, dan lima dokter masih berada di rumah sakit karena ketidakmampuan mereka untuk bergerak.
Empat dari 39 bayi yang berada di dalam inkubator meninggal pekan lalu setelah rumah sakit kehabisan oksigen dan listrik akibat pengepungan Israel di Gaza. Beruntung 20 bayi prematur yang masih selamat akhirnya berhasil dikeluarkan dari jalur Gaza dan kini sebagian mendapat perawatan di wilayah Mesir. (zul/AZ)
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru