Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Gaza — 1miliarsantri.net : Militer Israel telah meningkatkan serangannya di Kota Rafah, Gaza selatan, dan menyerang Kota Gaza, serta melumpuhkan operasi bantuan kemanusiaan di seluruh wilayah Palestina seiring negosiasi gencatan senjata berakhir tanpa adanya kesepakatan.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada hari Jumat bahwa 110.000 warga Palestina telah meninggalkan Rafah. Pasukan Israel telah bergerak ke timur kota dalam operasi pertempuran jarak dekat dan melakukan serangan udara.

“Banyak pihak ketakutan. Mereka telah mengkhawatirkan hal ini sejak lama dan sekarang hal ini sudah terjadi. Ada pemboman terus-menerus. Banyak asap di langit Gaza, dan banyak warga Palestina yang pindah,” ujar Direktur Perencanaan UNRWA Sam Rose.

Dia menambahkan, Israel menjadikan Gaza sebagai sasaran “pengepungan abad pertengahan” dalam perang “bumi hangus”. Pasukan Israel awal pekan ini juga menguasai penyeberangan perbatasan Rafah, menutup pintu masuk penting bagi bantuan kemanusiaan.

“Tidak ada bantuan yang masuk ke Gaza sejak hari Minggu. Tidak ada bantuan, tidak ada bahan bakar, tidak ada perbekalan, tidak ada apa-apa. Dan kami sekarang benar-benar kehabisan cadangan terakhir,” kata Rose.

“Kami masih punya beberapa hari lagi bahan cadangan yang bisa kami sediakan. Namun segala sesuatunya akan segera mati tanpa bahan bakar, tanpa air. Jadi situasinya benar-benar menyedihkan,” tambahnya.

Akibat serangan Israel, pasien dan staf terpaksa keluar dari rumah sakit di Rafah, menyebabkan banyak warga Palestina yang sakit dan terluka tidak bisa mendapatkan perawatan.

“Rumah Sakit Al-Najjar tidak berfungsi. Dan Rumah Sakit Kuwait [di Rafah] hanya untuk trauma dan keadaan darurat. Kami tidak punya tempat tidur, tidak ada rumah sakit untuk merujuk [orang-orang], terutama untuk pasien kritis,” tambahnya.

Lebih lanjut, para saksi juga melaporkan serangan udara dan pertempuran di lingkungan Kota Gaza, yang menargetkan Zeitoun, Sabra, Nassr, Tal al-Hawa, dan kamp pengungsi Shati. Setidaknya tiga orang tewas dan lima lainnya luka-luka setelah serangan Israel menghantam sebuah rumah keluarga di pusat Kota Gaza, menurut kantor berita Wafa.

Sementara itu, Delegasi Israel dan Hamas telah meninggalkan ibu kota Mesir, Kairo, setelah dilakukan negosiasi akhir gencatan senjata, yang dimediasi oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir. Hamas mengatakan pada hari Jumat bahwa “bola sekarang sepenuhnya” berada di tangan Israel.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan kedua belah pihak harus menunjukkan “fleksibilitas” untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina.

Hamas mengatakan kesepakatan itu akan mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza, pemulangan warga Palestina yang menjadi pengungsi akibat perang, dan pertukaran tawanan dengan tawanan, dengan tujuan “gencatan senjata permanen”.

Kelompok tersebut mengatakan mereka tetap berpegang pada persyaratan tersebut, sedangkan Israel telah “mengajukan keberatan terhadap beberapa isu utama Hamas”.

Tuntutan Hamas untuk menghentikan pertempuran selama 12 minggu adalah poin utama yang menjadi hambatan bagi Israel selama perundingan gencatan senjata minggu ini. (zul)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *