Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memburuk dan Melampaui Bencana

Gaza — 1miliarsantri.net : Kepala Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Jagan Chapagain mengatakan, saat ini warga sipil Gaza menghadapi tingkat penghinaan, kesengsaraan dan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia menambahkan situasi kemanusiaan di Gaza melampaui tingkat bencana.
“Situasi kesehatan di ambang kehancuran dengan rumah sakit dalam kondisi yang menyedihkan,” ujarnya di media sosial X,, Sabtu (16/3/2024).
Chapagin juga mengatakan krisis pangan memperburuk situasi yang sudah sangat mengerikan. Begitu banyak warga Gaza yang tidak memiliki apa-apa untuk berbuka puasa.
“Nasib para sandera tetap menjadi keprihatinan kemanusiaan yang serius, membuat keluarga mereka terjebak di antara keputusasaan dan harapan ketika mereka menunggu kabar tentang orang yang mereka cintai,” tambah kepala IFRC.
Sebelumnya Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan taktik Israel menciptakan kelaparan di Gaza tidak dapat diterima. Hal ini ia sampaikan saat bertemu kepala lembaga bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarin.
“Israel harus memberikan lebih banyak akses bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata De Croo di media sosial X.
Dia mengatakan Belgia terus membantu UNRWA yang “menjadi tulang punggung bantuan untuk rakyat di Gaza” dan menyampaikan duka cita pada 160 staf UNRWA yang terbunuh di Gaza.
Seorang aktivis Palestina mengunggah video di media sosial Instagram yang menunjukkan seorang anak Palestina meminta makanan pada pasukan Mesir dari tiang listrik di pagar perbatasan selatan Gaza.
“Saya ingin mati sekarang. Kami ingin makan, kami ingin hidup, mengatakan tidak ada makanan untuk dimakan saudara-saudara saya, kami ingin makan,” kata anak itu dalam video yang diverifikasi Aljazirah.
UNRWA memperingatkan satu dari tiga anak di Gaza mengalami malnutrisi dan “kelaparan akan segera terjadi.”
Israel melancarkan serangan balasan ke Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.
Serangan tersebut telah menewaskan hampir 31.200 warga Palestina dan melukai lebih dari 72.900 lainnya di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di daerah kantong Palestina tersebut, menyebabkan penduduknya, terutama warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade terhadap sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementaranya pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza. (zul)
Baca juga :
- 220.000 Jamaah Haji Memasuki Arab Saudi, Didominasi Jamaah Haji Indonesia
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan