Pihak Keluarga Panji Gumilang Menampik Tuduhan Masyarakat

Indramayu – 1miliarsantri.net : Sosok Pemimpin Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, selama ini ternyata tidak hanya dikenal di wilayah Indramayu, Jawa Barat saja. Pria yang lagi hangat dibicarakan banyak orang ini ternyata sudah cukup familiar di Gresik, Jawa Timur.

Bagaimana tidak, asal usul pemimpin Ponpes Al Zaytun ini ternyata dari Dusun Siraman, Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur.

Panji Gumilang merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Dulu, dia tinggal di rumah berukuran 10×50 meter. Rumah itu terlihat sederhana. Masih didominasi kayu tua persis seperti bangunan saat awal berdiri.

Pada dindingnya masih tertempel banyak foto Panji Gumilang bersama para tokoh. Foto-foto itu terpajang di ruang tamu. Terlihat, salah satu foto menunjukkan Panji Gumilang bersama dengan mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao.

Nama Panji Gumilang sendiri bukan nama sejak lahir. Nama tersebut disematkan setelah Panji mempersunting perempuan idamannya asal Banten, Jawa Barat.

“Nama aslinya Abdus Salam. Nama Panji Gumilang dari Kiai Banten setelah nikah dengan orang Banten. Sama seperti adiknya saudara ketiga Yusuf Datok Agung Sidayu. Nama Datok Agung Sidayu juga berasal dari Thailand,” ujar Munawwir (66), warga Dusun Siraman, Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun kepada 1miliarsantri.net, Minggu (25/06/2023).

Dia menjelaskan, Panji Gumilang sejak kecil bersekolah di desa setempat. Ia pun diketahui bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) Dukun yang sekarang menjadi SDN Kalirejo. Panji kemudian melanjutkan pendidikan agama di Pondok Maskumambang dan Ihyaul Ulum.

“Kalau pagi sekolah formal di Maskumambang, siangnya diniyah di Ihyaul Ulum,” ucapnya.

Tak berhenti disitu, Panji Gumilang melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di Pondok Gontor. Di desa asalnya, Panji sering menjadi Imam Masjid saat pulang dari pondok. Bahkan menjadi khotib saat jumatan. Serta mengajar ngaji Alquran di dusun ini.

“Saya termasuk muridnya. Sistem mengajarnya sangat menyenangkan. Tidak pernah menampakkan organisasi. Menerangkan agama tidak pernah menampakkan kelompok. Netral orangnya,” beber Munawwir.

Panji melanjutkan jenjang pendidikan kuliah di Jakarta. Menurutnya, berdasarkan penuturan Panji saat pulang ke rumah kelahirannya, dia tidak pernah izin orang tua untuk pergi ke Jakarta. Namun setelah berada di sana, Panji menjadi seorang pendidik yang sukses hingga membangun pondok Al-Zaytun.

“Panji punya empat saudara, Panji anak kedua. Pertama Muhlisa, ketiga Yusuf Datok Agung Sidayu, ada di Jakarta menjadi kontraktor. Keempat, Abdul Wahib Rosyidi mantan Kades dua periode,” imbuhnya.

Munawwir menuturkan, Panji Gumilang saat itu memutuskan untuk mendirikan ponpes Al-Zaytun di Indramayu pada tahun 1992. Sebab di sekitar Desa Sembung Anyar sudah banyak pondok pesantren, bahkan ponpes besar.

“Sekitar tahun 1992 mendirikan pondok di Indramayu. Setahu saya Panji punya kepedulian di dunia pendidikan. Tidak pernah ajak yang aneh dan tidak pernah mempromosikan gerakannya. Warga pun tidak ada rasa curiga,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RT 2 RW 1 Dusun Siraman, Mahsun (60) menyebut, ayah Panji Gumilang bernama H Imam Rosyidi. Ia dulunya merupakan seorang kepala desa (Kades) yang tidak ada bandingannya.

“Ketuanya kades ya itu. Besar tinggi gagah, elegan. Termasuk awal mula listrik, dan pengairan (terjadi) pada masa ayah Panji,” ujarnya.

Kemudian kakeknya, H Abdur Rahman juga orang kaya se-Kecamatan Dukun. Memiliki tanah yang sangat luas. Hingga salah satu tanahnya dibangun masjid dan diberi nama Baitur Rahman.

“Kalau pulang ke Dukun, tidak pernah ajak istrinya. Namun bersama rombongan jemaah dan pengawalnya. Anaknya pernah nyaleg DPR RI partai PPP Dapil Lamongan – Gresik. Cuma tidak dapat suara tidak kenal. Kurang terkenal,” paparnya.

Sementara itu, adik Panji Gumilang, Abdul Wahib menyatakan pemberitaan ajaran menyimpang di Ponpes Al-Zaytun disebutnya adalah fitnah. Orang-orang bisa melihat pribadi Panji Gumilang, tidak seperti yang ramai dibicarakan selama ini.

“Banyak fitnah. Banyak video yang dipotong-potong diberitakan tidak benar, disampaikan tidak benar. Dia sejak kecil seorang pendidik. Pejuang di dunia pendidikan,” kata dia.

Bahkan setiap Idul fitri atau punya hajatan keluarga, Panji Gumilang menyempatkan diri untuk pulang. Panji Gumilang selalu pulang meski hanya sebentar satu sampai dua hari saja.

Ketika Idul adha pun disebutnya selalu menyumbang sapi. Tahun ini, diakuinya, sudah ada dua sapi yang dikirim beserta beras dan minyak goreng untuk dibagikan ke masyarakat sekitar. Meliputi Dusun Siraman, Gopaan, dan Karanganyar.

“Idul adha nanti dibagikan kepada masyarakat sekitar, termasuk dengan daging kurban,” ujarnya.

Abdul Wahib menjelaskan, di lingkungan tempat tinggalnya kental dengan lingkungan pondok pesantren. Bahkan setelah mengenyam pendidikan di sekolah rakyat, Panji Gumilang pernah masuk pondok pesantren Maskumambang, lalu ke pondok pesantren Gontor. Kemudian melanjutkan pendidikan di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekarang menjadi UIN Syarif Hidayatullah. (ded)


Discover more from 1miliarsantri.net

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Berikan Komentar Anda

Discover more from 1miliarsantri.net

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading