Membaca Istighfar Ternyata Mampu Mengempaskan Kegundahan

Surabaya — 1miliarsantri.net : Istighfar merupakan salah satu dzikir yang mudah dilafazkan. Dengan membaca lafaz Astaghfirullah, hati akan menjadi tenang pada saat gundah, emosi bakan ditimpa musibah. Karena itu, tidak heran jika kita terbiasa membaca istighfar selepas menunaikan ibadah shalat.

Memperbanyak membaca istighfar juga ternyata dapat menjadi jalan pembuka terhadap segala kemudahan urusan. Di dalam QS Hud ayat 52, Allah SWT berfirman tentang istighfar.

“Dan (dia berkata): “Hai kaumku, beristighfarlah kepada Rabb-mu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan atasmu hujan yang sangat deras dan Dia akan menambahkan kekuatan pada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, Nabi Hud memerintahkan kaumnya untuk beristighfar (memohon ampun kepada Allah) agar dosa mereka dihapus dan apabila ampunan mereka diterima maka Allah akan memudahkan rezekinya, memudahkan urusannya, dan menjaganya.

Dalam QS Nuh ayat 10-12, Allah juga menjanjikan akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya yang memohon ampun.“Lalu aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun), niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.”

Imam Qurthubi mengatakan, ayat ini menunjukkan bahwa kita bisa meminta diturunkan rezeki dan hujan dengan melalui istighfar. Maka dari itu diperlukan kunci untuk membuka pintu rezeki tersebut. Rasulullah saw mengatakan, kuncinya adalah memperbanyak beristigfar.

Dengan beristighfar, maka akan dibuka pintu-pintu rezeki itu, baik rezeki berupa harta, jodoh, anak, maupun rezeki kesehatan. Karena istighfar pada hakikatnya adalah memohon ampunan kepada Allah, sehingga dengan memperbanyak beristighfar, menjadi sarana kita untuk meraih ampunan-Nya.

Tak hanya mendatangkan rezeki, membaca kalimat istighfar juga ternyata mampu mengempaskan kegundahan dan menghadirkan solusi atas masalah-masalah duniawi.

Di dalam salah satu hadis dikatakan bahwa Abdullah bin Abbas ra berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa senantiasa beristigfar, niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, solusi dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka,” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al Baihaqi).

Istighfar juga akan membuat seseorang keluar dari kesedihannya hingga mendatangkan rezeki dari arah yang tidak terduga.“Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai shahih oleh al-hakim serta Ahmad Syakir).

Dengan beristighfar, maka akan dibuka pintu-pintu rezeki itu, baik rezeki berupa harta, jodoh, anak, maupun rezeki kesehatan. Karena istighfar pada hakikatnya adalah memohon ampunan kepada Allah, sehingga dengan memperbanyak beristighfar, menjadi sarana kita untuk meraih ampunan-Nya.

Ibnu Taimiyah pernah bercerita, ketika dirinya tengah mengalami kebuntuan maka dia akan melakukan istighfar kepada Allah sebanyak 1.000 kali. Menurut dia, dengan beristighfar, Allah akan membukakan jalan keluar. Salah satu sebab ketenangan hati dan pikiran adalah dengan beristighfar kepada Allah. Karena, banyak hal yang dianggap berbahaya padahal sesungguhnya mendatangkan manfaat.

Imam Ahmad dalam kitab Al-Musnad menjelaskan bahwa Allah tidak akan memberlakukan sebuah qadha kepada hambaNya, kecuali itu menjadi kebaikan kepadanya. Ibnu Taimiyah bahkan sempat ditanya tentang qadha keburukan:

“Sampai pun dengan kemaksiatan? Apakah qadha juga berlaku?” Kemudian Ibnu Taimiyah menjawab, “Ya, jika maksiat itu dibarengi dengan taubat dan penyesalan. Beristighfar dan dilanjutkan dengan kesadaran.”

Allah SWT dalam Alquran Surat An-Nisa penggalan ayat 64 berfirman: “… wa lau annahum idz zhalamu anfusahum jaa-uka fastaghfarullaha wastaghfara lahumurrasulu la wajadullaha tawwaban rahima.”

Yang artinya, “Sekiranya mereka menzalimi dirinya, maka mereka datang kepadamu (wahai Muhammad), lalu memohon ampun kepada Allah SWT. Dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Mahapenerima taubat lagi Maha Penyayang.” (yat)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *