Habib Taufiq menegaskan, hati manusia memiliki fitrah untuk bersuara jujur

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Rabithah Alawiyah Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf sempat ditanya oleh jamaah dalam salah satu pengajian mengenai bagaimana hukumnya menerima uang dari calon kepala daerah tetapi tidak memilih calon kepala daerah yang memberi uang tersebut saat Pilkada.

Habib Taufiq mengatakan, ada orang memberikan uang agar dirinya dipilih, kemudian uangnya diterima. Ia menjelaskan, ada dua hal dalam kasus tersebut yang perlu mendapat penjelasan. Pertama, saat yang bersangkutan tidak mencoblos atau tidak memilih maka dia tidak jujur dan sudah menipu. Padahal, uangnya sudah diterima.

“Orang itu kalau memberi (uang) kemudian kamu tahu bahwa ini adalah ada yang diinginkan (olehnya), kalau kamu tidak bisa (memenuhi keinginannya) jangan diterima,” ungkap Habib Taufiq, dikutip dari video yang diunggah channel Sunsal Media, Rabu (20/11/2024)

Habib Taufiq memberikan gambaran, ada orang memberi uang supaya mendapatkan nasihat, tetapi tidak diberikan nasihat. Dia menjelaskan, hal tersebut merupakan sikap yang tidak benar karena seharusnya yang bersangkutan memberi nasihat.

“Orang yang memberi itu bukan bertujuan memberi hadiah, tapi ada tolab (ingin mencari ilmu),” urainya.

Habib Taufiq mengatakan, yang kedua, selain melakukan kebohongan maka yang bersangkutan telah membohongi hatinya.

“Meski pakai fiqih, pakai itu, pakai ini. Tanya diri anda sendiri, kalau anda diperlakukan seperti itu, apakah anda senang? Tentu tidak,”tegas dia.

Dia menegaskan, hati di dalam diri manusia memiliki fitrah untuk bersuara jujur.

“Hati kita ini jujur, karena itu jangan mencari sah saja tapi carilah qabul,” ujar Habib Taufiq.

Habib Taufiq memberikan gambaran, sholatnya orang ria itu sah akan tapi tidak makbul.

“Jadi jangan cari sah saja tapi cari supaya amal anda diterima oleh Allah SWT,”kata dia.

Contoh lainnya, dia bertanya mengenai puasanya orang yang gila apakah sah atau tidak. Dia mengungkapkan, meski secara hukum puasanya terbilang sah tetapi hendaknya yang puasa jangan hanya cari sah saja tetapi mencari supaya puasanya diterima oleh Allah SWT.

“Jangan kamu hanya terbatas dengan fiqih halal apa haram, hanya dengan mengkhilaf udah dihukumi halal, jangan cari itu, cari ridha Allah, apakah Allah ridha dengan perbuatan ini,” pungkasnya. (yan)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *