Gus Baha : Tepis Cemas, Selalu Gembirakan Hati

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Sangat dianjurkan oleh para ulama, ketika menjalani kehidupan, kita harus selalu senang. Jangan bersedih terus dan senantiasa berpositif thinking dalam segala hal. Jika fokus kepada kesedihan, lama-lama manusia tidak ridha dengan ketentuan Allah SWT. Manusia harus memaksakan diri untuk gembira dan bersyukur. Sebab kalau merasa susah terus, lama-lama kita tidak percaya qadha dan qadar.
Demikian disampaikan Gus Baha dikutip dari channel Ngaji Ben Aji Official, dengan judul “Gus Baha Motivasi Hidup”. Jika sering dipaksakan senang, lama-lama kita jadi terbiasa bersyukur.
“Rasa senang itu ibadah. Kita tidak perlu merasa takut dan gelisah. Kalau muncul kekhawatiran dalam hidup itu wajar. Saya juga kadang khawatir bagaimana nasib anak-anak kalau saya wafat nanti,” terang Gus Baha.
Namun Gus Baha menerapkan bahwa kita harus kembali kepada ketentuan Allah SWT bahwa semua yang ada di dunia ini ada dalam kekuasaan-Nya.
“Kita hidup, soal rezeki juga karena Allah. Yang menciptakan anak menjadi kaya bukan saya. Buktinya, mereka yang bukan anak saya juga kaya,” ujarnya.
Allah itu pemberi rezeki dari sejak Nabi Adam hingga akhir zaman. Allah juga Al Hadi yang artinya Pemberi Petunjuk.
Buktinya, agama Islam tetap berkembang, meskipun para penganutnya mungkin sudah tidak ideal seperti zaman Rasulullah.
“Intinya kita selalu dalam lindungan Allah SWT kapan pun dan di mana pun. Jadi jangan cemas dan gelisah, karena Allah yang akan mencukupi kita semua,” imbuhnya.
Lebih jauh Gus Baha menerangkan, kadang kita berpikir, bagaimana nasib anak kita kalau tidak ditinggali warisan? Padahal banyak anak yang tidak diberi warisan juga akhirnya kaya.
Hal itu terjadi karena manusia itu bukan siapa-siapa. Yang berkuasa itu Allah SWT. Sekali lagi, di depan aturan Allah, manusia bukan siapa-siapa.
“Karena kekuasaan Allah tidak terbatas, anak cucu kita juga akan bergantung kepada Allah. Allah itu Yang Mencukupkan dan Yang Memberi Rezeki,” tandas Gus Baha. (mul)