Etika Bercanda dalam Islam

Jakarta — 1miliarsantri.net : Bercanda adalah salah satu bentuk bersosialisasi dengan orang lain. Umumnya bersenda gurau digunakan untuk mencairkan suasana dan mendekatkan hubungan.
Islam tidak melarang seseorang untuk bersenda gurau. Namun, sebagai agama yang mengedepankan adab dalam semua hal ada batasan-batasan yang harus diperhatikan saat bercanda untuk meminimalisir perselisihan.
Dalam sebuah riwayat, ada sahabat, Nu’aiman, yang selalu membuat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tertawa. Nu’aiman dikenal sebagai sahabat yang usil namun kehadirannya membuat hati semua orang senang.
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah! Apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?”
Rasulullah menjawab, “Benar. Hanya saja, saya selalu berkata benar.” (HR Ahmad).
Ada beberapa tuntutan bercanda dalam Islam, yaitu:
- Tidak berlebihan
Senda gurau yang berlebihan akan menjatuhkan kehormatan dalam pandangan manusia. Kehormatan dan harga diri manusia dalam Islam sama dengan kehormatan darah dan hartanya.
“Setiap muslim dengan muslim lain diharamkan darah, harta, dan harga dirinya” (HR Muslim).
- Tidak mencaci atau mencemooh
Allah Ta’ala berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim. (QS. Al-Hujurat: 11).
- Tidak menjadikan candaan sebagai kebiasaan
Kesungguhan dan keseriusan adalah karakter pribadi muslim, sedang kelakar hanya sekadar jeda, rehat dari kepenatan.
- Bukan omongan dusta
Isi guyonan bukan hal yang bohong dan tidak dibuat-buat. Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa, celakalah!” (HR Abu Dawud).
- Tidak menjadikan aspek agama sebagai bahan candaan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ
Artinya: Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab, Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakanlah, Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kami minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS at-Taubah: 65).
لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَٰنِكُمْ ۚ إِن نَّعْفُ عَن طَآئِفَةٍ مِّنكُمْ نُعَذِّبْ طَآئِفَةًۢ بِأَنَّهُمْ كَانُوا۟ مُجْرِمِينَ
Artinya: Jika Kami memaafkan segolongan dari kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS at-Taubah: 65-66). (yan)
Baca juga :
- Taliban Ingatkan AS soal Perjanjian Doha Usai Trump Desak Ambil Alih Pangkalan Bagram
- Gadget Sebagai Sarana Ibadah dan Belajar Agama, Revolusi Teknologi Kekinian
- Kisah Sukses Donatur yang Mengubah Hidup dengan Sedekah dan Wakaf
- Bersedekah di Saat Lapang dan Sempit: Mana yang Lebih Dianjurkan buat Ahli Sedekah?
- Musala Pondok Ambruk di Sidoarjo, Bayang Keemasan Cordoba yang Terlupakan
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.