Buya Yahya Soroti Fenomena Gelar Spiritual dalam Masyarakat

Jakarta — 1miliarsantri.net : Gelar “Pak Haji” telah lama menjadi simbol kehormatan di masyarakat Indonesia. Namun, fenomena pemberian gelar ini kepada mereka yang belum menunaikan ibadah haji memicu perdebatan. Buya Yahya, seorang ulama terkemuka, baru-baru ini angkat bicara mengenai isu sensitif ini.
Dalam ceramahnya yang viral di media sosial, Buya Yahya memaparkan dua pandangan berbeda terkait penggunaan gelar “Pak Haji”. Sebagian kalangan berpendapat bahwa gelar tersebut seharusnya eksklusif untuk mereka yang telah melaksanakan rukun Islam kelima ini. Alasannya, ibadah haji membutuhkan pengorbanan besar, baik dari segi materi maupun waktu tunggu yang panjang.
“Ada yang merasa tidak adil jika orang yang belum berhaji dipanggil ‘Pak Haji’. Mereka yang sudah menunaikan ibadah haji telah mengeluarkan banyak biaya dan menunggu bertahun-tahun,” urai Buya Yahya, mengutip perspektif kelompok pertama.
Di sisi lain, pandangan kedua lebih moderat. Mereka menganggap pemberian gelar “Pak Haji” kepada yang belum berhaji sebagai bentuk motivasi dan doa.
“Sebagian masyarakat memandang panggilan ini sebagai harapan agar seseorang bisa segera menunaikan ibadah haji,” tambah Buya Yahya.
Menariknya, fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat umum. Buya Yahya mengisahkan kejadian unik di Cirebon, di mana seseorang yang mengenakan pakaian putih langsung diasumsikan telah berhaji.
“Ini menunjukkan betapa kuatnya asosiasi antara penampilan dan gelar ‘haji’ di benak masyarakat,” ujarnya.
Namun, Buya Yahya mengingatkan bahwa esensi ibadah haji bukan sekadar gelar.
“Yang terpenting adalah bagaimana seseorang yang telah berhaji dapat menjaga perilakunya, seperti menjauhi riba dan perbuatan haram lainnya,” tegasnya.
Polemik ini mencerminkan kompleksitas budaya dan agama di Indonesia. Di satu sisi, gelar “Pak Haji” mencerminkan penghormatan terhadap ibadah suci. Namun di sisi lain, penggunaannya yang meluas dapat menimbulkan dilema etis.
Terlepas dari kontroversi, Buya Yahya menekankan pentingnya niat baik dalam penggunaan gelar ini.
“Selama tujuannya untuk memotivasi dan bukan untuk kesombongan, maka tidak ada yang salah,” pungkasnya. (yan)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru