Alquran Menjelaskan Tentang Perilaku Orang-orang Munafik yang Menipu Allah SWT

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dalam beberapa ayat Alquran dijelaskan tentang perilaku orang-orang munafik yang menipu Allah SWT, seperti dalam surah al-Baqarah ayat 9.

“Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri tanpa mereka sadari.”

Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa orang munafik telah melakukan penipuan, sementara yang hendak mereka tipu adalah Allah SWT dan orang-orang beriman.

Penipuan yang dilakukan oleh orang-orang munafik adalah pengakuan keimanan kepada Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW, dan segenap rukun iman lainnya. Hanya saja pengakuan itu dusta belaka.

Karena pada hakikatnya, justru mereka mengingkari semua perangkat rukun iman itu. Bahkan, dengan pengakuan itu mereka mengira telah menipu Allah SWT.

Mungkinkah orang-orang munafik itu bisa menipu Allah SWT? Jawabannya jelas mustahil, karena orang-orang munafik pada hakikatnya adalah manusia biasa yang notabene adalah makhluk Allah SWT.

Bagaimana mungkin makhluk yang diciptakan Allah SWT bisa menipu penciptanya?

Oleh karenanya, di pengujung ayat ditegaskan bahwa senyatanya orang-orang munafik itu menipu diri mereka sendiri tanpa mereka sadari. Senyatanya orang-orang munafik itu menipu diri mereka sendiri tanpa mereka sadari.

Dalam ayat yang lain ditegaskan bahwa Allah SWT membalas tipuan mereka. “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Jika mereka melaksanakan shalat, mereka melaksanakannya dengan perasaan malas, mereka bermaksud riya (dengan shalat itu) di hadapan orang lain, dan mereka tidak menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS an-Nisa’ [4]: 142).

Orang-orang munafik menipu Allah SWT dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Artinya, orang-orang munafik itu membaca syahadat layaknya orang beriman.

Tetapi, kesaksian itu nyatanya merupakan kesaksian palsu. Di bibir, mereka membaca syahadat, tapi di hati mereka mengikrarkan kekufuran.

Allah Mahatahu kebohongan mereka, kemudian Allah menyampaikan hal itu kepada Nabi Muhammad SAW, dan Nabi Muhammad SAW menyampaikannya kepada para sahabat

Orang munafik mengira Allah SWT tidak tahu kebohongan mereka. Begitu juga dengan Nabi Muhammad dan para sahabatnya, sehingga orang-orang munafik itu tetap berpendirian pada perkiraan palsu mereka.

Terbongkarnya tipu daya mereka merupakan bagian dari cara Allah SWT membalas tipuan mereka, di samping siksa yang Allah SWT janjikan untuk mereka di akhirat kelak.

Sebagai bukti atas keimanan palsu mereka, orang-orang munafik melaksanakan shalat sebagaimana orang-orang beriman shalat. Tetapi bedanya, shalat orang-orang beriman dilaksanakan dengan penuh kekhusyuan dan penghayatan, sementara orang-orang munafik melaksanakan dengan rasa malas.

Begitu pun dengan ibadah-ibadah yang lain. Mereka melaksanakannya dengan penuh kemalasan, hanya saja karena mereka sudah terlanjur menyatakan keimanan, mau tidak mau mereka terpaksa melaksanakan ibadah-ibadah itu.

Oleh karenanya, “Orang-orang munafik itu dalam keadaan ragu-ragu antara iman dan kafir, tidak masuk ke dalam golongan orang-orang beriman, dan tidak pula masuk pada golongan orang-orang kafir. Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka sekali-kali tidak akan mendapat jalan petunjuk baginya.” (QS an Nisa’ [4]: 143).

Pengujung ayat ini juga merupakan cara Allah SWT membalas tipuan orang-orang munafik. (yat)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *