Surplus Dagang RI Sentuh Rekor Tertinggi dalam 3 Tahun
Jakarta – 1miliarsantri.net : urplus perdagangan Indonesia pada Agustus 2025 melonjak menembus angka US $ 5,49 miliar, menjadikannya capaian tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir. Lonjakan ini terutama disebabkan oleh penurunan impor yang lebih tajam dibanding laju ekspor. Kinerja Perdagangan Agustus 2025 Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada Agustus 2025 mencapai US $ 24,96 miliar, meningkat sekitar 5,78 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara impor turun signifikan, menjadi US $ 19,47 miliar, atau minus 6,56 persen secara tahunan. Dengan demikian, surplus perdagangan pada Agustus adalah US $ 5,49 miliar, melampaui perkiraan pasar dan jauh di atas surplus bulan Juli 2025 yang tercatat sekitar US $ 4,17 miliar. Pencapaian ini memperpanjang tren surplus yang telah berlangsung selama 64 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Faktor Utama: Turunnya Impor Lebih Tajam Analisis data perdagangan menunjukkan bahwa konsumsi impor, terutama pada sektor nonmigas, mengalami kontraksi yang cukup dalam di Agustus 2025. Penurunan impor ini menjadi faktor pendorong utama agar surplus mencapai rekor. Meski ekspor tetap tumbuh, laju kenaikannya relatif moderat dibanding tekanan eksternal seperti perlambatan permintaan global, tetapi karena impor merosot lebih dalam, neraca bergerak ke arah surplus yang sangat tinggi. Pada sisi komoditas, surplus nonmigas memegang peran besar. Sumbangan ekspor dari sektor lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta industri besi dan baja menjadi penopang utama. Di sektor migas, kondisi tetap defisit. Impor produk migas masih melampaui ekspornya, sehingga defisit migas masih membebani neraca agregat. Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Jelang KTT APEC, Dunia Waspadai Ketegangan Baru di Asia Timur Reaksi Resmi dan Tanggapan Bank Indonesia (BI) menilai surplus perdagangan Agustus senilai US $ 5,49 miliar sebagai perkembangan positif yang memperkuat ketahanan eksternal perekonomian nasional. Beberapa analis turut mengingatkan bahwa meskipun surplus agregat terlihat gemilang, tantangan ke depan tetap ada. Antara lain, ketergantungan pada fluktuasi harga komoditas, permintaan eksternal terutama dari Tiongkok yang melambat, serta potensi rebound impor di sisa tahun karena kebutuhan bahan baku dan konsumsi domestik menjelang akhir tahun. Prospek dan Risiko ke Depan Peluang surplus berlanjut: Tren surplus masih mungkin dipertahankan pada bulan-bulan mendatang, terutama jika impor tetap terkendali dan ekspor nonmigas tetap kuat. Risiko rebound impor: Jelang Natal dan tahun baru, permintaan impor untuk bahan baku dan barang konsumsi cenderung meningkat, yang dapat mengecilkan surplus bulanan. Permintaan global: Perlambatan permintaan dari negara mitra dagang utama seperti Tiongkok berpotensi menekan volume ekspor Indonesia. Ketergantungan komoditas: Meskipun nonmigas semakin diandalkan, pergerakan harga komoditas global tetap menjadi variabel utama yang dapat mengubah tren perdagangan secara cepat. Secara keseluruhan, capaian surplus perdagangan Indonesia sebesar US $ 5,49 miliar pada Agustus 2025 mencerminkan kombinasi antara daya tahan ekspor dan penurunan tekanan impor, yang memberikan ruang stabilitas tambahan bagi perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global. Namun, keunggulan ini tidak sepenuhnya bebas risiko, ketergantungan pada harga komoditas dunia, potensi peningkatan impor menjelang akhir tahun, serta perlambatan permintaan dari negara mitra utama dapat menjadi faktor pembalik tren surplus jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang adaptif. Untuk menjaga momentum positif ini, pemerintah dan pelaku ekonomi perlu memperkuat diversifikasi ekspor, meningkatkan daya saing industri dalam negeri, serta memperhatikan dinamika pasar global agar surplus dagang dapat bertransformasi dari capaian sesaat menjadi fondasi ketahanan ekonomi jangka panjang. Baca juga: Dari Malang ke Wageningen University: Tim UB Tampil di Ajang Internasional Inovasi Pangan Penulis: Faruq Ansori Editor: Glancy Verona Ilustrasi by AI


