Cadangan Devisa Turun, BI Siapkan Strategi Stabilisasi Rupiah

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Bank Indonesia (BI) melaporkan penurunan cadangan devisa pada awal Agustus 2025. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai ketahanan ekonomi nasional di tengah guncangan eksternal. Meski cadangan devisa turun kerap dipandang sebagai sinyal pelemahan, BI menegaskan pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah dan memperkuat daya tahan perekonomian. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kesehatan finansial sebuah negara. Turunnya angka cadangan devisa tentu menimbulkan kekhawatiran, apalagi di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Namun, langkah cepat dan kebijakan preventif BI dinilai mampu menjadi penyangga agar rupiah tetap terjaga dan tidak mengalami pelemahan yang signifikan. Dampak Tekanan Global terhadap Cadangan Devisa Turun Penurunan cadangan devisa Indonesia pada periode terakhir tidak terlepas dari meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Penguatan dolar AS yang berlanjut, ditambah dengan ketegangan geopolitik di beberapa kawasan, membuat tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, semakin besar. Selain itu, permintaan dolar AS untuk kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta korporasi turut memberikan tekanan tambahan. Kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (US Treasury) juga membuat arus modal asing cenderung keluar dari pasar negara berkembang, sehingga memperberat tekanan terhadap cadangan devisa. Dari catatan BI, turunnya cadangan devisa terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah. Meskipun demikian, posisi cadangan devisa saat ini masih berada di atas standar kecukupan internasional, setara dengan beberapa bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Para ekonom menilai, situasi penurunan cadangan devisa ini tidak serta merta menunjukkan krisis, melainkan sebagai bagian dari dinamika siklus ekonomi. Namun, tanpa strategi yang tepat, kondisi ini bisa menimbulkan sentimen negatif yang berpengaruh pada psikologis pasar dan masyarakat. Strategi Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Rupiah Bank Indonesia menyatakan siap mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga stabilitas rupiah. Gubernur BI menegaskan, kebijakan intervensi di pasar valas akan tetap dilanjutkan, baik melalui mekanisme spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. Selain itu, BI juga berkomitmen memperkuat kerja sama dengan lembaga internasional untuk memperbesar akses likuiditas valas. Langkah ini penting untuk memastikan ketersediaan cadangan devisa tetap mencukupi, sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi nasional. Kebijakan moneter yang lebih hati-hati juga akan ditempuh, termasuk pengendalian inflasi agar tidak semakin menekan nilai tukar. BI memastikan koordinasi dengan pemerintah tetap diperkuat, terutama dalam menjaga stabilitas harga pangan serta mendorong ekspor yang berkelanjutan. Di sisi lain, strategi diversifikasi sumber devisa juga menjadi fokus. BI mendorong peningkatan ekspor komoditas bernilai tambah tinggi, sektor pariwisata, serta optimalisasi remitansi pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai salah satu penopang cadangan devisa. Upaya memperluas penggunaan mata uang lokal dalam transaksi internasional (local currency settlement) juga terus diperkuat untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Prospek Perekonomian dan Tantangan ke Depan Meski cadangan devisa mengalami penurunan, prospek perekonomian Indonesia dinilai masih positif. Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 tercatat stabil, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat dan investasi yang mulai tumbuh. Inflasi pun masih berada dalam kisaran sasaran BI, sehingga ruang stabilisasi moneter tetap terjaga. Tantangan terbesar ke depan adalah menjaga kepercayaan investor asing agar arus modal masuk tetap terjaga. Jika aliran modal asing semakin deras, tekanan terhadap cadangan devisa bisa mereda. Sebaliknya, apabila investor global terus memilih instrumen keuangan negara maju, risiko pelemahan rupiah dapat semakin besar. Selain itu, pemerintah bersama BI perlu memperkuat strategi jangka menengah dan panjang, bukan hanya mengandalkan intervensi jangka pendek. Peningkatan daya saing ekspor, hilirisasi industri, dan pengembangan sektor pariwisata merupakan kunci untuk memperbesar pasokan devisa secara berkelanjutan. Para analis menilai, BI perlu menjaga keseimbangan antara kebijakan stabilisasi dan pertumbuhan. Jika terlalu fokus pada intervensi moneter tanpa dibarengi penguatan sektor riil, maka tekanan terhadap cadangan devisa akan terus berulang. Oleh sebab itu, sinergi kebijakan fiskal dan moneter menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks. Ke depan, ketahanan eksternal Indonesia sangat bergantung pada keberhasilan dalam menjaga neraca pembayaran tetap surplus, memperkuat ekspor bernilai tambah, dan mengurangi ketergantungan pada impor barang konsumsi. Dengan strategi yang tepat, cadangan devisa dapat kembali meningkat, stabilitas rupiah terjaga, dan kepercayaan pasar tetap kuat. (**) Penulis: Glancy Verona Editor : Toto Budiman Foto by AI

Read More