Viral Santri Ikut Ngecor di Ponpes Lirboyo, Pengurus: Itu Bentuk Amal Jariyah

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Viralnya video para santri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, yang ikut membantu proses pengecoran bangunan pondok, telah menarik perhatian publik di berbagai platform media sosial. Dalam video yang beredar, terlihat para santri mengenakan sarung sambil memindahkan adonan semen dan bekerja bersama-sama untuk membangun fasilitas pesantren. Aksi ini memicu beragam komentar, mulai dari rasa kagum atas semangat gotong royong mereka, hingga perdebatan mengenai apakah pekerjaan fisik tersebut seharusnya dilakukan oleh santri. Menanggapi hal tersebut, pihak Pengurus Pondok Pesantren Lirboyo memberikan klarifikasi dan menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan bentuk eksploitasi, melainkan bagian dari pendidikan karakter dan amal jariyah yang telah menjadi tradisi pesantren sejak lama. Amal Jariyah dan Nilai Pendidikan di Balik Aksi Gotong Royong Menurut keterangan resmi yang dilansir dari CNN Indonesia, kegiatan ngecor tersebut dilakukan secara sukarela oleh para santri sebagai bentuk pengabdian kepada pondok. “Itu merupakan bagian dari amal jariyah mereka. Para santri ingin berkontribusi secara nyata dalam pembangunan sarana belajar yang nantinya juga mereka gunakan,” ujar salah satu pengurus pesantren. Pihak pesantren menjelaskan bahwa tradisi “santri gotong royong” sudah berlangsung turun-temurun di Lirboyo. Setiap kali ada proyek pembangunan, para santri secara sukarela ikut membantu, baik dalam bentuk tenaga, doa, maupun sedekah. Bagi mereka, membantu membangun pondok sama artinya dengan menanam pahala jangka panjang, karena setiap ilmu yang dipelajari di tempat itu akan mengalirkan manfaat juga bagi yang ikut berkontribusi. “Ketika pondok berkembang, ketika ada santri yang belajar dan menyebarkan ilmu, maka mereka yang pernah membantu membangun pondok itu juga akan mendapat aliran pahala,” tambah pengurus tersebut. Baca juga: Semarak Hari Santri 2025, PCNU Purwakarta Hadirkan Kegiatan Bernuansa Religi dan Cinta Tanah Air Tradisi Kerja Kolektif di Pesantren Fenomena santri membantu proses pembangunan fisik bukan hal baru di lingkungan pesantren. Dalam banyak pesantren besar di Indonesia, termasuk Lirboyo, Tebuireng, dan Sidogiri, kerja bakti dan gotong royong menjadi bagian dari pembentukan karakter santri. Kegiatan semacam ini bertujuan menanamkan nilai-nilai kerendahan hati, tanggung jawab, dan kebersamaan. Santri diajarkan untuk tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga memiliki semangat sosial tinggi dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Melalui kegiatan fisik seperti ini, mereka belajar arti kerja keras dan keikhlasan tanpa pamrih. Salah satu alumni Lirboyo menyebutkan bahwa kerja bakti seperti pengecoran atau membersihkan lingkungan pondok merupakan tradisi yang mempererat ukhuwah antar santri. “Kami merasa memiliki pondok ini bersama-sama. Kalau tidak dari santri sendiri yang membantu, siapa lagi?” ujarnya. Respon Publik dan Dukungan Netizen Meski sempat menuai kritik di media sosial, banyak netizen yang justru mengapresiasi semangat santri Lirboyo. Beberapa warganet menilai bahwa kegiatan tersebut merupakan bukti nyata penerapan nilai “ngabdi” (pengabdian) yang menjadi ciri khas pendidikan pesantren. Tak sedikit pula tokoh agama dan masyarakat yang memberikan dukungan. Mereka menilai aksi tersebut mencerminkan etos kerja dan spiritualitas khas pesantren, di mana segala bentuk kegiatan diarahkan untuk mendapatkan keberkahan dan manfaat bagi sesama. “Santri Lirboyo tidak sedang dieksploitasi, mereka sedang belajar arti tanggung jawab dan gotong royong. Itulah pendidikan sejati yang menggabungkan ilmu dan amal,” tulis salah satu pengamat pendidikan Islam di media sosial. Gotong Royong sebagai Cermin Kemandirian Pesantren Fenomena viral ini juga menjadi cerminan kemandirian pesantren dalam mengelola lembaga pendidikan. Sebagian besar pondok pesantren di Indonesia memang berkembang dengan semangat swadaya dan partisipasi santri serta masyarakat. Melalui kegiatan gotong royong seperti ngecor bangunan, pesantren tidak hanya membangun fasilitas fisik, tetapi juga memperkuat jiwa kebersamaan dan solidaritas di antara penghuninya. Inilah yang menjadikan pesantren tetap bertahan dan tumbuh meski tanpa banyak bergantung pada bantuan eksternal. Tradisi semacam ini sejalan dengan filosofi “berkah dalam kebersamaan” yang menjadi pondasi kehidupan pesantren. Dengan semangat itu, para santri tidak hanya dididik menjadi pribadi saleh secara spiritual, tetapi juga menjadi manusia yang siap berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa. Pihak pengurus Ponpes Lirboyo menegaskan bahwa kegiatan tersebut akan terus dilakukan selama masih dalam koridor keselamatan dan semangat kebersamaan. “Kami ingin santri belajar dari kehidupan nyata. Amal jariyah itu bukan hanya uang, tapi juga tenaga, niat baik, dan kerja ikhlas,” pungkasnya. Baca juga: Said Didu Beberkan Kelangkaan BBM di SPBU Swasta Akibat Korupsi Pertamina 2018–2023 Penulis: Glancy Verona Editor: Toto Budiman Ilustrasi by AI

Read More