
Gunung Berbalut Hijab – For some, lifestyle is the source of life
Surabaya – 1miliarsantri.net : Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan favorit untuk mengisi waktu liburan. Pemandangan yang indah dan keingingan untuk berinteraksi dengan alam yang masih natural menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi sejak film 5 cm disiarkan di bioskop-bioskop di Indonesia pada 2012, jumlah pendaki meningkat drastis. Keindahan alam di pegunungan yang dikemas dalam bentuk film benar-benar menarik banyak penonton. Menurut Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Gunung Semeru tidak pernah menerima jumlah pengunjung lebih dari 5000 pertahun sebelum film 5cm muncul di bioskop. Karena seringnya jumlah pendaki membludak, TNBTS akhirnya membatasi jumlah pendaki perhari sampai sekarang. Tidak hanya di TNBTS, gunung-gunung popular lainnya Gede Pangrango dan Merbabu sekarang juga membatasi dan mendata jumlah pendaki dengan alasan keamanan dan kelestarian, karena membludaknya jumlah pendaki terutama di hari libur. Semakin banyak jumlah pendaki mengakibatkan semakin banyaknya karakeristik para pendaki. Jikalau sebelumnya pendaki gunung hanya mereka yang berasal dari kelompok pecinta alam atau pelatihan fisik dan survival seperti tim Search and Rescue (SAR, sekarang hampir siapapun ingin mendaki gunung dengan alasan-alasan yang berbeda-beda. Salah satu yang paling mencolok diantara karakteristik atau kelompok pendakian yaitu pendaki berhijab panjang yang memakai rok. Fenomena perempuan berhijab mendaki gunung, kini semakin sering terlihat di berbagai jalur pendakian Nusantara. Mereka tampil percaya diri menapaki jalur terjal dengan balutan busana syar’i yang tetap santun tanpa mengurangi semangat petualangan. Kehadiran para pendaki berhijab ini mematahkan stereotip bahwa hijab membatasi aktivitas fisik, tetapi juga menjadi inspirasi bahwa kecintaan pada alam, selaras dengan komitmen menjaga nilai-nilai keimanan. Apapun niat para pendaki, bisa dipastikan mayoritas pakaian mereka hampir sama yaitu celana dan kaos yang berarti nyaman dan nggak ribet, karena ketika naik gunung kita akan berhadapan dengan berbagai medan yang sulit, dan diharapkan pakaian tidak akan mengganggu ketika mendaki. Bayangkan kita harus mendaki trek yang lumayan terjal dan rok menghalangi kaki kita untuk melangkah. Bayangan seperti itulah yang dilihat kebanyakan pendaki ketika melihat pendaki berhijab yang memakai rok. Perjalanan mendaki pun menjadi simbol keteguhan hati, kemandirian, sekaligus wujud syukur atas ciptaan Allah yang menakjubkan. Mundur ke beberapa tahun sebelumnya, ketika aturan olahraga wanita profesional melarang penggunaan hijab dikarenakan tidak sesuai standar internasional, atlit dari negara mayoritas muslim harus memilih antara melepaskan hijab dan mengikuti pakaian standar internasional untuk mewujudkan mimpinya atau mempertahankan hijab tapi melepaskan kesempatan untuk menjadi atlit professional. Situasi perlahan berubah, sampai ketika Nike mengeluarkan produk The Nike Hijab Pro pada musim semi 2018. Menurut BBC, hijab khusus olahraga sudah berkembang bertahun-tahun sebelumnya, tapi Nike merupakan perusahaan besar pertama yang berfokus kepada kebutuhan pakaian olahraga perempuan muslim. Nike mengubah perspektif Hijab dalam dunia olahraga ke arah yang lebih baik secara profesional maupun general. Pergerakan hijab sebenarnya sudah dimulai secara internasional sejak 2012 ketika pelari berhijab mengambil panggung global di London. Kembali kepada pendaki yang memaki hijab panjang dan rok ketika mendaki gunung. Dalam situasi yang berbeda, mereka menghadapi masalah yang sama dengan atlit professional. Mereka ingin menerapkan prinsip mereka ke dalam berbagai kegiatannya. Berbagai macam rok dibuat untuk kenyamanan pendaki, diantara yang paling terkenal yaitu model celana berbalut rok. Itu sangat jenius. Ketika berjalan biasa menjadi rok, ketika mendaki jalan yang terjal, maka akan menjadi celana tanpa memperlihatkan lekuk kaki karena tertutup kain rok yang fleksibel. Mereka naik gunung dengan prinsip mereka. Namun, yang paling membedakan pendaki hijab rok ini bukanlah pakaiannya, tetapi niatnya untuk mendaki gunung. Alam bisa menambah rasa syukur mereka terhadap pencipta. Kalau pendaki lain menghabiskan malam di gunung dengan tidur sampai pagi, mereka meniatkan bangun sepertiga malam untuk tahajud sambil menggigil karena kedinginan, setelah itu masih menyempatkan diri membaca alquran. It’s a lifestyle with valuable values. Tren ini pun dibarengi dengan semakin banyaknya influencer dengan value yang sama. Peran Influencer dalam sebuah gaya hidup itu penting. Bagi Heriyanti & Wirapraja (2018: 141), pesan yang influencer berikan dapat mempengaruhi perilaku pengikutnya. Bagi beberapa hal, Influencer juga dapat memberikan jaminan keamanan bagi pengikutnya bahwa mereka tidaklah sendirian dan secara tidak langsung membentuk komunitas dengan visi yang sama. Bermunculannya influencer pendaki gunung dan traveler dengan pakaian syari seperti akun Instagram dailyalya dengan postingannya yang berfokus di naik gunung, jalan-jalan dan kajian keagamaan, seakan menambah karakteristik pendaki gunung yang mungkin selama ini tidak ada. Influencer tersebut juga membantu para pendaki lainnya mengubah perspektif mereka terhadap pendaki berhijab dengan rok panjang. Bayangkan membuka media sosial dan melihat postingan dari pendaki berhijab dengan rok panjang lewat di explore anda dan postingan tersebut dilike oleh banyak orang. Pemikiran orang-orang perlahan berubah. Melihat rombongan pendaki melaksanakan ibadah di jalur pendakian bukan lagi menjadi hal aneh. Hal tersebut menjadi gaya hidup yang semakin umum. Para pendaki hijab dengan rok panjang sudah berjuang keras untuk prinsipnya, untuk gaya hidupnya. Mereka tidak kalah dengan keadaan dan mereka boleh bangga akan hal tersebut. Mereka telah membalut gunung dengan hijabnya. Kontributor : Fikri Maulana Editor : Toto Budiman