Donald Trump

Donald Trump Beri Kesempatan! Hamas Akan Dibasmi Jika Langgar Gencatan Senjata dengan Israel

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menarik perhatian dunia setelah memberikan ultimatum keras kepada kelompok Hamas terkait gencatan senjata Gaza. Trump menegaskan bahwa Hamas diberi kesempatan untuk mematuhi kesepakatan damai yang telah dibuat, namun jika mereka melanggar, AS siap bertindak tegas. “Kami telah mencapai kesepakatan dengan Hamas agar mereka menjaga perilaku mereka. Jika mereka gagal, kami tidak akan ragu untuk membasmi mereka,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih saat menjamu Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, pada Senin waktu Washington. Pernyataan itu muncul setelah dua utusan AS bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di tengah meningkatnya ketegangan yang mengancam keberlangsungan gencatan senjata Gaza yang baru berjalan dua minggu. Amerika Tak Akan Terlibat Langsung, Israel Siaga Penuh Trump menegaskan bahwa pasukan Amerika tidak akan terlibat langsung dalam konflik di Gaza. Ia menyebutkan bahwa puluhan negara telah sepakat untuk bergabung dalam pasukan stabilisasi internasional yang akan membantu menjaga keamanan wilayah tersebut. “Jika saya meminta Israel untuk turun tangan, mereka akan masuk dalam dua menit,” ujar Trump dengan nada percaya diri. Namun, ia menambahkan bahwa pihaknya akan memberi waktu bagi Hamas untuk membuktikan komitmen mereka terhadap perdamaian. Menurut Trump, posisi Hamas kini semakin lemah. Dukungan Iran yang sebelumnya menjadi kekuatan utama mereka, diyakini tidak akan ikut campur setelah serangan besar yang dilakukan AS dan Israel pada awal tahun ini. Baca juga: Biadab! Israel Bayar Google Rp740 Miliar untuk Tutupi Berita Kelaparan Gaza Netanyahu Akui Pelanggaran Gencatan Senjata Gaza Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, justru secara terbuka mengakui bahwa negaranya telah melanggar gencatan senjata Gaza. Bahkan, ia menyatakan kebanggaannya karena pasukan Zionis menjatuhkan 153 ton bom ke wilayah tersebut. Kantor media Gaza melaporkan bahwa sejak kesepakatan gencatan diberlakukan pada 10 Oktober, Israel telah melakukan lebih dari 80 pelanggaran. Akibatnya, sedikitnya 97 warga Palestina tewas dan lebih dari 230 lainnya luka-luka. Meskipun begitu, Israel menyatakan masih berkomitmen pada perjanjian tersebut dan menuduh Hamas sebagai pihak yang lebih dulu menyerang. Namun, Hamas membantah tuduhan itu dan menegaskan tetap menghormati kesepakatan damai yang diinisiasi oleh Trump. Krisis di Timur Tengah kembali memanas setelah munculnya ancaman dan pelanggaran dalam gencatan senjata Gaza. Sementara Trump menekankan pentingnya komitmen damai dari Hamas, realitas di lapangan menunjukkan bahwa perdamaian sejati masih jauh dari harapan. Dunia kini menunggu apakah kesepakatan yang digagas oleh Trump mampu bertahan di tengah tekanan politik dan militer yang terus meningkat. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber foto: al24news.dz Sumber artikel: https://international.sindonews.com/read/1634945/42/trump-hamas-akan-dibasmi-jika-langgar-gencatan-senjata-dengan-israel-1761019835

Read More
Gaza

Langkah Damai atau Strategi Politik? Israel Tarik Pasukan IDF dari Gaza Setelah Gencatan Senjata

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Israel resmi menarik sebagian pasukan militernya (IDF) dari Jalur Gaza setelah Kabinet Perang yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata permanen dengan Hamas, Jumat (10/10). Langkah ini menjadi bagian penting dari kesepakatan perdamaian yang diharapkan bisa menghentikan konflik berkepanjangan di kawasan tersebut. Menurut laporan dari CNN, penarikan pasukan IDF dimulai sejak pukul 12.00 waktu setempat. Namun, penarikan pasukan IDF dari Gaza tidak dilakukan secara menyeluruh. Hanya beberapa area yang kini dikosongkan, sementara wilayah lainnya tetap dijaga untuk mengantisipasi potensi ancaman baru. Baca juga: Rangkaian Peringatan Hari Santri Nasional Resmi Dibuka Menteri Agama, Ini Makna Logo Hari Santri Nasional 2025 IDF Tetap Siaga di Beberapa Wilayah Gaza Dalam pernyataan resminya, IDF menjelaskan bahwa pasukan kini memposisikan diri di sepanjang garis penempatan baru sebagai bagian dari persiapan gencatan senjata Israel-Hamas dan proses pemulangan sandera. Meski begitu, Juru Bicara IDF, Avichay Adraee, menegaskan bahwa warga dilarang mendekati area yang masih menjadi zona operasi militer karena dianggap berbahaya. Beberapa lokasi yang disebut masih berisiko tinggi antara lain Beit Hanoun, Beit Lahiya, Shejaiya, hingga wilayah Khan Younis dan Rafah di bagian selatan. Adraee memperingatkan bahwa pasukan masih aktif di area tersebut untuk menyingkirkan ancaman yang dianggap mengganggu stabilitas keamanan. Baca juga: Hari Santri Nasional Apakah Libur? Cek Daftar Libur Nasional 2025 Berikut Ini! Gencatan Senjata Israel-Hamas, Awal Damai atau Sekadar Strategi? Sebagai masyarakat, pastinya kita bertanya-tanya apakah penarikan pasukan IDF dari Gaza ini benar-benar menjadi awal perdamaian atau hanya manuver politik Israel? Gencatan senjata memang memberikan harapan, tetapi selama masih ada pasukan yang berjaga dan wilayah yang dianggap berbahaya, perdamaian sejati tampak belum sepenuhnya tercapai. Langkah ini bisa menjadi momentum penting menuju rekonsiliasi, namun semuanya bergantung pada komitmen kedua pihak untuk menghentikan kekerasan dan membuka jalan bagi solusi yang adil bagi rakyat Palestina. Kalau menurut pembaca yang budiman, bagaimana pendapatnya? Tulis dikolom komentar, ya! Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber foto: Priangan Timur News Sumber berita: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20251010181112-120-1283286/gencatan-senjata-israel-mulai-tarik-mundur-pasukan-idf-dari-gaza

Read More

Gaza Update-Jubir Pejuang Palestina: Kesepakatan Pertukaran Tawanan Menandai Jalan untuk Mengakhiri Perang Genosida

Fase pertama pertukaran tawanan Palestina dan Israel merupakan titik balik mengakhiri perang genosida Gaza – 1miliarsantri.net: Juru bicara gerakan perlawanan Palestina, Hazem Qassem, menyebut kesepakatan tahap pertama pertukaran tawanan sebagai momen bersejarah yang menandai arah baru menuju berakhirnya perang genosida di Jalur Gaza. Dalam pernyataannya setelah proses pertukaran yang dimediasi oleh Mesir dan Turki, serta melibatkan Qatar dan Amerika Serikat, Qassem menegaskan bahwa kesepakatan ini bukan sekadar langkah kemanusiaan, melainkan juga pencapaian politik dan simbol persatuan nasional Palestina. Momen Persatuan dan Ketahanan Nasional Qassem menggambarkan tahap pertama pertukaran tawanan ini sebagai momen persatuan dan ketahanan nasional. Ia menekankan bahwa seluruh proses dijalankan dengan presisi, profesionalisme, dan koordinasi mendalam di antara berbagai faksi Palestina. Menurutnya, kesepakatan ini menunjukkan bahwa keteguhan dan solidaritas rakyat Palestina mampu meraih kemenangan, di saat agresi militer gagal mencapai tujuannya. Kesepakatan Dijalankan Secara Transparan dan Bertanggung Jawab Pertukaran ini mencakup tahanan dengan hukuman seumur hidup, serta mereka yang ditahan selama agresi terbaru di Gaza. Lebih dari 1.700 tahanan dari Jalur Gaza dan sekitar 250 dari Tepi Barat dan Yerusalem dijadwalkan mendapatkan kembali kebebasan mereka. Visi Nasional di Atas Kepentingan Politik Gerakan perlawanan menegaskan bahwa negosiasi ini tidak dilandasi oleh kepentingan politik, melainkan oleh visi nasional bersama. Semua tahanan diperlakukan sebagai bagian dari satu tubuh rakyat Palestina yang tengah memperjuangkan martabat dan kebebasan. Qassem menambahkan bahwa kesepakatan ini adalah titik balik penting — bukan hanya dalam dinamika politik, tetapi juga dalam kesadaran kolektif rakyat Palestina, yang semakin menyadari kekuatan persatuan di tengah penderitaan panjang akibat blokade dan agresi. Rakyat Palestina Menyambutnya Sebagai Kemenangan Kemanusiaan Ketika perayaan kegembiraan yang tenang menyebar ke seluruh kota dan kamp Palestina, perjanjian itu dipuji sebagai kemenangan kemanusiaan dan penegasan kembali ketahanan. Keadaan ini mencerminkan momen yang rapuh namun vital, sekilas keadilan di tengah kehancuran, dan pengingat bahwa persatuan tetap menjadi kekuatan Gaza yang paling abadi.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : SAFA AGENCY

Read More

Foto Udara Pelabuhan Gaza Sebelum dan Sesudah Agresi: Bukti Kehancuran yang Tak Bisa Disembunyikan

Foto Bukti Kehancuran Pelabuhan Gaza, Suara yang Lebih Jujur dari Propaganda Gaza, Palestina – 1miliarsantri.net: Foto udara Pelabuhan Gaza sebelum dan sesudah agresi menjadi saksi bisu kehancuran. Khaled Safi menyerukan agar dunia menyebarkan kebenaran dan menyingkap propaganda penjajah Israel. Kehancuran Gaza-Palestina, Suara yang Lebih Jujur dari Propaganda Zionis Israel Khaled Safi, influencer Palestina, kembali mengingatkan dunia bahwa apa pun yang dilakukan penjajah untuk mempercantik citranya, fakta kehancuran Gaza tidak bisa disembunyikan. Dalam unggahan terbarunya, ia membagikan foto udara pelabuhan Gaza sebelum dan sesudah agresi, sebagaimana ditulis Free Palestine. Sebarkan kebenaran dan singkap kepalsuan propagandanya. Kehancuran Gaza berbicara lebih keras daripada semua retorika mereka dan lebih jujur ​​daripada semua klaim mereka.” dikutip dari t.me/freepalestine. Mengungkap Kepalsuan Propaganda Khaled Safi menegaskan bahwa dunia harus terus mengungkap kebenaran. Foto-foto seperti ini penting untuk: Seruan untuk Dunia Foto udara pelabuhan Gaza sebelum dan sesudah agresi adalah bukti visual yang tak terbantahkan tentang penderitaan rakyat Gaza. Seperti kata Khaled Safi, kehancuran ini lebih jujur daripada semua klaim propaganda. Dunia harus terus menyuarakan kebenaran, mendukung keadilan, dan tidak membiarkan tragedi ini terlupakan. Kehancuran Gaza bukan sekadar berita. Ini adalah realitas kemanusiaan yang harus disaksikan dunia. Setiap foto, setiap bukti, adalah panggilan untuk bertindak—agar genosida berhenti dan Palestina bisa hidup merdeka.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : Channel WhatsApp Free Palestine Foto : Abdallah El Hajj

Read More

Yaman Sukses Serang Israel, Bom Jatuh Tepat Di Jantung Pelabuhan Kota Eliat

Pertahanan Israel Iron Dome kembali jebol oleh serangan Drone Houthi dari Yaman Eliat, Israel -1miliarsantri.net: Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah serangan yang diklaim oleh kelompok Houthi di Yaman berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel. Sebuah drone bermuatan bahan peledak dilaporkan jatuh di pelabuhan Kota Eilat, wilayah strategis yang terletak di pesisir Laut Merah. Sebuah pesawat tak berawak (drone) yang diluncurkan dari Yaman mengenai kawasan pusat Kota Eilat, Israel, hingga menyebabkan puluhan orang luka dan menimbulkan gangguan operasional di area pelabuhan. Kelompok Houthi di Yaman mengklaim serangan tersebut, sementara Israel menyatakan akan menanggapi insiden ini. Video serangan dipublikasikan oleh channel Telegram PalestinaPost. Insiden ini bukan hanya menimbulkan korban luka, tetapi juga memicu kekhawatiran baru tentang keamanan maritim dan pariwisata di kawasan tersebut. Detik-detik serangan Dikutip dari Reuters, Pada Rabu malam, sebuah drone asal Yaman dilaporkan jatuh di wilayah dekat pelabuhan Eilat—kawasan yang strategis di pesisir Laut Merah. Petugas medis setempat dan layanan darurat melaporkan puluhan korban luka, termasuk beberapa yang berada dalam kondisi serius. Laporan awal menyebutkan sistem pertahanan udara Israel sempat mencoba mencegat tetapi gagal sepenuhnya menghentikan objek tersebut sebelum memasuki area kota. Klaim dan respons Kelompok Houthi yang berbasis di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas peluncuran drone sebagai bagian dari aksi solidaritas terhadap Palestina dan sebagai balasan atas operasi udara Israel di wilayah Yaman. Pihak Israel mengecam serangan ini dan memperingatkan akan ada respons militer jika ancaman terhadap infrastruktur dan warga negaranya terus berlanjut. Pernyataan resmi dan kecaman internasional mengikuti insiden ini. Serangan Yaman Berdampak Pada Pariwisata Menurut The Guardian, Pelabuhan Eilat—yang juga melayani aktivitas komersial dan wisata—mengalami gangguan sementara. Aktivitas penumpang dan kargo dipengaruhi karena upaya evakuasi dan pemeriksaan keamanan yang meningkat. Kota Eilat, sebagai tujuan wisata, menghadapi kekhawatiran turis dan operator hotel terkait keamanan jangka pendek. Potensi Eskalasi Pemerintah zionis Israel belum merespon serangan tersebut, timbul pertanyaan “Israel akan membalas langsung ke Yaman, atau memilih strategi diplomatik melalui sekutu internasional?” Potensi eskalasi dapat terjadi dengan skenario: Operasi Militer Terbatas: Israel melancarkan serangan udara ke basis Houthi di Yaman, Eskalasi Regional: Konflik meluas dengan melibatkan Iran secara lebih langsung, atau Tekanan Diplomatik: Israel bersama AS mendorong Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Houthi.. Serangan drone Houthi ke pelabuhan Kota Eilat menjadi titik balik dalam konflik Timur Tengah. Bukan hanya menimbulkan kerusakan fisik dan korban luka, tetapi juga memperlihatkan kerentanan Israel terhadap serangan jarak jauh. Peringatan Keras untuk Israel Kerentanan Pertahanan Iron Dome Bagi Israel, serangan ini menjadi peringatan keras bahwa keamanan nasional tidak hanya terancam dari utara (Lebanon) atau barat (Gaza), tetapi juga dari selatan yang selama ini dianggap relatif aman. Dampak terhadap perdagangan, pariwisata, dan keamanan regional diperkirakan masih akan terasa dalam waktu lama. Dengan keterlibatan aktor-aktor besar seperti AS dan Iran, konflik ini berpotensi berkembang menjadi krisis internasional yang lebih serius.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber :  PalestinaPost

Read More

Drone Peledak Yaman Hantam Kota Eilat-Israel: Puluhan Warga Terluka dan Ketakutan

Serangan drone peledak dari Yaman menghantam kota Eilat-Israel. Puluhan warga terluka, pertahanan Israel dipertanyakan. Apa dampaknya ke depan? Eliat, Israel – 1miliarsantri.net: Militer Yaman membuktikan keseriusannya dalam mendukung perjuangan Palestina, Yaman kembali menyerang wilayah yang dikuasai oleh zionis Israel. Kota Eilat, atau dikenal dalam bahasa Arab sebagai Umm Al-Rashrash, diguncang serangan udara yang mengejutkan. Sebuah drone bersenjata yang diduga berasal dari Yaman meledak di wilayah tersebut, memicu gelombang kepanikan di kalangan penduduk sipil. Rekaman CCTV Ungkap Detik-Detik Serangan Mengutip PalestinaPost Rekaman dari kamera pengawas yang beredar di media memperlihatkan momen dramatis saat drone meledak di tengah kota. Ledakan keras tersebut langsung memicu kepanikan warga, dengan suara sirene dan teriakan terdengar jelas dalam rekaman. Lebih dari 50 Warga Terluka, Helikopter Dikerahkan Menurut laporan Zionist Broadcasting Corporation, lebih dari 50 orang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. Mayoritas korban terkena pecahan peluru. Dua helikopter evakuasi medis segera dikerahkan untuk menangani korban dalam kondisi kritis. Serangan Ketiga dalam Dua Minggu, Pemerintah Israel Angkat Bicara Wali Kota Eilat, Eli Lankri, menyampaikan kekhawatiran mendalam atas rentetan serangan yang terjadi. Ia mengungkapkan bahwa Serangan drone Yaman ini adalah serangan ketiga dalam kurun waktu kurang dari dua minggu. “Yaman tampaknya berusaha mengganggu stabilitas dan kehidupan warga di Eilat,” ujarnya. 90 Rudal & 41 Drone Diluncurkan Sejak Maret Media Zionis Times of Israel melaporkan bahwa sejak pertengahan Maret—seiring meningkatnya konflik di Gaza—Yaman telah meluncurkan 90 rudal balistik dan sedikitnya 41 drone ke wilayah Israel. Serangan ini menunjukkan eskalasi konflik yang mengkhawatirkan. Kelemahan Sistem Pertahanan Israel Mulai Terlihat? Dalam analisanya, The Jerusalem Post menyoroti celah besar dalam pertahanan Israel. Serangan dari Yaman disebut mampu menembus sistem pertahanan udara yang selama ini dianggap kuat. “Yaman tampaknya tak terbendung,” tulis laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa solusi jangka panjang hanyalah menghentikan konflik. Serangan drone bersenjata dari Yaman ke kota Eilat menjadi sinyal serius atas melemahnya pertahanan Israel terhadap ancaman jarak jauh. Warga sipil menjadi korban utama dalam konflik yang semakin memanas ini. Jika tidak ada upaya damai yang konkret, serangan serupa bisa terus terjadi dan memperburuk situasi di kawasan tersebut.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : PalestinaPost

Read More
Israel

Biadab! Israel Bayar Google Rp740 Miliar untuk Tutupi Berita Kelaparan Gaza

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Sebuah laporan investigasi terbaru kembali mengguncang opini publik internasional. Israel dilaporkan membayar Google sebesar Rp740 miliar untuk mengendalikan pemberitaan terkait krisis kemanusiaan di Gaza. Langkah ini disebut sebagai upaya menutupi laporan tentang kelaparan yang semakin parah melanda penduduk sipil di wilayah konflik tersebut. Fakta mencengangkan ini membuat dunia kembali menyoroti strategi informasi Israel yang dinilai sarat manipulasi. Fakta Investigasi Drop Site News Menurut hasil investigasi Drop Site News, pemerintah Israel dikabarkan menggelontorkan dana sekitar USD 45 juta atau setara Rp740 miliar untuk kampanye iklan di Google selama enam bulan. Tujuan dari langkah ini disebut untuk melemahkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyoroti kondisi kelaparan di Gaza. Dengan dana sebesar itu, kampanye daring dirancang agar opini publik global lebih condong pada narasi Israel, sekaligus mengaburkan penderitaan warga Gaza yang kian hari kian memburuk. Baca juga: PNS Kini Punya Lebih Banyak Kesempatan Naik Pangkat, Ini Jadwal Terbarunya Strategi Opini Publik yang Kontroversial Upaya Israel membayar Google dengan nilai fantastis ini menimbulkan kontroversi. Banyak pihak menilai, langkah tersebut bukan sekadar strategi komunikasi, melainkan bentuk manipulasi informasi. Di tengah kritik internasional, Israel kembali menggunakan media digital untuk mempertahankan citra politik dan militernya. Namun, apakah benar informasi bisa dibungkam hanya dengan uang? Faktanya, kondisi di Gaza masih bisa terlihat jelas dari laporan langsung para jurnalis independen dan lembaga kemanusiaan di lapangan. Baca juga: Pertahanan Nasional Penting Di Tengah Ancaman Global, Ini Pesan Presiden Prabowo Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Parah Di sisi lain, laporan PBB menyebutkan bahwa ribuan warga Gaza, termasuk anak-anak, mengalami kelaparan akut akibat blokade dan serangan berulang yang menghancurkan infrastruktur penting. Kondisi ini semakin menambah tekanan terhadap Israel yang dianggap tidak hanya melakukan serangan militer, tetapi juga mencoba mengontrol persepsi dunia. Israel bayar Google Rp740 miliar untuk menutupi tragedi ini pun dianggap sebagai bukti nyata bahwa isu kemanusiaan kerap dikalahkan oleh kepentingan politik. Namun meski Israel bayar Google Rp740 miliar demi membentuk narasi tertentu, kenyataan di lapangan tetap berbicara sebaliknya. Warga Gaza masih terjebak dalam penderitaan, kelaparan, dan krisis kemanusiaan yang mendalam. Dunia kini ditantang untuk lebih kritis terhadap informasi, tidak hanya mengandalkan arus berita digital, tetapi juga mendengar suara korban yang sesungguhnya.  Pada akhirnya, uang mungkin bisa membeli iklan, tetapi tidak bisa menghapus kenyataan pahit bahwa Gaza sedang menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah modern. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Thamrin Humris Sumber foto: riau1.com Sumber berita: Inilah.com

Read More

Kejahatan Kemanusiaan: Israel Lakukan Pembantaian dan Penghancuran Sistematis Terhadap Rumah-Rumah di Gaza

Militer Zinonis Lakukan Pemboman Terhadap Hunian Dan Tempat Penampungan Pengungsi Warga Gaza Gaza, Palestina – 1miliarsantri.net: Hingga Sabtu 13 September 2025 militer zionis israel terus melakukan kejahatan kemanusiaan dengan melakukan pemboman terhadap menara hunian, rumah dan tempat penampungan pengungsi. Serangan udara zionis israel gencar dilakukan dan menyasar Menara Hunian Al-Noor dan bangunan lain di dekat bekas kantor pusat Radio dan Televisi di Tel al-Hawa. Tindakan agresi itu cerminan penghancuran yang lebih luas yang semakin intensif dalam beberapa minggu terakhir. 350 Ribu Penduduk Gaza Mengungsi Mengutip SAFA Press Agency dilaporkan sebanyak 1.600 rumah tinggal dan 13.000 tenda telah dihancurkan, menyebabkan lebih dari 350.000 penduduk mengungsi dari permukiman di timur ke Gaza tengah dan barat. Puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat kebijakan biadab, pembersihan etnis sistematis dan pemindahan paksa terhadap rakyat Palestina di Kota Gaza oleh pemerintahan Benyamin Netanyahu, meskipun dunia internasional telah mengutuknya. 142 Negara Setujui Pembentukan Negara Palestina Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menggelar voting yang hasilnya menyepakati resolusi mendukung terbentuknya negara PALESTINA merdeka. Sebanyak 142 negara mendukung resolusi itu, 10 negara menolak dan 12 negara abstain. Baca Juga : Robot Militer Israel Bawa 5 Ton Bahan Peledak, Gaza Hancur Jadi Puing-Puing Dalam pernyataan pers, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Palestina mengatakan bahwa 142 negara memberikan suara untuk mendukung resolusi tersebut, sementara 12 negara abstain, dan 10 negara tidak setuju.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : SAFA Press Agency – Palestina Press Agency, UNITED NATIONS Foto : SAFA Press Agency – Palestina Press Agency, UNITED NATIONS dan Tangkapan Layar YouTube

Read More

Robot Jaguar Dipakai Militer Israel Gantikan Tentara Tempur Dalam Perang Gaza

‘Jaguar’: Robot Terbaru dan Tercanggih IDF Hadapi Pejuang Palestina Yerusalem – 1miiliarsantri.net: Robot Jaguar merupakan sistem robotik semi-otonom yang dirancang untuk menggantikan peran prajurit di perbatasan, khususnya pada zona perbatasan Gaza. Robot ini dikembangkan bersama oleh IDF dan Israel Aerospace Industries (IAI). Militer Israel mengandalkan Jaguar untuk menggantikan tentara tempurnya menghadapi pejuang Palestina di jalur Gaza, yang hingga saat ini belum mampu dikuasai Israel, juga belum bisa melunpuhkan kekuatan Hamas. Fungsi Utama Jaguar Energi dan Daya Tahan Perangkat militer IDF ini diperkuat beberapa baterai lithium-ion 6T COMBATT yang diproduksi oleh perusahaan Epsilor. Setiap unit Jaguar dilengkapi baterai yang menyimpan lebih dari 16 kWh energi—memberikan daya tahan cukup untuk berbagai fungsi, termasuk propulsi, persenjataan, sensor, dan sistem komunikasi. Manfaat Strategis Dalam Perang Kelemahan Jaguar Jaguar memang menawarkan keunggulan besar dalam mengurangi risiko bagi prajurit dan menjaga perbatasan secara 24/7. Namun, ia masih terbatas pada ketahanan energi, potensi kerentanan elektronik, biaya tinggi, serta isu etika dan hukum perang. Penggunaan Jaguar dalam era perang modern bukan solusi tunggal, penggunaan robot tempur bagian dari kombinasi pertahanan dengan kemampuan prajurit manusia.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Sumber : EurAsianTimes dan IDF.IL

Read More
Brigade-Al-Qassam-Siap-Tempur

Gaza di Persimpangan: Perlawanan Palestina dan Rencana Pendudukan Israel yang Memicu Badai Kecaman Global

Gaza – 1miliarsantri.net : Langkah terbaru Israel untuk menguasai penuh Kota Gaza menjadi titik balik baru dalam konflik berkepanjangan di Timur Tengah. Keputusan kabinet keamanan Israel ini, yang diumumkan pada Jumat malam, memicu gelombang reaksi keras dari berbagai belahan dunia, sementara para analis memperingatkan dampak kemanusiaan dan politik yang akan semakin memburuk. Rencana tersebut meliputi pendudukan wilayah strategis di timur Gaza, pembentukan pemerintahan sipil non-Hamas, serta pemindahan paksa hingga satu juta warga Palestina ke wilayah selatan. Menurut laporan Al Jazeera (8/8/2025), sejumlah kawasan di Gaza Timur sudah porak-poranda akibat serangan udara dan artileri, sementara penumpukan pasukan Israel di sekitar kota menunjukkan persiapan menuju kontrol total. Pakar Militer: Perlawanan Bersenjata, Pilihan Satu-satunya Brigadir Jenderal Elia Hanna, analis militer asal Lebanon, menegaskan bahwa opsi diplomasi nyaris tertutup. “Perlawanan bersenjata kini menjadi satu-satunya pilihan realistis bagi rakyat Palestina,” ujarnya dalam wawancara dengan Al Jazeera (8/8/2025). Hanna memprediksi pendudukan ini akan memicu perlawanan sengit yang bisa menguras sumber daya militer Israel sekaligus menambah tekanan politik dalam negeri di Tel Aviv. Narasi Sesat Israel: ‘Membebaskan Gaza dari Hamas’ Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membela rencana ini dengan mengatakan, “Our goal is not to occupy Gaza, our goal is to free Gaza from Hamas” (AP News, 8/8/2025). Menurut Netanyahu, operasi ini bertujuan “demiliterisasi” dan menciptakan pemerintahan sipil yang tidak terafiliasi Hamas. Namun, banyak pengamat menilai pernyataan ini kontradiktif dengan realitas lapangan, di mana penguasaan penuh Israel berarti kontrol politik, militer, dan administratif yang mendalam. Kecaman Dunia Internasional Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengecam rencana Israel sebagai “eskalasi berbahaya” yang mengancam keselamatan warga sipil (AP News, 8/8/2025). Komisioner Tinggi HAM PBB Volker Türk menegaskan bahwa tindakan ini melanggar hukum internasional, termasuk putusan Mahkamah Internasional tentang hak penentuan nasib sendiri Palestina (DW, 8/8/2025). Sejumlah negara turut mengecam, diantaranya : Australia, Italia, Jerman, Selandia Baru dan Inggris menolak tegas rencana Israel untuk menduduki Kota Gaza di Jalur Gaza, Palestina. Melalui pernyataan bersama, para menteri luar negeri ke lima negara itu menyebutkan operasi militer Israel akan semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat parah serta membahayakan nyawa para sandera. Prancis memperingatkan risiko kebuntuan politik (The Guardian, 8/8/2025). Sementara Inggris menyebut langkah itu “salah” dan kontraproduktif (The Guardian, 8/8/2025). Serta Australia menegaskan pengusiran warga melanggar hukum humaniter internasional (The National, 8/8/2025). Turki menyebutnya ini merupakan “pukulan besar bagi perdamaian” (Anadolu Agency, 8/8/2025). Sedangkan Cina menyerukan gencatan senjata segera (Channel News Asia, 8/8/2025). Kemudian pemerintah Jerman memilih menangguhkan ekspor senjata ke Israel (DW, 8/8/2025). Pemerintah Indonesia sendiri menegaskan tindakan ini ilegal menurut Piagam PBB (Antara News, 8/8/2025). Krisis Kemanusiaan di Depan Mata Data dari badan-badan kemanusiaan menunjukkan ancaman bencana baru. Lebih dari 61.000 warga Palestina telah tewas sejak konflik pecah kembali, dan PBB melaporkan 98 anak meninggal akibat malnutrisi akut. Situasi ini digambarkan sebagai “kelaparan sejati” yang mengintai seluruh Gaza (The Guardian, 8/8/2025). Pemindahan paksa dalam skala besar berpotensi memicu gelombang pengungsi menuju Mesir dan Yordania, mengancam stabilitas kawasan. Ketegangan di Dalam Negeri Israel Meski mendapat dukungan dari sebagian besar menteri sayap kanan, rencana Netanyahu memicu perpecahan internal. Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Letjen Eyal Zamir, dilaporkan menolak rencana pendudukan penuh karena khawatir akan “perang tanpa akhir” dan keselamatan sandera yang masih ditahan di Gaza (El País, 8/8/2025). Sementara itu, beberapa menteri menilai Netanyahu justru tidak cukup keras, menuduhnya mengorbankan “keamanan demi politik” (Reuters, 8/8/2025). Motif Politik di Balik Langkah Militer Analis politik yang dikutip The New Yorker menilai ada kemungkinan bahwa eskalasi ini tidak semata didorong pertimbangan militer, tetapi juga untuk memperkuat posisi politik Netanyahu di tengah tekanan domestik. Dengan memusatkan perhatian publik pada ancaman eksternal, kritik terhadap penanganan insiden 7 Oktober dan skandal korupsi yang membelit dirinya dapat teredam. Langkah Selanjutnya: Pertarungan di Arena Diplomasi Dewan Keamanan PBB telah menjadwalkan rapat darurat untuk membahas situasi ini. Beberapa negara Eropa dan negara Teluk mendesak resolusi yang menuntut penghentian rencana pendudukan. Namun, veto dari anggota tetap seperti AS kemungkinan menjadi penghalang utama bagi langkah diplomatik yang efektif. Gaza di Ujung Krisis Pendudukan penuh Kota Gaza oleh Israel berpotensi menjadi babak paling destruktif dalam sejarah konflik Israel–Palestina pasca-1948. Bagi rakyat Palestina, seperti kata Brigjen Elia Hanna, perlawanan bersenjata mungkin menjadi satu-satunya pilihan yang tersisa. Bagi dunia, tantangannya adalah mencegah krisis kemanusiaan yang semakin dalam dan mendorong terciptanya jalur diplomasi yang nyata—sebelum Gaza benar-benar runtuh, bukan hanya secara fisik, tetapi juga sebagai simbol harapan bagi perdamaian di Timur Tengah. (***) Penulis : Abdullah al-Mustofa Editor : Toto Budiman Foto : Al Jazeera, Fox News Channel

Read More