Ahli Waris ‘Sahabat Bung Karno’ Minta Pemda Ende Buka Pintu Sejarah Dengan Jujur

Ende – 1miliarsantri.net: Bung Karno, Islam, Orang Ende sahabat si Bung (termasuk 47 pemain Tonil) dan Pancasila adalah satu kesatuan rangkaian sejarah yang tidak terpisahkan dan tak akan lekang dimakan waktu, saat Bangsa Indonesia memperingati “Hari Lahir Pancasila, 1 Juni tiap tahun. Sejarah Dicatat Dengan Jujur Pada 14 Januari 1934, seorang tokoh pergerakan nasional bernama Ir. Soekarno tiba di Ende sebagai tahanan politik, yang diasingkan oleh Pemerintah kolonial Belanda. Bung Karno dibuang ke Ende karena ketakutan Belanda terhadap gagasan kebangsaan dan kemerdekaan yang dibawanya. Selama empat tahun lebih, hingga 18 Oktober 1938, Bung Karno tinggal di lingkungan yang jauh dari pusat pergerakan politik, di sebuah kota kecil di Pulau Flores, yang tenang namun menyimpan denyut kebangkitan bangsa. Berkaitan dengan sejarah tersebut, tidaklah berlebihan harapan yang diungkapkan oleh Lukman Pua Rangga yang biasa disapa Pak Guru Luken. Dia mengatakan, “Kami tidak menuntut penghargaan berlebihan. Kami hanya ingin sejarah dicatat dengan jujur, bahwa Bung Karno tidak sendiri di Ende. Perjuangan ini adalah perjuangan bersama antara pemimpin dan rakyat.” Harapan tersebut disampaikan Lukman dalam sambutannya pada Malam Renungan Hari Lahir Pancasila di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Ende, Muspika Kabupaten Ende serta disaksikan oleh segenap masyarakat Ende yang turut serta menghadiri acara tersebut, Ahad/Minggu (1/6/2025). Ide-Ide Kebangsaan Melalui Seni Pertunjukan Lukman menjelaskan, “Bahwa perjuangan ini adalah perjuangan bersama, antara pemimpin dan rakyat. Bahwa sejarah lahir bukan hanya dari pena dan pidato, tetapi juga dari tangan-tangan penuh lumpur yang menyiapkan panggung untuk sandiwara, yang menghafal naskah dengan terbata-bata, yang berjuang dengan cinta, bukan kata-kata.” Bung Karno hidup di antara masyarakat pesisir yang sebagian besar tidak mengenyam pendidikan formal. Dari sanalah, Iahir sebuah bentuk perjuangan yang luar biasa, tidak melalui senjata atau pidato politik, tapi melalui seni dan budaya. Tonil Kelimutu, dan Naskah Perlawanan Soekarno Melalui Panggung Teater Bung Karno membentuk sebuah kelompok Sandiwara bernama “Sandiwara Kelimutu.” Melalui kelompok inilah beliau menyisipkan pesan-pesan kebangsaan, semangat perlawanan, dan cinta tanah air. Dalam kelompok ini, ikut terlibat kurang lebih 47 orang Ende. Mereka adalah para petani, buruh, nelayan, tukang gunting, tukang kayu, semuanya adalah rakyat kecil yang menjadi pelakon dalam 13 tonil yang ditulis sendiri oleh Bung Karno. Mereka tidak tahu apa itu “nasionalisme” dalam buku teks, tapi mereka merasakannya di hati. Mereka tidak hafal isi manifesto politik, tapi mereka menghidupi gagasan kemerdekaan melalui lakon, peran, dan pesan moral di atas panggung rakyat. 47 Pemain Tonil “Sahabat Bung Karno” Lukman Pua Rangga secara terbuka mengusulkan dan meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati Ende memperjuangkan dan memasukan ke 47 Nama Sahabat Bung Karno para Pemain Tonil dalam prasasti sejarah, agar benang merah sejarah Bung Karno di Ende tidak putus dan terlupakan. 47 nama Pemain Tonil Bung Karno yang diminta untuk diabadikan adalah: Ibrahim H Umar Sjah, Darham Ottah, Ruslan Ottah, Djae H Mochtar, Ahmad Polindih, Madu Rodja, Pranoto, Atmosudirdjo, Umar Gani, Djae Bara. Kemudian, Nganda Gande, Djae Gande, Ali Pambe, Wahab Tandjo Palembang, Siku Wasim, Wahit Djari, Weru Karara, Mansor Saripin, Musa H Umar Sjah. Selanjutnya, Pangga Kora, Ja Ali Ibrahim, Go Djun Pio, Awu Rodja, Jo Ho Siu, Alias Batawi, Molo Take, Wasim Palembang, Djafar Penatu, Imam, Riwu Sabu (alias Riwu Ga). Berikutnya, Lodo Nigi, Ndoa Wandu, Djamaludin, Baa Bahron, Da’man, Ibu Atmo, Ibu Pranoto, Suminem, Tin Mugda, Anang, Hamid Anang, Abdurrahman Anang, Abdurrahman Wani, Abdurrahman, dan Imam.*** Ikuti artikel-artikel menarik, informatif dan aktual dari 1miliarsantri.net. Silahkan kirimkan naskah tulisan yang bermanfaat bagi anak bangsa dengan memperhatikan kaidah penulisan 5W1H. Penulis : Thamrin Humris Editor : Toto Budiman Foto istimewa / kolase (WAG Forum Persaudaraan Umat Islam “FPUI” Ende) dan koleksi pribadi.

Read More

Aplikasi ‘Sekolahku’ Milik Yayasan Al Hikmah, Dipilih Sebagai Sarana Pembelajaran ‘Sekolah Rakyat’ Oleh Kemensos

Malang – 1miliarsantri.net: Pemerintah semakin mematangkan rencana penyelenggaraan Sekolah Rakyat, yang dijadwalkan akan dimulai pada tahun ajaran 2025-2026. Menteri Sosial Saifullah Yusuf melakukan kunjungan kerja ke Al Hikmah Boarding School, Kota Batu, Senin (19/05). Pria yang akrab dipanggil ‘Gus Ipul’ tersebut, melakukan penandatangan MoU dengan pembina Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah yang diwakili Shakib Abdullah. Nota kesepahaman itu merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak terkait pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat.Direncanakan program ini akan mulai berjalan paling cepat pada Juli 2025 di daerah yang sudah siap infrastruktur dan penunjangnya.  Menurut Gus lpul, Presiden Prabowo meminta agar program ini terus dimatangkan dan bisa mencakup sebanyak mungkin daerah. Dengan adanya sinergisitas antara pemerintah dengan swasta dalam penyelenggaraan sekolah rakyat ini, Kemensos memastikan mutu dan kualitas sekolah rakyat nantinya setara dengan school boarding lainnya. “Pada prinsipnya Presiden meminta apa yang telah kami rencanakan itu terus dimatangkan, ditindaklanjuti, dan sebanyak mungkin daerah yang bisa berpartisipasi pada kesempatan pertama ini,” ucapnya.  Elaborasi Kurikulum Sekolah Rakyat akan menyediakan pendidikan gratis berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Pemerintah menargetkan peserta didik berasal dari kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Seleksi akan dilakukan secara bertahap, diawali dengan verifikasi status ekonomi, dilanjutkan dengan tes akademik.   Sebelumnya Kemensos telah melakukan studi banding untuk melakukan komparasi sistem pembelajaran ke berbagai sekolah. Elaborasi dari kurikulum itu jadi dasar untuk membuat modul pembelajaran. “Dan di Al Hikmah boarding school ini, kami mengambil ilmu dan teknologi untuk modulnya berupa Learning Management System bernama Aplikasi Sekolahku,” ujar Gus Ipul. Dalam LMS tersebut berisi basis data peserta didik, seperti alur pembelajaran, indikator pencapaian belajar, modul pelajaran dan sebagainya. Perbedaannya Al Hikmah bernuansa Islami, sedangkan Sekolah Rakyat bersifat umum. Sekolah Rakyat akan dibuka untuk jenjang SD, SMP, dan SMA dengan standar pendidikan nasional. Selain mata pelajaran formal, kurikulum juga akan menekankan penguatan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan. “Jika semua berjalan sesuai rencana, pendaftaran akan dibuka dalam satu hingga dua bulan ke depan,” katanya. Sekolah Rakyat diharapkan menjadi model pendidikan inklusif yang mampu mengangkat anak-anak dari keluarga miskin keluar dari lingkaran kemiskinan. Program ini juga menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Sementara itu, Pembina Yayasan Al Hikmah, Shakib Abdullah menuturkan, kurikulum yang digunakan di Al Hikmah Boarding School Kota Batu memadukan Kurikulum Nasional dan Kurikulum Khas Al Hikmah Boarding School, yaitu pembelajaran Al Qur’an serta kelas coding. Adapun ruang lingkup Nota Kesepahaman tersebut meliputi beberapa hal, diantaranya pelaksanaan dan dukungan untuk kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat, kajian dan penelitian bidang pendidikan, serta sinergi peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Nota kesepahaman berlaku untuk jangka waktu tiga tahun, terhitung sejak tanggal ditandatangani dan dapat diperpanjang, diubah, atau diakhiri atas persetujuan kedua belah pihak. Penulis : Toto Budiman Editor : Thamrin Humris Foto istimewa

Read More