Self Healing Islami: Menemukan Ketenangan Hati Lewat Ibadah Sehari-hari

Surabaya – 1miliarsantri.net : Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, istilah self healing makin sering terdengar. Banyak orang merasa butuh “menyembuhkan” diri dari stres, overthinking, atau luka batin yang menumpuk. Caranya bermacam-macam: ada yang liburan ke alam, menikmati kopi sendirian di kafe, atau memanjakan diri di rumah. Namun, bagi seorang Muslim, self healing sejati bukan hanya soal melepas penat secara fisik. Lebih dari itu, Islam mengajarkan cara merawat hati agar tetap tenang dan kuat, dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menariknya, nilai-nilai mindfulness yang kini ramai diperbincangkan di barat, sebenarnya sudah diajarkan Islam sejak berabad-abad lalu. Ibadah Harian Sebagai Penawar Stres Salah satu “obat” stres yang sering dilupakan adalah shalat khusyuk. Gerakan shalat yang teratur, dari takbir hingga salam, adalah latihan mindfulness yang mendalam. Saat shalat, kita diajak berhenti sejenak dari riuhnya urusan dunia, memusatkan hati hanya pada satu tujuan, yakni menghadap Sang Pencipta. Sholat khusyuk bukan hanya gerakan fisik, melainkan ibadah yang menghubungkan hati dengan Allah SWT. Orang yang khusyuk merasakan ketenangan, ketundukan, dan penghayatan bahwa ia sedang berdialog langsung dengan Tuhannya. Air wudhu yang membasuh wajah, tangan, kaki, dapat membersihkan bukan hanya hadas, tapi juga rasa penat. Ruku’, sujud, dan duduk di antara dua sujud melatih tubuh tetap lentur, sekaligus menenangkan pikiran. Tidak heran Rasulullah SAW menjadikan shalat sebagai penyejuk hati, penenang di tengah letihnya hidup. Selain shalat, dzikir dan doa juga menjadi penyangga jiwa. Dengan berdzikir, kita mengingat kembali siapa diri kita sebenarnya: hamba yang lemah tanpa pertolongan-Nya. Lafaz sederhana seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar yang diulang pelan-pelan, bisa meredakan cemas. Begitu juga doa, ia menjadi cara paling jujur untuk menumpahkan isi hati, meminta pertolongan, dan melepas beban yang selama ini disimpan sendiri. Membaca Qur’an, Bersilaturahmi, dan Me Time yang Bermakna Bagi banyak orang, Al-Qur’an bukan hanya bacaan ibadah, tapi juga sahabat hati. Ayat-ayatnya yang lembut menenangkan pikiran, mengingatkan bahwa hidup di dunia hanyalah persinggahan. Kadang cukup beberapa ayat, lalu direnungi maknanya, hati sudah terasa lebih ringan. Selain mendekat pada Allah, Islam juga mengajarkan self healing lewat silaturahmi. Bercerita pada teman yang dipercaya, saling mendengar tanpa menghakimi, bisa membuat beban terasa setengah lebih ringan. Bahkan Rasulullah SAW menganjurkan kita menjaga hubungan baik dengan keluarga, tetangga, sahabat. Dari situ, kita belajar bahwa self healing bukan hanya tentang “menyendiri”, tetapi juga tentang “berbagi”. Tentu saja, aktivitas me time juga perlu. Islam tidak melarang seseorang mengambil jeda. Nabi pun beristirahat, berjalan di alam, bercengkerama bersama sahabat. Jalan-jalan ke pegunungan, berkemah, sekadar ngopi di teras rumah, semuanya bisa jadi healing asal tidak melanggar batas syariat dan tidak berlebihan. Bahkan bisa menjadi ibadah bila diniatkan untuk menjaga amanah tubuh agar tetap sehat. Merawat Diri, Merawat Iman Di era digital, banyak orang merasa lelah tapi tak tahu cara istirahat. Gawai terus menyala, pikiran sulit diam, hati gelisah. Di sinilah pentingnya membangun kebiasaan kecil, seperti tidur yang cukup, makan sehat, dan menjauh sejenak dari layar ponsel. Semua ini bisa jadi ibadah jika diniatkan menjaga kesehatan demi tetap kuat beribadah. Pada akhirnya, self healing Islami bukan sekadar metode sesaat, tapi cara merawat iman setiap hari. Shalat lima waktu, dzikir, membaca Qur’an, silaturahmi, hingga merawat tubuh, semuanya saling terhubung. Kita diajak kembali pada diri sendiri, lalu kembali pada Allah. Karena sekuat apa pun kita berusaha menenangkan hati dengan cara dunia, kedamaian sejati tetap datang dari-Nya. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, luangkan waktu untuk menepi. Tarik napas, ambil wudhu, dan sampaikan semua gelisahmu pada Dia Yang Maha Mendengar. Hati yang dekat dengan-Nya adalah hati yang selalu menemukan jalan pulang. Pada akhirnya, setiap dari kita sedang berproses untuk sembuh. Bukan hanya dari lelah fisik, tapi juga dari penatnya pikiran dan rapuhnya hati. Dan tak ada obat yang lebih manjur daripada kembali mengingat untuk apa kita diciptakan, yakni menjadi hamba, yang ketika lelah, selalu punya sandaran. Semoga setiap langkah kecil menuju ketenangan ini jadi bagian dari ibadah. Karena sebaik-baik istirahat bukan di dunia, tapi kelak saat kita pulang dalam keadaan damai dan dicintai oleh-Nya. Self healing Islami bukan sekadar upaya menenangkan diri, tetapi juga jalan mendekatkan hati kepada Allah SWT melalui ibadah sehari-hari. Dzikir, shalat, membaca Al-Qur’an, dan doa yang tulus menjadi sumber kekuatan batin yang mampu mengikis kegelisahan dan menumbuhkan ketenangan hakiki. Dengan menjadikan ibadah sebagai penopang jiwa, setiap ujian hidup dapat dihadapi dengan sabar, ikhlas, dan keyakinan bahwa pertolongan Allah selalu dekat bagi hamba yang tawakal. Kontributor : Yesika Fara Editor : Toto Budiman

Read More