Kisah Haru Distribusi Kurban BMH: 75.144 Jiwa di Pelosok Jatim Rasakan ‘Kemewahan’ Daging Kurban di Moment Idul Adha

Surabaya – 1miliarsantri.net: Di balik senyuman tulus para penerima daging kurban, tersimpan kisah haru yang sering tak terlihat. Setiap potong daging yang sampai di tangan mereka bukan sekadar santapan — melainkan simbol kasih sayang, kepedulian, dan ikatan persaudaraan yang dikuatkan oleh semangat Idul Adha. Bagi sebagian keluarga, aroma masakan dari daging kurban adalah kemewahan yang hanya hadir setahun sekali. Dalam kesederhanaan itu, kebahagiaan pun tumbuh. Distribusi hewan kurban bukan hanya soal membagi daging, tapi juga membagi harapan dan kebahagiaan kepada mereka yang kerap terpinggirkan. Inilah makna sejati berkurban: menghidupkan nilai kemanusiaan dan menyentuh hati sesama. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) kembali melaksanakan program Qurban 2025, menegaskan komitmen untuk menyentuh wilayah pelosok Kabupaten di Jawa Timur. Sebagaimana tahun lalu, tahun ini, relawan BMH siap menembus Dusun Batu Ampar, Jenggawah, Kabupaten Jember, yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki menempuh jalur curam dan berbatu. Di desa terpencil ini, qurban adalah harapan besar. “Kalau tidak ada BMH, kami tidak akan bisa makan daging qurban. Terima kasih, semoga Allah balas semua kebaikan para donatur,” ujar Mbah Nisa, salah satu penerima manfaat, dengan mata berkaca-kaca. Bagi warga Batu Ampar Idul Adha menjadi kesempatan langka. Dalam semangat berbagi kebahagiaan Idul Adha, Laznas BMH berhasil menyalurkan daging kurban kepada 75.144 jiwa di 24 wilayah Kabupaten di Jawa Timur. Distribusi langsung kepada para mustahik ini memastikan daging kurban dapat segera dinikmati oleh penerima manfaat dalam kondisi segar, tanpa diawetkan, dan dimasak sesuai dengan kearifan lokal masing-masing.  Salah satu titik distribusi lainnya berlokasi di Bukit Ngemplak, Dusun Watu Agung, Desa Dayak, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo — sebuah wilayah terpencil yang jarang tersentuh distribusi daging kurban. Bagi warga di sana, momen Idul Adha seringkali hanya menjadi tontonan. Ruyanto, salah satu penerima manfaat, tak kuasa menahan haru. “Biasanya saat Idul Adha, kami hanya bisa menyaksikan orang lain memotong hewan. Alhamdulillah, tahun ini kami juga bisa merasakan nikmatnya makan daging. Terima kasih BMH dan para donatur,” ucapnya tulus. Distribusi daging kurban oleh BMH dilakukan dengan sistem jemput bola ke daerah-daerah pelosok. Upaya ini wujud mengedepankan kecepatan dan ketepatan sasaran agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh mereka. Masyarakat pelosok yang membutuhkan. Imam Muslim, Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jawa Timur, menjelaskan bahwa pendekatan ini diambil agar para mustahik dapat menikmati kurban dalam bentuk yang paling mereka butuhkan. Relawan BMH rela menempuh perjalanan berjam-jam membawa hewan qurban, demi memastikan daging sampai ke tangan warga. “Kami ingin memastikan bahwa daging kurban sampai ke tangan yang tepat dalam kondisi segar. Tanpa diawetkan, para mustahik bisa langsung memasaknya sesuai tradisi daerah mereka, dan benar-benar merasakan kehangatan Hari Raya,” terangnya (6/6). Daging kurban yang disalurkan oleh BMH Jawa Timur ini tidak hanya membawa keberkahan bagi yang berkurban. Tetapi juga menghadirkan senyum dan rasa syukur yang mendalam bagi para penerima. Semangat berbagi ini diharapkan terus hidup dalam masyarakat dan menjadi inspirasi kebaikan sepanjang tahun. Kini saatnya bagi kita, para muhsinin, untuk mengambil bagian dalam kebahagiaan saudara-saudara kita di pelosok negeri yang jarang merasakan lezatnya daging kurban. Mari jadikan momen Idul Adha ini sebagai ladang amal yang tak ternilai, dengan menyalurkan hewan kurban ke daerah-daerah yang benar-benar membutuhkan. Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak ada amalan anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah daripada menyembelih hewan kurban…” (HR. Tirmidzi). Semoga setiap tetesan darah yang mengalir menjadi saksi atas keikhlasan kita dan membawa keberkahan yang berlimpah di dunia dan akhirat. Jangan ragu untuk berbagi — karena di balik setiap kurban, ada senyum haru yang akan menjadi doa bagi kita.*** Penulis : Toto Budiman Editor : Thamrin Humris Sumber : BMH Jawa Timur Foto istimewa

Read More

BMH Hadirkan Air Bersih untuk Santri Di Pelosok Lamongan Dan Pamekasan

Mendukung program bantuan sumur bor di pondok pesantren yang kesulitan mendapatkan air bersih adalah bentuk nyata kepedulian sosial dan amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Air bersih adalah kebutuhan mendasar bagi para santri untuk belajar, beribadah, dan menjaga kesehatan, sehingga setiap tetes bantuan dari para donatur akan membawa kebaikan yang tak terputus. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni). Dengan menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu penyediaan air bersih, para donatur bukan hanya meringankan beban sesama, tapi juga menanam investasi amal yang terus mengalir bahkan setelah mereka tiada. Sumur Bor ke-199 di tanah Lamongan Kekuatan umat melalui Laznas BMH terus menorehkan jejak kebaikan. Terbaru, BMH sukses menancapkan wakaf sumur bor ke-199 di tanah Lamongan (24/5). Kali ini, air bersih mulai mengalir di Pondok Pesantren Nashoihuddin, Desa Sambi Galih—menjadi penawar dahaga santri yang selama ini bergantung pada air rawa keruh. Sebelum sumur bor hadir, para santri hanya bergantung pada air rawa yang keruh dan tidak layak pakai. Kondisi ini membuat aktivitas belajar maupun ibadah di pesantren menjadi kurang optimal. Ustadz Moch. Maftuhin menyambut sumur bor itu dengan penuh syukur. Baginya, kehadiran air bersih tak hanya menjawab kebutuhan fisik, tapi juga memudahkan aktivitas harian santri di pesantren. “Alhamdulillah, sekarang mereka bisa lebih mudah mendapat air bersih. Kami sangat berterima kasih kepada para donatur BMH. Ini benar-benar anugerah,” ujarnya. Sementara itu, Imam Muslim, Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jawa Timur, menyebut sumur bor ini sebagai wujud nyata kebaikan donatur yang terus berdampak besar. “Selain menyediakan air bersih, bantuan ini juga membuat santri lebih nyaman dalam belajar, beribadah, dan menjalani aktivitas sehari-hari. Inilah wakaf yang tak hanya bermanfaat kini, tapi juga mengalirkan pahala untuk para pemberi,” ujarnya. BMH terus bergerak dalam diam, menghadirkan harapan di tengah kesulitan. “Lewat wakaf produktif, BMH membawa air bersih ke pelosok negeri—bukan sekadar memberi, tapi menjaga harkat para santri dan warga yang memperjuangkan hidup dengan iman dan ilmu,” tutup Imam Muslim. Sumur Bor ke-200 BMH Mengalir di Pamekasan Ada air mata yang jatuh bukan karena duka, melainkan karena haru dan syukur yang tak bisa ditahan. Di tengah halaman Pesantren Baitul Hikmah, Desa Panaan, Palengaan, Pamekasan, air bersih pertama kali mengalir dari sumur bor baru. Bukan sembarang sumur, ini adalah sumur bor ke-200 yang direalisasikan oleh LAZNAS BMH di Jawa Timur (23/5). Bagi sebagian orang, air bersih mungkin hal biasa. Tapi bagi para santri di sini, air adalah perjuangan. Abdurrahman, santri penghafal Qur’an, masih ingat betul rasa lelah membawa ember siang-siang, kadang harus pulang dengan tangan kosong karena air sudah habis. “Sekarang Alhamdulillah, kami sudah bisa ambil air di pondok sendiri,” katanya, matanya bersinar, seolah tak percaya bahwa hari ini akhirnya datang juga. Air memang tak bersuara, tapi kehadirannya bisa menenangkan. Dan di tempat seperti pesantren ini, air bukan sekadar kebutuhan, tapi juga penopang ibadah, pembelajaran, dan kehidupan. Hadirnya sumur bor ini bukan hanya menyelesaikan krisis air, tapi juga menyiramkan semangat baru bagi para santri yang tengah menghafal Kalamullah. Imam Muslim, Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jawa Timur, menyebut peresmian ini sebagai tonggak penting perjuangan panjang menghadirkan akses air layak hingga ke pelosok. “Ini adalah sumur ke-200 kami di Jatim. Alhamdulillah, para santri kini tak lagi tergantung pada sumur warga. Mereka bisa belajar dan beribadah dengan lebih nyaman,” tuturnya. Sumur ini mungkin tak besar. Tapi dampaknya sangat luas. Di balik aliran airnya, mengalir pula harapan, ketenangan, dan semangat baru. Karena di sanubari setiap tetesan air itu, ada doa-doa yang dijaga, ayat-ayat yang dihafal, dan masa depan yang sedang dipersiapkan. Dan kita semua—yang ikut berkontribusi walau hanya sebutir doa atau setetes sedekah—menjadi bagian dari mengalirnya kehidupan ini.*** Penulis : Toto Budiman Editor: Thamrin Humris Sumber : BMH Foto istimewa

Read More