Moral Jurnalisme Dalam Nilai-Nilai Islam untuk Menyuarakan Kebenaran Di Era Kebisingan

Jakarta – 1miliarsantri.net: Di tengah Banjir informasi di media sosial saat ini dipenuhi oleh hoaks dan disinformasi, jurnalisme menjadi semacam oase. Namun, di saat yang sama, banyak pula yang mempertanyakan, apakah jurnalisme masih punya moral? Apakah media massa saat ini masih memihak pada kebenaran atau justru jadi alat kekuasaan dan bisnis semata? Dalam perspektif Islam, pertanyaan ini semakin mendesak. Bagaimana seharusnya umat Islam memaknai jurnalisme? Apakah ada benang merah yang menghubungkan antara kerja jurnalistik dan nilai-nilai Islam? Dan mungkinkah seorang jurnalis muslim tetap profesional, sekaligus taat pada prinsip-prinsip agamanya? Jawabannya adalah sangat mungkin. Bahkan, Islam sejak awal mengajarkan nilai-nilai luhur yang selaras dengan prinsip dasar jurnalisme seperti kebenaran, keadilan, amanah, dan tanggung jawab sosial. Baca juga : Catatan Kelam Jurnalis Peliput Perang Gaza dan Beberapa Bentuk Pembunuhan Terhadap Wartawan Islam dan Tradisi Jurnalistik yang Bukan Hal Baru Islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan dan penyebaran informasi yang jujur. Berkaitan dengan hal ini, Al-Qur’an melalui surat Al-Hujurat ayat 6 memberikan pesan penting agar umat Islam tidak menelan informasi mentah-mentah. Ketika ada kabar datang dari orang yang tak terpercaya, Allah SWT memerintahkan kaum beriman untuk menelusurinya dengan cermat terlebih dahulu. Ayat tersebut bukan hanya dasar dari prinsip tabayyun (verifikasi), tapi juga menjadi pondasi moral untuk kerja-kerja jurnalistik yang bertanggung jawab. Islam sejak awal sudah memperingatkan bahaya dari menyebarkan informasi tanpa cek fakta, persis seperti yang hari ini dilakukan jurnalis profesional. Rasulullah SAW sendiri dikenal sebagai sosok terpercaya atau Al-Amin. Beliau tidak hanya membawa wahyu, tapi juga menjadi penyampai pesan yang jelas, jujur, dan berintegritas. Nilai-nilai yang seharusnya dipegang oleh jurnalis muslim pada hari ini. Tidak hanya itu, tradisi intelektual Islam sejak awal sangat menekankan kehati-hatian dalam menyampaikan informasi. Ini bisa kita lihat dalam praktik periwayatan hadis. Kalau boleh dikatakan, hadis bisa dianggap sebagai bentuk awal “jurnalistik” dalam Islam, karena ia mengandalkan verifikasi sumber (sanad), isi berita (matan), dan kredibilitas perawi. Sebab, dalam tradisi Islam, tokoh seperti Imam Bukhari menerapkan proses penyaringan yang luar biasa ketat untuk memastikan sebuah hadis benar-benar sahih. Proses ini mencerminkan semangat yang sejalan dengan nilai-nilai jurnalisme, seperti ketelitian, kejujuran, dan tanggung jawab dalam menyampaikan informasi. Baca juga : “Mbegendeng” dan Perlawanan terhadap Kepalsuan Negara Nilai-Nilai Islam dalam Etika Jurnalistik Berikut adalah nilai-nilai Islam yang bisa menjadi landasan dalam kerja jurnalistik. 1. Kebenaran (ash-shidq) Tujuan utama jurnalistik adalah menyampaikan kebenaran. Ia adalah kompas moral bagi para jurnalis. Pun demikian dengan ajaran agama Islam, yang sangat menekankan pentingnya berkata jujur dan menghindari dusta. 2. Keadilan (al-‘adl) Jurnalisme menuntut agar setiap informasi disampaikan secara seimbang dan adil, dengan memberi tempat bagi berbagai perspektif, terutama bagi suara-suara yang kerap terpinggirkan. Yang demikian ini adalah nilai-nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran agama Islam. 3. Verifikasi (tabayyun) Sebagaimana disebut dalam QS Al-Hujurat ayat 6, menyebarkan berita tanpa verifikasi adalah tindakan tercela. Jurnalis muslim wajib memeriksa fakta sebelum menulis atau menyebarkannya. 4. Amanah dan Tanggung Jawab Informasi adalah amanah. Menyalahgunakan informasi untuk kepentingan pribadi, politik, atau ekonomi adalah bentuk pengkhianatan terhadap publik. 5. Menghindari Ghibah dan Fitnah Dalam agama Islam, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjauhi ghibah (menggunjing) dan fitnah (menyebar kebohongan). Sementara dalam etika jurnalistik, seorang jurnalis tidak boleh melaporkan berita bohong. 6. Mengajak kepada Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran Fungsi media bukan sekadar menyampaikan, tapi juga membentuk opini publik. Jurnalisme mengarahkan informasi untuk menebarkan nilai-nilai kebaikan. Ini sesuai dengan prinsip agama Islam. Mengapa Umat Islam Perlu Terlibat di Dunia Jurnalistik? Media adalah medan pertempuran opini. Jika umat Islam tidak aktif di sana, maka ruang informasi akan dikuasai oleh narasi-narasi yang bisa jadi bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Maka, keterlibatan muslim dalam dunia jurnalisme bukan sekadar pilihan, tapi keharusan. Sebab, hanya dengan begitu kita bisa: Tantangan dan Peluang yang Harus Dihadapi Tentu, menjadi jurnalis yang memegang teguh etika jurnalistik dan nilai-nilai Islam sekaligus bukan tanpa tantangan. Dunia media sering dihadapkan pada tekanan ekonomi, politik, dan ideologi sehingga membuat banyak jurnalis harus mengorbankan idealisme atau pekerjaannya. Namun justru di situlah peran nilai-nilai Islam menjadi penopang moral. Ketika jurnalis lain mulai tergelincir karena iming-iming popularitas atau uang, jurnalis muslim bisa bertahan karena punya nilai yang lebih tinggi dari sekadar rating dan klik. Di sisi lain, peluang juga terbuka lebar. Bahkan media Islam kini punya ruang yang makin besar berkat internet. Dari blog pribadi, YouTube, hingga media online seperti 1miliarsantri.net, semuanya bisa menjadi ladang dakwah penyebaran informasi yang sehat. Jurnalisme Bukan Sekadar Profesi, tapi Ibadah Kalau orientasi utama dalam Islam adalah ibadah, maka semua aktivitas yang membawa manfaat dan diniatkan karena Allah SWT bisa bernilai ibadah. Termasuk menulis berita. Termasuk meliput kebijakan zalim. Termasuk mengungkap kebenaran yang ditutupi. Maka jurnalisme bisa menjadi bentuk jihad bil qalam, berjuang lewat pena dan informasi. Namun tentu, ini butuh komitmen, ilmu, dan keberanian. Baca juga : Seorang Jurnalis Tewas saat Operasi Militer Israel di Rafah Saatnya Menulis dengan Nurani dan Iman Di era post-truth dan fake news, masyarakat haus akan informasi yang bisa dipercaya. Dan lebih dari itu, mereka butuh informasi yang memberi harapan dan arah. Pada titik inilah, jurnalisme yang berlandaskan nilai-nilai Islam menemukan perannya yang paling mulia. Kita butuh jurnalis yang tidak hanya tajam dalam menggali fakta, tapi juga lembut dalam menyampaikan. Kita butuh media yang bukan hanya cepat, tapi juga bijak. Kita juga membutuhkan narasi yang bukan hanya bersifat informatif saja, tetapi juga inspiratif. Karena pada akhirnya, menjadi jurnalis muslim bukan hanya tentang keterampilan menulis atau merekam. Namun juga soal keberpihakan pada nilai: kebenaran, keadilan, dan kasih sayang. Dan itu adalah inti dari Islam itu sendiri.** Penulis : Satria S Pamungkas (Tegal, Jawa Tengah) Foto ilustrasi Editor : Ainun Maghfiroh dan Thamrin Humris

Read More

Digital Detox Ala Muslim: Rehat dari Sosmed Demi Hati yang Lebih Tenang, Simak Tipsnya

Jakarta – 1miliarsantri.net: Semua informasi dan kegiatan terasa ada dalam satu genggaman, terutama melalui smartphone. Ini fenomena yang membentuk gaya hidup masyarakat saat ini terutama Gen Z dan generasi digital lainnya. Di zaman serba digital ini, siapa sih yang nggak pegang smartphone hampir setiap saat? Bangun tidur langsung buka WhatsApp, sebelum tidur scrolling Instagram atau TikTok. Sosial media memang menyenangkan—bisa terhubung dengan banyak orang, update tren terbaru, atau cari inspirasi. Tapi, tanpa kita sadari, terlalu lama berselancar di dunia maya bisa bikin hati capek, pikiran penuh, bahkan iman terasa menurun. Digital Detox Untuk Kesehatan Mental dan Menjaga Iman Nah, di sinilah digital detox alias istirahat sejenak dari media sosial jadi penting. Sebagai seorang muslim, rehat dari sosmed bukan cuma demi kesehatan mental, tapi juga demi menjaga hati agar lebih tenang dan dekat dengan Allah. Kenapa Kita Butuh Digital Detox? Sering merasa hidup orang lain kok “lebih bahagia” setelah lihat story atau postingan mereka? Ini yang disebut social comparison. Padahal, belum tentu apa yang mereka tampilkan sama dengan kenyataan. Pernah niatnya mau buka Instagram “cuma 5 menit”, eh tahu-tahu sudah 1 jam? Waktu yang seharusnya bisa dipakai untuk baca Al-Qur’an, shalat sunnah, atau ngobrol sama keluarga malah habis buat scrolling. Kebanyakan melihat konten hiburan kadang bikin kita jadi lalai. Dzikir yang biasanya rutin bisa terlewat, shalat jadi terburu-buru karena “tanggung, bentar lagi videonya habis”. Cara Digital Detox ala Muslim Tenang, digital detox bukan berarti harus uninstall semua aplikasi dan kabur ke hutan kok! Cukup lakukan perlahan tapi konsisten. Berikut beberapa tipsnya: ✅ 1. Niatkan karena Allah Perbaiki niat dulu. Digital detox ini bukan semata-mata demi kesehatan mental, tapi demi membersihkan hati dan mendekatkan diri pada Allah. ✅ 2. Tetapkan Waktu Bebas Sosmed Misalnya, setelah shalat Subuh sampai Dzuhur nggak buka media sosial sama sekali. ✅ 3. Ganti dengan Aktivitas yang Menenangkan Hati Saat tangan gatal ingin scrolling, alihkan dengan hal-hal yang menambah iman: membaca tafsir ringan, mendengarkan murottal, atau sekadar berdzikir sambil rebahan. ✅ 4. Kurasi Akun yang Diikuti Kalau masih perlu sosmed untuk kerja atau bisnis, setidaknya pilih akun-akun yang bermanfaat—kajian Islam, motivasi kebaikan, atau informasi bermanfaat. Unfollow akun-akun yang bikin hati sering iri atau lalai. ✅ 5. Luangkan Waktu untuk Alam dan Keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menganjurkan kita untuk menyambung silaturahmi. Sesekali matikan notifikasi, habiskan waktu ngobrol sama keluarga, atau jalan santai di alam terbuka sambil mentadabburi ciptaan Allah. Hasil yang Akan Kamu Rasakan Beberapa orang yang mencoba digital detox merasa hatinya jauh lebih tenang, tidur lebih nyenyak, dan ibadah jadi lebih fokus. Ketika waktu tidak terlalu habis di sosmed, kita jadi sadar bahwa banyak hal yang lebih berharga untuk dikerjakan. Rasulullah bersabda: “Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi) Bukankah ini pengingat yang pas banget untuk kita yang sering terlalu asyik scrolling? Rehat Demi Hati yang Lebih Dekat pada Allah Digital detox bukan berarti anti-teknologi, tapi cara kita mengatur ulang prioritas. Sosmed boleh, asal jangan sampai bikin hati lalai. Yuk, coba mulai dari hal kecil: matikan notifikasi satu jam sebelum tidur, ganti scrolling dengan dzikir, atau pasang niat setiap buka sosmed untuk hal-hal bermanfaat. Semoga dengan rehat sejenak dari dunia maya, hati kita semakin lapang, iman semakin kuat, dan hidup terasa lebih berkah.** Penulis : Annisa Dwi Meitha Foto ilustrasi AI Editor : Thamrin Humris

Read More

Terungkap! Inilah Perkembangan Teknologi Terbaru Yang Akan Mengubah Masa Depan Dunia

Surabaya – 1miliarsantri.net: Di tengah derasnya arus informasi dan transformasi digital, perkembangan teknologi terbaru telah menjadi sorotan global. Masyarakat modern tidak lagi hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga bagian dari evolusi yang terus berinovasi. Dari kecerdasan buatan hingga quantum computing, dunia tengah menyaksikan kemajuan luar biasa yang bukan sekadar tren, tetapi juga peta jalan menuju masa depan. Dan pada penjelasan kali ini, kita akan membahas berbagai teknologi mutakhir yang bukan hanya mengubah cara kita hidup hari ini, tetapi juga membentuk arah kehidupan manusia di masa mendatang. Siapkah Anda menjadi bagian dari revolusi ini? Tanpa basa-basi lagi, ini dia penjelasan lengkapnya! Pendorong Masa Depan dengan Inovasi Teknologi yang Tidak Bisa Diabaikan Kemajuan zaman tidak bisa dipisahkan dari lonjakan teknologi yang kian menggila. Perkembangan teknologi terbaru telah melahirkan solusi atas berbagai tantangan manusia, dari efisiensi kerja hingga peningkatan kualitas hidup. Berikut ini adalah beberapa kategori teknologi yang menjadi sorotan dan diprediksi membawa dampak besar dalam beberapa tahun ke depan: 1. Kecerdasan Buatan (AI) yang Semakin Canggih AI dalam bidang kesehatan memungkinkan diagnosis penyakit dilakukan lebih cepat dan akurat. Dalam beberapa kasus, kecerdasan buatan bahkan mampu mendeteksi kanker pada tahap awal yang sulit diidentifikasi oleh manusia. Teknologi ini membantu mengurangi risiko kesalahan diagnosis dan mempercepat penanganan pasien.AI generatif dan pembelajaran mesin juga semakin banyak digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas. Dengan teknologi ini, proses penulisan konten, pembuatan desain grafis, hingga pengembangan produk menjadi lebih cepat dan akurat, sekaligus mengurangi beban kerja manusia. Otomatisasi cerdas di industri telah menggantikan banyak pekerjaan manual yang bersifat berulang. Robot dan sistem AI kini mampu melakukan produksi skala besar dengan tingkat presisi tinggi, sehingga mempercepat proses dan meminimalkan kesalahan yang sering dilakukan manusia. 2. Teknologi Quantum yang Mengubah Definisi Kecepatan Pemrosesan data super cepat adalah keunggulan utama dari komputer kuantum. Dibandingkan dengan komputer konvensional, teknologi ini mampu menyelesaikan kalkulasi rumit dalam waktu yang jauh lebih singkat. Hal ini sangat penting dalam bidang riset, keuangan, hingga pengembangan obat.Keamanan siber juga mengalami peningkatan berkat teknologi kuantum. Enkripsi kuantum mampu menciptakan sistem pengamanan data yang sangat sulit diretas, bahkan oleh komputer paling canggih saat ini. Ini menjadi solusi penting di tengah ancaman serangan siber yang semakin kompleks. 3. Internet of Things (IoT) dan Rumah Pintar Perangkat rumah tangga terhubung ke internet kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Teknologi IoT memungkinkan pengguna mengontrol berbagai perangkat seperti lampu, kulkas, dan pendingin udara hanya melalui smartphone, bahkan saat berada jauh dari rumah. Pemantauan kesehatan pribadi juga semakin canggih berkat jam tangan pintar dan perangkat wearable lainnya. Pengguna dapat memantau detak jantung, kadar oksigen, hingga pola tidur, yang berguna untuk mencegah masalah kesehatan sejak dini dan mendorong gaya hidup lebih sehat. 4. Energi Terbarukan dan Teknologi Ramah Lingkungan Panel surya generasi baru menjadi jawaban atas kebutuhan energi bersih. Teknologi ini kini lebih ringan, fleksibel, dan efisien sehingga bisa digunakan di lebih banyak tempat, termasuk pada kendaraan dan bangunan kecil. Baterai solid-state juga menjadi inovasi penting dalam sektor energi. Baterai ini lebih aman dari risiko kebakaran, memiliki umur pakai lebih lama, dan pengisian daya yang jauh lebih cepat dibandingkan baterai konvensional. Kendaraan listrik menjadi sektor yang paling diuntungkan dari teknologi ini. 5. Realitas Virtual (VR) dan Realitas Tertambah (AR) Pendidikan dan pelatihan kini semakin realistis berkat teknologi VR dan AR. Dokter, pilot, dan teknisi dapat menjalani simulasi latihan dalam lingkungan virtual yang sangat mirip dengan kondisi nyata tanpa risiko tinggi. Dunia hiburan pun ikut berubah. Pengguna kini bisa merasakan pengalaman konser, game, dan film yang imersif,seolah-olah berada langsung di dalamnya. Mengapa Kita Harus Siap dengan Perkembangan Teknologi Terbaru? Tidak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi terbaru ini akan mengubah cara kita bekerja, belajar, berkomunikasi, bahkan berpikir. Dunia semakin cerdas dan terhubung. Perusahaan dituntut untuk beradaptasi, individu diharuskan terus belajar, dan pemerintah wajib menciptakan regulasi yang mendukung inovasi sekaligus melindungi masyarakat dari risiko teknologi baru. Perubahan besar memang tidak selalu mudah, tapi ketika disambut dengan kesiapan dan kesadaran, teknologi justru akan menjadi alat yang memperkuat peradaban. Kita semua memiliki peran dalam mengarahkan penggunaan teknologi ke jalur yang positif, beretika, dan berkelanjutan. Di tengah gelombang inovasi global, perkembangan teknologi terbaru membawa peluang dan tantangan sekaligus. Dari kecerdasan buatan yang makin cerdas hingga quantum computing yang menakjubkan, masa depan kini terasa semakin dekat. Perubahan itu tidak dapat dihindari, namun bisa kita siapkan dengan pengetahuan dan kesadaran yang tepat. Mari menjadi bagian dari generasi yang tidak hanya menikmati kemajuan teknologi, tetapi juga membentuknya dengan bijak. Kesiapan menghadapi perkembangan teknologi terbaru bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan di era yang serba cepat ini. Teknologi akan terus bergerak maju, dan hanya mereka yang adaptif dan terus belajar yang mampu bertahan dan unggul. Salah satu perusahaan IT yang concern adalah PT. Cipta Karya Teknologi Indonesia atau biasa disingkat CKTI. Dengan tagline one stop digital solution, layanannya bisa diakses melalui https://ckti.co.id Beragam proyek layanan custom IT telah sukses terlaksana, baik skala kecil, menengah hingga besar. Tidak hanya di dunia industri manufaktur, tapi juga lembaga pendidikan yang mulai bertransformasi ke sistem digitalisasi. Bagi para pihak yang ingin berkonsultasi terkait kebutuhan digital untuk bisnis dan organisasi, bisa menghubungi wa.me/6281248832242. Dengan membuka diri terhadap inovasi, meningkatkan literasi digital, dan membekali diri dengan keterampilan masa depan, kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pelaku perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan dunia. Penulis : Ainun Maghfiroh Editor : Toto Budiman dan Thamrin Humris

Read More