Burkina Faso Klaim Raup US$ 18 Miliar dari Tambang Emas Sejak Traoré Memimpin
Ouagadougou – 1miliarsantri.net : Pemerintah transisi Burkina Faso menyatakan bahwa negara tersebut telah memperoleh pendapatan sekitar US$ 18 miliar dari sektor tambang emas sejak Kapten Ibrahim Traoré naik ke tampuk kekuasaan pascakudeta tahun 2022. Klaim ini diproses sebagai bagian dari upaya rezim militer untuk menegaskan kedaulatan sumber daya alam dan memperkuat arus kas negara di tengah tekanan ekonomi dan keamanan yang berat. Namun, sejumlah analis dan kelompok masyarakat sipil mengingatkan bahwa angka tersebut harus ditinjau ulang dalam konteks transparansi, biaya operasional, dan manfaat sosial bagi rakyat. Klaim Pemerintah & Konteks Kebijakan Pemerintah transisi menyebutkan bahwa sejak Traoré menggulingkan rezim sebelumnya, pertambangan emas telah menjadi “komponen utama” dalam arus pemasukan negara. Menurut laporan media Afrika Briefing, klaim itu juga disampaikan melalui Kementerian Tambang sebagai bagian dari strategi untuk melegitimasi kebijakan nasionalisasi dan reformasi industri pertambangan. Seiring dengan klaim pendapatan tinggi, pemerintah telah mengambil langkah-langkah struktural seperti revisi undang-undang pertambangan (mining code), peningkatan saham negara dalam proyek pertambangan, hingga nasionalisasi tambang industri. Misalnya, pemerintah menaikkan kepemilikan negara dalam proyek emas dari 10 % menjadi 15 %. Perdana Menteri Jean Emmanuel Ouédraogo menyatakan bahwa “SOPAMIB telah menguasai dua tambang industri, Boungou dan Wahgnion, dan proses akan dilanjutkan.” Pemerintah juga berencana menasionalisasi lebih banyak tambang industri asing untuk memperbesar bagian pendapatan negara dari ekstraksi sumber daya. Langkah-langkah ini dilatarbelakangi oleh lonjakan harga emas global (lebih dari 25 % dalam beberapa tahun terakhir) dan kebutuhan Burkina Faso untuk memperbaiki situasi fiskal serta mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri. Realitas Produksi & Tantangan Keamanan Meskipun klaim pendapatan tinggi tersebut menarik perhatian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa produksi emas Burkina Faso menghadapi hambatan nyata. Pada 2023, produksi emas negara itu dilaporkan sekitar 57 ton, menurun dari puncak yakni 67 ton pada 2021. Menurut laporan Mining.com, produksi dari operasi skala besar diperkirakan akan meningkat 4 % pada tahun 2025 menjadi sekitar 55,7 ton, setelah sejumlah tambang yang sempat tertutup kembali dioperasikan. Bila tambang besar berada di wilayah rawan, ongkos pengamanan, logistik, dan kerusakan infrastruktur bisa menggerus margin keuntungan. Selain itu, sebagian besar produksi emas beroperasi melalui tambang artisanal dan semi-mekanis, yang seringkali terjadi di luar regulasi dan menyulitkan pendataan penuh. Untuk meningkatkan kontrol terhadap sektor ini, pemerintah junta sempat menangguhkan izin ekspor emas artisanal dan semi-mekanis pada Februari 2024, sebagai langkah untuk merapikan pasar emas domestik. Baca juga: Sastra Santri: Merawat Tradisi Islam Nusantara Lewat Kata dan Karya Kritik, Transparansi & Manfaat Sosial Beberapa pengamat memandang bahwa angka US$ 18 miliar adalah klaim politis yang perlu diverifikasi lebih lanjut. Misalnya, laporan Garowe Online menyebutkan bahwa meskipun pemerintah menyampaikan angka itu, kelompok masyarakat sipil dan analis meminta audit publik serta pelaporan independen agar penggunaan dana dapat dipantau. Analisis dari platform EITI Burkina Faso juga menunjukkan bahwa selama periode 2012–2021, aliran keuangan ilegal (illicit financial flows, IFFs) sektor pertambangan diperkirakan mencapai US$ 4,93 miliar, dengan emas menyumbang sebagian besar dari angka ini. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pendapatan tinggi diklaim, kebocoran dan praktik tidak transparan sebelumnya telah menggerus potensi manfaat yang bisa dinikmati pemerintah dan masyarakat. Juga, apabila pendapatan besar hanya mengisi kas negara atau membiayai proyek pemerintahan pusat tanpa secara langsung meningkatkan infrastruktur lokal, lapangan pekerjaan, akses kesehatan, dan layanan publik, maka dampak positif terhadap rakyat kecil bisa sangat terbatas. Dengan tantangan keamanan, resistensi investor asing, dan kompleksitas teknis pengelolaan tambang, realisasi penuh klaim pendapatan tersebut tidak akan mudah. Meski demikian, langkah klaim dan nasionalisasi sumber daya emas mencerminkan perubahan paradigma dalam pengelolaan sumber daya alam di Burkina Faso, dari sekadar penghasil komoditas menjadi pengendali dominan atas cara penambangan dan distribusinya. Baca juga: Hari Dokter Nasional 2025: Sejarah hingga Bentuk Peringatan Penulis: Faruq Ansori Editor: Glancy Verona Gambar: Reformasi Séktor Pertambangan Ibrahim Traoré: Burkina Faso Ngahasilkeun $18 Miliar Tina Pertambangan Emas


