Ikatan Keluarga Minangkabau ‘IKM’ Ende Buka Taman Pendidikan Al-Qur’an ‘Al Istiqomah’

Ende – 1miliarsantri.net: Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Kabupaten Ende, kembali membuat terobosan penting dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan berbasis Al-Qur’an, dengan mendirikan dan meresmikan “Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Al Istiqomah.” TPA Al Istiqomah yang didirikan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IKM Kabupaten Ende, dibuka secara resmi pada Kamis 19 Juni 2025 berlokasi di Jalan Hatta, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende. Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Al Istiqomah “GRATIS” Ketua DPD IKM Kabupaten Ende, Haji Djamal Humris kepada redaksi 1miliarsantri.net, mengatakan “TPA Al Istiqomah memiliki 2 (dua) keistimewaan”, Haji Djamal melanjutkan, “TPA AL Istiqomah yang dibentuk oleh DPD IKM Kabupaten Ende, diprakarsai oleh Nasrul Chaniago. Pak Nasrul yang akrab disapa Anas Chan merupakan Koordinator IKM Sedaratan Flores, Lembata dan Alor.” Beliau seorang putra Minangkabau yang kaya ide-ide cemerlang dan pekerja keras tanpa pamrih, terang Haji Djamal. “Insya Allah, TPA Al Istiqomah menjadi tempat terbaik untuk belajar membaca dan menulis serta memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an, sekaligus membentuk budi pekerti luhur sesuai ajaran Islam dan mewarisi adat dan budaya para sesepuh orang Minang di Bumi Pancasila, pungkas Haji Djamal.*** Penulis / Editor : Thamrin Humris

Read More

FPUI Ende Bagikan Masker Antisipasi Abu Vulkanik Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki

Ende – 1miliarsantri.net: Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, pada Selasa 17 Juni 2025, pukul 17.35 WITA menyebabkan dampak serius terhadap masyarakat yang berada di Pulau Flores khususnya di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka dan Kabupaten Ende. Dampak letusan terutama menyebarnya abu vulkanik di udara ke arah barat pulau Flores menyebabkan sejumlah kota terimbas seperti Kota Maumere dan Kota Ende. Viral di berbagai media sosial atap rumah, kendaraan bermotor, jalan raya dan hampir semua sarana dan prasarana di Ende terkena (tertutup) abu vulkanik. Bahkan sejumlah penerbangan dari dan ke Pulau Flores dilaporkan dibatalkan. Forum Persaudaraan Umat Islam Ende Bagikan Masker Sejumlah aktivis Forum Persaudaraan Umat Islam Ende (FPUI Ende) bergerak cepat mengantisipasi dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang menyebabkan debu tebal di Kota Ende, dan berdampak pada kesehatan masyarakat. Langkah antisipasi FPUI Ende berupa bakti sosial pembagian masker kepada masyarakat dan pengguna jalan di seputar simpang empat Jalan Soekarno, Jalan Katedral dan Jalan Kemakmuran (Kantor Pelni Ende), serta di depan Pasar Mbongawani Ende Selatan. Mursalim Abdul Syukur (Mas) kepada Redaksi 1miliarsantri.net mengatakan, “kegiatan pembagian masker ini sebagai bentuk kepedulian pengurus dan anggota FPUI Ende terhadap kesehatan masyarakat paska erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.” “Kami yang turun dalam bakti sosial, Tim terdiri dari Sekretaris FPUI Mursalim Abdul syukur, Ketua Harian Sudrasman, Wakil Ketua Zulkinanar, Serta anggota FPUI, Randi, Nasrul, IKo dan lainnya”, ungkap Mas. Harfan salah satu pengurus FPUI membenarkan informasi terkait pembagian masker yang dilakukan oleh aktivis kemanusiaan FPUI Ende di beberapa ruas jalan di Kota Ende pada Kamis (18/6/2025). Sejumlah pengguna jalan menyambut gembira atas kegiatan yang dilaksanakan oleh FPUI Ende, “mereka terlihat sangat senang menerima pembagian masker”, pungkas Harfan.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Toto Budiman Foto istimewa FPUI Ende

Read More

Ahli Waris ‘Sahabat Bung Karno’ Minta Pemda Ende Buka Pintu Sejarah Dengan Jujur

Ende – 1miliarsantri.net: Bung Karno, Islam, Orang Ende sahabat si Bung (termasuk 47 pemain Tonil) dan Pancasila adalah satu kesatuan rangkaian sejarah yang tidak terpisahkan dan tak akan lekang dimakan waktu, saat Bangsa Indonesia memperingati “Hari Lahir Pancasila, 1 Juni tiap tahun. Sejarah Dicatat Dengan Jujur Pada 14 Januari 1934, seorang tokoh pergerakan nasional bernama Ir. Soekarno tiba di Ende sebagai tahanan politik, yang diasingkan oleh Pemerintah kolonial Belanda. Bung Karno dibuang ke Ende karena ketakutan Belanda terhadap gagasan kebangsaan dan kemerdekaan yang dibawanya. Selama empat tahun lebih, hingga 18 Oktober 1938, Bung Karno tinggal di lingkungan yang jauh dari pusat pergerakan politik, di sebuah kota kecil di Pulau Flores, yang tenang namun menyimpan denyut kebangkitan bangsa. Berkaitan dengan sejarah tersebut, tidaklah berlebihan harapan yang diungkapkan oleh Lukman Pua Rangga yang biasa disapa Pak Guru Luken. Dia mengatakan, “Kami tidak menuntut penghargaan berlebihan. Kami hanya ingin sejarah dicatat dengan jujur, bahwa Bung Karno tidak sendiri di Ende. Perjuangan ini adalah perjuangan bersama antara pemimpin dan rakyat.” Harapan tersebut disampaikan Lukman dalam sambutannya pada Malam Renungan Hari Lahir Pancasila di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Ende, Muspika Kabupaten Ende serta disaksikan oleh segenap masyarakat Ende yang turut serta menghadiri acara tersebut, Ahad/Minggu (1/6/2025). Ide-Ide Kebangsaan Melalui Seni Pertunjukan Lukman menjelaskan, “Bahwa perjuangan ini adalah perjuangan bersama, antara pemimpin dan rakyat. Bahwa sejarah lahir bukan hanya dari pena dan pidato, tetapi juga dari tangan-tangan penuh lumpur yang menyiapkan panggung untuk sandiwara, yang menghafal naskah dengan terbata-bata, yang berjuang dengan cinta, bukan kata-kata.” Bung Karno hidup di antara masyarakat pesisir yang sebagian besar tidak mengenyam pendidikan formal. Dari sanalah, Iahir sebuah bentuk perjuangan yang luar biasa, tidak melalui senjata atau pidato politik, tapi melalui seni dan budaya. Tonil Kelimutu, dan Naskah Perlawanan Soekarno Melalui Panggung Teater Bung Karno membentuk sebuah kelompok Sandiwara bernama “Sandiwara Kelimutu.” Melalui kelompok inilah beliau menyisipkan pesan-pesan kebangsaan, semangat perlawanan, dan cinta tanah air. Dalam kelompok ini, ikut terlibat kurang lebih 47 orang Ende. Mereka adalah para petani, buruh, nelayan, tukang gunting, tukang kayu, semuanya adalah rakyat kecil yang menjadi pelakon dalam 13 tonil yang ditulis sendiri oleh Bung Karno. Mereka tidak tahu apa itu “nasionalisme” dalam buku teks, tapi mereka merasakannya di hati. Mereka tidak hafal isi manifesto politik, tapi mereka menghidupi gagasan kemerdekaan melalui lakon, peran, dan pesan moral di atas panggung rakyat. 47 Pemain Tonil “Sahabat Bung Karno” Lukman Pua Rangga secara terbuka mengusulkan dan meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati Ende memperjuangkan dan memasukan ke 47 Nama Sahabat Bung Karno para Pemain Tonil dalam prasasti sejarah, agar benang merah sejarah Bung Karno di Ende tidak putus dan terlupakan. 47 nama Pemain Tonil Bung Karno yang diminta untuk diabadikan adalah: Ibrahim H Umar Sjah, Darham Ottah, Ruslan Ottah, Djae H Mochtar, Ahmad Polindih, Madu Rodja, Pranoto, Atmosudirdjo, Umar Gani, Djae Bara. Kemudian, Nganda Gande, Djae Gande, Ali Pambe, Wahab Tandjo Palembang, Siku Wasim, Wahit Djari, Weru Karara, Mansor Saripin, Musa H Umar Sjah. Selanjutnya, Pangga Kora, Ja Ali Ibrahim, Go Djun Pio, Awu Rodja, Jo Ho Siu, Alias Batawi, Molo Take, Wasim Palembang, Djafar Penatu, Imam, Riwu Sabu (alias Riwu Ga). Berikutnya, Lodo Nigi, Ndoa Wandu, Djamaludin, Baa Bahron, Da’man, Ibu Atmo, Ibu Pranoto, Suminem, Tin Mugda, Anang, Hamid Anang, Abdurrahman Anang, Abdurrahman Wani, Abdurrahman, dan Imam.*** Ikuti artikel-artikel menarik, informatif dan aktual dari 1miliarsantri.net. Silahkan kirimkan naskah tulisan yang bermanfaat bagi anak bangsa dengan memperhatikan kaidah penulisan 5W1H. Penulis : Thamrin Humris Editor : Toto Budiman Foto istimewa / kolase (WAG Forum Persaudaraan Umat Islam “FPUI” Ende) dan koleksi pribadi.

Read More