Sejarah dan Legenda Candi Prambanan

Sleman — 1miliarsantri.net : Candi Prambanan atau yang dikenal juga sebagai Candi Roro Jonggrang merupakan situs bersejarah yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Candi ini dibangun dengan arsitektur yang indah dan ramping dengan memiliki ketinggian yang mencapai 47 meter.

Prambanan sebagai candi Hindu terbesar di Indonesia dan salah satu yang tercantik di Asia Tenggara, Candi Prambanan telah diakui sebagai warisan dunia oleh organisasi Internasional yang bergerak pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO).

Candi Prambanan dikaitkan dengan legenda tentang kutukan Bondowoso terhadap Roro Jonggrang. Di mana, legenda Roro Jonggrang menceritakan tentang candi-candi yang dibangun oleh Bandung Bondowoso dan tidak selesai. Salah satu candinya dikenal sekarang sebagai Candi Sewu.

Dalam legenda ini, Arca Durga yang berada di ruang utara candi utama dianggap sebagai perwujudan Rara Jonggrang yang dikutuk menjadi batu karena tidak memenuhi janji.

Tidak hanya cerita Roro Jonggrang, candi ini juga dikaitkan dengan sejarah perebutan kekuasaan antara Dinasti Syailendra dan Sanjaya untuk berkuasa di Jawa Tengah.

Pada tahun 850 Masehi, Rakai Pikatan memulai pembangunan candi ini sebagai tandingan untuk Borobudur dan Candi Sewu. Kemudian, Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu melakukan perluasan kompleks candi ini.

Selain itu, Prasasti Siwagrha pada tahun 856 M menyebutkan bahwa pembangunan ini untuk memuliakan Dewa Siwa sehingga menjadikan kompleks ini dikenal juga sebagai Siwagrha atau Rumah Siwa dan Siwalaya yang berarti Ranah Siwa atau Alam Siwa.

Diketahui, Candi Prambanan dibangun secara berkelanjutan disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram, seperti raja Daksa dan raja Tulodong hingga menjadikannya kompleks.

Para raja-raja tersebut tidak hanya memperluas kompleks dengan pembangunan ratusan candi tambahan di sekitar candi utama, namun juga menggunakan kawasan ini untuk menyelenggarakan berbagai upacara penting bagi kerajaan Mataram.

Kompleks candi Prambanan sendiri terdapat sebuah kumpulan bangunan suci yang memiliki berbagai fitur dan struktur yang tersusun secara khusus.

Pertama-tama, kompleks ini memiliki empat arah penjuru mata angin, dengan bangunan utamanya menghadap ke arah timur, sehingga pintu masuk utamanya adalah gerbang timur.

Di dalam kompleks ini terdapat beberapa jenis candi yang disusun dalam susunan yang teratur:

  1. Tiga Candi Trimurti, masing-masing didedikasikan untuk Siwa, Wisnu, dan Brahma.
  2. Tiga Candi Wahana yang merupakan tempat duduk atau kendaraan para dewa, yaitu Nandi, Garuda, dan Angsa.
  3. Dua Candi Apit yang terletak di antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan.
  4. Empat Candi Kelir yang terletak di keempat penjuru mata angin di belakang pintu masuk halaman dalam atau zona inti.
  5. Empat Candi Patok yang berada di empat sudut halaman dalam atau zona inti.

Terkait itu, terdapat 224 Candi Perwara yang tersusun dalam empat barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar adalah 44, 52, 60, dan 68. Sehingga jumlah keseluruhan candi di kompleks Prambanan adalah 240 candi.

Arsitektur Candi Prambanan memiliki keunikan tersendiri, mengikuti prinsip arsitektur Hindu yang tercatat dalam kitab Wastu Sastra. Di mana denah dan bentuk candi mengikuti pola mandala, dengan bentuk candi yang menjulang tinggi sebagai ciri khas arsitektur Hindu.

Bentuk candi Prambanan juga meniru struktur gunung suci Mahameru, yakni tempat di mana para dewa diyakini bersemayam. Model kompleks candi Prambanan juga mencerminkan konsep kosmologi Hindu yang membagi alam semesta menjadi beberapa lapisan tanah atau loka. (mif)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *