dr. Sukiman Pernah Menjabat Perdana Menteri Indonesia ke-6

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Namanya mungkin tidak sempat dikenal banyak orang, tapi jasa nya kepada negara sangatlah luar biasa. Ialah Sukiman Wirjosandjojo, merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Wiryosandjoyo.

Sukiman lahir di kampung Beton Solo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1898. Tempat kelahiran Sukiman ini dekat dengan Bengawan Solo. Jarak antara kampung Beton Solo dengan Bengawan kira-kira sekitar 200 meter. Di kampung Beton Solo inilah Sukiman mula mengenal dunia dan menghabiskan masa anak-anak.

Dalam pandangan masyarakat tempat tinggalnya, keluarga Sukiman merupakan keluarga yang hidup dengan penuh kedamaian dan termasuk kalangan yang berada serta terpandang. Keluarganya juga terkenal sebagai penganut Islam yang taat. Ibunya bahkan merupakan seorang pendakwah. Sang ibu aktif menyampaikan ajaran agama kepada orang lain melalui ceramah atau pengajian, khususnya pada pengajian kaum ibu yang ada di kampung halamannya.

Dalam perjalanan hidupnya, Sukiman pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia keenam. Tak hanya itu ia juga terkenal sebagai tokoh politik sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia dari Masyumi. Ia tutup usia pada 23 Juli 1974 .

Setelah Sukiman menyelesaikan pendidikannya di Boyolali, ia kemudian melanjutkan ke STOVIA Jakarta. Ia kemudian melanjutkan ke Belanda untuk memperoleh gelar dokter penuh. Sebelum melanjutkan studi ke Belanda, pada 1923 ia melangsungkan pernikahan dengan Kustami yang merupakan putri Dr. Keramat.

Kota Yogyakarta menjadi pilihan Sukiman untuk memulai hidup yang baru bersama istrinya. Di Yogyakarta ia bekerja di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Ketika bekerja di Yogyakarta Sukiman mulai tertarik meneliti atau mencari tahu mengenai penyakit paru-paru.

Selama menjadi dokter, Sukiman mempunyai patokan, bahwa ia tidak akan menggantungkan hidup atau bekerja dengan pemerintahan Hindia Belanda. Ia akan bekerja sendiri untuk mengabdi kepada bangsanya. Karena tekad itulah maka ia tercatat sebagai dokter yang pertama di Indonesia menebus pada pemerintahan Belanda untuk membuka praktik sendiri.

Sukiman mendirikan poliklinik yang dalam operasionalnya lebih mengutamakan kemanusiaan yakni membantu masyarakat yang susah dan menderita. Bagi yang mampu tidak ada persoalan, karena mereka dapat membayar, tetapi bagi yang kurang mampu boleh membayar belakangan dan dicicil sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan bagi yang betul-betul tidak mampu diambil kebijaksanaan dengan membebaskan dari pembayaran atau gratis tidak membayar sama sekali.

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, Sukiman termasuk salah satu orang yang mengalami perampasan harta benda hingga alat perlengkapan medis yang dimilikinya oleh Jepang. Akibat perampasan tersebut semangatnya sebagai tenaga medis mulai hilang. Terlebih ia tak bisa segera mengganti peralatan medis yang dirampas Jepang. Oleh karena itu, Sukiman lebih banyak mencurahkan perhatiannya dalam bidang politik.

Keaktifan Sukiman dalam bidang politik semakin meningkat seiring perjuangannya bersama umat Islam lainnya untuk mencapai tujuan yaitu Indonesia merdeka. Hingga pada masa Kabinet Hatta, pada 31 Januari 1948 diumumkan mengenai susunan kabinet. Dalam kabinet Hatta ini Sukiman diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri, sedangkan dalam susunan kabinet Hatta kedua Sukiman diangkat menjadi Menteri Negara.

Sementara itu, ketika bentuk negara Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, setelah jatuhnya kabinet Natsir maka Sukiman Wirjosandjojo resmi diangkat menjadi Perdana Menteri Indonesia keenam. (jeha)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *