Marak Isu Varian Kristen Muhammadiyah

Jakarta – 1miliarsantri.net : Viral mengenai adanya varian Kristen Muhammadiyah ramai di perbincangkan dan diperdebatkan di sosial media, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menanggapi maraknya perbicangan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) tersebut. Menurut Abdul Mu’ti, istilah KrisMuha sebenarnya mengemuka setelah buku “Kristen Muhammadiyah” yang ditulis dirinya bersama Fajar Riza Ul Haq diluncurkan dan dibedah pada Sabtu (27/5/2023). Abdul mu’ti menegaskan, KrisMuha adalah varian sosiologis, bukan teologis. Istilah ini merujuk pada kedekatan antara warga Kristen dengan gerakan Muhammadiyah, bukan penggabungan akidah Muhammadiyah dengan Kristen. “Kristen Muhammadiyah merupakan varian sosiologis yang menggambarkan para pemeluk Agama Kristen/Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah,” ucap Mu’ti dikutip dari laman resmi PP Muhammadiyah, Senin (29/5/2023). Menurut Mu’ti, kedekatan dan simpati kepada Muhammadiyah karena pengalaman berinteraksi dengan warga dan pemahaman atas Muhammadiyah selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah. Mu’ti menjelaskan bahwa KrisMuha bukanlah anggota resmi Muhammadiyah. Mereka tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dan keyakinan Kristen. Dengan demikian, varian KrisMuha sesungguhnya bukanlah penggabungan teologis antara Muhammadiyah dan Kristen, melainkan simpatisan Muhammadiyah yang beragama Kristen. “Mereka bukan anggota Muhammadiyah. Mereka tetap sebagai pemeluk Agama Kristen/Katolik yang teguh menjalankan ajaran agamanya. Kristen Muhammadiyah bukanlah sinkretisme agama dimana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik dengan Islam (Muhammadiyah),” tutup Mu’ti. (sam)

Read More

Prof Quraish : Hadirkan Allah ke Hatimu Jika Belum Bisa Berhaji

Jakarta – 1miliarsantri.net : Sebagian umat muslim sudah mengetahui ibadah haji adalah syariat yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya. Lebih dari itu, ibadah Haji juga masuk katagori rukun Islam yang di fardhukan kepada setiap muslim yang memiliki kemampuan untuk menunaikannya baik secara fisik maupun materi. Rupanya, ibadah haji telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim. Karena itu, tak heran jika perjalanan ibadah haji disebut juga dengan perjalanan napak tilas Nabi Ibrahim, hingga akhirnya, seruan Ibrahim itu diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Menurut para ulama, haji diwajibkan pada bulan ke 9 Hijriah. Dan, saat itu, untuk pertama kalinya sahabat Rasulullah SAW yang menunaikan ibadah haji adalah Abu Bakar Siddiq yang sekaligus sebagai ketua rombongannya. Baru kemudian di tahun berikutnya Rasulullah SAW melakukan ibadah haji. Pertanyaannya adalah bagaimana jika orang yang ingin menunaikan haji tapi tidak bisa haji? Prof Quraish Shihab, Lc, MA mengatakan, jika ditanya, siapapun pasti akan menjawab berkeinginan berangkat haji. Namun apa boleh buat jika fisik dan materi tak mendukung. Sebuah ungkapan sufi menyatakan : “berkunjung ke Mekah itu adalah berkunjung ke rumah Tuhan. Sungguh rugi orang yang berkunjung ke rumah kekasih tetapi tidak disambut oleh kekasih. Rugi orang yang berkunjung ke rumah kekasih lantas tidak menemui kekasih. Kalau kamu tidak mampu berkunjung kerumah kekasih undanglah kekasih ke rumah kamu.” “Dari sini sudah jelas, sekiranya kita tak bisa pergi naik haji, maka undanglah Tuhan ke rumah hati anda (kalbu). Hampir senada dengan pernyataan sufi, apa yang di ungkapkan oleh al-Ghazali dalam kitab Ya Waladi (wahai anakku): “Nak seandainya sultan mau datang ke rumah kamu apa yang akan kamu lakukan? Kata Al-Ghazali, Saya yakin kamu akan membersihkan rumahmu, dan menyiapkan segala sesuatu supaya terlihat indah,” terang Prof Quraish kepada 1miliarsantri.net, Kamis (1/6/2023). Sebenarnya jika mau diperinci, hampir semua kegiatan haji, baik yang wajib atau yang sunnah, itu berkaitan dengan Nabi Ibrahim dan keluarganya yaitu, tawaf, sa’i, arafah, melontar jumrah dan lainnya. Semuanya mengikuti jejak Nabi Ibarahim. “Tentu saja bukan tanpa alasan kenapa kita harus mengikuti jejak Nabi Ibrahim, sebenarnya ada tiga keistimewaan Nabi Ibrahim yang paling menonjol yang mestinya harus dihayati oleh mereka yang pergi haji dan dihayati oleh orang yang mau haji tapi tidak haji,” imbuhnya. Pertama, Nabi Ibrahim menemukan Allah melalui pengalaman rohani. Sebagaimana dikatakan dalam al-Qur’an surah Al-An’am [6]: 76-79: “Ketika malam-malam telah menjadi gelap gulita, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “inilah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam. Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, “inilah Tuhanku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “sungguh, jika Tuhan tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” “Kemudian ketika dia melihat matahari terbit dia berkata, “inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” Jika Nabi-Nabi sebelumnya memperkenalkan Tuhan kepada umatnya sebagai Tuhan kamu, Tuhan suku, Tuhan bangsa, berbeda dengan Ibrahim yang mengumandangkan bahwa Tuhan itu adalah Tuhan seru sekalian alam. Tuhan segala sesuatu yang menyertai manusia, baik dalam keadaan sadar maupun tidur. Itu sebabnya, Nabi mengajarkan pada saat kita mau tidur harus membaca doa. Kedua, soal kepercayaannya kepada hari kemudian (kiamat). Memang, tak ditemukan dalam al-Qur’an seorangpun yang meminta kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan yang mati. Tidak ada. Satu-satunya Nabi yang berani meminta kepada Allah untuk membuktikannya adalah Nabi Ibrahim. Allah berfirman: وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِى ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ ٱلطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ ٱجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ٱدْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَٱعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ Artinya: “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu, kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketauhilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Ketiga, pada masa Nabi Ibrahim (bahkan sebelum dan sesudahnya), orang percaya pada dewa, Tuhan, dan sebagainya. Lalu mereka mempersembahkan sesajen (kurban) pada Tuhan. Tetapi, sebagian dari mereka mempersembahkan sesaji dalam bentuk manusia. Misalnya, di Babilonia banyak bayi yang dipersembahkan bahkan tak segan-segan menyembelihnya demi berkurban. Begitu pun di Mexico. Dalam sejarah dikatakan suku Aztec mempersembahkan pemuka agamanya kepada dewa perang (yang paing hebat diserahkan). Di Mesir juga sama (bahkan sesudah masa Nabi). Mereka tetap mempertontonkan perbuatan kejinya. Dalam hal ini, di Mesir, yang dicari dan dibuat persembahan adalah gadis-gadis cantik. Baru kemudian berakhir pada masa Sayyidina Umar dengan ditulisnya surat untuk sungai Nil. “Hai Nil, kalau kamu melimpah karena gadis tidak perlu. Tapi kalau kamu melipmpah karena atas izin Allah dan karunianya berhentilah engkau meminta kurban.” Tapi yang jelas, kenyataan ini sudah menunjukkan bahwa, masa Ibrahim dan sesudahnya ada orang yang mempersembahkan manusia sebagai kurban. “Sejak masa Nabi Ibrahim juga sudah timbul pendapat, kesadaran, bahwa sebenarnya manusia terlalu mahal untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Itu artinya, jangan jadikan manusia sebagai sesaji, dan jangan kurbankan manusia untuk Tuhan,” tambah Prof Quraish. Melalui Nabi Ibrahim, Allah memberi pelajaran pertama, “Hai Ibrahim, keliru orang-orang yang berkata bahwa manusia terlalu mahal untuk dipersembahkan pada Tuhan. Tidak! Kalau Tuhan minta, apapun harus kamu serahkan.” Hingga akhirnya, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih anaknya (Nabi Ismail). Sebagai manusia biasa, bisa dibayangkan, dari penantian lama menunggu hingga berusia 90 tahun Ismail baru lahir. Anak yang menjadi harapan dan sangat ia banggakan tiba-tiba disuruh sembelih dengan tangan sendiri. Sedikitpun Nabi Ibrahim tidak menawar perintah itu. Hingga kemudian Ismail dipanggil dan Nabi Ibrahim berkata: “Hai anakku! Saya mimpi menyembelih kamu”. Dengan patuhnya Ismail berkata: “Silahkan laksanakan.” Ini membuktikan bahwa, tidak ada yang mahal jika Tuhan memintanya. Dan, untuk menunjukkan bahwa manusia tidak boleh dijadikan sebagai sesaji, Nabi Ismail kemudian diganti dengan seekor domba. Bukan karena terlalu mahal, melainkan karena Allah sangat mencintai manusia. “Dari sini…

Read More

Sejarah Baru Jamaah Calhaj Diberangkatkan Naik Kereta Api

Medan – 1miliarsantri.net : Hampir semua calon jamaah haji ketika akan berangkat dari daerah asal menuju ke asrama haji masing-masing menggunakan armada bus, namun berbeda dengan 332 calon jamaah haji asal Labuhanbatu ini diantar menggunakan moda kereta api ke Stasiun Medan. Vice President PT KAI Divre I Sumut Arie Fathurrochman mengatakan, PT KAI Divisi Regional I Sumut telah mencatatkan sejarah perkeretaapian Indonesia, setelah membantu pengangkutan 332 calon haji asal Labuhanbatu dari Stasiun Rantauprapat ke Stasiun Medan, Sumatra Utara, Rabu (31/5/2023), dengan kereta api luar biasa (KLB). “Keberangkatan rombongan haji dengan menggunakan kereta api ini perdana dilakukan dan merupakan yang pertama kali dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia,” terang Arie Fathurrochman dalam keterangan tertulis kepada media. Arie menambahkan, KLB untuk para calon haji dari Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari delapan kereta eksekutif dengan total kapasitas 400 penumpang. Kereta api tersebut berangkat dari Stasiun Rantauprapat pada pukul 07.15 WIB dan sampai di Stasiun Medan pukul 12.30 WIB. Para calon haji yang berstatus VVIP tersebut mendapatkan layanan maksimal di KLB. Mereka berhak menikmati sarapan, makan siang, kudapan, buah, dan menerima souvenir. Terkait KLB itu, Arie menjelaskan, masyarakat Sumatra Utara dapat menumpanginya dengan beberapa syarat yang wajib dipenuhi. Pertama, menghubungi pusat kontak KAI melalui nomor telepon 121 atau mengirimkan pesan ke WhatsAppUnit Angkutan Penumpang Divre I SU di nomor 081120210011. Kemudian, pelanggan mengajukan surat permohonan angkutan rombongan yang berisi jumlah penumpang, relasi (tujuan) dan jadwal perjalanan. KAI selanjutnya akan mengecek ketersediaan rangkaian dan membuat penawaran tarif. Jika kedua pihak setuju, akan ada berita acara kesepakatan. Pada berita acara kesepakatan tersebut ada uang muka yang harus dibayar. Setelah lunas KAI akan menyiapkan sarana kereta apinya. Adapun calon pelanggan KLB mesti melakukan pendaftaran minimal H-7 sebelum keberangkatan. Karena KAI perlu menyiapkan segala aspek demi mengoptimalkan pelayanan. “Dengan layanan KLB ini, kami berharap masyarakat dapat menikmati perjalanan kereta api yang lebih eksklusif, aman, nyaman. dan sehat. KAI berkomitmen untuk selalu memberikan layanan terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya. (tri)

Read More

Buya Yahya Soroti Perihal Hadiah Berupa Voucher Haji atau Umrah

Jakarta – 1miliarsantri.net : Ramai nya kabar adanya pemberian hadiah dalam bentuk voucher haji atau umrah yang menjadi perhatian banyak orang, karena masih diragukan bagaimana hukum serta pandangan dalam Islam. Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahja, Prof Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya) ikut angkat bicara. Menurut nya Hukum mengenai pemberian hadiah dalam bentuk voucher haji dan umrah tergantung pada keadaan dan kondisi yang melingkupinya. Buya Yahya menegaskan, jika seseorang membeli suatu produk atau layanan yang kemudian mendapatkan hadiah berupa voucher haji atau umrah, maka hukumnya adalah mubah, atau diperbolehkan. “Hukumnya dari sesuatu yang mubah, kita beli sesuatu dapat hadiah beli voucher, dapat hadiah Haji ada umroh, karena hadiah, hajinya sah,” terang Buya Yahya kepada 1miliarsantri.net, Rabu (31/5/2023). Buya Yahya menekankan, hadiah haji atau umrah tersebut hanya sah apabila penerima hadiah tersebut telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam agama Islam. Misalnya, seseorang harus sudah merdeka dan telah memenuhi kewajiban haji sebelumnya. Dalam hal ini, voucher tersebut dapat digunakan untuk menggugurkan kewajiban haji. “Dia sudah memenuhi syarat, bahwasanya dia merdeka dan akan menggugurkan kewajiban haji,” ungkap Buya Yahya. Namun, Buya Yahya menyoroti permasalahan yang muncul terkait penerimaan hadiah tersebut. Tidak semua hadiah harus diterima secara langsung, terutama jika hadiah tersebut diberikan dengan maksud merendahkan atau menyakitkan hati penerima. “Hadiah yang bertujuan memuliakan seseorang seharusnya diterima dengan senang hati. Namun, jika hadiah tersebut disertai dengan penghinaan terhadap haji atau umrah, maka penerima tidak wajib menerimanya,” terang nya. Lebih lanjut, Buya Yahya mengingatkan, meskipun hadiah tersebut dapat menggugurkan kewajiban haji, namun tetap harus diperhatikan sumber dana yang digunakan. Hadiah tersebut harus berasal dari sumber yang halal dan tidak melanggar prinsip-prinsip agama. “Misalnya, menggunakan uang hasil perjudian atau minuman keras adalah haram dan tidak boleh digunakan sebagai sumber dana untuk hadiah haji atau umrah,” tutup Buya Yahya.(wink)

Read More

The Utsmani Leadership School Bekasi, Sekolah Idaman Orang Tua

Bekasi – 1miliarsantri.net : Memberikan pendidikan kepada buah hati merupakan kewajiban bagi orang tua, dan sudah tentu orang tua pasti akan memberikan yang terbaik untuk anak-anak nya, terlebih di era perkembangan teknologi saat ini, orang tua dituntut harus pandai memilih dan menempatkan putra putri nya ke lembaga pendidikan yang benar-benar bisa membawa pengaruh positif kepada sang buah hati. Perkembangan jaman, perkembangan arus teknologi harus di imbangi dengan tatanan keimanan yang kuat terutama kepada anak-anak kita, karena jika tidak, maka buah hati akan tergelincir mengikuti arus dan pengaruh negatif dengan marak nya media sosial yang bisa merubah kepribadian seseorang. Di kawasan Cibitung, tepat nya Perumahan Pesona Alam Wanajaya Blok P15 – No.19, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, terdapat sebuah lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa-siswi nya untuk belajar menjadi Pemimpin. Menjadi lebih dari sekedar siswa, Menjadi Satu Keluarga Hingga ke Surga merupakan semboyan atau jargon yang dipergunakan the Utsmani leadership School. Dengan mengedepankan konsep Lembaga Pendidikan Islami Unggul, membentuk generasi Qur’ani, Cerdas dan berprestasi, sekolah yang setiap hari nya mewajibkan murid nya untuk hafalan Al Qur’an 1 juz per hari nya ini ingin memberikan nuansa yang berbeda. Dedi Kuswanda S, SE, S.Fe selaku Ketua Yayasan The Utsmani Leadership School Bekasi menyampaikan, bahwa lembaga pendidikan yang di pimpin nya bukan hanya sekedar menjadi sekolah lanjutan, tapi sistem pendidikan dan pengajaran nya hampir sama dengan Pesantren. “Setiap hari nya kami mengajak dan mengajarkan Murojaah Minimal 1 Juz per hari, melaksanakan sholat Dhuha, Sholat tepat waktu, setoran hafalan harian dan yang lebih penting mengajarkan adab atau berbuat baik serta berbakti kepada kedua orang tua” jelas Ustad Dedi kepada 1miliarsantri.net. Ustad Dedi menambahkan, The Utsmani Leadership School ini juga memberikan bimbingan dan keterampilan seperti Public Speaking, bertanam, beternak ikan, memberikan keterampilan lain dan sering juga mengajak anak didik nya untuk menyatu dengan alam lewat kegiatan outdoor berupa kemping, jelajah rimba serta kunjungan ke berbagai tempat lain nya. “Kami memang ingin menciptakan dan memberikan bekal kemandirian siswa, keberanian dalam bersosialisasi, mengajarkan cara bersosialisasi, menghormati orang yang lebih tua usia nya, diberikan juga pembelajaran pengurusan jenazah dan banyak kegiatan yang sering kami lakukan, bisa satu bulan sekali,” imbuh Ustad Dedi. Pria yang selalu berupaya keras menjadikan anak didik nya bisa membawa dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat ini selalu membuat banyak inovasi, salah satu nya menciptakan sabun cuci organik dan saat ini diadakan program Gold Enterpreneur, dimana mengajak siswa-siswi nya untuk nabung logam emas. “Emas itu kedepan nya akan menjadi harga mahal dan bisa jadi akan menggantikan nilai mata uang yang berlaku saat ini,” pungkas Ustad Dedi. (fq)

Read More

Tasawuf Imam Ghazali Dengan Kemapanan

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Sekitar paruh awal abad ketiga Hijriyah, tasawuf sudah mulai menampakkan jati dirinya sebagai sebuah ilmu. Perlahan namun pasti, paradigma keilmuan tasawuf pun menjadi kian mapan. Proses yang dilalui tasawuf untuk mencapai titik itu tidaklah mudah. Pelbagai rintangan dihadapi, semisal tuduhan sesat, bidah, dan bahkan kafir yang disematkan pihak-pihak anti-tasawuf pada para pelaku dan pengikutnya. Sejarah mencatat pelbagai penolakan terhadap suatu laku beragama ini. Bagaimanapun, tidak jarang pula tasawuf terlahir kembali dengan kekuatan yang lebih besar daripada sebelumnnya. Tasawuf sebagai ilmu mencapai kemapanannya terjadi di tangan Imam al- Ghazali. Abdul Kadir Riyadi dalam buku Arkeologi Tasawuf menjelaskan, sosok yang bergelar Hujjatul Islam berhasil menciptakan sayap bagi ilmu ini sehingga mampu terbang lebih tinggi. “Sayap” yang dibuat al-Ghazali untuk tasawuf ada sepasang, yakni terdiri atas fikih dan filsafat. Adapun “raga”-nya adalah tarekat. “Indra penglihatan”-nya adalah wahyu Illahi. “Kedua telinga”-nya adalah logika penalaran. “Kaki-kakinya yang kokoh” adalah syariat. Al-Ghazali menapaki jejak intelektual yang panjang. Mulanya, dia sendiri asyik berfilsafat. Namun, ketika masuk lebih dalam, dia menemukan ada kerancuan di dalam bidang itu sehingga mengoreksi pendapat sejumlah filsuf dalam beberapa poin. Beberapa di antaranya adalah pendapat para filsuf tentang “keabadian alam”. Dalam Tahafutul Falasifa, al-Ghazali mengoreksi argumentasi ini dengan mengingatkan bahwa derajat Allah selalu yang tertinggi. Bahwa tidak ada yang abadi selain Zat Yang Mahatinggi. Allah sudah ada sejak alam belum diciptakan. Jadi, tidak benar jika ada yang berpendapat bahwa alam muncul dengan sendirinya. Dari filsafat, sang Hujjatul Islam kemudian memasuki ranah tasawuf. Ini diceritakannya panjang lebar dalam bukunya yang semi-autobiografi, Al-Munqidz minad Dhalal. Dalam kitab itu, tergambar betapa tingginya rasa ingin tahu sang imam. Dia tak puas hanya dengan mendengar tasawuf dari mulut ke mulut. Kehidupan mapan yang sudah dijalani ditinggalkannya. Dia tanggalkan jabatan sebagai kepala Madrasah Nizamul Muluk Baghdad yang sangat terkenal di zamannya. Dari situlah pengembaraan spiritualnya bermula. Mata batinnya semakin tajam melihat realita sehingga menyingkap perasaan batin dan sisi terdalam manusia yang selama ini tidak diketahui banyak orang. Dari al-Ghazali, tradisi tasawuf kemudian tumbuh dan kemudian dikembangkan oleh banyak ulama berikutnya. Sedangkan tradisi falsafah menepi ke Andalusia dan wilayah Persia. Sang Hujjatul Islam juga dinilai mampu meyadarkan para sufi akan pentingnya tarekat sebagai penyangga paling penting bagi tasawuf. Tradisi olah batin ini tanpa tarekat adalah ibarat jiwa tanpa badan. Menurut Abdul Kadir, al-Ghazali telah menegaskan, nutrisi tasawuf hanya didapat melalui tarekat. Karena itu, mendirikan tarekat adalah jalan paling strategis untuk membesarkan dan merawat ilmu ini. Ajakan ini disambut oleh para sufi, termasuk Abu Hasan Ali as-Syadzili, Abdul Qadir al-Jilani, dan Abu Najid Suhrawardi. Mereka kemudian segera mendirikan tarekat. Setelah 50 tahun sejak wafatnya al-Ghazali, tarekat sudah berkembang di hampir seluruh belahan dunia Islam. Sayangnya, dalam perkembangnya tasawuf kemudian lebih sering diidentikkan dengan tarekat. Bila sudah demikian, nuansa ilmiahnya cenderung tidak tampak atau bahkan hilang. Padahal, tasawuf dan tarekat itu berbeda walau terkesan menyatu. Agama terdiri atas tiga unsur penting, yakni Islam, iman, dan ihsan. Hal itu dijelaskan dalam sebuah hadis sahih yang populer. Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW didatangi seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan padanya. Tambahan pula, tidak seorang pun dari para sahabat Nabi SAW yang mengenalnya. Kemudian, pria misterius itu langsung duduk menghadap Rasulullah SAW. Tiap kali dirinya bertanya perihal Islam, iman dan ihsan, Nabi SAW menjawabnya dengan lugas. Yang mengherankan para sahabat, tiap beliau selesai menjawab, maka orang itu menyatakan, “Engkau benar.” Lantas, Rasulullah SAW bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui,” jawab Umar. “Itulah Jibril, datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” Pokok mengenai ihsan dapat ditemukan dalam ilmu tasawuf. Sebab, sasarannya adalah akhlak, budi pekerti, batin yang bersih, bagaimana menghadapi serta menjadi dekat (muraqabah) dengan Tuhan. Di samping itu, tasawuf berfokus pada membuang kotoran yang terdapat dalam hati yang mendinding (menjadi hijab) antara hamba dan Rabbnya. Sebab, sebagaimana sabda Rasul SAW, ihsan didefinisikan sebagai “beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya. Walaupun seorang hamba tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat.” (fir)

Read More

Menabung 38 Tahun, Juru Parkir Bisa Menunaikan Ibadah Haji

Solo – 1miliarsantri.net : Menunaikan ibadah haji merupakan dambaan dan keinginan setiap muslim, dan sudah barang tentu menjadi kesempatan setiap muslim dimanapun berada. Beraneka ragam cara dilakukan agar bisa mengumpulkan rejeki dan segera dibayarkan untuk biaya keberangkatan haji. Namun tidak semua mereka yang memiliki penghasilan tetap serta mempunyai jabatan saja yang bisa berangkat menunaikan ibadah haji. Ada kisah seorang tukang parkirpun jika sudah ditakdirkan menjai Tamu Allah, pasti akan berangkat ke Tanah Suci. Inilah yang terjadi pada Sri Suharto (69) Warga RT 01 RW 12 Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo ini mengisahkan perjuangannya untuk menunaikan rukun Islam kelima cukup berat dan penuh kesabaran. Kakek ini harus menabung selama 38 tahun untuk mengumpulkan biaya sekaligus menunggu panggilan dari Allah SWT. Berkat ketekunannya menabung sejak tahun 1985, dia akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci. Pria ini kesehariannya menjadi tukang parkir di Jalan Yosodipuro Solo. Mbah Sri mulai menabung ketika dirinya menjadi juru parkir. “Itu biayanya ya hasil parkir. Waktu itu kalau siang saya parkir, kalau malam saya dulu becak,” jelas Sri Suharto kepada 1miliarsantri.net. Meski demikian, saat ini ia sudah tidak lagi mengayuh becak. Sebab persaingannya kalah dengan ojek konvensional maupun ojek daring. Ia menambahkan, pada saat masih memiliki dua pekerjaan, bisa menabung sekitar Rp1,5 juta per bulan. Namun saat ini sudah berkurang. “Terutama sekarang setelah Corona, satu hari kadang bisa menyisihkan Rp35.000, kadang Rp38.000,” urainya. Mbah Sri sebenarnya sudah mendaftar haji pada 2011 dan tahun ini kemungkinan baru bisa berangkat. Seharusnya, ia dan istri Suminem (58) berangkat bersama tahun lalu. Namun, karena kebijakan batasan usia di masa pandemi Covid-19, ia tidak berangkat bersama istrinya. “Istri berangkat sendiri tahun kemarin. Pokoknya kamu enggak usah mikir aku, ini panggilannya Tuhan, itu pesan saya sama istri,” katanya. Saat ditanya mengenai keinginannya untuk berangkat haji, ia mengatakan haji merupakan panggilan Tuhan. “Saya sudah lama ingin berangkat haji. Haji kan panggilan Allah,” pungkasnya. (win)

Read More

Setiap Minggu Terdapat Warga Spanyol Menjadi Mualaf di Masjid ini

Granada – 1miliarsantri.net : Di kota Granada yang berada diwilayah Andalusia, Spanyol selatan, terdapat masjid yang telah menarik banyak minat beragam pihak selama beberapa tahun terakhir. Hampir setiap hari Jumat di wilayah tersebut, terdapat warga negara Spanyol masuk Islam. “Hampir setiap Jumat, warga Spanyol menjadi Muslim di masjid kami. Ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah orang Spanyol yang masuk Islam, terutama setelah pandemi. Ini adalah situasi yang membuat kami bahagia dan bangga,” tutur Presiden Asosiasi Komunitas Islam Spanyol dan Yayasan Masjid Agung Granada, Umar del Pozo, Selasa (30/5/2023). Umar menyebut, sekitar 36.000 Muslim tinggal di kota dan distrik Granada. Sekitar 3.700 dari mereka adalah orang Spanyol, yang telah masuk Islam hingga anak generasi ketiga mereka. Pada Jumat (27/5/2023) lalu misalnya, setelah shalat Jumat seorang Hispanik bernama Jose Miguel masuk Islam Di Spanyol, adzan hanya terdengar lantang dari sebuah menara di Masjid Agung Granada. Masjid di lingkungan Muslim abad pertengahan Albacin, objek wisata utama Granada, dibangun pada 2003. Sekretaris Komisi Islam Spanyol, Mohamed Ajana, mengatakan pada bulan Maret populasi Muslim di negara tersebut telah meningkat 10 kali lipat dalam 30 tahun terakhir, melebihi 2,5 juta. Menurut angka tidak resmi, jumlah ini telah mencapai 3 juta. Sebagian besar Muslim asal Maroko, Pakistan, Bangladesh, Senegal dan Aljazair tinggal di Spanyol. Populasi Muslim sebagian besar tinggal di daerah industri maju seperti Catalonia, Valencia, Andalusia dan Madrid. (liy)

Read More

Sebanyak 52 Ribu Siswa Catat Rekor Dunia Dengan Mengadakan Khataman Massal

Makassar – 1miliarsantri.net : Sebanyak 52 ribu siswa madrasah di Sulawesi Selatan (Sulsel) memecahkan rekor dunia dengan mengadakan Khataman Massal. Peserta dari 24 kabupaten/kota ini menggunakan aplikasi Pusaka Superapps yang dikembangkan Kementerian Agama. Penghargaan rekor dunia ini disampaikan Ketua Umum Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) Paulus Pangka kepada Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Khaeroni, Selasa (30/5/2023). Staf Khusus Menteri Agama Bidang Toleransi,Terorisme, Radikalisme dan Pesantren Nuruzzaman mengatakan, Menteri Agama sangatvmengapresiasi kegiatan ini. “Kakanwil menginisiasi untuk melakukan kegiatan Khatam Al Quran dengan jumlah 52 ribu orang dan menggunakan aplikasi Superapp PUSAKA. Ini yang luar biasa dan baru kali ini di Indonesia,” terang Nuruzzaman membacakan sambutan Menteri Agama. Nuruzzaman menambahkan, kegiatan Khataman Quran ini adalah bagian dari memperingati hari Pendidikan Nasional. Maka pesan Menteri Agama tidak hanya selesai pada Khatmil Quran saja. Karena jika digali,l membaca alquran itu mendapatkan pahala, mendengarkan orang membaca Al Quran itu dengan khidmat dan khusuk juga mendapatkan pahala tetapi tidak hanya selesai pada mendengarkan dan membaca saja. “Namun pentingnya pendidikan agama agar kita dapat mengaplikasikan pembacaan al quran ini pada kehidupan pribadi kita sebagai umat islam, menjadikan Al Quran menjadi jalan hidup bagi umat islam,” urainya. Sementara itu Asisten 1 Bidang Pemerintahan Pemprov Sulsel A. Aslam Patonangi mengatakan, khataman ini menjadi tanda munculnya generasi-generasi qur’ani di Sulawesi Selatan. “Kita juga patut memberikan apresiasi kepada para guru, ustadz dan ustadzah yang secara serius dan konsisten dalam membina para santri tahfidz atau penghafal Al Quran. Saya sangat bangga dengan tekad para guru tahfidz yang secara ikhlas dan istiqomah membimbing para calon kader yang akan terus menghidupkan dan membumikan Al-qur’an baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tuturnya. Mantan Bupati Pinrang dua periode ini berharap, dengan lahirnya anak-anak para penghapal Qur’an Sulsel akan memiliki calon-calon generasi Qur’ani yang mampu menjaga dan memelihara kemurnian Al-Quran. “Insya Allah ke depan Sulsel akan bertaburan para penghafal Al Quran yang bisa mengalirkan rahmat dan karunia bagi pembangunan di Sulawesi Selatan. Saya berharap kelahiran para tahfidz ini bisa menjadikan Sulsel sebagai lumbung Hafiz Qur’an dan Hafiz Hadits. Sehingga, Sulsel bisa menjadi rujukan sebagai tempat lahirnya bibit-bibit hafiz-hafiz Qur’an,” pungkasnya. (par)

Read More

MUI Gelar Uji Kompetensi Dai

Jakarta – 1miliarsantri.net : Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud, mengingatkan kepada para dai di Indonesia tentang pentingnya menjadi seorang pemimpin. Hal tersebut dijelaskan dalam acara Standarisasi Kompetensi Dai angkatan ke-21 yang digelar Komisi Dakwah MUI di Jakarta pada Senin (29/5/2023) lalu. Kiai Marsudi menambahkan, ada beberapa orang yang tampaknya memiliki kemampuan untuk mengendalikan situasi tidak peduli apa yang terjadi. Itu karena mereka terbiasa bertanggung jawab penuh atas semua tindakan yang terjadi. “Bahkan jika mereka tidak memiliki wewenang untuk memastikan itu, dan selama kebanyakan orang tidak repot-repot mengambil tanggung jawab, terutama dalam situasi buruk, mereka dengan senang hati tunduk pada orang yang mengambil alih kepemimpinan,” sambungnya. Kiai Marsudi juga memaparkan enam prinsip dalam kepemimpinan sebagaimana dikutip dari kitab as-Sihr. Pertama, manfaatkan setiap kesempatan yang memberi Anda lebih banyak tanggung jawab. Kedua, dedikasi untuk melaksanakan semua tugas yang dipercayakan kepada Anda secara maksimal. Ketiga, terima kritik yang membangun dan akui kesalahan Anda. Keempat, tetap berpegang pada apa yang menurut Anda benar dari sudut pandang Anda. Kelima, bertanggung jawab atas kegagalan bawahan Anda. Keenam, bertanggungjawab atas kegagalan dan kesuksesan. Kiai Marsudi mengingatkan tidak perlu mengucapkan sepatah kata pun untuk menjadi seorang pemimpin. Pemimpin lahir dari kemampuan mengelola prinsip dalam mengeluarkan instruksi atau perintah. “Anda akan menemukan bahwa Anda dikelilingi oleh aura kekuasaan yang begitu mudah terlihat sehingga Anda hampir bisa membedakannya,” tegasnya. Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi, menambahkan, salah satu tujuan standarisasi kompentensi dakwah MUI diselenggarakan untuk meningkatkan kompetensi dai dalam berdakwah. Itu agar para dai saat berdakwah dapat memperhatikan keadaan objek dakwahnya. Kiai Zubaidi menyampaikan, standarisasii dakwah juga bertujuan untuk menyatukan persepsi para dai dalam berdakwah di lingkungan masyarakat. Strategi yang dimiliki oleh para dai sangat diperlukan untuk menjalankan misi yang benar sesuai dengan fiqh maupun amaliyah yang dijalani oleh masyarakat. “Standarisasi menekankan agar para dai lebih mengutamakan persatuan dan persaudaraan umat daripada berdakwah pada hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,” ujar Kiai Zubaidi. Dia lalu mengimbau para dai agar dapat merawat keutuhan serta kemajemukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat harus sadar bahwa Negara Indonesia terbentuk atas dasar kesepakatan oleh para pendiri bangsa demi kemaslahatan bangsa. Menurut Kiai Zubaidi, tanpa NKRI yang berbasis Pancasila, belum tentu negara Indonesia akan aman, tenteram, dan damai. Itu karena banyak negara Islam di belahan dunia lain yang berkonflik padahal tidak semajemuk bangsa Indonesia. “Para dai harus menyadari betapa pentingnya kemajemukan supaya tidak bernasib sama seperti negara lain yang terlibat konflik. Banyak negara Islam yang terlibat konflik internal, perang saudara, padahal kemajemukan mereka tidak semajemuk Indonesia,” tuturnya. (wink)

Read More