Fenomena Sound Horeg : Dampak Sosial dan Tinjauan Singkat dari Sudut Pandang Islam

Malang – 1miliarsantri.net : Kehidupan fana di dunia yang dijalani manusia, kerap merasakan lelah, penat, bosan, stress, bahkan frustasi. Namun Allah SWT mengetahui keterbatasan manusia, oleh karenanya diberi kemampuan untuk mewujudkan keseimbangan atau harmoni dalam kehidupan sehari-hari. Manusia secara intuitif memiliki kesadaran untuk menemukan hal-hal yang dapat menjadi penawar dari sisi-sisi gelap psikisnya sendiri, salah satunya dengan menciptakan berbagai macam hiburan.

Dalam peradaban manusia jenis hiburan telah berkembang pesat, mulai dari sastra, pertunjukan, seni rupa, permainan-permainan, hingga yang paling massif saat ini adalah hiburan berupa seni musik. Terlepas dari hukum musik dalam Islam, yang telah banyak dibahas oleh para ulama, memang terdapat perbedaan pendapat. Ada kelompok ulama yang membolehkan dengan syarat dan ada pula yang mengharamkannya.

Fenomena Sound Horeg dan Dampak Sosialnya

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena sound horeg—penggunaan audio sistem bersuara keras dalam konvoi, komunitas motor, atau acara hajatan telah menjamur di berbagai daerah, terutama di kalangan anak muda. Meski dianggap sebagai bentuk ekspresi kebebasan dan hiburan, suara menggelegar yang ditimbulkan kerap menimbulkan keresahan, mengganggu ketenangan umum, bahkan memicu konflik sosial.

Istilah sound horeg pada dasarnya merujuk pada serangkaian sound sistem yang memiliki daya tinggi hingga menghasilkan suara yang sangat besar. Biasanya sound horeg dirangkai di atas kendaraan truck untuk mengisi acara-acara seperti hajatan, karnaval, konvoi, dan acara jalanan lainnya. Horeg adalah istilah jawa yang berarti bergetar, dalam terminologi ini sound horeg dapat didefinisikan sebagai hiburan musik sound sistem berdaya tinggi yang menyebabkan kehebohan dan euphoria luar biasa.

Tak jarang di lapangan istilah horeg benar-benar terjadi secara harfiah. Maksudnya suara yang dihasilkan tersebut bisa membuat bangunan-bangunan bergetar bahkan bisa merusak beberapa bagian rumah seperti kaca pecah, genting yang berjatuhan, dan lain-lain. Selain itu seringkali panitia atau peserta pawai terpaksa membongkar beberapa bagian bangunan warga maupun fasilitas umum dikarenakan truk pengangkut sound sistem tidak dapat melewati jalan.

Di beberapa daerah bahkan berakibat pada keributan antara warga dan peserta atau panitia acara. Hal ini terjadi karena warga merasa terganggu dengan suara bervolume sangat tinggi. Dari fakta-fakta tersebut, fenomena sound horeg menimbulkan dampak sosial yang signifikan di masyarakat yakni merusak ketertiban, menimbulkan kegaduhan, menimbulkan konflik, dan mengganggu lingkungan masyarakat.

Fenomena Sound Horeg Ditinjau dari Perspektif Islam

Islam adalah agama yang menghendaki umatnya menjadi umat yang pertengahan, sehingga keseimbangan di segala aspek kehidupan diperkenankan dan ditekankan. Dalam Islam kesehatan psikis wajib untuk dipelihara. Sehingga Islam tidak serta merta melarang manusia untuk menikmati hiburan, namun Islam hadir dengan memberikan batasan-batasan yang perlu diperhatikan. Batasan-batasan tersebut tertuang dalam nilai-nilai syariat yang terkandung di dalam ajarannya.

Di dalam ajaran Islam, setiap tindakan manusia harus mengacu pada tiga hal prinsip yaitu Adab, Akhlak, dan Ketakwaan. Ketiga hal ini menciptakan pagar batasan bagi umat Islam dalam bertindak di kehidupan sehari-hari, sehingga tidak menimbulkan kerugian diri sendiri maupun orang lain.

1. Adab 

Dari segi adab, sound horeg secara umum di masyarakat dirasa mengganggu kenyamanan orang lain. Hal ini karena volume musik yang terlalu tinggi, sehingga beberapa warga mengeluh karena sound horeg mengganggu anggota keluarga lain yang sedang sakit, bayi yang sedang beristirahat, bahkan dapat merusak bangunan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai Islam yang melarang menyakiti orang lain tanpa alasan yang jelas. Sebagaimana firman Allah SWT,

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS Al-Ahzab:58)

2. Akhlak

Seringkali sound horeg diikuti dengan pawai orang-orang yang berjoget dengan gerakan yang tidak senonoh dan menggunakan pakaian yang tidak sopan di jalanan umum dan ditonton oleh ribuan orang dari segala usia. Dari segi akhlak, hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan kita untuk bertindak sopan dan memakai pakaian yang menutup aurat. Selain itu kita juga diperintahkan untuk menjaga pandangan. Sebagaimana firman Allah SWT,

“Dan katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka…” (QS. An-Nur:30)

3. Ketakwaan

Konsep paling mendasar dari ajaran Islam adalah ketakwaan. Secara ringkas Takwa berarti kesadaran akan rasa takut kepada Allah sehingga mendorong seorang muslim untuk selalu taat dengan jalan menjauhi larangan Allah SWT dan melaksanakan segala perintahNya. Hiburan sound horeg jelas jauh dari konsep dasar ketakwaan dalam Islam.

Di dalam sound horeg terdapat unsur pemborosan dan foya-foya tanpa ada manfaat yang jelas. Padahal di dalam Islam diwajibkan agar setiap harta digunakan dengan perhitungan yang baik dan akan lebih baik jika digunakan untuk keperluan di jalan Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT,

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al-Isra: 26-27)

Hiburan sound horeg juga mengandung hal-hal yang mengundang syahwat sehingga dapat mendekatkan seseorang pada kemaksiatan. Mendekatkan diri pada kemaksiatan secara sadar dan kesengajaan adalah bentuk menjauhkan diri dari ketakwaan kepada Allah SWT.

Kesimpulan

Hiburan adalah sesuatu yang wajar untuk menjaga psikis manusia tetap seimbang, agar kehidupan sehari-hari berjalan dengan baik dan optimal. Namun penting untuk memilih dengan bijak jenis hiburan tersebut. Fenomena sound horeg yang menghebohkan masyarakat, dilihat dari aspek sosial jelas merugikan masyarakat dan memiliki dampak buruk. Selain merusak ketertiban dan kenyamanan, juga menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

Dari sudut pandang Islam sebagian besar konten hiburan di dalamnya juga cenderung menjauhi nilai-nilai syariat Islam. Sound horeg, jika tidak dikendalikan, berpotensi menjadi simbol kebebasan yang melanggar batas norma sosial dan nilai-nilai Islam. Dalam Islam, kebisingan yang mengganggu ketenangan masyarakat merupakan bentuk ketidakpedulian terhadap hak sesama.

Sebagai seorang muslim penting untuk memahami batasan-batasan berdasarkan nilai-nilai syariat Islam. Dengan pemahaman tersebut maka kita akan lebih bijak untuk memilih jenis hiburan yang baik dan tidak merugikan orang lain dan tidak merusak hubungan sosial. Islam sangat menganjurkan terciptanya ketertiban dan kenyamanan dalam masyarakat, sehingga segala bentuk hiburan yang mengganggu ketertiban harus dihindari oleh setiap muslim.

Sumber :

Majelis Ulama Indonesia (MUI), Fatwa Tentang Musik Dalam Islam, Komisi Fatwa MUI, 2005.

https://www.nu.or.id – berbagai artikel terkait hiburan dalam Islam dan menjaga adab social

https://www.konsultasisyariah.com – “Hukum Musik Keras dan Gangguan Tetangga”

Kontributor : Leo Agus Hartono

Editor : Toto Budiman


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca