Bolehkah FOMO dalam Islam? Intip Hukumnya di sini Yuk Biar Lebih Bijak!
Surabaya – 1miliarsantri.net: Pernahkah kamu merasa gelisah ketika tidak ikut tren yang sedang ramai dibicarakan? Misalnya, ketika semua temanmu sudah mengganti foto profil dengan latar tertentu, menghadiri konser viral, atau mencoba makanan yang sedang hits, lalu kamu merasa ada yang “kurang” dalam hidupmu? Fenomena inilah yang disebut FOMO (Fear of Missing Out). Dalam konteks kekinian, FOMO dalam Islam menjadi tema yang penting dibicarakan. Sebab, rasa takut tertinggal bisa menjadi jebakan yang melelahkan, tetapi juga dapat berubah menjadi dorongan positif bila diarahkan pada hal-hal yang benar.
Hakikat FOMO dan Kaitannya dengan Kehidupan Sehari-hari
Sebelum memahami lebih dalam, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu FOMO. FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out, yang artinya rasa takut tertinggal atau kehilangan momen yang dialami orang lain. Di era media sosial, FOMO semakin terasa karena hampir setiap saat kita melihat orang lain memamerkan pengalaman, pencapaian, atau tren terbaru.
Dalam psikologi, FOMO sering disebut sebagai bentuk kecemasan sosial. Gejalanya mulai dari tidak bisa lepas dari ponsel, terus-menerus memeriksa notifikasi, hingga merasa minder saat tidak bisa mengikuti tren yang sedang ramai. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa membuat produktivitasmu menurun dan pikiran terasa penuh dengan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Namun, dalam pandangan Islam, FOMO tidak sekadar gejala sosial biasa. FOMO dalam Islam mengajarkan kita untuk memilah: mana yang termasuk kesia-siaan, dan mana yang bisa menjadi ladang amal.
FOMO Sebagai Ancaman
FOMO dalam Islam bisa menjadi ancaman jika rasa takut tertinggal itu hanya berhubungan dengan dunia dan kesenangan sesaat. Bayangkan, kamu rela begadang demi tidak ketinggalan live streaming artis, merasa iri saat melihat teman traveling ke luar negeri, atau bahkan stres karena tidak punya barang branded yang sama dengan orang lain.
Islam menegaskan, sifat iri dan membandingkan diri secara berlebihan dapat merusak jiwa. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisa ayat 32: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain…”
Ayat ini menegaskan bahwa kebiasaan membandingkan hidup dengan orang lain hanya akan membawa kegelisahan. Rasulullah ﷺ juga mengingatkan, iri hati dapat mengikis pahala seperti api yang melahap kayu bakar. Jadi, jika FOMO hanya membuatmu sibuk mengejar tren tanpa arah, ia justru menjadi sumber penderitaan.
Baca juga: Udah Coba Belum? 7 Kebiasaan Sehat Islami Ini Bikin Hidup Kamu Lebih Bahagia Lho!
FOMO Sebagai Motivasi
Meski berbahaya, FOMO dalam Islam tidak selalu bernuansa negatif. Jika diarahkan dengan benar, FOMO bisa menjadi motivasi untuk berbuat baik. Misalnya, takut tertinggal dalam menuntut ilmu, merasa rugi jika melewatkan shalat berjamaah, atau ingin selalu terlibat dalam kegiatan sosial.
Habib Jafar pernah menyebutkan, FOMO bisa menjadi energi spiritual bila diorientasikan pada amal shalih. Allah berfirman dalam Q.S. At-Taghabun ayat 16: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.”
Ayat ini mengajarkan kita untuk bersemangat mengikuti perkembangan, namun tetap dalam batas kemampuan dan ketakwaan. Dengan begitu, FOMO tidak lagi menjadi beban, melainkan dorongan agar kamu terus tumbuh dalam hal positif.
Mengubah Pengalaman FOMO Menjadi Jalan Spiritual
Ada banyak kisah nyata bagaimana FOMO bisa diarahkan pada kebaikan. Misalnya, saat seseorang melihat konten tentang jamaah umroh yang membagikan makanan di Tanah Suci, lalu timbul perasaan, “Aku juga ingin melakukan hal yang sama.” Rasa takut ketinggalan itu kemudian berubah menjadi semangat berbagi, hingga melahirkan kebahagiaan batin.
Di sinilah letak perbedaannya. FOMO pada tren dunia sering kali hanya menghasilkan kelelahan, sementara FOMO dalam ibadah justru membawa kedamaian. Saat kamu merasa takut tertinggal dalam amal shalih, itulah tanda bahwa jiwa sedang diarahkan menuju ridha Allah.
Baca juga: Yuk Cobain! Bisnis Sampingan (Side Hustle) Halal Ini Bikin Dompet Tebal Tanpa Takut Riba!
Bijak Menyikapi FOMO dalam Islam
Pada akhirnya, FOMO dalam Islam adalah pengingat bagi kita semua. Jika ia membuatmu sibuk mengejar dunia, maka hati akan lelah tanpa henti. Tetapi jika ia membuatmu takut tertinggal dalam kebaikan, maka itu adalah motivasi yang mendekatkanmu kepada Allah.
Kamu tidak perlu ikut semua tren hanya demi pengakuan. Yang lebih penting adalah bagaimana memastikan diri tidak tertinggal dalam perjalanan menuju Tuhan. Karena ketenangan sejati tidak datang dari kepuasan dunia, melainkan dari ketulusan dalam berlomba-lomba melakukan kebaikan.
Penulis : Iftitah Rahmawati
Editor : Thamrin Humris dan Ainun Maghfiroh
Sumber foto: Ilustrasi
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


