Wanita ini Hobi Sedekah hingga Miliaran Rupiah

Surabaya – 1miliarsantri.net : Beberapa waktu lalu beredar video seorang pengusaha asal Surabaya yang gemar sedekah hingga mencapai miliaran rupiah. Seorang muslimah beberapa hari ini viral di media sosial karena salah satu aset nya diwakafkan adalah sebuah hotel untuk dijadikan sekolah.
Sontak saja sosok wanita bernama Siti Aisyah yang memiliki seorang putra dan dua orang putri ini menjadi sorotan netizen karena kebiasaannya berbagi berbeda dari kebiasaan orang lain.
Meskji berdomisili di Jakarta, namun dia mengaku menjalankan amanah orang tua nya lebih enak di Surabaya dan beberapa kota Jawa Timur lain nya dan merasa belum ada apa-apanya jika dibanding dengan ibu nya.
“Hotel sudah diwakafkan juga. Mangkanya saya bilang, saya ini belum apa-apanya dibandingkan dengan ibu saya. Sekarang jadi sekolah Khadijah plus, ibu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) yang nerima,” terang Aisyah.
Pemilik resto Pecel Pincuk Surabaya didaerah Jemursari Surabaya yang juga ikut diwakafkan ini punya prinsip, dengan bersedekah dan rajin wakaf akan membuat hidup semakin bahagia.
“Saya meyakini suatu teori kehidupan ini. Tapi saya tekankan, semakin kamu berbagi kamu semakin bahagia. Yang terpenting semua harus dilakukan atas dasar rasa ikhlas dan ketulusan hati. Sehingga, kebaikan pada nantinya juga akan selalu menghampiri,” tutur Aisyah.
Hal ini dibenarkan Ketua Dai Muda Indonesia Jawa Timur (Jatim), Ahmad Fatoni. Fatoni menjelaskan jika bangunan itu sekarang dimanfaatkan untuk pesantren mahasiswa, untuk mencetak para dai muda, serta dijadikan kampus entrepreneur, guna membekali para dai muda, untuk meluruskan niat dakwah.
Aisyah mengaku, kebiasaan bersedekah dan berwakaf didapat dari ajaran dan contoh kedua orang tuanya. Orang tuanya selalu menghajikan guru mengaji yang belum berhaji setiap tahun, sampai mewakafkah tanah dan harta.
“Tanah di mana-mana, panggil…kasih. Anak-anaknya nggak ada yang dikasih (tanah). Anak harus berjuang, kata orang tua saya,” bebernya.
Ia menegaskan, harta yang didapatnya itu merupakan titipan Allah untuk diberikan kepada yang membutuhkan.
“Itu tugas kita. Allah menitipkan harta itu kan bukan buat beli kapal pesiar, tas Hermes (harga Rp1 miliar) walau bisa,” ungkap Aisyah.
Aisyah juga mengaku tak punya alasan khusus mengapa sering mewakafkan hartanya yang mencapai miliaran rupiah. Ia meyakini, itu semua sudah jalan Sang Pencipta.
Dia menularkan kebiasaan mulia ini kepada anak-anaknya. Hal itu terbukti, sang anak sempat meminta dirinya memberikan harta kepada seorang ustaz.
Dia tak pernah merasa kehilangan harta meski kerap bersedekah dengan jumlah yang besar. Ia justru mendapatkan kebahagiaan karena selalu bisa berbagi segitu.
“Itu menurut saya masih sangat kecil. Jadi rasa bahagia itu yang tidak ternilai dengan miliaran tadi, yang didatangkan oleh Allah. Setiap kita berbagi, bahagia itu selalu hadir,” sambung dia.
Misalnya, ketika mewakafkan sebuah restoran yang nilainya puluhan miliar, dia mengakui hartanya senilai miliaran rupiah hilang, namun Aisyah merasa hartanya tidak pernah habis.
“Kan sesuai janji Allah. Berbagi 1 diganti 10. Ada yang lebih dalam lagi Al Baqarah, 1 diganti 700 kali. Kenapa harus takut? Kenapa harus pelit di jalan Allah?,” terang Aisyah.
Aisyah menuturkan daripada untuk belanja barang branded, dia memilih membelanjakan hartanya di jalan Allah. Aisyah mengumpamakan, jika harus memilih uang Rp1 miliar untuk membeli tas Hermes, maka justru akan menggunakan uang itu untuk membangun masjid.
“Saya tidak punya tas branded, saya tidak punya. Sama sekali sekali tidak punya. Saya ingin dapat branded Allah saja, doakan,” ucap Aisyah.
Ia kemudian menyinggung soal hotel yang diwakafkan untuk dijadikan sekolah. Siti Aisyah menceritakan, hotel yang dimaksud itu merupakan milik ibunya di Surabaya.
Aisyah meyakini suatu teori kehidupan. Menurutnya, dengan bersedekah dan rajin wakaf akan membuat hidup semakin bahagia pula.
“Tapi saya tekankan, semakin kamu berbagi kamu semakin bahagia,” tuturnya. Semua harus dilakukan atas dasar rasa ikhlas dan ketulusan hati. Sehingga kebaikan pada nantinya juga akan selalu menghampiri.
Alasan yang menarik perhatian diungkap oleh Aisyah. Dia mengaku, motif utamanya mewakafkan hotel dan restorannya tersebut adalah rasa bosan memiliki banyak uang. “Saya bosan ustaz, banyak duit. Hahaha,” kelakarnya.
“Dunia itu pasti akan kejar kita kata Allah. Itu adalah teori yang harus dipelajari, bagaimana agar bisa dikejar dunia. Di manapun saya berada, saya pegang apa, itu akan jadi duit,” tandas Aisyah.
Siti Aisyah mengaku pernah gagal dengan pernikahan pertamanya. Namun kegagalan itu dijadikannya sebagai introspeksi diri dan bangkit.
Menurutnya, kegagalan rumah tangganya itu karena ia tidak menjalani nasihat ibunya tentang kejujuran. “Ibu saya mendidik kejujuran diatas segala-galanya, itu terbukti di saya, rumah tangga pertama saya berantakan,” akunya.
Setelah tiga tahun kemudian ia menikah lagi dan mengaku mendapatkan hidayah setelah dipanggil oleh ayahnya.
“Ayah saya yang menekan saya, sini kamu, ini ayat Waman Yattaqillaha, Barang siapa bersungguh-sungguh akan diberi jalan keluar, diberi rezeki dari banyak penjuru. Tapi ada lanjutannya barang siapa kufur laknat Allah amat pedih, dengar itu remnya pakem,” pungkasnya. (zal)