Rasha al Qaseem Melawan Kedzaliman Dengan Lukisan

Jakarta – 1miliarsantri.net : Ada berbagai cara melawan kedzaliman yang tengah terjadi, terutama kedzaliman penjajah Israel yang saat ini masih terus menggempur Palestina. Rasha Al-Qasim (29) menunjukkan ke dunia tentang cara membela Palestina. Jika tak mampu melawan kezaliman penjajah Israel dengan tenaga, maka perlawanan bisa dengan skill yang dimiliki.
Rasha hanyalah wanita Palestina biasa. Namun, dia punya keahlian di bidang seni lukis. Keahlian itu dia gunakan untuk melawan kezaliman penjajah Israel. Melalui kuas, dia coba menyampaikan pesan rakyat Palestina kepada seluruh dunia.
Dia yakin suatu saat rakyat Palestina akan mendapatkan hak-hak. Banyak pesan yang telah disampaikan melalui lukisan.
Wanita muda dari kamp Burj Al-Barajneh dekat ibu kota Lebanon, Beirut, menggunakan kuas dan bakatnya menggambar untuk menyampaikan suara rakyatnya kepada dunia.
“Saya tinggal jauh dari Palestina, dan ketika peristiwa terjadi di Palestina, saya merasa ada energi dan hal-hal di dalam diri saya yang ingin saya lakukan, dan saya hanya bisa menggambar, jadi saya melukis tentang Palestina dan rakyatnya, dan konstanta rakyatnya,” ujar Rasha, Rabu (14/6/2023).
Dia menolak penjajahan melalui menggambar, “dan karena kami tidak tinggal di tanah kami, kami mencoba mengerahkan seluruh energi kami untuk menyampaikan suara rakyat kami ke seluruh dunia.”
Wanita muda Palestina itu tengah belajar akuntansi di Universitas Lebanon. Dia selalu menyerukan dan membela hak rakyat Palestina dan kesucian Masjid Al-Aqsa.
Rasha mengambil jurusan akuntansi karena alasan ekonomi. Jurusan tersebut lebih murah ketimbang bidang seni di tingkat universitas. Kendati begitu, dia tidak menyesal dan tetap semangat menyelesaikan kuliah di tengah kesulitan ekonomi.
Dia lalu mengasah bakat seni lukis di sela-sela perkuliahan. “Seni diwariskan dalam diri saya keluarga, karena ayah dan paman saya adalah pelukis,” ujarnya.
“Saya mulai mengambil kursus untuk mengembangkan bakat saya dalam menggambar, dan bagaimana memberikan ekspresi dan konotasi gambar, dan tidak hanya garis di atas kertas, menjadi lebih semantik dan realistis,” imbuh Rasha. (yus)