Pesan Haedar Nashir Bagi Guru di Sekolah Muhammadiyah

Klaten — 1miliarsantri.net : Status sebagai guru sekaligus murid tidak boleh dilupakan. Bahkan seorang guru yang mendidik di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah pada waktu yang sama juga harus menjadi murid. Terlebih guru-guru Muhammadiyah di masa sekarang, di mana murid atau santri di lembaga pendidikan Muhammadiyah bisa lebih cepat mengakses ilmu dari internet dan media sosial, pendidik tidak boleh menutup diri dengan pengetahuan baru.
Pesan ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam Tabligh Akbar yang diselenggarakan Pondok Pesantren Modern Darul Arqom Tulung, Kabupaten Klaten, beberapa waktu lalu.
“Oleh karena itu, guru harus terus senantiasa belajar. Tidak sebatas mendidik ilmu definisi-definisi melainkan harus mendidik yang melahirkan pemahaman,” ucap Haedar.
Guru Besar Ilmu Sosiologi ini berpesan supaya di era tsunami informasi yang terjadi sekarang, pendidik di lembaga pendidikan Muhammadiyah harus membuka diri untuk menerima ilmu-ilmu baru dari berbagai arah.
Di pondok pesantren Muhammadiyah, kata Haedar, bisa dijadikan sebagai wadah untuk mengajarkan pendidikan agama. Namun juga tetap mengajarkan ilmu-ilmu umum lainnya sehingga melahirkan pendidikan integratif.
“Silahkan baca buku apapun, anak-anak kita silahkan. Jangan dibatasi bahan bacaannya, sebab jika itu dilakukan maka akan berkemunduran,” tutur Haedar.
Menurutnya, sumber bacaan yang variatif akan memberikan pandangan yang multiperspektif. Tentu dengan bacaan atau pengajaran yang utama yaitu pendidikan agama yang kuat sesuai pandangan keislaman Muhammadiyah.
Manusia sebagai makhluk Allah SWT yang dibekali akal dan hati harus dimaksimalkan potensinya. Sehingga tugas sebagai hamba dan khalifah di muka bumi bisa dilakukan oleh manusia.
“Syukur nikmat itu dengan cara memaksimalkan yang Allah berikan, termasuk mengurus dan mengelola bumi dengan baik, dan tidak merusak,” sambungnya.
Pendidikan integratif dan pemaksimalan potensi manusia ini, katanya, dasarnya dapat ditemukan dalam sejarah hidup Kiai Ahmad Dahlan. Praktik hidup yang dilakukan oleh pendiri Muhammadiyah itu diharapkan Haedar bisa ditiru oleh para peserta didik di lembaga pendidikan Muhammadiyah. (mif)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru