Menyingkap Khazanah Keislaman Indonesia yang Tersembunyi

Malang – 1miliarsantri.net : Indonesia memiliki kekayaan luar biasa dalam bidang keislaman yang belum banyak tergali. Khazanah keislaman Indonesia, berupa manuskrip klasik, tradisi pesantren, pemikiran Islam lokal, hingga praktik sosial keagamaan, tersebar luas di berbagai wilayah.
Namun, sebagian besar dari warisan intelektual dan budaya ini masih tersembunyi di balik minimnya riset, dokumentasi, serta perhatian publik dan negara. Padahal, bila dikelola dan dikembangkan dengan serius, khazanah keislaman Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan lunak bangsa di kancah global.
Keberadaan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam tradisional telah lama menjadi penjaga utama khazanah keislaman Indonesia. Melalui pengajaran kitab kuning dan penanaman nilai-nilai moral serta spiritualitas Islam, pesantren membentuk karakter keislaman yang khas, inklusif, moderat, dan berakar pada nilai-nilai lokal.
Di pesantren inilah tafsir, fikih, akhlak, hingga filsafat Islam berkembang dalam konteks Nusantara. Namun sayangnya, banyak catatan, manuskrip, dan tradisi lisan yang diwariskan secara turun-temurun belum terdokumentasi dengan baik. Potensi besar ini berisiko hilang bila tidak segera digarap secara serius.
Ekspresi Lokal Khazanah Keislaman Indonesia

Selain itu, gagasan Islam Nusantara sebagai ekspresi lokal dari ajaran Islam merupakan bagian penting dari khazanah keislaman Indonesia. Corak Islam yang tumbuh di bumi Nusantara memperlihatkan kemampuan ajaran Islam beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan substansi nilai-nilainya.
Misalnya, dari praktik budaya seperti sekaten di Jawa, tabuik di Sumatera Barat, hingga zikir saman di Aceh, terlihat bahwa nilai-nilai Islam tumbuh berdampingan dengan kearifan lokal. Ini menjadi bukti bahwa Islam di Indonesia memiliki kekhasan yang bisa dijadikan model harmonisasi agama dan budaya di dunia global yang cenderung polaristik.
Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam menggali potensi ini. Kurangnya dokumentasi dan riset akademik menjadi masalah utama. Banyak manuskrip klasik masih tersimpan dalam kondisi tidak layak di pesantren-pesantren kecil atau rumah-rumah keturunan ulama. Proses digitalisasi berjalan lambat dan belum menjadi prioritas nasional.
Di sisi lain, masih terbatasnya akademisi yang memiliki kemampuan mengkaji teks-teks klasik dalam bahasa Arab Pegon atau Jawi turut menghambat proses penggalian pengetahuan ini. Hal ini diperparah dengan kurangnya dukungan institusional terhadap program studi yang fokus pada Islam lokal atau khazanah pesantren.
Khazanah Keislaman Indonesia Kontemporer
Dalam konteks kontemporer, sebenarnya khazanah keislaman Indonesia juga mencakup bidang ekonomi dan filantropi Islam. Potensi zakat, infak, sedekah, dan wakaf sangat besar. Namun, data menunjukkan bahwa potensi ekonomi syariah yang mencapai ratusan triliun rupiah baru dimanfaatkan sebagian kecil saja.
Padahal jika digarap dengan serius dan transparan, lembaga-lembaga zakat dan wakaf bisa menjadi instrumen keuangan sosial yang tidak hanya memperkuat solidaritas umat, tetapi juga mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan sosial. Sayangnya, potensi ini sering kali terbentur oleh regulasi yang tumpang tindih, lemahnya tata kelola, dan minimnya literasi masyarakat.
Upaya Strategis Khazanah Keislaman Indonesia

Perlu ada upaya strategis yang melibatkan berbagai pihak baik negara, pesantren, kampus, masyarakat sipil, dan media massa untuk menggali, merawat, serta mempromosikan khazanah keislaman Indonesia ke ranah publik.
Hal Ini bukan hanya soal pelestarian budaya, tetapi juga membangun fondasi pemikiran dan spiritualitas Islam yang kontekstual dan mampu menjawab tantangan zaman.
Apalagi di tengah menguatnya arus globalisasi dan digitalisasi, posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia seharusnya bisa menjadi pusat rujukan Islam yang damai, dinamis, dan berakar kuat pada tradisi.
Membangun kesadaran kolektif akan pentingnya khazanah keislaman Indonesia adalah pekerjaan panjang yang perlu dimulai sekarang. Jika tidak, kita akan kehilangan aset peradaban yang sangat berharga.
Karena itulah, pelestarian dan pengembangan khazanah keislaman Indonesia tidak boleh lagi menjadi proyek elit atau akademisi semata, melainkan harus menjadi gerakan bersama yang menempatkan tradisi Islam lokal sebagai bagian dari masa depan umat Islam Indonesia dan dunia.
Khazanah keislaman Indonesia adalah warisan sekaligus potensi yang harus dirawat, digali, dan diperjuangkan agar tidak sekadar menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga pijakan untuk masa depan yang lebih berkeadaban.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Iffah Faridatul Hasanah & Toto Budiman
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


