KH Nasaruddin Umar : Generasi Muda Sekarang Harusnya Meniru Apa Yang Pernah Dilakukan Nabi Muhammad SAW

Jakarta — 1miliarsantri.net : Generasi muda di jaman sekarang ini harusnya bisa mencontoh apa saja yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW saat masih muda. Terlahir sebagai anak Yatim Piatu, namun memiliki pribadi dan sosok yang kuat dan amanah. Kuat dan amanah merupakan dua karakter yang saling berkaitan. Demikian uraian Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH. Nasaruddin Umar dalam dalam sebuah Kajian seusai sholat Subuh di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu (30/07/2023)
“Sesungguhnya yang paling pantas untuk dipekerjakan adalah orang yang terpercaya (menjaga amanah) dan kuat. Al-amin (orang terpercaya) tanpa Al-Qawiyyu (kuat) tidak menjanjikan, begitupun sebaliknya,” ungkap KH Nasaruddin.
KH Nasaruddin menambahkan, antara kejujuran dan kekuatan dapat menimbulkan sinergi, sehingga bisa membentuk suatu kekuatan bagi pemuda dalam memimpin organisasi, ataupun berperan di barisan dakwah.
“Sinergi antara al-amin dan al-qawiyyu akan menjanjikan, sehingga jadilah al-amin dan al-qawiyyu, agar memiliki power,” lanjut KH Nasaruddin.
Dia mengajak para pemuda untuk meniru Rasulullah SAW yang mendapat gelar Al-amin sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Dia juga memaparkan latar belakang Rasulullah SAW diberi gelar Al-Amin, yaitu saat beliau dimintai pendapatnya terkait pemindahan Hajar Aswad.
“Mari kita contoh seorang pemuda yang namanya Muhammad. Beliau sudah mendapat gelar Al-amin saat belum dewasa,” ujarnya.
Saat itu terjadi banjir besar di Mekkah. Rasulullah SAW berusia 35 tahun. Kaum Quraisy bermaksud membangun kembali Kabah yang hancur setelah diterjang banjir. Ketika pembangunan Kabah telah selesai, terjadi perselisihan mengenai pihak yang berhak meletakkan Hajar Aswad.
Semua kabilah bertekad bisa meletakkan Hajar Aswad. Kemudian Abu Umayyah bin Mughiroh sebagai orang tertua di antara semua kabilah menawarkan jalan keluar.
“Barangsiapa yang pertama kali masuk melalui pintu as-Shofa maka ialah yang berhak untuk mengambil kebijakan tentang peletakkan Hajar Aswad tersebut,” katanya.
Ternyata Allah SWT menakdirkan orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Rasulullah SAW. Ketika melihat Rasulullah SAW, mereka berkata, “Ini adalah al-Amin dan kami ridho terhadap keputusannya.”
Mereka pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Nabi Muhammad. Kemudian dengan kebijaksanaannya, Nabi Muhammad meminta kain lalu mengangkat Hajar Aswad ke atas kain tersebut dengan tanggannya. Setelah itu, beliau meminta setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad. Nabi Muhammad mengangkat Hajar Aswad dari kain lalu meletakkannya di tempat semula.
Itulah sosok Al-amin yang bijaksana, sosok tauladan bagi seluruh manusia, Rasulullah SAW. Dari peristiwa di atas juga, KH Nasaruddin berpesan agar menjadi pemuda yang dapat berpikir melampaui zamannya.
“Kedepan biasakan diri untuk berpikir yang beragam. (Kalau) macet opsi satu, siap opsi kedua. Loncati masa depan lebih cepat, waktu umur muda, tapi wawasannya sudah dewasa,” pumgkasnya. (rid)