Ini Cara Yang Dilakukan Ketika Santri Baru Masuk ke Pesantren

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pakar Pendidikan Anak, Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, menjelaskan, setiap pondok pesantren berbeda keragaman asal santri maupun budayanya. Latar belakang keluarga santri rentang perbedaannya juga bisa beragam.
Maka itu, sejak awal di pesantren, perlu dikondisikan untuk lebih mudah membaur, menyesuaikan diri dan membentuk ikatan sosial antar santri. Selama masa itu, santri memang hanya berada di pesantren saja dan berinteraksi hanya dengan komunitas pesantren.
“Berapa lama waktu yang diperlukan? Sangat terkait dengan rentang keragaman latar belakang santri, khususnya latar belakang budaya keluarga, disamping tentu saja dipengaruhi oleh latar belakang budaya masyarakat,” kata Ustadz Fauzil Adhim kepada 1miliarsantri.net, Sabtu (19/08/2023).
Santri semakin homogen, maka makin singkat waktu yang diperlukan. Makin majemuk, perlu waktu semakin lama. Sama halnya makin suportif, bukan sekedar kondusif, lingkungan pesantren, maka makin pendek waktu yang diperlukan.
“Berapa lama yang disebut singkat itu? Rata-rata dua bulan, meskipun bisa juga 1,5 bulan. Pada sebagian pesantren perlu waktu tiga bulan. Atau sebagian sebenarnya memerlukan waktu hanya 1,5 bulan, tetapi sengaja melarang kunjungan agar dapat membentuk iklim santri secara efektif,” kata Fauzil.
Fauzil mengaku merekomendasikan kepada beberapa sekolah nonpesantren tentang waktu awal pembentukan iklim sekolah selama tiga bulan. Jadi, kalau ada pesantren yang melarang kunjungan wali santri pada dua bulan pertama atau tiga bulan pertama, sangat mungkin karena alasan ini.
“Bisa juga agar kohesivitas santri terbentuk kuat. Ada ikatan antar mereka yang memudahkan mereka membangun budaya baru dengan iklim kesantrian yang baik dan produktif,” tutur Fauzil.
Satu hal yang penting. Memasukkan anak ke pesantren bukan hubungan transaksional. Orang tua memohon kesediaan pesantren untuk membekali anak denganadab serta ilmu-ilmu agama yang tertib dan kokoh.
“Karena itu perhatikan darimana anak kita mengambil adab. Ini yang terpenting. Bukan bagaimana gedungnya,” pungkas Fuazil. (rid)
Baca juga :
- Tarif Dagang Adalah Daya Tawar Negara, Catatan Kritis Kesepakatan Indonesia Dan Amerika Serikat
- Hikmah Musibah dalam Pandangan Islam
- Etika Pergaulan dalam Islam: Panduan Bijak di Era Modern
- Inilah Jejak Kepahlawanan dalam Peristiwa Karbala
- Pawai Obor Meriahkan Peringatan 1 Muharram 1447 H: Tradisi Bermakna dalam Menyambut Tahun Baru Islam
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.