Urgensi Kolaborasi, Bersabar Dan Adaptif Dalam Melayani Tamu Allah

Penulis : Ahmad Mujab (PPIH Kloter Embarkasi Surabaya 2025)

Surabaya – 1miliarsantri.net: Realitas yang harus diterima dan dilaksanakan Pelaksanaan Haji 2025 ini para pemangku kepentingan di tanah air diharuskan beradaptasi dengan peraturan baru Kementrian Haji Arab Saudi yang mengharuskan one kloter one syarikah yang saat ini layanan haji Indonesia dihandle oleh delapan syarikah, tidak seperti haji sebelumnya yang dilayani oleh satu syarikah saja.

Yang tentunya itu semua demi memberikan pelayanan yang terbaik untuk tamu-tamu Allah ketika berada di Madinah, Makkah dan titik puncaknya adalah layanan di ARMUZNA.

Menerima realitas dan bersabar atas apa yang terjadi adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam diri seorang Mukmin sebagaimana pesan Luqman Alhakim kepada putranya di dalam Surat Luqman Ayat 17.

Adaptip Dalam Segala Perubahan

Momen krusial seperti ini tidak waktunya untuk mencari siapa yang salah, siapa yang bertanggung jawab, akan tetapi bagaimana kita semua bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada, karena keberangkatan jama’ah haji Indonesia sudah berlangsung dari tanggal 1 Mei 2025.

Contoh sifat adaptip yang didalamnya adalah bagian dari sifat Taqwa dan yang didalamnya pula terkandung kesabaran luar biasa yang harus dilakukan kita, semua sudah dicontohkan panutan kita dalam berhaji yaitu Wanita hebat yang hidup ribuan tahun lalu yaitu Sayyidah Hajar istri Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Bagaimana beliau bisa beradaptasi dengan situasi yang genting, ditinggal di tempat yang tandus, tidak ada siapapun, tanpa diberitahu alasan yang jelas oleh suami tercinta tapi dengan kesabaran, beliau menerima keadaan yang ada dan berusaha untuk beradaptasi dengan realitas yang terjadi.

Apa yang terjadi kemudian Allah membukakan keberkahan luar biasa bagi dia dan keluarganya, bagaimana Allah kasih air didekatnya, bagaimana kemudian tanah gersang yang ditinggali kemudian menjadi perkampungan yang tumbuh luar biasa dan keturunannya yang kelak menghuni kota makkah mendapatkan keberkahan-kebarkahan yang luar biasa pula sebagaimana do’a Suami tercinta beliau Nabi Ibrahim Alaihisalam.

Ketulusan Dalam Berkhidmah

Memang bagi teman-teman yang saat ini berkhidmah sebagai petugas haji 2025 termasuk para Kiai yang memiliki KBIHU dibuat kaget luar biasa, karena info one kloter one syarikah diinfokan disaat pramanifes (praman) sudah terbentuk, bahkan karu dan karom juga sudah tertata rapi, maka dengan gerak cepat Kementrian Agama yang menahkodai urusan haji melakukan perombakan ulang demi penyesuaian peraturan baru tersebut.

Ketulusan semua yang melayani Tamu Allah diuji dimomen yang krusial seperti ini, semua dituntut untuk bisa beradaptasi dengan kondisi apapun, dan ketulusan melayani para Tamu Allah benar-benar diuji, tidak marah, tidak kecewa dan lain sebagainya.

Patut kita renungkan bersama bahwa kita dituntut untuk menunaikan Haji ini dengan ketulusan dan hanya karena Allah Subhanahu Wata’ala sebagaimana di dalam Al-Qur’an Surat Albaqoroh ayat 196.

Gerak Cepat Untuk Kebaikan Bersama Dalam Pelayanan Yang Pofesional

Patut kita semua ajungi jempol ketika Kementrian Agama gerak cepat segera berdiskusi dengan pemilik KBIHU untuk merespon situasi terbaru, sehingga muncul kesepakatan antar KBIHU untuk tetap melayani jama’ah dengan baik walaupun lintas KBIHU.

MasyaAllah, Komitmen bersama yang muncul disaat kolaborasi dibutuhkan. Tentunya gerak cepat harus diiringi dengan profesionalitas yang tinggi.

Kolaborasi Untuk Kebaikan Semua

Pada saat penulis hadir dalam manasik KBIHU yang rencana awal satu kloter bersama-sama, para kiai dan bunyai menekankan betul kepada jama’ahnya untuk siap mandiri, dan menguatkan bahwa mereka akan tetap dipantau dan dibimbing dan didampingi oleh petugas kloter karena pada dasarnya KBIHU dibentuk untuk membantu pemerintah dalam memudahkan pelayanan tamu-tamu Allah, sehingga beliau-beliau sadar akan pentingnya berkolaborasi dengan semua pihak termasuk dengan Petugas Kloter yang akan mendampingi dan melayani jama’ah mereka yang terpisah dari pembimbing KBIHU itu sendiri.

Karena pada dasarnya kolaborasi dalam kebaikan apalagi pelayanan Haji adalah anjuran yg ditekankan oleh Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surat Almaidah ayat 2.

Titik Balik Bagi Para Pelayan Tamu Allah

Saat ini semua sedang diuji, Kementarian Agama yang menjadi penanggung jawab perhajian di Indonesia untuk gerak cepat menyesuaikan dengan kebijakan one kloter one syarikah.

Teman-teman KBIHU harus tulus dan Ihlas melepas sebagian jama’ahnya tanpa ada pendampingan dari pembimbing KBIHU itu sendiri.

Para jama’ah dituntut untuk berihtiar mandiri dalam proses ibadah ditanah suci walaupun sebenarnya mereka harus tetap tenang karena pada dasarnya dalam satu kloter masih ada empat petugas kloter yang terdiri dari satu ketua kloter, satu pembimbing ibadah dan dua petugas kesehatan.

Bagi para petugas perubahan yang ada sekarang harus menjadi momentum dan titik balik dengan memberi rasa aman dan nyaman bagi KBIHU maupun jama’ahnya bahwa mereka akan tetap terlayani dengan baik karena pada dasarnya dalam satu kloter masih ada Karom dan Karu yang ikut bahu membahu dan berkolaborasi demi kebaikan bersama.

Bekal Terbaik Adalah Taqwa

Itulah penguat kita semua, jama’ah, petugas, KBIHU harus saling bersinergi untuk kemabruran haji bersama, bukan waktunya untuk mencari kambing hitam, bukan waktunya mencari siapa yang salah, bukan waktunya untuk marah, bukan waktunya saling menyalahkan, kebersamaan akan diuji disaat momen-momen krusial seperti sekarang.

Itu yang harus kita tanamkan bagi diri kita sendiri selaku petugas maupun ke Jama’ah, apa yang kita terima sekarang adalah bagian dari proses untuk bertamu ke rumahNya, sudah sepantasnya tamu menerima sambutan apa yang diberikan, hidangan apa yang diberikan. InsyaAllah kalau tamu sopan, tamu ridho dan Ikhlas apa diberikan Sang Pemilik Rumah, semua akan ada keberkahan didalamnya.

Labbaik Allahumma Hajjan

“Aku memenuhi panggilanmu Ya Allah”, Itulah yang semestinya kita masukkan didalam relung hati semua, bahwa kita ini dipanggil oleh Sang Maha Agung.

Kita patut malu bagaimana dalam satu riwayat cucu Rasulullah Sayyid Hasan RA melakukan haji dua puluh kali dari Madinah ke Makkah dengan berjalan kaki, kita patut malu bagaimana pendahulu kita berhaji naik kapal berbulan-bulan di lautan, itu semua tidak sebanding dengan layanan yang kita terima saat ini.

Ketulusan Menjadi Puncak Haji

Semua hanya bisa berusaha, semua hanya bisa berihtiar sebaik mungkin untuk melayani tamu-tamu Allah, Kementrian Agama, Petugas Haji, pemilik KBIHU semua memiliki tujuan yang sama yaitu berusaha semaksimal mungkin untuk kemabruran Jama’ah Haji Indonesia.

Terima kasih untuk Jama’ah Haji Indonesia, terimakasih Kementrian Agama, terima kasih Petugas Haji Indonesia dan terimakasih KBIHU dan terimakasih untuk semua.

Yuk bergandeng tangan bersama, berkolaborasi untuk kesuksesan dan kemabruran Jama’ah Haji Indonesia.

بسم الله، توكلنا على الله ولا حول ولا قوو الا بالله العلي العظيم

Surabaya, Selasa 13 Mei 2025.

Ahmad Mujab (Petugas Pembimbing Ibadah Embarkasi Surabaya 2025).***

Editor : Toto Budiman dan Thamrin Humris

Foto istimewa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *