KH Nasaruddin Umar : Generasi Muda Sekarang Harusnya Meniru Apa Yang Pernah Dilakukan Nabi Muhammad SAW

Jakarta — 1miliarsantri.net : Generasi muda di jaman sekarang ini harusnya bisa mencontoh apa saja yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW saat masih muda. Terlahir sebagai anak Yatim Piatu, namun memiliki pribadi dan sosok yang kuat dan amanah. Kuat dan amanah merupakan dua karakter yang saling berkaitan. Demikian uraian Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH. Nasaruddin Umar dalam dalam sebuah Kajian seusai sholat Subuh di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu (30/07/2023) “Sesungguhnya yang paling pantas untuk dipekerjakan adalah orang yang terpercaya (menjaga amanah) dan kuat. Al-amin (orang terpercaya) tanpa Al-Qawiyyu (kuat) tidak menjanjikan, begitupun sebaliknya,” ungkap KH Nasaruddin. KH Nasaruddin menambahkan, antara kejujuran dan kekuatan dapat menimbulkan sinergi, sehingga bisa membentuk suatu kekuatan bagi pemuda dalam memimpin organisasi, ataupun berperan di barisan dakwah. “Sinergi antara al-amin dan al-qawiyyu akan menjanjikan, sehingga jadilah al-amin dan al-qawiyyu, agar memiliki power,” lanjut KH Nasaruddin. Dia mengajak para pemuda untuk meniru Rasulullah SAW yang mendapat gelar Al-amin sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Dia juga memaparkan latar belakang Rasulullah SAW diberi gelar Al-Amin, yaitu saat beliau dimintai pendapatnya terkait pemindahan Hajar Aswad. “Mari kita contoh seorang pemuda yang namanya Muhammad. Beliau sudah mendapat gelar Al-amin saat belum dewasa,” ujarnya. Saat itu terjadi banjir besar di Mekkah. Rasulullah SAW berusia 35 tahun. Kaum Quraisy bermaksud membangun kembali Kabah yang hancur setelah diterjang banjir. Ketika pembangunan Kabah telah selesai, terjadi perselisihan mengenai pihak yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Semua kabilah bertekad bisa meletakkan Hajar Aswad. Kemudian Abu Umayyah bin Mughiroh sebagai orang tertua di antara semua kabilah menawarkan jalan keluar. “Barangsiapa yang pertama kali masuk melalui pintu as-Shofa maka ialah yang berhak untuk mengambil kebijakan tentang peletakkan Hajar Aswad tersebut,” katanya. Ternyata Allah SWT menakdirkan orang yang pertama kali memasuki pintu masjid adalah Rasulullah SAW. Ketika melihat Rasulullah SAW, mereka berkata, “Ini adalah al-Amin dan kami ridho terhadap keputusannya.” Mereka pun menjelaskan apa yang terjadi kepada Nabi Muhammad. Kemudian dengan kebijaksanaannya, Nabi Muhammad meminta kain lalu mengangkat Hajar Aswad ke atas kain tersebut dengan tanggannya. Setelah itu, beliau meminta setiap pemimpin kabilah untuk memegang ujung kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya menuju tempat Hajar Aswad. Nabi Muhammad mengangkat Hajar Aswad dari kain lalu meletakkannya di tempat semula. Itulah sosok Al-amin yang bijaksana, sosok tauladan bagi seluruh manusia, Rasulullah SAW. Dari peristiwa di atas juga, KH Nasaruddin berpesan agar menjadi pemuda yang dapat berpikir melampaui zamannya. “Kedepan biasakan diri untuk berpikir yang beragam. (Kalau) macet opsi satu, siap opsi kedua. Loncati masa depan lebih cepat, waktu umur muda, tapi wawasannya sudah dewasa,” pumgkasnya. (rid)

Read More

Zaitun Berkhasiat Cegah Stroke

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Al-Quran menyebut zaitun sebanyak tujuh kali. Dalam surat At-Tin ayat 1-4 disebutkan, “Demi buah ara dan zaitun, demi Gunung Sinai, demi kota keamanan ini. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Rasulullah pun menganjurkan untuk memanfaatkan minyak zaitun karena memiliki banyak khasiat dan dikeluarkan dari pohon yang diberkahi. Dalam sebuah hadist yang diterima dari Abi Darda, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala menurunkan penyakit dan obatnya, dan menjadikan setiap penyakit pasti ada obatnya. Maka berobatlah kalian, tapi jangan dengan yang haram.” (HR Abu Dawud). Anjuran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam akan minyak zaitun diamini oleh dunia kedokteran. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik, Prof dr Zubairi Djoerban, menyebut minyak zaitun atau olive oil memiliki banyak manfaat, di antaranya mencegah stroke dan serangan jantung. Menurut Prof Zubairi, sebuah penelitian ilmiah membuktikan orang yang mengonsumsi minyak zaitun setengah sendok makan per hari risiko Cardiovascular Disease 15 persen lebih rendah dan Coronary Heart Disease 21 persen lebih rendah. “Berkaitan dengan stroke, dari sebuah peninjauan kepada 841.000 orang, terungkap bahwa minyak zaitun adalah satu-satunya sumber lemak tak jenuh tunggal yang berkaitan dengan penurunan risiko stroke dan penyakit jantung,” terang Prof Zubairi, Jumat (28/07/2023) kemarin. Kemudian, dari riset lainnya pada 140.000 peserta, mereka yang mengonsumsi minyak zaitun memiliki risiko stroke yang jauh lebih rendah daripada yang tidak mengonsumsi. Prof Zubairi menerangkan, minyak zaitun memiliki kandungan asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fats) yang tinggi, atau asam oleat, di atas 70 persen. “Asam lemak tersebut membantu menurunkan kolesterol LDL, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan fungsi pembuluh darah,” tambahnya. Selain itu, lanjutnya, asam oleat juga dapat membantu mengurangi kadar penanda peradangan yang penting seperti C-reactive protein (SRP). Di mana peradangan kronis ini dianggap sebagai penyebab utama penyakit jantung, diabetes, hingga alzheimer. Lebih lanjut Prof Zubairi mengungkapkan ada tiga senyawa fenolik utama dalam extra virgin olive oil yang bersifat antioksidan kuat serta dapat mengurangi risiko penyakit kronis. Artinya, minyak zaitun tak hanya bermanfaat meminimalisir risiko stroke dan penyakit jantung saja. Tapi juga membantu menurunkan berat badan, menekan risiko diabetes tipe 2, mengurangi risiko kanker, mengobati rematik, dan sebagai antibakteri. “Jadi (mungkin) untuk Anda yang menggunakan margarin, mentega, dan mayones bisa menggantinya dengan konsumsi minyak zaitun. Tentunya dibarengi dengan pola hidup sehat lainnya seperti olahraga teratur,” saran Prof Zubairi. (yus)

Read More

Susu Kambing Merupakan Minuman Favourite Rasulullah SAW Konon Bisa Atasi Nyeri Persendian

Jakarta — 1miliarsantri.net : Sebagian besar masyarakat beranggapan penyakit persendian terjadi seiring dengan bertambahnya usia atau penuaan. Faktanya, penyakit sendi atau persendian juga bisa terjadi karena kurangnya konsumsi makanan tinggi kalsium. Penyebab lain dimungkinkan karena banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan purin. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Desca Medika Hertanto, mengungkapkan rahasia meminimalisir terjadinya nyeri sendi dan pegal linu. Tenaga medis sekaligus kreator digital ini menyarankan masyarakat untuk aktif berolahraga, seperti jogging atau angkat beban. Menurut dr Desca, olahraga secara teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangi risiko fraktur sebesar 40 persen. Kemudian, selain olahraga, dr Desca juga menganjurkan untuk menjaga asupan makanan. “Kita sangat perlu menjaga asupan gizi tinggi kalsium dan makanan bergizi tinggi protein seperti ikan dan susu, mencukupi vitamin D, hindari merokok dan minuman alkohol, serta kafein berlebih,” ungkap dr Desca kepada 1miliarsantri.net, Kamis (27/07/2023). Ia pun menyarankan untuk memenuhi kebutuhan kalsium dengan mengonsumsi susu kambing. “Kita bisa memilih susu kambing untuk mengatasi nyeri sendi dan pegal linu. Karena susu kambing memiliki kandungan kalsium yang lebih tinggi dari susu sapi,” lanjut dr Desca. Umat Islam mengetahui bahwa Rasulullah selalu memilih jenis makanan dan minuman yang sehat. Salah satu minuman favoritnya adalah susu kambing. Selain memberi kesehatan, seperti mengatasi penyakit sendi, susu juga penuh dengan keberkahan. Firman Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 66 menyebutkan, “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya” (QS. An Nahl: 66). (rin)

Read More

Jalan Memilih Sahabat Surga

Jakarta — 1miliarsantri.net : Seorang lelaki datang ke majelis Rasulullah SAW. Seperti biasa, semua kalangan ingin menyerap madu ilmu dari sumber utama. Tak disebutkan jelas siapa nama lelaki itu. Perawakannya layaknya sang Arab badui. Mengelana dari satu tempat ke tempat lain, lelaki ini ingin bertanya tentang masa depan kepada sang Nabi. Sang pembantu Nabi, Anas bin Malik RA, mencatat setiap gerak-gerik lelaki itu. Sekonyong-konyong si Arab badui ini melontarkan pertanyaan kepada Rasulullah. Tak ada basa-basi, tak perlu pendahuluan. “Kapankah hari kiamat terjadi?” Nabi SAW memang layak digelari fathanah. Beliau SAW bisa menjawab semua pertanyaan dari semua golongan. Cara menjawabnya pun disesuaikan dengan kapasitas sang penanya. Rasulullah SAW tak hendak menerangkan ciri-ciri atau tanda-tanda hari akhir. Selain itu, tak ada kapasitas beliau SAW menjawab dengan persis kapankah hari pembalasan itu akan datang. Namun, beliau SAW justru balik bertanya kepada sang Arab badui. Sebuah pertanyaan yang akan melahirkan kaidah ilmu nan agung. “Apa yang telah engkau persiapkan untuknya (hari kiamat)?” Sebuah jawaban jujur mengalir. “Cinta Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang (pada hari kiamat) akan bersama dengan orang yang dia cintai.” Hadis yang termaktub dalam jalur periwayatan Imam Muslim itu memberikan sebuah ilmu. Barang siapa mencintai seseorang karena Allah dan Rasul-Nya, ia akan dikumpulkan pada hari akhir bersama yang dicintainya. Rasulullah tidak menjawab, “Seseorang akan bersama Allah dan Rasul-Nya jika ia mencintai keduanya.” Namun, baginda Nabi meluaskan objek persaudaraan ini. Siapa saja, yang mengikrarkan cinta terhadap sesama atas dasar iman, maka ia akan bersamanya kelak saat hari akhir. Maka tak berlebihan jika menyebut persahabatan tak hanya akan berhenti di dunia. Persaudaraan akan kekal nanti hingga akhirat. Hadis ini juga memberikan makna lain. Siapa yang berteman dengan penjual minyak wangi maka akan terciprat bau harum wewangian. Jika ingin bersama seseorang di surga, kita sudah paham rumusnya. Cintailah orang yang gemar mengamalkan amalan ahli surga hingga ajalnya menjelang. Jangan sampai justru kita bersaudara dan mencintai orang yang gemar beramal dengan amalan penghuni neraka. Sebab, kita akan dikumpulkan di hari kiamat kelak dengan orang-orang yang kita cintai. Berkawan dengan orang saleh memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Jika kita ingin berbuat maksiat, ada lingkungan yang mengingatkan dan menjaga kita. Sehingga, kita pun mengurungkan niat perbuatan buruk tersebut. Beberapa ulama bahkan mewajibkan hukumnya berteman dengan orang saleh. Ada berjuta keuntungan berkawan dan bersaudara dengan orang saleh. Menyapanya dengan senyum saja sudah dihitung ibadah oleh Allah SWT. Berkawan dengan orang saleh juga akan menderaskan rezeki makhluk. “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan terus diingat namanya setelah mati, sambunglah tali silaturahim” (HR Bukhari). Islam juga hadir dengan segala kemungkinan persaudaraan. Dalam berkawan, layaknya hubungan suami istri, kadang dilanda ujian persahabatan, tak jarang diberi nikmat ukhuwah yang menguat. Saat ujian persaudaraan hadir, Islam pun memberikan kaidah yang mulia. “Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam: masing-masing memalingkan muka dari yang lain saat keduanya bertemu dan orang terbaik dari keduanya adalah yang memulai ucapan salam” (HR Bukhari dan Muslim). Seberat apa pun ujian ukhuwah, Islam memberikan waktu tiga malam untuk masing-masing diri introspeksi. Persaudaraan begitu sangat dihargai dalam agama ini. Janganlah berlarut-larut dalam bermusuhan. Bukankah kebersamaan lebih menyenangkan? Dalam kesempatan lain, Nabi menganjurkan untuk berbagi dengan tetangga. Bahkan, berbuat baik dengan tetangga menjadi salah satu indikator keimanan seseorang. Tetangga yang bisa jadi bukan kerabat kandung ternyata memiliki peran yang amat krusial. “Demi yang jiwaku berada di genggaman-Nya, tidaklah sempurna iman seorang hamba sampai ia mencintai tetangganya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR Bukhari dan Muslim). Lantas jika ukhuwah, persaudaraan, dan pertemanan ini bernilai besar di mata Allah dan Rasul-Nya, masihkah kita meletakkan persahabatan hanya atas dasar materi saja? (yan)

Read More

Keindahan Masjid Tertua di Iran

Isfahan — 1miliarsantri.net : Kebudayaan Persia turut mengisi peradaban Islam sejak pertengahan abad ketujuh. Salah satu karya monumentalnya adalah Masjid Agung Isfahan. Bangunan yang juga disebut Masjid Jumat ini mulai didirikan kaum Muslim setempat pada tahun 771. Luas kompleksnya mencapai 20 ribu meter persegi. Penyempurnaan bangunan Masjid Agung Isfahan terjadi berangsur-angsur hingga abad ke-20. Sejak 2012 lalu, UNESCO telah mengakui situs Alun-alun Besar Isfahan, termasuk di dalamnya masjid tersebut, sebagai Warisan Dunia. Memang, Kota Isfahan sendiri begitu kaya akan peninggalan bersejarah sejak era sebelum Masehi. Sampai saat ini, Masjid Agung Isfahan dianggap sebagai masjid tertua di Iran. Secara signifikan, pembangunannya bermula pada masa Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Masjid ini memiliki empat gerbang raksasa (iwan) yang menghubungkan bagian dalamnya dengan lapangan luar. Bentuk iwan merupakan khas kebudayaan Persia, yang dapat dilacak hingga era Kekaisaran Sasania. Adapun iwan yang menjadi mihrab di Masjid Agung Isfahan, dihiasi dengan ukiran muqarna dari abad ke-13. Bentuknya mirip stalaktit tetapi juga menyerupai dedaunan yang mengembang. Muqarna ini mengisi rongga bagian dalam lengkung iwan. Dinasti Seljuk menjadikan Isfahan sebagai ibu kota pada abad ke-11. Kesultanan ini kemudian memperbaiki Masjid Agung Isfahan yang sempat hancur pada tahun 1120 akibat kebakaran hebat. Restorasi masjid ini berlangsung dalam masa pemerintahan Sultan Il Khanid, Timurid, Safavid, dan Qajar. Barulah ketika Sultan Malik Shah I berkuasa, Masjid Agung Isfahan memiliki bentuk seperti yang dikenal sekarang. Sejak saat itu, masjid ini menjadi cikal bakal gaya arsitektur Persia Islam yang bercirikan empat iwan besar yang mengelilingi lapangan luas di bagian dalam bangunan. Bagian lapang itu agaknya berfungsi sebagai tempat pengunjung merasakan keleluasaan di tengah hiruk pikuk perkotaan. Pengunjung dapat menikmati udara terbuka tetapi dengan suasana yang tenang. Bila dilihat dari atas, penampakan Masjid Agung Isfahan mirip dengan Masjid al-Haram. Bedanya, kolam air mancur menjadi pusat tanah lapang di bagian dalam masjid. Selain itu, ada pula puluhan kubah-kubah kecil yang menutupi bagian atas bangunan Masjid Agung Isfahan. Masjid ini memiliki dua kubah besar. Satunya terletak di bagian atas mihrab sehingga tepat menghadap kiblat. Sementara itu, kubah besar lainnya terletak di atas pintu gerbang utara. Dua kubah itu merupakan inisiasi Nizam al-Mulk, seorang perdana menteri Kesultanan Seljuk dari awal abad ke-11. UNESCO menyebut kubah utama Masjid Agung Isfahan merupakan bukti inovasi teknik konstruksi peradaban Islam. Masjid kebanggaan masyarakat Isfahan ini memiliki dua menara berbentuk silindris yang bersisian dengan setiap iwan raksasa. Secara keseluruhan, masjid ini didominasi warna krem, sehingga menyerupai tanah di dataran Isfahan. Permukaan dua kubah utama itu dilapisi pola-pola geometris yang indah. Tentunya, pengunjung juga akan terkesima dengan keindahan bagian dalam Masjid Agung Isfahan yang sarat dengan guratan kaligrafi ayat-ayat suci Alquran. Warna cokelatnya kontras dengan warna biru permukaan dinding yang menghadap ke tanah lapang di dalam kompleks masjid ini. Dinding tersebut juga dihiasi dengan desain geometris dan kaligrafi yang menawan. Pengunjung juga akan terpesona dengan lorong-lorong ketika menelusuri bagian dalam Masjid Agung Isfahan. Pada siang hari, pantulan cahaya mentari tidak sampai ke dalamnya tetapi justru karena itu lorong-lorong ini memberikan nuansa teduh. Pemerintah Iran kembali merestorasi Masjid Agung Isfahan, khususnya setelah serangan udara yang terjadi pada 1984. Untuk menjaga keaslian bentuk bangunan, otoritas setempat hanya mempekerjakan pakar konstruksi tradisional Iran. Sampai saat ini, meskipun terletak di pusat salah satu kota urban terbesar di Iran, penampakan Masjid Agung Isfahan masih seturut dengan abad-abad silam. Dengan demikian, masjid tersebut tidak sekadar tempat ibadah, melainkan juga destinasi wisata yang menarik bagi turis-turis lokal maupun mancanegara. (gung)

Read More

Contoh Sikap Orang Tua Ketika Memondokkan Anaknya

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Memondokkan anak di pesantren merupakan momen penting dalam perjalanan pendidikan mereka. Sikap orangtua dalam menghadapi situasi ini dapat menjadi kunci untuk membentuk hubungan yang kuat dan memberikan dukungan yang tak ternilai bagi pertumbuhan anak-anak mereka. Akan tetapi, tak jarang orang tua merasakan kesedihan saat berpisah dengan anak. Apalagi, setiap pondok pesantren memiliki aturan khusus terkait pertemuan orang tua dan anak. Hal itu sudah menjadi konsekuensi demi kelancaran pendidikan anak di pesantren. Lalu, apa yang harus dilakukan orang tua? Pendakwah asal Yogyakarta, Salim A Fillah, menjelaskan, Al-Qur’an sebenarnya sudah memberikan solusi atas perkara tersebut. Orang tua yang sedang merasakan rindu kepada anak di pondok pesantren dianjurkan membaca Surah Ibrahim ayat 37. “Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS Ibrahim: 37) Ayat tersebut merupakan doa Nabi Ibrahim AS saat meninggalkan Ismail di Mekkah. Mekkah kala itu hanya gurun pasir. Tidak ada peradaban dalam kasat mata manusia. Namun, berkat kesabaran dan tawakkal Nabi Ibrahim AS, Mekkah menjadi kota penyebaran agama Islam. “Kuncinya, anak yang mondok itu kan sama, kita tinggalkan. Jadi satu lembah yang tidak bertanaman di dekat rumah Allah yang mulia, yang fasilitasnya tidak seperti kalau di rumah. Tetapi Insya Allah, secara ibadah lebih kondusif kalau di pondok gitu,” kata Salim A Fillah, Senin (24/07/2023). Para orang tua hendaknya meneladani Nabi Ibrahim AS, yakni mendoakan anak. Bukti cinta orang tua kepada anaknya adalah mendoakan. Bukan sekadar memberikan fasilitas. Tapi, berupaya mendoakan si anak agar tumbuh menjadi hamba yang shalih. Sama halnya kisah kisah Abdurrahman Farrukh. Saat istrinya hamil, dia berangkat berjihad bersama pasukan muslim. Dia ternyata tertangkap dan dijual menjadi budak ke negeri-negeri yang jauh dari Madinah. Dia bebas setelah 30 tahun kemudian. Pada saat itu, anaknya Rabi’ah bin Farrukh, guru Imam Malik sudah berusia 29 tahun. Tidak ada yang menyangkan Farrukh menjadi ulama besar. Dia menjadi salah satu pengajar di Masjid Nabawi, tempat Imam malik mendalami ilmu agama. Seseorang pernah bertanya kepada Abddurahman Farrukh terkait rahasia mendidik anak. Itu karena mereka heran Abdurrahman tak pernah mendidik anaknya secara langsung, karena dijadikan budak saat tertangkap. “Saya selalu titip anak saya kepada Allah, saya selalu titip agar Allah yang mendidiknya karena saya terhalang dari mendidiknya. Saya ada di negeri yang jauh, tapi enggak pernah lewat satupun waktu salat kecuali saya mendoakan anak saya,” ujar Salim A Fillah menirukan jawaban Abdurrahman Farrukh. Hal itu menjadi contoh bagi orang tua. Meski berjauhan dengan anak, doakan kebaikan untuk mereka. Doa-doa itu yang mengantar anak pada tangga-tangga kesuksesan. Tidak ada yang mustahil di dunia ini. “Itu salah satu suri tauladan yang luar biasa. Jadi, doakan anak yang mondok. Jangan pernah lupa untuk mendoakan,” tutur Salim A Fillah. (yus)

Read More

Gerakan Mahasiswa Pencari Surga Mencari Beberapa Masjid dan Musholla

Bekasi — 1miliarsantri.net : Gerakan yang dilakukan sekelompok pemuda Universitas Islam 45 Bekasi, yaitu Gerakan Gemmas (Gerakan Membersihkan Masjid), memiliki tujuan yang sangat mulia. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian anak muda atau remaja terhadap tempat ibadah, baik masjid maupun musholla di sekitar mereka. Selain itu, gerakan ini juga ingin menanamkan rasa kecintaan terhadap agama, moral, dan etika kepada anak muda atau remaja saat ini. Gerakan ini dilaksanakan di daerah Bekasi, khususnya di Mushola Al-Munawaroh di Jalan Banteng RT 04/15 Kranji Bekasi Barat. Penting bagi gerakan ini untuk meminta izin terlebih dahulu kepada Pengurus dan ketua DKM Mushola Al-Munawaroh, Bapak Tarya ada S.Pd. M.Pd. Beberapa peralatan yang dibeli untuk kegiatan ini antara lain sapu, pengharum ruangan, keset kaki, soklin lantai, dan sabun cuci tangan. Walaupun dana yang dikeluarkan tidak banyak, gerakan ini ingin memberikan dorongan motivasi kepada anak muda. Meskipun terlihat sepele, membersihkan tempat ibadah memiliki pentingnya bagi umat Muslim. Dengan membersihkan tempat ibadah, kita berharap dapat mendapatkan keberkahan dalam hidup dan menjadi anak muda yang taat kepada Allah dan Rasulnya. Gerakan Gemmas ini sangat positif karena tidak hanya memberikan manfaat langsung dalam menjaga kebersihan tempat ibadah, tetapi juga membantu membentuk sikap dan karakter yang baik pada generasi muda. Gerakan semacam ini juga dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk peduli terhadap lingkungan sekitar dan menjalankan ajaran agama dengan tanggung jawab. Semoga gerakan ini sukses dan memberikan dampak positif yang luas kepada masyarakat sekitar. (fat)

Read More

Wamenag : Agama dan Budaya Tidak Dapat Dipisahkan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki mengatakan seni dan budaya bukanlah sekadar dekorasi yang menghiasi jalinan masyarakat Indonesia. Keduanya adalah inti dari identitas Indonesia sebagai bangsa yang menghubungkan masyarakatnya dengan para leluhur dan menjadi inspirasi untuk merangkul kemanusiaan. Makna seni dan budaya ini disampaikan Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki saat mewakili Menteri Agama membuka Temu Konsultasi Seniman dan Budayawan Nusantara 2023 di Jakarta. Helat yang diinisiasi Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama ini mengusung tema Saleh Beragama dan Saleh Berbudaya. “Gelaran Temu Konsultasi Seniman Budayawan Nusantara ini menjadi momentum bagi kita untuk membangun kesalehan beragama kita agar tidak terjerabut dari identitas kebangsaan Indonesia yang multikultural,” ungkap Wamenag, kepada media, Jumat (21/7/2023) malam. Dirinya berharap, para seniman dan budayawan dapat membawakan pesan-pesan agama melalui produk-produk budaya yang bisa menggerakkan masyarakat agar tetap guyub, rukun, saling tolong menolong, dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Dalam konteks agama dan budaya, Wamenag berkisah tentang Clifford Geertz, seorang ahli antropologi asal Amerika Serikat yang menganggap kyai/ulama’ pesantren sebagai makelar budaya atau cultural broker. Clifford Geertz, menyimpulkan demikian, karena melihat para kyai melakukan fungsi screening bagi budaya luar. Nilai-nilai baru yang dianggap merugikan, disaring oleh mereka agar tidak menanggalkan budaya lama. “Jika diilustrasikan, kyai bagaikan dam atau waduk yang menyimpan air untuk menghidupi daerah sekitar. Agama dan budaya adalah dua entitas yang saling mengisi dan saling mempengaruhi. Islam memiliki nilai universal, sedangkan budaya juga mencerminkan nilai-nilai moral, etika, dan identitas suatu masyarakat, ” tandas Wamenag. Wamenang menambahkan, karena itu, corak kekhasan Islam di Indonesia menunjukkan pola keislaman yang tidak bisa dipisahkan dengan budaya lokal. Ini selaras dengan apa yang disebut Gus Dur sebagai Pribumisasi Islam,” kata Wamenag. Ia menambahkan kesalehan dalam beragama adalah sebuah kondisi orang beriman yang merujuk pada tingkat kualitas ketulusan, kesetiaan, dan kepatutan terhadap ajaran-ajaran agama yang dianutnya. Kesalehan ini dapat diperoleh dari ritual ubudiyah yang dijalankan sehari-hari. Namun, kesalehan beragama saja tidaklah cukup. “Kesalehan dalam berbudaya juga penting sebagai komitmen orang beragama sekaligus warga negara. Komitmen ini merujuk pada sikap dan perilaku seseorang yang menghargai, memahami, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal yang ada di lingkungannya,” tegas Wamenag. Penting untuk diingat, lanjut Wamenag, bahwa Saleh dalam Beragama dan Saleh dalam Berbudaya berkaitan erat dengan nilai dan norma budaya yang berlaku di masyarakat tertentu. “Maka, seperti kata Gus Dur dalam buku ‘Islamku, Islam Anda, Islam Kita’, selama budaya Islam masih hidup terus, selama itu pula benih-benih berlangsungnya cara hidup Islam tetap terjaga,” tutup Wamenag. (rid)

Read More

Tata Taufik : Tak Mudah Mengajak Pesantren Ikut Program Muadalah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Presiden Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) KH M Tata Taufik, mengatakan masih ada beberapa kendala dan evaluasi dalam pengembangan program pesantren muadalah. Namun beberapa kendala yang ditemui masih dalam tahap wajar dan dapat dimaklumi. Salah satunya terkait dengan birokrasi pemerintahan. Misalnya pada saat melakukan sosialiasi mengenai muadalah terinformasi dengan baik oleh pihak Kemenag di kabupaten/kota tapi tidak beberapa lama kemudian ada pergantian pejabat. Sehingga pihak Kemenag Kabupaten tersebut bakal bertanya lagi terkait dengan muadalah. Tentu saja meski bukan kendala berarti tapi cukup memakan waktu untuk kembali mensosialisasikan pesantren muadalah. “Jadi mereka akan mempertanyakan hal baru lagi, makhluk apa Muadalah dan seterusnya, Baru mereka studi tentang aturan-aturannya dan ini memakan waktu yang agak lama untuk bisa memahami,” ungkap Tata Taufik. Tata Taufik menambahkan, mengenai kendala teknis, seperti persyaratan-persyaratan yang harus disiapkan. Mulai dari badan hukum, rekomendasi-rekomendasi dari kantor urusan agama (KUA) dan lain sebagainya san untungnya semuanya bersifat online. Sementara animo atau keinginan pesantren untuk muadalah sangat tinggi. Bisa juga kendala berikutnya, karena berbagai kesibukan dari pemerintah misalnya. “Tapi saya pikir itu bukan kendala yang berarti. Karena itu kan wajar dalam sebuah birokrasi seperti itu,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash tersebut. Kendati demikian, kata Tata Taufik, semangat dan keyakinan daripada para pesantren untuk memuadalahkan tetap harus dijawab. Sebab hal itu merupakan hak dari para pesantren untuk memilih model pendidikan yang ingin dikembangkannya. Hanya saja memang belum semua pihak memahami atau mengetahuinya. Sehingga diperlukan kerja keras, karena sebagai entitas baru tentu butuh perjuangan untuk sosialisasi. Selain itu, menurut Tata Taufik, evaluasi yang harus dilakukan adalah percepatan proses. Karena misi P2i maupun di organisasi kepesantrenan adalah mengangkat model pendidikan pesantren sebagai model pendidikan yang memang asli Indonesia. Terlepas dari kritikan dan lain sebagainya, model pendidikan pesantren ternyata diakui memiliki keunggulan. Terutama di era kemajuan digital dan gawai sangat mudah didapatkan seperti saat ini. “Di era digital ini kan dengan pesantren itu bisa membuat semacam diet lah. Kalau lagi liburan kan mereka punya kesempatan untuk itu (bermain gawai) tapi ketika mereka di pesantren lagi mereka tidak. Di beberapa pesantren dan di mayoritas pesantren tidak mengizinkan penggunaan gedget,” jelas Tata Taufik. Saat ini sudah ada 254 pondok pesantren yang telah mengikuti program muadalah. Namun angka tersebut, kata Tata Taufik, masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah seluruh pesantren yang tersebar tanah air berkisar 30 ribu pondok pesantren. Dari 254 pondok pesantren sebanyak 75 diantaranya adalah pesantren muadalah dengan pola muallimin dan sisanya adalah pesantren berbasis Salafiyah. (ifa)

Read More

Penampakan Nyi Roro Kidul Saat Pengajian Gus Miftah di Lampung

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Pimpinan Pondok Ora Aji, Sleman, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah, buka suara terkait video penampakan seorang wanita bermahkota yang sempat diunggah di Instagram pribadinya saat menghadiri acara pengajian di Lampung. “Oh iya mas, kemarin saya pengajian di Lampung ada anak kecil ngerekam di belakang itu ada muncul sosok pakai mahkota. Lha saya bongso klenik itu nggak begitu ngeh lah (macam klenik begitu tidak begitu memperhatikan-Red), karena saya orangnya rasional,” ujar Gus Miftah kepada 1miliarsantri.net, Selasa (18/07/2023). Gus Miftah mengatakan, seorang temannya yang mengetahui perihal tersebut, mengatakan bahwa sosok penampakan itu menyerupai Nyi Roro Kidul. Namun, ia malah bersyukur apabila sosok tersebut ikut mengaji padanya. “Beberapa teman yang memang dunianya seperti itu bilang kayak kanjeng Nyi Roro Kidul, ya saya bilang Alhamdulillah Nyi Roro kidul mau ikut mengaji sama saya,” imbuhnya. Menurutnya, setelah video tersebut tersebar sempat terjadi keributan. Ia mengatakan bahwa video tersebut direkam saat dirinya mengadakan salah satu pengajian di daerah Lampung pada, 15 Juli lalu. “Di Lampung tanggal 15 malam. Itu rame di Lampung geger, kok ada. Itu yang ngerekam anak kecil makanya videonya goyang-goyang, gak fokus,” katanya. Gus Miftah mengaku ia mendapatkan video itu dari salah satu pengurus pondok tempat pengajian tersebut. Ia juga mengaku baru mengalami kejadian tersebut untuk pertama kalinya. “Baru ini pertama kali itu. Saya itu orang rasional, percaya dengan alam ghaib ya percaya saja nggak sampai mendalami atau fokus ke itu. Tahu dari kiai pengasuh ponpes saya dikirimi dibilang: Gus, viral di belakangnya itu ada sosok,” tutupnya. (mif)

Read More