Menyentuh Pasangan Halal Dapat Membatalkan Wudhu? Awas Ibadah Shalat Tidak Sah

Bondowoso – 1miliarsantri : Dalam keseharian, bersentuhan dengan pasangan halal adalah hal yang hampir tidak bisa dihindari. Ada kalanya hanya sekadar bergandengan tangan, menyentuh bahu, atau bahkan tidak sengaja bersentuhan saat beraktivitas bersama. Situasi inilah yang membuat pertanyaan tentang apakah menyentuh pasangan halal akan membatalkan wudhu menjadi penting. Kita tentu tahu bahwa wudhu merupakan syarat utama untuk menunaikan shalat, dan shalat tidak akan sah tanpa wudhu yang benar. Sebab kita tidak ingin ibadah shalat yang dilakukan dengan penuh kesungguhan justru tidak diterima hanya karena kesalahan dalam memahami hukum wudhu. Karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana hukum Islam memandang hal ini, agar ibadah tetap sah dan hati menjadi lebih tenang Pendapat Ulama tentang Hal yang Membatalkan Wudhu Jika kita bertanya apakah menyentuh pasangan halal membatalkan wudhu, ternyata para ulama memiliki perbedaan pandangan. Tidak ada satu jawaban tunggal yang mutlak, melainkan ada perbedaan ijtihad berdasarkan pemahaman mereka terhadap dalil Al-Qur’an dan hadis. Sebagian ulama berpendapat bahwa menyentuh istri bisa membatalkan wudhu, terutama jika dilakukan dengan syahwat. Pendapat ini banyak merujuk pada ayat dalam Al-Qur’an surat An-Nisa: 43, yang menyebutkan tentang “lamastumun nisa” (menyentuh perempuan). Ada yang menafsirkan kata itu sebagai bersentuhan fisik, sehingga wudhu batal karenanya. Namun, ada juga ulama yang menafsirkan bahwa maksud ayat tersebut bukan sekadar sentuhan biasa, melainkan hubungan intim. Maka, sentuhan tanpa syahwat tidak otomatis membatalkan wudhu. Inilah kenapa perbedaan pendapat muncul, dan kita sebagai orang awam perlu memahami konteksnya. Kalau kita bayangkan, tentu tidak mungkin dalam rumah tangga kita selalu menghindari sentuhan dengan pasangan. Jadi, wajar kalau kita ingin tahu lebih jauh tentang apakah menyentuh istri membatalkan wudhu. Dalam praktiknya, mayoritas ulama bersepakat bahwa sentuhan dengan syahwat lebih besar kemungkinan membatalkan wudhu. Tapi jika sekadar bersentuhan tanpa niat dan tanpa rasa syahwat, sebagian ulama menyebut wudhu tetap sah. Baca Juga : tips praktis menjaga ibadah shalat Seperti ketika sedang berjalan lalu tanpa sengaja menyentuh tangan istri atau suami, tentu berbeda hukumnya dengan sentuhan yang disertai keintiman. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa lebih tenang beribadah dengan memahami perbedaan ini. Saat kita dihadapkan pada perbedaan pandangan ulama tentang apakah menyentuh istri membatalkan wudhu, maka yang terbaik adalah mengambil sikap yang membuat hati kita lebih tenang. Jika ragu, kita bisa memperbarui wudhu agar ibadah menjadi lebih khusyuk. Tapi jika sedang dalam kondisi yang sulit, seperti di perjalanan atau dalam keadaan terbatas, maka mengikuti pendapat ulama yang lebih ringan juga diperbolehkan. Baca Juga : 4 Janji Allah untuk Pecinta Shalat Tahajud Islam selalu memberikan kelapangan kepada umatnya, dan tidak pernah bermaksud menyulitkan. Karena itu, memahami hukum seperti ini sebaiknya tidak dijadikan beban, melainkan sebagai bentuk ikhtiar agar ibadah kita tetap terjaga kualitasnya. Dari pembahasan di atas, kita bisa melihat bahwa ulama memiliki perbedaan dalam menjawab pertanyaan apakah menyentuh istri membatalkan wudhu. Sebagian mengatakan batal, terutama jika disertai syahwat, sementara sebagian lain menilai tidak batal kecuali ada hubungan intim. Sebagai umat Islam, kita bisa memilih pendapat yang sesuai dengan keyakinan kita, seraya tetap menjaga kesucian wudhu untuk ibadah. Yang paling penting bukan hanya soal apakah menyentuh istri membatalkan wudhu atau tidak, melainkan bagaimana kita menjaga ibadah agar lebih khusyuk dan bernilai di hadapan Allah. Dengan sikap hati-hati, insyaAllah kita akan lebih tenang dalam beribadah.(**) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Foto : Ilustrasi AI

Read More

Ulama Nusantara yang Berpengaruh, Tapi Jarang Dibahas di Sekolah

Bogor – 1miliarsantri.net : Saat berbicara tentang ulama besar dalam sejarah Islam, banyak dari kita langsung teringat pada nama-nama dari Timur Tengah seperti Imam Syafi’i, Imam Bukhari, atau Ibnu Sina. Padahal, di Nusantara sendiri ada banyak ulama besar yang pengaruhnya sangat kuat, baik dalam bidang dakwah, pendidikan, politik, hingga budaya. Namun jarang dibahas secara mendalam dalam kurikulum sekolah formal. Mereka adalah para ulama yang tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga berjuang melawan penjajahan, membangun masyarakat, hingga merumuskan gagasan pendidikan dan kebudayaan. Dengan mengulas kembali kiprah mereka, masyarakat akan memahami bahwa sejarah bangsa tidak hanya dipenuhi dengan tokoh politik dan pahlawan perang, tetapi juga dengan ulama-ulama visioner yang kontribusinya sangat besar bagi lahirnya Indonesia yang berdaulat, religius, dan berbudaya. Mengenal kembali sosok-sosok ini penting. Selain memperluas wawasan sejarah, juga membangkitkan rasa bangga sebagai bagian dari bangsa yang memiliki jejak keilmuan Islam yang sangat kaya. Mengapa Ulama Lokal Kurang Diangkat dalam Pembelajaran? Salah satu alasan mengapa banyak ulama Nusantara “terlupakan” adalah karena narasi sejarah yang cenderung sentralistik dan kurang memberi ruang pada tokoh lokal. Selain itu, keterbatasan referensi dan kurangnya minat baca sejarah juga membuat nama-nama mereka tidak sepopuler tokoh-tokoh luar negeri. Padahal, kontribusi mereka luar biasa dalam menyebarkan Islam yang ramah, membaur dengan budaya lokal, dan relevan dengan konteks masyarakat saat itu bahkan hingga kini. Beberapa Ulama Nusantara yang Layak Dikenal 1. Syekh Yusuf Al-Makassari (Makassar, Sulawesi Selatan) Beliau adalah tokoh ulama dan pejuang anti-kolonial yang dihormati tidak hanya di Indonesia, tapi juga Afrika Selatan. Ia dikenal sebagai ulama sufi yang juga menulis banyak karya spiritual dan sosial-politik. 2. Syekh Nawawi Al-Bantani (Banten) Dikenal sebagai “Imam Masjidil Haram” asal Nusantara karena pernah menjadi pengajar tetap di Makkah. Karyanya dalam bidang tafsir, fikih, dan tasawuf menjadi rujukan ulama dunia Islam hingga saat ini. 3. Tuanku Imam Bonjol (Sumatera Barat) Selain sebagai pemimpin perang Padri, beliau juga dikenal sebagai ulama reformis yang ingin memurnikan ajaran Islam dari praktik menyimpang. Ia memperjuangkan pembaruan agama berbasis pemahaman yang mendalam. 4. KH Ahmad Dahlan & KH Hasyim Asy’ari Dua nama besar ini dikenal sebagai pendiri organisasi besar: Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Kontribusi mereka sangat besar dalam pendidikan dan pemikiran Islam di Indonesia, namun kadang dibahas hanya sebatas “nama besar” tanpa menggali ajaran dan perjuangannya. Baca Juga : Kisah KH Miftachul Akhyar Jadi Ulama Besar Ulama dan Pendidikan: Warisan Nyata Salah satu warisan terbesar para ulama Nusantara adalah sistem pendidikan pesantren. Di sinilah lahir ribuan santri, kader ulama, bahkan tokoh-tokoh pergerakan nasional. Sistem ini membuktikan bahwa ulama bukan hanya tokoh agama, tapi juga pendidik, pemikir, dan pemimpin sosial. Namun, sejarah besar ini sering kali luput dalam pelajaran sekolah. Kurikulum jarang menggambarkan kontribusi ulama sebagai bagian dari pembangunan bangsa secara utuh. Baca Juga : perjuangan santri dan ulama Pentingnya Reinterpretasi Sejarah Mengingat kembali ulama Nusantara bukan sekadar nostalgia. Ini adalah bagian dari jihad intelektual, membangun kesadaran sejarah yang utuh dan adil. Generasi muda perlu tahu bahwa Islam di Indonesia berkembang melalui pendekatan damai, adaptif, dan penuh kebijaksanaan, bukan dengan kekerasan atau pemaksaan. Membicarakan ulama Nusantara adalah membicarakan akar kita sendiri. Mereka adalah pilar penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Dengan mengenal mereka lebih dekat, kita bukan hanya belajar sejarah, tapi juga belajar tentang keteladanan, keilmuan, dan semangat perjuangan yang tak lekang oleh waktu. Sudah saatnya sekolah-sekolah, media, dan komunitas Muslim lebih banyak mengangkat sosok-sosok ini. Karena menghormati ulama adalah bagian dari mencintai ilmu dan merawat jati diri bangsa. Ulama Nusantara yang jarang dibahas di sekolah sejatinya menyimpan lautan ilmu, perjuangan, dan keteladanan yang bisa menjadi cermin bagi generasi muda. Mereka bukan hanya penjaga agama, tetapi juga pejuang peradaban yang mengajarkan kemandirian, toleransi, dan cinta tanah air. Mengangkat kembali kisah-kisah mereka berarti menghidupkan warisan luhur yang selama ini terpendam, agar cahaya perjuangan mereka terus menerangi langkah bangsa. Semoga generasi sekarang mampu meneladani semangat itu, menjadikannya bekal untuk membangun Indonesia yang bermartabat, berilmu, dan berakhlak mulia. (***) Penulis: Salwa Widfa Utami Editor : Iffah Faridatul Hasanah Foto Ilustrasi AI

Read More

Tradisi Jabutan dalam Perayaan Maulid Nabi di Jawa Timur

Gresik – 1miliarsantri.net : Perayaan Maulid Nabi di malam 12 Rabiul Awal atau lebih dikenal dengan bulan Mulud (dalam bahasa jawa), menjadi waktu pengingat umat muslim akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi Setiap tahunnya diperingati dalam acara muludan dengan membaca rowi dan sholawat nabi. Beberapa daerah di Jawa Timur memiliki tradisi unik dalam melaksanakan muludan yaitu jabutan. Tradisi peraayaan maulid nabi tersebut masih dilestarikan sampai saat ini, seperti di daerah Gresik, Surabaya, Malang, dll. Selama bulan Mulud dapat kita jumpai di musholla, masjid, sekolah ikut memeriahkan acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Semua umat muslim menyambut gembira dengan harapan mendapat syafa’at dari nabi kelak di akhirat. Selain menjadi bulan pengingat kelahiran nabi, perayaan maulid nabi di bulan ini menjadi waktu yang ditunggu anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua untuk melakukan tradisi jabutan. Prosesi Tradisi Jabutan dalam Perayaan Maulid Nabi Tradisi jabutan di Masjid Darul Muttaqin Tradisi jabutan yang dimiliki daerah Jawa Timur, masih ada sampai saat ini. Jabutan merupakan sesuatu yang diambil dengan cara menjabut. Tradisi jabutan berarti mengambil sesuatu yang diikat serta digantungkan di atas dan diambil saat tiba pembacaan Fahtazzal. Barang yang biasanya digantung adalah makanan ringan, uang, bunga, aksesoris, bumbu dapur, peralatan rumah tangga, dll. Setiap daerah memiliki barang yang dipajang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Tradisi secara turun temurun ini, turut meramaikan perayaan acara maulid nabi dan mengundang antusias masyarakat untuk hadir. Masyarakat yang hadir bebas memilih tempat duduk sesuai dengan incaran apa yang akan diambil dari barang yang digantung. Namun tidak boleh asal mengambil, masyarakat harus membaca rowi dan sholawat nabi dalam diba’ terlebih dahulu, secara berurutan. Untuk mengingat dan menyambut dengan suka cita akan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada saat pembacaan Fahtazzal baru diperbolehkan untuk menjabut barang-barang yang digantungkan dan dilanjut berdiri membaca sholawat Ya Nabi Salam Alaika. Begitu ramai dan gembira masyarakat untuk menjabut barang-barang tersebut dan diharapkan sesuatu yang diambil menjadi berkah maulid nabi. Baca juga : Rahasia Maulid Nabi yang Jarang Diketahui Prosesi Tradisi Perayaan Maulid Nabi Maulid Nabi di Musholla Darun Na’im Perayaan maulid nabi di mulai dengan mengkhatamkan 30 juz al-qur’an di pagi sampai siang hari. Dibaca secara bergiliran oleh masyarakat setempat. Secara sukarela masyarakat memberikan barang atau uang untuk digantungkan sebagai tradisi jabutan. Sebagian masyarakat turut membantu menggantungkan barang tersebut dengan tali yang diikat dari ujung dinding ke ujung lainnya. Sedangkan di malam hari masyarakat membawa makanan atau minuman untuk berkat. Ada pula yang memberikan uang dalam amplop di dalam hidangan yang dibawa, sebagai sedekah dalam muludan. Acara dimulai dengan membaca sholawat nabi dan rowi secara bergantian. Ditengah-tengah pembacaan tersebut berlangsung tradisi jabutan, yang menjadi tradisi turun temurun sejak mereka kecil menurut pendapat masyarakat setempat. Dan tetap dilakukan secara terus menerus sampai generasi saat ini. Baca juga : sejarah peringatan maulid Nabi Kemudian ditutup dengan membaca do’a bersama. Makanan atau minuman yang dibawa dengan nampan oleh masyarakat setiap rumah, ditukar dengan milik masyarakat yang lain. Sehingga yang didapat di nampan akan bervariasi, seperti nasi kuning, ketan, buah, roti, jeli, es, susu, makanan ringan, dll. Nampan tersebut menjadi berkat untuk dibawa pulang kembali. Tradisi jabutan di berbagai kota yang ada di Jawa Timur, sudah ada sejak lama. Dimana masyarakat golongan tua turut merasakan saat mereka masih anak-anak dulu. Hanya saja berbeda pada variasi barang yang digantung dan makanan yang dibawa, telah mengalami pergeseran sesuai perkembangan zaman. Bacaan rowi, sholawat nabi, barang dan makanan yang didapat saat maulid nabi menjadi pengingat masyarakat akan kehadiran Nabi Muhammad SAW dan menjadi berkah bagi umat pengikutnya. (**) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Toto Budiman & Iffah Faridatul Hasanah Foto : Dokumentasi 1MS

Read More

Dakwah Ekologis dalam Kehidupan: Menyeru Manusia, Menyelamatkan Alam

Surabaya – 1miliarsantri.net : Dakwah ekologis dalam kehidupan bermaksud menjaga fitrah manusia dan alam sekitar tetap harmonis berdampingan. Manusia lahir, tumbuh, dan berkembang bersama dengan lingkungan sekitarnya. Namun, di era modern ini, dakwah ekologis perlu digencarkan kembali mengingat hubungan manusia dengan alam seringkali tidak lagi harmonis. Kerusakan hutan, pencemaran sungai, hingga perubahan iklim global menjadi bukti bahwa manusia kerap lalai menjaga bumi. Padahal, Islam menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi, yang tidak hanya mengatur kehidupan sosial, tetapi juga menjaga keseimbangan alam semesta. Dakwah ekologis yang menyeru manusia untuk menyelamatkan alam, perlu lebih sering disuarakan kepada masyarakat. Kehidupan di pondok pesantren bisa menjadi contoh nyata kedekatan manusia dengan alam. Saya sendiri tinggal di pondok yang terletak di tengah hamparan sawah hijau. Setiap pagi, Allah menghadirkan kicauan burung, semilir angin, dan keelokan gunung yang megah, seakan mengingatkan kita pada kebesaran-Nya. Kehidupan sederhana ini sesungguhnya adalah pelajaran bahwa manusia bisa hidup damai bersama alam, tanpa harus merusaknya. Landasan Teologis Dakwah Ekologis Al-Qur’an berulang kali menegaskan pentingnya menjaga bumi. Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf: 56: وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا  “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya…” Ayat ini menjadi dasar tegas bahwa segala bentuk kerusakan lingkungan adalah perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah SAW pun memberi teladan yang sama. Beliau bersabda: “Jika kiamat telah tiba, sementara di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit tanaman, maka jika ia mampu menanamnya, hendaklah ia menanamnya.” (HR. Ahmad). Hadits ini menegaskan bahwa menjaga alam bukan sekadar aktivitas duniawi, tetapi juga amal shalih yang bernilai ibadah. Dengan demikian, dakwah ekologis adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar: mengajak manusia menjaga bumi, dan melarang mereka merusaknya. Baca juga : Spirit Muslim Merawat Lingkungan: Jihad Ekologis dalam Menjaga Alam Pesantren dan Dakwah Ekologis Pesantren sejak lama dikenal sebagai pusat pendidikan agama sekaligus tempat melatih kesederhanaan hidup. Namun, dalam konteks dakwah ekologis, pesantren memiliki potensi besar sebagai pelopor gaya hidup ramah lingkungan. Pondok Berdekatan dangan Alam Pedesaan Kehidupan nyantri di ma’had tahfidzul qur’an Darul Hijrah Salam di Pandaan, yang saya alami sehari-hari adalah contoh bagaimana santri bisa hidup dekat dengan alam. Udara segar, lingkungan hijau, dan sawah yang luas mengajarkan arti kesederhanaan. Santri terbiasa hemat air, tidak berlebihan dalam makanan, serta menjaga kebersihan lingkungan pondok. Hal-hal sederhana ini sejatinya adalah praktik dakwah ekologis yang harus terus dipertahankan. Salah satu contoh lebih nyata adalah Pesantren Tholabie Ilmi di Malang. Pondok ini mengajarkan para santri bertani, beternak, dan bahkan merawat tanaman hidroponik dengan bantuan teknologi internet. Dengan pendekatan modern dan enterpreneurhip, pesantren tidak hanya mendidik santri memahami ilmu agama, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan menjaga alam dan sekaligus mencetak alumninya menjadi wirausaha di masa depan. Pesantren ini bisa menjadi model eco-pesantren enterpreneur yang mengintegrasikan dakwah, ilmu pengetahuan, dan ekologi. Baca juga : Ekonomi Hijau dan UMKM: Sinergi Baru untuk Pembangunan Berkelanjutan Relevansi dan Implementasi Dakwah ekologis menjadi semakin relevan di tengah krisis lingkungan global. Melalui pendekatan Islam, kita bisa mengubah cara pandang manusia: menjaga alam bukan sekadar kewajiban sosial, melainkan juga bagian dari iman. Implementasi dakwah ekologis bisa dimulai dari hal kecil: Dengan dakwah yang kreatif, pesantren dapat menjadi pionir dalam menyebarkan semangat menjaga lingkungan kepada masyarakat luas. Tantangan dan Solusi Memang, masih banyak tantangan dalam menjalankan dakwah ekologis. Kurangnya kesadaran masyarakat, gaya hidup konsumtif, serta minimnya edukasi lingkungan sering menjadi penghambat. Namun, Islam selalu menawarkan solusi. Dakwah harus dilakukan dengan sabar dan berkelanjutan. Kesimpulan Alam adalah amanah dari Allah yang harus dijaga, bukan dieksploitasi. Dakwah ekologis adalah bentuk nyata ibadah, karena dengan menjaga bumi, kita juga menjaga kehidupan generasi mendatang. Pesantren dengan segala kesederhanaannya telah memberi contoh bagaimana manusia bisa hidup selaras dengan alam. Dari pondok di tengah sawah hingga Pesantren Tholabie dengan teknologi ramah lingkungan, semua adalah wujud nyata bahwa Islam selalu relevan dengan isu ekologis. Saatnya kita menyadari bahwa menyelamatkan alam sama dengan menyelamatkan manusia. Dakwah ekologis bukan hanya seruan, tetapi juga aksi nyata. Dan aksi itu bisa kita mulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari lingkungan terdekat kita. (**) Kontributor Santri : Zufar Rauf Budiman Editor: Glancy Verona Ilustrasi by AI

Read More

Bahasa Indonesia: Dari Bahasa Persatuan Menjadi Bahasa Internasional

Bahasa Indonesia Resmi Ditetapkan Menjadi Official Language Konferensi Umum (General Conference) UNESCO Bekasi – 1miliarsantri.net: Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga identitas bangsa. Sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa persatuan yang mempersatukan beragam suku dan budaya. Kini, hampir satu abad kemudian, Bahasa Indonesia naik kelas menjadi bahasa internasional berkat keputusan UNESCO. Dikutip dari SETKAB Bahasa Indonesia berhasil ditetapkan sebagai bahasa resmi atau official language Konferensi Umum (General Conference) Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO – PBB. Keputusan tersebut ditandai dengan diadopsinya Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO, Senin (20/11/2023) di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis. Bahasa Indonesia Sejajar Dengan 9 Bahasa Dunia Lainnya Pengakuan UNESCO pada tahun 2023 menjadikan Bahasa Indonesia sejajar dengan beberapa bahasa lain yang sudah diakui lebih dulu, berikut urutan bahasa yang tekah ditetapkan sebagai bahasa intyernasional: Dampak Besar dan Tantangan Pengakuan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Pengakuan ini menandai pentingnya bahasa Indonesia di kancah global, mengingat jumlah penuturnya mencapai lebih dari 275 juta orang. Pengakuan ini membawa Tiga Dampak Utama bagai Bangsa Indonesia umumnya dan Generasi Muda khususnya: Tantangan Bagi Bangsa Indonesia dan Generasi Muda : Meski sudah diakui UNESCO, ada tantangan besar, generasi muda harus menjaga kemurnian dan kreativitas dalam berbahasa. Dominasi bahasa asing di media sosial bisa menggeser kebiasaan berbahasa Indonesia. Kreativitas dalam sastra, musik, dan konten digital perlu terus ditumbuhkan agar bahasa Indonesia tetap hidup dan relevan.*** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto istimewa kolase WIKIPEDIA

Read More

Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Akhlak Anak, Awas Dampak Negatifnya

Gresik – 1miliarsantri.net : Pengaruh media sosial tidak bisa dilepaskan dari lini kehidupan masyarakat modern saat ini. Media sosial memiliki peranan penting dalam menghubungkan interaksi antar individu atau kelompok yang berada di dunia. Berbagai informasi dapat diperoleh tanpa terbatas jarak. Mulai dari pendidikan, kesehatan, agama, olahraga, berita dalam negeri, luar negeri, dan sebagainya. Semua dapat diakses dalam jaringan dengan mudah. Kemudahan akses informasi, tentunya memberikan pengaruh bagi penggunanya. Banjir informasi membuat kita harus selektif dalam mengonsumsi media sosial. Karena pengaruh media sosial dapat memberikan dampak positif atau negatif bagi penggunanya. Begitu juga pengaruh media sosial dalam perkembangan akhlak anak. Apa yang dilihat, diamati akan ditiru dalam berperilaku sehari-hari. Anak-anak akan menganggap benar perilaku yang dikerjakan, karena melihat contoh dari apa yang dilihat sebelumnya. Apa itu Media Sosial ? Tracy L. Tuten dan Michael R. Solomon dalam Ambar (2017) menjelaskan bahwa “Media sosial adalah sarana untuk komunikasi, kolaborasi, serta penanaman secara daring diantara jaringan orang-orang, masyarakat, dan organisasi yang saling terkait dan saling tergantung dan diperkuat oleh kemampuan dan mobilitas teknologi.” Sehingga media sosial sebagai tempat untuk berkomunikasi antara komunikator dalam penyampaian pesan yang telah dibuat agar sampai ke komunikan secara virtual sesuai perkembangan teknologi. Media sosial terus mengalami perkembangan dan beragam. Beberapa contoh media sosial yang populer saat ini yaitu tiktok, youtube, instagram, dan facebook. Namun tipe konten yang menarik bagi anak-anak adalah video. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistika) dalam (Komdigi, 2024) menunjukkan bahwa 39,71 % anak usia dini menggunakan telepon seluler dan 35,57 % diantaranya telah mengakses internet. Meskipun data tersebut tidak terlalu tinggi, namun pengawasan orang tua tetap harus dilakukan, agar anak menjadi terarah untuk melihat konten yang positif. Pengaruh Media Sosial terhadap Akhlak Anak Media sosial memengaruhi pengguna melalui konten yang disajikan. Konten itu sangat beragam dan dapat pengguna pilih sesuai kebutuhan. Konten yang sering pengguna lihat akan tersimpan dalam algoritma media sosial yang digunakan dan mendapatkan penawaran konten terkait. Jika pengguna pada usia dewasa dengan mudah memilah sumber informasi mana yang akan diterima. Namun jika pengguna masih anak-anak, apalagi masih dalam proses perkembangan menulis dan membaca, maka mencarinya melalui perintah suara. Anak-anak tersebut akan memilih konten acak, sesuai apa yang disajikan dalam media sosial. Karena kemampuan mereka belum sampai pada membedakan konten yang baik dan tidak. Apa yang dilihat secara terus menerus, akan dilakukan anak-anak dalam berperilaku sehari-hari. Bisa dikatakan media sosial sebagai guru virtual bagi anak-anak. Pengaruh positif media sosial dalam bidang edukasi anak-anak, seperti mengajarkan sikap jujur, saling membantu, sopan santun kepada orang yang lebih tua, berdo’a sebelum dan selesai melakukan kegiatan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat dipengaruhi atau distimulus dari konten cerita animasi. Sebagai contoh orang tua atau guru melakukan pendampingan kepada anak, untuk belajar berdo’a akan makan dan sesudah makan melalui tayangan video yang diputar berulang serta memberikan pemahaman adab dalam makan. Maka anak tersebut dengan mudah menghafalkan do’a tersebut dan dilakukan setiap akan makan dan selesai makan. Begitu juga memutar video, tentang contoh bersikap jujur melalui cerita interaktif dan diberi stimulus pertanyaan tentang sikap apa yang dapat diteladani dari video tersebut. Lalu diberi pemahaman dan implikasi dari cerita tersebut. Dampak Negatif Media Sosial Tidak hanya memberikan dampak positif, media sosial juga bisa memberikan dampak negatif kepada anak-anak. Seperti berkata kasar, berkelahi, bullying, pornografi, dll. Contoh konten yang berisi kejailan memukul, mendorong, mengolok teman (dalam konteks bercanda). Sedangkan pada usia anak, tidak semua paham antara konteks bercanda dan realitas. Baca juga : Cara Menanamkan Nilai Etika Islami Dalam Dunia Digital, Tanggung Jawab Siapa? Konten-konten yang tidak terfilter berdasarkan usia anak-anak dan kurangnya pengawasan dari orang tua, menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi perilaku negatif. Karena mereka mendapatkan akses media sosial, tentunya melalui perangkat orang tua. Jadi pengaruh media sosial dapat bersifat positif ataupun negatif terhadap perkembangan akhlak anak, dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut, terdapat faktor yang memengaruhi, seperti memilih konten positif, kontrol dari orang tua, berdiskusi atas konten yang telah dilihat, pembiasaan berperilaku baik. (**) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Toto Budiman dan Iffah Faridatul Hasanah Sumber : Ambar. (2017). ’20 Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli’, 8 Juni. Tersedia di: https://pakarkomunikasi.com/pengertian-media-sosial-menurut-para-ahli (Diakses: 28 Agustus 2025). Komdigi. (2025). ’Komitmen Pemerintah Melindungi Anak di Ruang Digital’, 27 Februari. Tersedia di: https://www.komdigi.go.id/berita/artikel/detail/komitmen-pemerintah-melindungi-anak-di-ruang-digital (Diakses: 29 Agustus 2025).

Read More

Awas Ancaman Hukuman Berat Bagi Pemimpin yang Dzolim Terhadap Rakyatnya

Situbondo – 1miliarsantri.net : Seorang pemimpin pastinya sosok yang adil, bijaksana, dan mengayomi rakyatnya. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Ada juga pemimpin yang justru bertindak sebaliknya, mengabaikan hak rakyat, bertindak sewenang-wenang, bahkan menindas demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Nah, di sinilah pentingnya kita membahas hukum pemimpin yang dzolim. Sebab kepemimpinan dalam Islam bukan sekadar sebagai jabatan, melainkan amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawaban di dunia dan di akhirat kelak. Ancaman hukuman berat menanti, bagi model pemimpin yang dzolim. Kita semua tentu ingin dipimpin oleh orang yang adil. Tapi bagaimana kalau kenyataannya berbeda? Bagaimana pandangan Islam terhadap seorang pemimpin yang dzolim? Yuk, kita bahas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Hukum Pemimpin yang Dzolim dalam Islam Sebelum masuk ke hukum pemimpin yang dzolim, kita perlu tahu dulu arti kata “dzolim” itu sendiri. Dalam bahasa Arab, “dzolim” berarti menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Jadi, ketika seorang pemimpin sudah menggunakan kekuasaannya untuk merugikan rakyatnya, mengabaikan keadilan, atau menutup mata terhadap penderitaan warganya, maka itu termasuk perbuatan yang dzolim. Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah yang berat. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban kelak atas kepemimpinannya. Bahkan, jika ada satu saja rakyat yang terdzalimi karena kelalaiannya dalam memimpin, maka itu akan menjadi beban di akhirat kelak. Jadi, bukan main-main urusan ini. Nah, sekarang kita sampai pada inti pembahasan hukum pemimpin yang dzolim. Dalam pandangan Islam, kedzaliman adalah perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang dzolim” (QS. Ali Imran: 57). Artinya, pemimpin yang dzolim akan mendapatkan murka Allah, apalagi jika kedzalimannya merugikan banyak orang. Hukumnya jelas haram. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan seorang pemimpin untuk menindas rakyatnya, sekalipun dengan dalih kepentingan negara. Baca juga : Pemimpin Qur’ani Namun, meskipun kita sudah tahu hukumnya haram, Islam juga mengajarkan untuk tetap bersabar dan menghindari pemberontakan yang dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar, kecuali jika kedzalimannya sudah sampai pada batas yang tidak bisa ditoleransi lagi. Di sinilah pentingnya nasihat, doa, dan usaha yang bijak untuk meluruskan pemimpin tanpa menambah masalah. Kalau kita pikir-pikir, kedzaliman itu seperti penyakit menular. Ketika pemimpin sudah tidak mempunyai sifat keadilan, rakyat akan kehilangan kepercayaan, keadilan hukum hancur, dan kesejahteraan pun akan menurun. Dalam sejarah Islam, kita bisa melihat bahwa banyak kerajaan atau kekuasaan runtuh bukan karena musuh dari luar, melainkan karena pemimpin di dalamnya dzolim dan tidak memperhatikan rakyatnya. Kedzaliman itu seperti bom waktu, tinggal tunggu saatnya meledak. Baca juga : mengasah kepemimpinan Bahkan di dunia modern sekarang, kedzaliman pemimpin bisa menyebabkan krisis ekonomi, konflik sosial, hingga perpecahan bangsa. Semua itu diawali dari satu hal hilangnya rasa takut kepada Allah dan rasa tanggung jawab terhadap rakyat. jika kita dihadapkan pada pemimpin yang dzolim, tentunya hati ini merasakan campur aduk, marah, kecewa, dan sedih. Tapi sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk bersikap bijak. Sebagai warga negara kita tetap harus menjalankan kewajiban kita, selama tidak disuruh untuk bermaksiat kepada Allah. Jika perintahnya bertentangan dengan agama, maka kita punya hak untuk menolak dengan cara yang benar. Dari pembahasan tadi, kita bisa menyimpulkan bahwa hukum pemimpin yang dzolim dalam Islam adalah haram, dan kedzaliman itu termasuk dalam dosa besar. Pemimpin adalah amanah, bukan sekadar posisi terhormat. Setiap kezaliman yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat. Kita sebagai rakyat memang punya keterbatasan dalam mengubah keadaan, tapi itu bukan alasan untuk diam saja. Nasihat, doa, dan sikap yang benar adalah bentuk perlawanan yang paling mulia terhadap kedzaliman. Ingat, kekuasaan itu sementara, tapi hisab di akhirat berlaku selamanya. Semoga kita semua dijauhkan dari pemimpin yang dzolim, dan semoga Allah selalu memberikan kita pemimpin yang adil, bijaksana, dan takut kepada-Nya. Sebab, hanya dengan kepemimpinan yang adil, rakyat bisa hidup dengan aman, damai, dan sejahtera. Dan pada akhirnya, memahami hukum pemimpin yang dzolim membuat kita sadar betapa besar tanggung jawab seorang pemimpin di mata Allah. (***) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Foto : Ilustrasi Ai

Read More

Pentingnya Membentuk Akhlak Mulia Dalam Dunia yang Penuh Tantangan

Situbondo – 1miliarsantri.net : Di tengah maraknya informasi yang tidak ada habisnya, teknologi yang semakin canggih, dan godaan di mana-mana, ada satu hal yang tidak pernah ketinggalan zaman. Yaitu pengaplikasian akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak mulia ibarat kompas yang selalu menunjukkan arah meskipun sedang berada di tengah badai kehidupan. Tidak peduli kamu siapa atau dari latar belakang apa, memiliki akhlak mulia akan membuat hidup jauh lebih tenang, dihargai orang lain, dan pastinya lebih bermakna. Kalau dipikir-pikir, banyak orang sukses secara materi, tapi hidupnya tidak bahagia karena mengabaikan nilai-nilai akhlak. Sebaliknya, ada orang yang mungkin hidup sederhana, tapi dihormati banyak orang karena selalu menjaga sikap, tutur kata, dan kejujuran. Nah, di sinilah pentingnya membentuk akhlak mulia, apalagi di zaman yang penuh tantangan seperti sekarang ini. Mengapa Akhlak Mulia Itu Penting? Di dalam kehidupan sehari-hari, akhlak mulia bisa menjadi modal sosial yang membuka pintu rezeki, pertemanan, dan peluang. Bahkan menurut agama, akhlak mulia merupakan salah satu ukuran utama kemuliaan seseorang. Nabi Muhammad sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak mulia mencakup banyak hal mulai dari kejujuran, rendah hati, menghormati sesama, sampai sabar dalam menghadapi setiap masalah. Kalau semua orang punya bekal ini, hubungan antarmanusia akan lebih damai. Bayangin saja, kalau semua orang tidak gampang marah, tidak suka menipu, dan bisa menghargai perbedaan, dunia ini akan jauh lebih adem. Selain itu, akhlak mulia juga menentukan bagaimana orang lain memandang kita. Kadang orang tidak akan ingat apa yang kita katakan, tapi mereka akan selalu ingat bagaimana kita memperlakukan mereka. Dan percaya deh, nama baik itu tidak bisa dibeli dengan uang. Di dunia yang penuh tantangan saat ini, membentuk akhlak mulia memang butuh kesadaran penuh. Kita tidak bisa berharap sifat ini muncul begitu saja tanpa usaha. Berikut beberapa langkah yang bisa kita coba, yaitu: Pertama, Mulai dari niat yang tulus. Kalau kita mau berubah jadi pribadi yang lebih baik, niat itu harus kuat. Tidak cuma untuk kelihatan baik di mata orang, tapi karena memang mau jadi orang yang bermanfaat. Kedua, Biasakan hal kecil yang baik setiap hari. Seperti membalas chat dengan sopan, mengucapkan terima kasih, atau membantu orang tanpa pamrih. Hal-hal kecil ini akan membentuk kebiasaan yang lama-lama jadi karakter kita. Ketiga, Pilih lingkungan yang mendukung. Percaya atau tidak, lingkungan itu mempunyai pengaruh besar terhadap akhlak. Jika sering berkumpul dengan orang yang positif, kita akan ikut terbawa positif juga. Sebaliknya jika lingkungannya toxic, kita bisa ikut terpengaruh ke arah yang tidak baik. Dan yang terakhir, jangan lupa evaluasi diri. Tidak ada manusia yang sempurna, tetapi jika kita ada kemauan untuk terus memperbaiki diri, akhlak mulia akan semakin kuat dalam diri kita. Baca juga : akhlak islami Mempunyai akhlak mulia itu seperti investasi jangka panjang. Mungkin tidak akan langsung kelihatan hasilnya, tapi efeknya akan luar biasa. Orang akan lebih percaya, lebih nyaman untuk berinteraksi, dan kita juga akan lebih damai dalam hati. Orang yang mempunyai akhlak mulia biasanya lebih mudah melewati masalah. Bukan karena masalahnya hilang, tapi karena dia punya kesabaran, kebijaksanaan, dan cara pandang yang positif. Dan yang paling penting, akhlak mulia bisa menjadi warisan yang kita tinggalkan. Anak, keluarga, atau orang di sekitar akan mencontoh apa yang kita lakukan. Di dunia yang penuh tantangan ini, akhlak mulia merupakan pegangan hidup yang tidak boleh kita lepas. Dia bukan sekadar teori, tapi panduan nyata untuk menghadapi setiap situasi dengan bijak dan hati yang tenang. Tidak peduli zaman berubah secepat apa, akhlak mulia akan selalu relevan dan dibutuhkan. Jadi, yuk kita mulai dari diri sendiri, membiasakan hal-hal kecil yang baik, dan menularkannya ke orang lain. Karena pada akhirnya, akhlak mulia yang akan menentukan bagaimana kita dikenang. Akhlak yang baik bukan hanya menjadi bekal untuk meraih ridha Allah, tetapi juga kunci untuk menciptakan kehidupan yang harmonis, penuh kasih sayang, dan saling menghargai. Oleh karena itu, membiasakan diri untuk berperilaku terpuji harus menjadi prioritas dalam setiap langkah kehidupan, agar kita tidak hanya menjadi pribadi yang dihormati manusia, tetapi juga dicintai oleh Sang Pencipta. (***) Penulis : Iffah Faridatul Hasanah Editor : Toto Budiman Foto : Ilustrasi Ai

Read More

Pulau ‘Kunti-Ciletuh Geopark’ Keindahannya Menarik Hati, Apa Kabarnya Kini?

Pulau Indah Dan Mempesona Kini Tertutup Bagi Wisatawan Sukabumi – 1miliarsantri.net: Pulau Kunti (Kuntilanak-red) merupakan nama sebuah tanjung kecil yang berada di kawasan Ciletuh Geopark-Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Spot wisata yang indah untuk menikmati panorama, snorkeling, dan melihat terumbu karang. Meskipun namanya terdengar menyeramkan, Pulau Kunti masuk dalam kawasan konservasi dan tidak boleh dimasuki manusia untuk menjaga ekosistem dan mendukung status geopark-nya. Ciletuh Geopark yang menyimpan indah dan mistisnya Pulau Kunti kembali mendapatkan predikat “GREEN CARD” untuk status keanggotaan UNESCO Global Geopark, bersama Geopark Caldera Toba dan Geopark Rinjani. Keistimewaan Pulau Kunti Pulau Kunti di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Sukabumi, bukan sekadar destinasi wisata biasa—ia menyimpan jejak geologi purba, legenda lokal, dan pesona alam yang memikat. Berikut beberapa keunikan yang membuatnya istimewa: Warisan Geologi Purba, Pulau Kunti sebenarnya bukan pulau, melainkan tanjung yang terbentuk dari proses subduksi lempeng tektonik jutaan tahun lalu. Batuan di sana berusia sekitar 55–65 juta tahun, menjadikannya salah satu geosite utama di Geopark Ciletuh. Fenomena Alam Yang Mistis, “Kunti” berasal dari gema suara mirip tawa Kuntilanak yang muncul saat ombak besar menghantam rongga-rongga batuan. Suara ini menyerupai tawa kuntilanak, sehingga memunculkan kesan mistis yang melekat pada namanya. Pemandangan Eksotis dan Ekosistem Laut, Pulau ini menawarkan terumbu karang yang indah dan air laut jernih, cocok untuk snorkeling dan diving. Di sekitarnya terdapat satwa eksotis seperti elang Jawa dan rusa, menjadikannya bagian dari kawasan suaka margasatwa. Akses Menantang dan Petualangan Seru, Untuk mencapainya, pengunjung harus menempuh jalur ekstrem dengan tanjakan dan turunan curam sejauh ±40 km dari pusat Sukabumi. Namun, pemandangan sepanjang perjalanan dan di lokasi sangat memuaskan bagi pencinta alam dan petualangan. Jika tertarik berkunjung ke Pulau Kunti berada di ujung semenanjung area Gunung Badak, kawasan Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh atau Cagar Alam Cibanteng, dengan keindahan pasir putih, serta deretan karang sisa lava gunung api, persiapkan rencananya dengan matang, selamat berlibur.** Penulis : Thamrin Humris Editor : Thamrin Humris Foto istimewa UNESCO Global Geopark dan Tangkapan layar YouTube AMANRUPIGOY

Read More

Meneladani Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dalam Kehidupan Sehari-hari

Gresik – 1miliarsantri.net : Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk menyempurnakan agama Islam. Banyak perjuangan yang dilakukan beliau dalam menyiarkan ajaran islam. Berbagai perlawanan dari kaum Kafir Quraisy menentang ajaran yang dibawa nabi. Mereka lebih percaya dengan bangunan yang diciptakan sendiri, yaitu berhala. Tetapi Nabi Muhammad SAW tidak pernah menyerah dalam perjalanannya. Begitu luas kesabaran yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Sampai beliau, tidak ada sedikit niat untuk membalas perilaku buruk dari orang-orang disekitarnya. Tabiat baik yang selalu dilakukannya patut kita contoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun sebagai manusia, seringkali kita melakukan kesalahan dan tidak bisa meniru secara penuh tabiat nabi. Namun kita perlu mengenal sifat-sifat yang dimiliki nabi dan membiasakan sejak dini dalam keseharian. Mengenal Sifat-sifat Nabi Muhammad Begitu banyak sifat baik yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, namun yang paling utama dan sering diperdengarkan ada empat. Menurut H. Tuaini (Kanwil Kemenag Kalteng, 2023) sifat-sifat terpuji nabi yang dapat dijadikan suri tauladan, yaitu: Shiddiq (Jujur) Shiddiq berarti jujur, kejujuran Nabi Muhammad dalam berdagang, membuatnya menjadi orang terpandang. Beliau selalu menyatakan kondisi barang yang dijual kepada pembeli, tanpa menutup kecacatan sedikitpun. Sehingga akad jual beli terjadi dengan penuh kejujuran dan tidak ada kerisauan antar penjual dan pembeli. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, jika kita melakukan kesalahan mengolah data dalam bekerja, maka harus segera melakukan perbaikan dan mengakui kesalahan atas perbuatan yang telah dilakukan. Jangan sampai menutupi kesalahan dan menimbunnya sampai berlarut-larut. Karena kebohongan sekali, dapat menuntut kebohongan lainnya. Apalagi sampai menyalahkan teman disekitarnya. Pentingnya kejujuran dalam bertindak, sehingga orang akan terbiasa berperilaku jujur dan menindak sesuatu yang salah atau kebohongan. Amanah (Dapat Dipercaya) Dapat dipercaya atau amanah, nabi dipercaya untuk menyiarkan agama islam pada zaman jahiliyah. Pada saat itu, masyarakat masih menyembah berhala dan masih mempercayai benda-benda mati tersebut memiliki roh atau kekuatan. Datangnya misi islam yang dibawa nabi, tentunya mendapat perlawanan dari masyarakat. Karena mereka sudah terbiasa dengan ajaran yang mereka anut, tiba-tiba muncul ajaran baru. Nabi tidak tinggal diam, beliau terus menyebarkan agama islam dari cara yang sembunyi-sembunyi sampai bisa secara terang-terangan dan memiliki banyak pengikut. Sehingga nabi dapat dipercaya dalam menyelesaikan misinya. Contoh saat ini, jika kita diberi amanah sebagai panitia dalam perayaan Maulid Nabi oleh atasan, maka kita jalankan tugas yang diberikan sampai tuntas. Jangan sampai kabur dari tanggung jawab yang telah diterima. Jika terdapat halangan, maka bisa didelegasikan kepada rekan lainnya, namun kontrol tanggung jawab tetap dipegang. Sehingga mencerminkan sifat dapat dipercaya. Fathonah (Cerdas) Cerdas arti dari fathonah, kecerdasan nabi terlihat sejak kecil. Beliau berpikir kritis, tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Meskipun beliau memiliki kecerdasan, namun tidak pernah sombong atas apa yang bisa dilakukannya. Kesuksesannya dalam berdagang tidak lepas dari kecerdasan beliau dalam strategi perdagangan. Giat belajar dan haus akan ilmu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, untuk meneladani sifat ini. Tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga cerdas emosional. Jadi belajar mengatur emosi dan menyalurkannya dalam sesuatu yang positif. Berpikir kritis dan berdiskusi tentang sesuatu yang pernah dilihat atau dibaca juga dapat dilakukan untuk mengasah kecerdasan seseorang. Baca juga : pentingnya-evaluasi-diri-seorang-muslim-kunci-meningkatkan-iman-dan-amal/ Tabligh (Menyampaikan) Tabligh yaitu menyampaikan, ini berkaitan dengan penyampaian firman Allah. Nabi Muhammad mendapat wahyu dari Allah melalui malaikat jibril, mengenai ajaran islam. Setelah nabi mendapatkan wahyu tersebut, dibagikan kepada umat islam pada masa itu. Jadi apa yang diperintah Allah, kebenaran ajaran Allah, selalu nabi sampaikan kepada umatnya. Pada zaman sekarang ini, seperti seorang guru yang menyampaikan ilmu kepada murid-muridnya. Ia mengajarkan sesuatu yang benar dan menjelaskan sesuatu yang salah agar tidak dilakukan. Ini juga bisa kita lakukan, jika mendapatkan kebenaran ilmu dan disebarkan kepada teman-teman sekitar untuk melakukan hal yang baik. Jadi sifat-sifat nabi yang dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari yaitu shiddiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Meskipun sifat utama yang dimiliki Nabi Muhammad SAW terpaparkan empat. Namun kita patut meneladani sifat-sifat lainnya yang dimiliki nabi, seperti adil, rendah hati, bijaksana, dan masih banyak lagi. Meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad ﷺ adalah jalan mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menghidupkan cahaya iman dalam keseharian kita. Dengan kelembutan tutur kata, keteguhan sabar, dan kasih sayang kepada sesama, beliau telah menunjukkan bahwa akhlak adalah inti dari keimanan. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang mampu mengikuti jejaknya, menebarkan kebaikan di mana pun berada, dan kelak digolongkan sebagai umat yang mendapat syafaatnya. Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad.(***) Penulis : Zubaidatul Fitriyah Editor : Iffah Faridatul Hasanah Sumber foto : AI Sumber : Kanwil Kemenag Kalteng, (2023) ‘Empat Sifat Teladan Nabi Muhammad SAW untuk Dicontoh’, 7 Oktober. Tersedia di: https://kalteng.kemenag.go.id/kanwil/berita/519768/Kabag-TU-Empat-Sifat-Teladan-Nabi-Muhammad-SAW-Untuk-Dicontoh- (Diakses: 29 Agustus 2025).

Read More