Ribuan Santri Tetap Dukung KH Marzuki Mustamar Meski Diberhentikan Dari Ketua PWNU Jawa Timur

Malang — 1miliarsantri.net : Buntut dari pemberhentian KH Marzuki Mustamar dari Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, sekitar 2.000 santri Nahdlatul Ulama (NU) pendukung KH Marzuki Mustamar dari berbagai daerah di Tanah Air melakukan aksi protes dan unjuk kekuatan di Malang, Jawa Timur.

Sekitar 2.000 santri menyatakan tetap loyal dan setia mendampingi kiai Marzuki walaupun tidak lagi menjadi ketua PWNU. Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilurrosyad Banyuwangi, KH Abdul Hadi Solikhan, menyatakan ribuan santri dari berbagai daerah di Indonesia, tetap mengikuti dawuh atau petuah yang disampaikan KH Marzuki Mustamar, meskipun sudah diberhentikan PBNU.

“Sebagai santri, kita akan tetap hormat kepada guru kami. Meskipun dia diberhentikan, kami tetap menyayangi beliau (KH Marzuki Mustamar),” tegas Abdul Hadi.

Dia menjelaskan para santri tidak terpengaruh dengan pemberhentian mursyidnya tersebut. Bahkan, ribuan santri KH Marzuki Mustamar tidak akan melakukan perlawanan terhadap PBNU.

“Kalau dikatakan apakah ini ada kaitan dengan pemberhentian kiai beberapa hari lalu, jujur ya, tetapi kami tidak ada kesan untuk mengadakan perlawanan, penolakan, hanya lebih bahwa kami sebagai santri yang kemarin, akan tawaduk dan mengenang jasa-jasa beliau,” tandasnya.

Abdul Hadi juga menegaskan pertemuan para santri ini untuk memberikan dukungan moral kepada sosok ulama besar KH Marzuki Mustamar.

“Kita tidak ada hubungannya dengan PBNU, dengan PWNU, dengan jabatan beliau, karena kiai sekarang ini sudah tidak menjadi ketua PWNU. Justru kami sebagai santri, kami sebagai murid beliau, kami yang merasakan jasa-jasa kealiman beliau, justru ingin menunjukkan kepada kiai Marzuki, bahwa kami sebagai alumni sebagai santri muhibbin ingin menghormati kiai bukan karena jabatan apapun,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Jombang, KH Abdussalam Sohib. Dia menyebut sosok KH Marzuki yang memperjuangkan NU tidak pantas diberhentikan dari Ketua PWNU.

“Beliau tidak layak diperlakukan dan dihina seperti itu,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Salam itu.

Ia juga membeberkan kronologi pemberhentian kiai Marzuki Mustamar dari PWNU oleh PBNU. Kiai Marzuki, katanya, telah mendapatkan tiga surat peringatan (SP) yang berujung pada pemecatan dari ketua PWNU Jatim.

“Jadi begini, beliau ini mendapatkan tiga SP (surat peringatan) dari sebuah insiden di organisasi yang menurut kami prosedural. Pertama, moratorium kaderisasi yang dilakukan PWNU Jatim. Kedua, konfederasi cabang (konfercab) di Jombang. Ketiga, NU Award yang digelar PWNU di Ponpes Lirboyo Kediri,” ungkap Gus Salam.

Diketahui, pemberhentian KH Marzuki Mustamar dari Ketua PWNU Jatim, tertuang dalam Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 274/PB.01/A.II.01.44/99/12/2023 tentang Pemberhentian Ketua PWNU Jawa Timur yang ditandatangani oleh Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf, Rais Aam KH Miftachul Akhar, dan Katib Aam KH Akhmad Said Asrori.

Alasan PBNU memberhentikan Marzuki Mustamar berdasarkan tindakan dan pernyataan Marzuki yang dinilai sebuah pelanggaran organisasi.

Sementara itu, KH Marzuki Mustamar menyatakan hingga saat ini dirinya tidak paham dengan kesalahannya yang berujung pemberhentian.

“Sampai saat ini kami tidak tahu kesalahannya. Yang pertama, ditulis PW (pengurus wilayah) menentang perintah PB (pengurus besar). Menentangnya kaya apa? Kami tidak begitu mengerti,” lanjut pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang itu.

Meski demikian, dirinya mengaku legawa dipecat dari ketua PWNU.

“Sebagai takdir kami menerima, dan keputusan organisasi kami hormati,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni mengatakan, pemberhentian Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar merupakan masalah internal organisasi.

“Ini hal biasa. Soal internal organisasi. Jadi jangan dibesar-besarkan, apalagi ini sifatnya internal organisasi. Siapa pun, apalagi yang tidak memahami masalahnya tidak perlu ikut berkomentar,” tutupnya. (fq)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *