Kronologi Penusukan Santri di Yogyakarta

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Kejadian penganiayaan dan penusukan terjadi di perempatan Jalan Prawirotaman-Parangtritis, Brontokusuman, Kota Jogja, atau tepatnya di lapak penjual sate, Rabu (23/10/2024) malam. Penjual sate, Sabah, menceritakan kejadian mencekam itu terjadi begitu cepat. Ia pun mengaku tak memperhatikan wajah-wajah para pelaku lantaran kondisi yang gelap.

“Ndak tahu, ndak kelihatan, tahune ngerti-ngerti rame ning mburi (tiba-tiba ramai di belakang saya), tapi masih (bakar sate). Iya bawa lading (pisau), iya (jaga diri), wong wedi kulo (saya takut),” jelasnya kepada 1miliarsantri.net, Kamis (24/10/2024) malam.

Tepat di belakang tempat mangkal Sabah, ada sebuah konter reparasi handphone milik Andi. Menyambung cerita Sabah, Andi mengaku sudah melihat rombongan pelaku sekitar pukul 19.00 WIB di sebuah kafe.

Kafe tersebut berada tepat di seberang konter milik Andi. Menurutnya, para pelaku awalnya mulai melempar gelas di jalanan.

“Setahu saya, intinya, sudah pada minum, sekitar jam setengah tujuh, apa jam tujuh-an, sampai sekitar jam sembilan-an. Itu gelas-gelas sudah dilempar ke aspalan, di kafe cuma ada dua karyawannya, perempuan. Kalau dari karyawan kafe (rombongan pelaku) 15-an orang, yang nggruduk semua atau ndak, ndak tahu,” ungkap Andi.

Kemudian sekitar pukul 21.00 WIB, Andi bilang, para pelaku kembali melempar gelas ke jalan sebelum menggeruduk korban yang tengah membeli sate. Ia menduga para pelaku tersinggung lantaran merasa diperhatikan.

“Terus sekitar jam 9-an, aku juga ndak lihat jam, kebetulan bakul sate ini rame, mungkin (pembeli sate) pada ndelokke (melihat) kafe, mungkin apa situ (rombongan pelaku) merasa tersinggung atau gimana, ngerti-ngerti nggruduk,” ujarnya.

Kedua korban, menurut Andi, langsung dianiaya para pelaku yang belum diketahui jumlahnya. Satu korban mendapat tusukan di perutnya, sedang korban lainnya terluka di kepala karena hantaman kayu-batako yang ada di TKP.

“Dua orang itu (korban) lagi jajan sate, ketoke (kelihatannya) baru sekali itu, aku juga baru lihat (korban). Itu ngerti-ngerti dibandem sirahe (dipukul kepalanya) pakai balok kayu, ada batako juga digebuk. Yang satu ditusuk ndak tahu pakai apa. Aku ngerti dewe (saya lihat sendiri),” imbuh Andi.

Usai kejadian yang menurut Andi tak berlangsung lama itu, para pelaku kemudian lari ke arah utara menuju pojok beteng (jokteng) timur. Warga yang ada di TKP pun sontak memanggil polisi.

“Intinya (setelah polisi datang) terus (korban) dimasukke mobil katanya dibawa ke (RS) Pratama, terus yang kepalanya bocor dibawa pakai motor. (Para pelaku) Terus ke utara arah Jokteng wetan,” sambungnya.

Untuk diketahui, kejadian penganiayaan dan penusukan terjadi di bilangan Prawirotaman, Brontokusuman, Kota Jogja, Rabu (23/10) malam. Polisi mengungkapkan korban penusukan berstatus santri di salah satu pondok pesantren di Bantul.

“Iya, korban salah satu santri di Krapyak, iya korbannya dua, satu dipukul,” jelas Kasat Reskrim Polresta Jogja, Kompol Probo Satrio, saat dihubungi wartawan, Kamis (24/10).

Probo menjelaskan saat ini pihaknya tengah mendalami kejadian ini termasuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi. Terutama untuk mengetahui jumlah pelaku penganiayaan dan penusukan, serta benda atau senjata yang digunakan.

“Itu (jumlah pelaku pemukulan dan penusukan) yang baru kita (selidiki), kalau dari keterangan saksi itu ada beberapa orang yang mendatangi dia (korban), tiba tiba nusuk itu. Itu (dipukul menggunakan apa) yang belum diketahui, korban tahunya dipukuli, kalau yang satu ditusuk langsung, menggunakan apa kita juga belum tahu,” sambung Probo.

Selain mengumpulkan keterangan saksi-saksi, Probo bilang, pihaknya juga tengah mengumpulkan rekaman CCTV di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Menurutnya, pemeriksaannya saat ini sedang berlangsung.

Sedangkan keterangan sementara dari korban, dijelaskan Probo, korban pun tak mengetahui detail kejadian lantaran kejadian terjadi tiba-tiba.

“Kalau dari keterangan korban semalam di rumah sakit, itu dia nggak tahu, katanya ada ribut-ribut, dia kan lagi beli sate, terus didatangi itu, terus dipukuli itu. Kita baru nyari pelakunya, kita baru mengumpulkan CCTV, itu juga belum rampung, karena gelap juga. Kita kumpulkan CCTV, kita lihat, kita olah pelan-pelan, bolak-balik, mudah-mudahan segera terungkap,” ungkapnya.

Berawal dari beredar di media sosial sebuah unggahan yang menyebut adanya keramaian di jalan Prawirotaman, Brontokusuman, Kota Jogja, tadi malam. Terkait hal tersebut polisi mengonfirmasi telah terjadi tindakan penganiayaan hingga penusukan.

Dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut, Kasi Humas Polresta Jogja, AKP Sujarwo, menyampaikan keramaian tersebut terjadi lantaran adanya tindakan penganiayaan hingga penusukan.

“Benar telah terjadi penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam,” terang Sujarwo saat dihubungi wartawan, Kamis (24/10/2024).

Sujarwo menjelaskan, pada Rabu (23/10/2024) sekitar pukul 21.25 WIB ada rombongan sekitar 25 remaja yang sedang nongkrong dan minum minuman keras di sebuah kafe di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Jogja.

“Lokasi di sebelah timur Jalan Parangtritis Kota Jogja. Kemudian dari rombongan tersebut ada yang melempar gelas ke jalan dan ada beberapa orang dari rombongan tersebut yang menyeberang ke arah barat tempat orang jualan sate dan terjadilah penusukan dengan senjata tajam terhadap salah seorang pembeli sate,” pungkasnya. (mif)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *