Hari Santri 2025: Pesantren Didorong Berdaya di Sektor Wisata Religi
Bondowoso – 1miliarsantri.net : Menjelang peringatan Hari Santri 2025, Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan pentingnya pesantren untuk terus bertransformasi menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, termasuk dalam sektor wisata religi.
Gagasan ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo, dalam rangkaian kegiatan Road to Hari Santri 2025. Ia menekankan bahwa pesantren tidak hanya menjadi lembaga pendidikan keagamaan, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai motor penggerak ekonomi dan budaya berbasis nilai-nilai Islam Nusantara.
Pesantren Sebagai Penggerak Ekonomi dan Wisata Religi
Menurut Wibowo, keberadaan pesantren yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia menjadi kekuatan strategis dalam mengembangkan wisata religi. Pesantren memiliki modal spiritual, sosial, dan kultural yang unik, kombinasi yang sangat potensial untuk menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
“Pesantren bisa menjadi pusat pengembangan wisata religi yang mengedepankan nilai edukatif dan spiritual. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, potensi ini bisa memberi manfaat ekonomi sekaligus memperkuat karakter bangsa,” ujarnya seperti dilansir dari Kemenag.go.id.
Dalam pandangannya, wisata religi tidak hanya berarti ziarah ke makam ulama atau tokoh Islam, tetapi juga mencakup kegiatan seperti tur edukasi pesantren, festival budaya Islam, dan wisata kuliner halal. Semua itu bisa menjadi daya tarik yang menonjolkan kearifan lokal pesantren sebagai bagian dari kebudayaan nasional.
Baca juga: Burkina Faso Klaim Raup US$ 18 Miliar dari Tambang Emas Sejak Traoré Memimpin
Potensi Besar Pesantren di Sektor Wisata
Indonesia memiliki lebih dari 36 ribu pesantren, dengan jutaan santri yang tersebar di berbagai daerah. Banyak di antaranya berdiri di lokasi strategis yang memiliki nilai sejarah dan spiritual tinggi. Misalnya, pesantren-pesantren tua seperti Lirboyo (Kediri), Tebuireng (Jombang), dan Darul Ulum (Rejoso) yang sejak lama menjadi pusat ziarah dan studi keislaman.
Kemenag menilai bahwa jika dikelola secara profesional, pesantren-pesantren ini dapat menjadi destinasi unggulan dalam paket wisata religi nasional. Tak hanya memberikan nilai tambah ekonomi bagi lingkungan sekitar, pengembangan wisata berbasis pesantren juga bisa memperkuat citra Islam Indonesia yang damai, terbuka, dan berperadaban.
Selain itu, banyak pesantren kini sudah mulai berinovasi dengan mendirikan kafe santri, galeri produk halal, hingga homestay syariah. Langkah-langkah kreatif ini menjadi bukti bahwa pesantren memiliki potensi kewirausahaan dan kemandirian ekonomi yang besar.
Dukungan Pemerintah untuk Pemberdayaan Pesantren

Pemerintah, melalui Kementerian Agama, berkomitmen mendukung pesantren agar lebih berdaya di sektor wisata dan ekonomi kreatif. Dukungan tersebut mencakup pelatihan pengelolaan pariwisata, digitalisasi promosi, serta akses permodalan bagi unit usaha pesantren.
Program seperti Santripreneur, Pesantren Go Digital, dan Pesantren Produktif menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam menjadikan pesantren sebagai pusat ekonomi umat. Dengan demikian, pesantren tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu agama, tetapi juga ekosistem sosial-ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan.
Wibowo menegaskan bahwa arah pembangunan pesantren ke depan harus sejalan dengan misi moderasi beragama dan kemandirian ekonomi. “Pesantren harus mampu menjadi model pembangunan berkelanjutan, mengajarkan nilai-nilai spiritual sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar,” tuturnya.
Sinergi Santri, Pemerintah, dan Masyarakat
Dalam momentum Road to Hari Santri 2025, kolaborasi antara pesantren, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci utama. Banyak daerah kini mulai mengangkat identitas pesantren sebagai bagian dari branding wisata lokal. Contohnya, di beberapa kota santri seperti Tasikmalaya, Kudus, dan Pekalongan, kegiatan keagamaan seperti haul, festival santri, dan ziarah wali telah menjadi agenda rutin yang menarik wisatawan.
Dengan dukungan infrastruktur, promosi digital, dan kemitraan lintas sektor, pesantren dapat menjadi destinasi wisata yang bukan hanya menawarkan pengalaman religius, tetapi juga edukatif dan inspiratif.
Baca juga: Sastra Santri: Merawat Tradisi Islam Nusantara Lewat Kata dan Karya
Menyongsong Hari Santri 2025: Pesantren Sebagai Lentera Peradaban
Peringatan Hari Santri ke-10 tahun 2025 menjadi momentum refleksi dan aksi nyata bagi dunia pesantren. Dari lembaga pendidikan tradisional, pesantren kini berkembang menjadi kekuatan sosial-ekonomi yang relevan dengan tantangan zaman.
Dengan semangat “Dari Pesantren untuk Dunia”, pesantren diharapkan terus menjadi pusat inspirasi, tempat ilmu, iman, dan amal berpadu membangun peradaban. Dan melalui sektor wisata religi, pesantren dapat menunjukkan wajah Islam Indonesia yang sejuk, inklusif, dan berdaya guna bagi bangsa serta dunia.
Penulis: Glancy Verona
Editor: Toto Budiman
Ilustrasi by AI
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

