Bisnis Islami Bukan Sekadar Halal, Tapi Juga Kreatif dan Berdaya Saing Global
Tegal – 1miliarsantri.net: Bisnis Islami sering kali dipandang sebatas soal kehalalan produk dan larangan riba. Padahal, menurut riset terbaru yang dilakukan Marsinah, R.A. Rodia Fitri Indriani, dan Hatidah dari Politeknik Prasetiya Mandiri, Bogor, konsep bisnis Islami punya peran jauh lebih luas: menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang etis, inklusif, dan berkelanjutan.
Riset berjudul “Peran Bisnis Islami dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif: Studi Observasi terhadap Pelaku Usaha di Komunitas Muslim” ini meneliti pelaku usaha di sektor kreatif — mulai dari kerajinan tangan, fesyen Muslim, hingga kuliner halal — dan menemukan bahwa nilai-nilai syariah dapat mendorong inovasi sekaligus menjaga moralitas bisnis.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa bisnis Islami bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga tanggung jawab sosial dan spiritual. Prinsip seperti kejujuran, keadilan, dan keberlanjutan ekonomi menjadi pondasi yang membuat usaha kreatif tetap bertumbuh tanpa mengorbankan etika.
Contohnya, dalam acara Muslim LifeFair di Bogor yang diinisiasi oleh Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), ribuan pelaku usaha Muslim saling berkolaborasi membangun jejaring bisnis. Mereka tidak hanya berjualan produk halal, tapi juga memperkuat semangat gotong royong dan transparansi dalam berdagang.
“Acara semacam ini bukan hanya soal penjualan, tapi tentang membangun jaringan dan kepercayaan,” ujar Ustaz Arifin yang dikutip dalam riset tersebut.
Baca Juga: UMKM Syariah Laris Manis Di FESyar Jawa, Omzet Tembus Hingga Rp6,8 Miliar
Dari Sertifikasi Halal sampai Kreativitas Digital
Marsinah dkk. juga mencatat bahwa kualitas produk dalam Islam adalah kewajiban moral. Artinya, pelaku usaha dituntut untuk terus berinovasi dan menjaga mutu, baik dari sisi bahan, proses, maupun dampaknya terhadap masyarakat.
Sertifikasi halal terbukti menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kepercayaan konsumen. “Kualitas produk yang baik dalam pandangan Islam dapat mempengaruhi peningkatan penjualan,” ungkap salah satu pelaku usaha dalam penelitian itu.
Tak berhenti di sana, digitalisasi juga menjadi kunci penting. Banyak pelaku UMKM Islami yang mulai memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk memperluas pasar, meski sebagian masih terkendala literasi digital dan akses teknologi.
Dampak Nyata bagi Ekonomi Kreatif
Bisnis Islami terbukti memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Melalui pemberdayaan masyarakat — seperti pelatihan produksi, pemasaran, dan sertifikasi halal — pelaku usaha Muslim membantu menciptakan lapangan kerja baru dan menghidupkan ekonomi desa.
Contohnya di Desa Jeruklegi Wetan, program pelatihan ekonomi lokal berbasis nilai Islam berhasil mendorong warga untuk mengembangkan produk olahan pangan yang bernilai jual tinggi. “Pemberdayaan ekonomi lokal adalah kunci keberlanjutan pembangunan,” ujar Kepala Desa Evi Sulistyawan, sebagaimana dikutip dalam riset itu.
Selain itu, meningkatnya kesadaran konsumen Muslim terhadap produk etis dan ramah lingkungan juga memperkuat ekosistem ekonomi kreatif. Kini, masyarakat tak hanya membeli karena harga, tetapi karena nilai — mereka memilih produk yang sejalan dengan prinsip syariah dan keberlanjutan.
Baca Juga: Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia dalam Persaingan Global
Tantangan yang Masih Mengadang
Meski potensinya besar, riset ini juga mencatat beberapa hambatan utama:
- Minimnya akses pembiayaan syariah. Hanya sekitar 10% pelaku UMKM Islami yang bisa mengakses modal berbasis syariah.
- Rendahnya literasi bisnis Islami. Banyak pengusaha belum memahami prinsip larangan riba, gharar, dan maysir.
- Kurangnya inovasi dan branding global. Produk Islami masih terbatas di segmen pasar Muslim dan kalah bersaing di pasar internasional.
- Kesenjangan digital. Banyak pelaku usaha belum memaksimalkan e-commerce karena keterbatasan keterampilan teknologi.
Menurut Marsinah dkk., hambatan ini bisa diatasi dengan sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan syariah, dan komunitas usaha Muslim.
Menuju Ekonomi Kreatif Berbasis Nilai
Kesimpulan dari penelitian ini sangat relevan dengan semangat generasi Muslim masa kini: berbisnis bukan hanya soal profit, tapi juga soal keberkahan dan keberlanjutan.
Bisnis Islami terbukti mampu:
- Memberdayakan ekonomi lokal,
- Menumbuhkan kepercayaan dan etika dalam perdagangan,
- Mendorong inovasi kreatif berbasis nilai moral,
- Sekaligus menjadi sarana dakwah sosial dan ekonomi.
Marsinah dan timnya menegaskan bahwa “sinergi antara inovasi dan kebijakan menjadi kunci untuk memperkuat kontribusi bisnis Islami dalam ekonomi kreatif.”
Dengan kata lain, masa depan ekonomi umat ada di tangan pengusaha Muslim yang berani kreatif, tetap berpegang pada syariah, dan peduli pada masyarakat.
Penulis: Satria S Pamungkas
Editor: Glancy Verona
Sumber Foto: Gemini AI
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


