25 Pesantren di Pekalongan Siap Wujudkan Pesantren Hijau Sambut Hari Santri 2025

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2025, sebanyak 25 pesantren di Kabupaten Pekalongan berkomitmen mewujudkan konsep Pesantren Hijau. Program ini menjadi langkah konkret dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kepedulian terhadap lingkungan. Melalui pelatihan dan pendampingan, pesantren diharapkan mampu menjadi pelopor perubahan menuju kehidupan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dilansir dari NU Online, kegiatan pelatihan ini merupakan kolaborasi antara Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU, Kementerian Agama (Kemenag), serta Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada penghijauan lingkungan pesantren, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis kepada santri sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab moral terhadap alam.
Pesantren Hijau: Integrasi Agama dan Ekologi
Konsep Pesantren Hijau berangkat dari pemahaman bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara manusia dan alam. Dalam pandangan Islam, menjaga lingkungan merupakan bagian dari amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Melalui program ini, pesantren di Pekalongan berupaya menghidupkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan pelatihan yang diikuti para perwakilan pesantren mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan sampah berbasis pesantren, konservasi air dan energi, hingga pembuatan taman dan kebun produktif di lingkungan pondok. Santri juga dibekali dengan pengetahuan tentang daur ulang, pemanfaatan energi terbarukan, dan sistem pertanian organik.
Menurut perwakilan LPBI PBNU, tujuan utama program ini adalah membentuk ekosistem pesantren yang mandiri, bersih, dan peduli lingkungan. “Santri bukan hanya diajarkan mengaji, tapi juga diajak memahami makna rahmatan lil ‘alamin melalui tindakan nyata menjaga bumi,” ungkapnya.
Baca juga: Semarak Hari Santri 2025 Warnai Pesantren: Dari MBG hingga Aksi Peduli Lingkungan
25 Pesantren Berkomitmen Jadi Contoh Nasional
Kabupaten Pekalongan menjadi salah satu daerah di Jawa Tengah yang paling aktif mengembangkan program Pesantren Hijau. Sebanyak 25 pesantren dari berbagai kecamatan, seperti Kajen, Bojong, Wiradesa, dan Kedungwuni, terlibat dalam pelatihan ini. Mereka akan menjadi percontohan bagi pesantren lain di wilayah Jawa Tengah.
Para pengasuh pesantren menyambut baik inisiatif ini. Menurut mereka, gerakan pesantren hijau bukan sekadar kegiatan seremonial menyambut Hari Santri, tetapi sebuah gerakan jangka panjang yang sejalan dengan misi dakwah Islam yang ramah lingkungan.
“Kami ingin santri memiliki kesadaran ekologis yang tinggi. Lingkungan yang bersih adalah bagian dari ibadah. Menanam pohon dan mengelola sampah adalah wujud cinta kepada ciptaan Allah,” ujar salah satu pengasuh pesantren peserta pelatihan.
Selain pelatihan teknis, kegiatan ini juga mencakup pendampingan dan monitoring jangka panjang. Setiap pesantren akan diminta membuat rencana aksi lingkungan, seperti pembuatan bank sampah, pengelolaan air limbah, hingga pembangunan ruang hijau terbuka.
Menyambut Hari Santri dengan Semangat Hijau

Pelaksanaan program ini menjadi bagian dari semarak peringatan Hari Santri 2025 yang mengusung tema “Santri Mandiri, Pesantren Maju, Indonesia Berdaya.” Dalam konteks ini, kemandirian pesantren tidak hanya diukur dari sisi ekonomi dan pendidikan, tetapi juga dari kemampuan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan mendukung penuh inisiatif ini dan berharap gerakan tersebut dapat menular ke seluruh lembaga pendidikan keagamaan di wilayahnya. Dinas Lingkungan Hidup juga terlibat dalam menyediakan bibit tanaman serta memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah terpadu.
“Santri harus menjadi agen perubahan. Ketika pesantren hijau berhasil diwujudkan, maka akan muncul generasi santri yang tidak hanya saleh secara spiritual, tapi juga peduli terhadap masa depan bumi,” kata perwakilan Kemenag Pekalongan.
Baca juga: Presiden Prabowo Bentuk Komite Percepatan Pembangunan Papua, Dipimpin Velix Wanggai
Pesantren Sebagai Laboratorium Ekologi Umat
Pesantren sejak lama dikenal sebagai lembaga yang mandiri dan memiliki sistem kehidupan komunal. Hal ini menjadi potensi besar untuk menerapkan praktik ramah lingkungan secara berkelanjutan. Dengan pembiasaan hidup hijau seperti menanam, mengelola air, dan memanfaatkan energi secara bijak, pesantren dapat menjadi laboratorium ekologi bagi masyarakat sekitar.
Melalui gerakan Pesantren Hijau, para santri diharapkan menjadi pionir dakwah lingkungan di era modern. Mereka tidak hanya menyampaikan ajaran agama, tetapi juga mengajak masyarakat menjaga bumi sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual.
Dengan semangat kebersamaan, pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren siap menghadapi tantangan zaman dengan langkah yang lebih hijau dan berkelanjutan. Saat Hari Santri 2025 tiba, masyarakat akan melihat wajah baru pesantren, lembaga yang tidak hanya mendidik jiwa dan akal, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap alam.
Penulis: Glancy Verona
Editor: Toto Budiman
Ilustrasi by AI
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.